“Aku membencimu.”Teala menatap punggung Jenandra dengan tatapan sendu. Ia juga tidak ingin berada di situasi ini. Ia ingin menikah karena keinginannya, sekalipun Jenandra adalah orang yang ia cintai. Tidak sekalipun Teala berharap atau berniat merebut Jenandra dari kakaknya. Bahkan, kalau dia tahu kakaknya akan pergi begitu saja, Teala pasti akan menahannya.Menghela napas panjang, Teala menahan air matanya yang jatuh. Setidaknya, ia harus berpura-pura kembali untuk sekarang. Memasang senyum paling manis dan bertingkah seolah segalanya baik-baik saja.Begitu tiba di hadapan Jenandra, gadis itu menatap pria di depannya dengan tatapan dalam, sebelum janji suci terucap dari mulut keduanya, dan secara sah, mereka menjadi suami istri.Saya mengambil engkau, Jenandra Jarka, menjadi suami saya, untuk saling menjaga dan memiliki, di waktu susah dan senang, kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit, untuk sali
Read more