Beranda / Romansa / Teman tapi Menikah / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Teman tapi Menikah: Bab 71 - Bab 80

117 Bab

Bab71. Perdebatan Unfaedah

Perdebatan unfaedah Angga dan Fajar masih terus berlanjut. Riska yang masih ingin berbicara dengan Angga, akhirnya hanya bisa cemberut. Sofia yang sadar jika mood Riska kembali berubah, karena perdebatan Angga dan Fajar, akhirnya mendekati Riska. "Sayang! Kamu makan sesuatu nggak? Mau Mama buatkan atau belikan?" tanya Sofia dengan penuh perhatian. "Mama! Fajar nyebelin, Ma!" Riska menatap Fajar dengan sebal. "Kamu itu bagaimana, Riska itu istrimu atau istriku? Kenapa kamu malah menyalahkanku karena Riska masuk rumah sakit! Bukankah itu karenamu, Riska berakhir di rumah sakit!" Suara Fajar cukup keras untuk didengar semua orang yang berada  ruang rawat
Baca selengkapnya

Bab72. Ngidam kah?

"Fajar ... Boleh ya! Aku mau makan itu," rengek Riska. Sore harinya, Fajar kebagian untuk menjaga Riska sendiri. Sedangkan yang lain, sedang pulang ke rumah untuk membersihkan diri dan juga berganti pakaian. Fajar terpaksa harus menemani Riska sendiri. Jika bukan karena ancaman dari orang tuanya dan juga Angga, Fajar akan  memilih untuk pulang saja. Bukannya Fajar tidak mau menjaga Riska. Tapi setelah Riska berada di rumah sakit, yang Fajar dapatkan adalah hal yang tidak baik. Mulai dari dia yang tiba-tiba tidak konek setelah mengetahui kehamilan Riska. Berdebat dengan Angga, dimarahi Riska, hingga telinganya dijewer mamanya. "Tidak bisa!"
Baca selengkapnya

Bab73. Rumah Sakit

Fajar kini tengah kelimpungan untuk menenangkan Riska yang menangis sesegukan. Apa yang ditakutkan Fajar benar-benar terjadi. Riska yang tadinya sok-sokan berani untuk mendengar cerita horor, berakhir dengan menangis sesegukan. "Aduh, Ris! Udah dong! Nanti kalau Om dan Tante tahu, pasti aku yang akan disalahkan lagi," ucap Fajar sambil memeluk Riska, dan mengusap-usap punggung Riska. "Kamu kenapa juga cari cerita yang serem begitu! Kan aku jadi takut!" jawab Riska dengan masih sesegukan. "Tuh kan! Aku lagi yang salah!" ucap Fajar dalam hati. "Iya maaf! Lain kali nggak lagi!" Fajar selalu m
Baca selengkapnya

Bab74. Rindu

Besok siangnya, Riska sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Tentu saja hal itu membuat Riska teramat sangat bahagia. "Ingat ya, Ris! Kamu harus menjaga pola makanmu. Makan makanan yang sehat juga. Kalau sempat, olahraga ringan juga bagus untuk kehamilanmu," pesan Wanti saat Riska sudah siap untuk kembali ke rumah. "Terima kasih ya, Tante. Riska sayang sama Tante," balas Riska sambil memeluk Wanti. "Sama-sama! Sudah lama juga ya, Tante nggak peluk kamu," ucap Wanti sambil tersenyum. Riska hanya terkekeh mendengarnya. Lalu mereka berdua pun melepaskan pelukan mereka. Wanti berbalik untuk melihat Fajar. 
Baca selengkapnya

Bab75. Masakan Riska

Riska kini tengah istirahat di dalam kamarnya. Tapi bukannya tidur siang, Riska justru menonton video wanita hamil.Riska duduk di atas ranjang sambil memangku laptop. Riska juga memakai kaos Angga yang sangat kebesaran di tubuhnya. Mau bagaimana lagi, Riska kangen setengah mati kepada Angga, tapi Angga nya belum pulang.Riska dengan serius menonton video tentang wanita hamil di laptopnya. Banyak hal yang Riska dapat dari menonton video itu."Berarti badan aku nanti bakalan bengkak dong," ucap Riska sambil melihat ke arah badannya sendiri."Kalau nanti badanku gendutan,Angga bakal tetep masih sayang sama aku nggak ya?"Riska berjalan menuju ke cermin untuk melihat bentuk tubuhnya sendiri.Di kehamilan Riska yang masih berada di trimester pertama ini, membuat bentuk tubuh Riska terlihat masih seperti biasanya.Tapi Riska sendiri juga merasakan ada beberapa bagian tubuhnya yang terasa semakin membesar."Baby! Kamu baik-baik disan
Baca selengkapnya

Bab76. Risty Lagi

"Angga!" Teriak seorang wanita.Merasa namanya dipanggil, Angga lalu menoleh ke belakang, dan mencari siapa yang sudah memanggilnya."Disini!" Teriak wanita itu sambil berlari kecil dan menyeret kopernya menghampiri Angga."Kamu …." Angga benar-benar tidak bisa berkata-kata saat melihat wanita itu."Mau apa kamu disini?" tanya Angga dingin."Kamu kok gitu sih! Aku nebeng kamu ya, sampai rumah!" ucap Risty tanpa tahu malu. Ya, wanita yang memanggil Angga tadi adalah Risty. Wanita yang tidak tahu malu, yang selalu mengejar-ngejar Angga."Memangnya kamu siapa, sampai aku harus membiarkanmu ikut denganku?" tanya Angga sarkastik.Dari dulu Angga sungguh tidak menyukai perangai Risty yang bertingkah tidak tahu malu di depannya.Untuk sekarang, Angga masih bisa menahannya. Bagaimanapun, mereka sudah dewasa, bukan lagi anak remaja."Jahat banget sih! Aku kan kesini memang mah nyusulin kamu," jawab Risty denga
Baca selengkapnya

Bab77. Kepanikan Angga

"Riksa, Kek …."Angga tidak tahu harus berkata apa saking paniknya."Ada apa dengan Riska?" tanya Kakek.Kakek merasa heran saja. Cucunya baru pulang dari luar kota, sesampainya di rumah, bukannya langsung bertemu dengan istrinya, malah mau pergi lagi."Kenapa kalian bohong sama Angga, Kek? Riska masih berada di rumah sakit kan? Angga harus segera menyusul Riska, Kek!" ucap Angga dengan mata yang sudah berkaca-kaca.Karena Angga yang berbicara begitu cepat, Kakek malah tidak menangkap apa maksud Angga. Kakek hanya menangkap kata rumah sakit, dan Angga harus segera ke sana."Kamu ini ngomong apa? Siapa yang sakit?" tanya Kakek.Kakek berjalan ke arah sofa, kemudian duduk di sana."Baru pulang, bukannya langsung menemui Riska. Kamu malah mau pergi lagi," omel Kakek."Ini Angga juga mau nyusulin Riska ke rumah sakit, Kek!" balas Angga gusar."Rumah sakit?" tanya Kakek membeo.Setahu Kakek, Riska berada
Baca selengkapnya

Bab78. Kekhawatiran Riska

"Ngomong-omong, Papa Rosyad dimana, sayang? Kok aku nggak lihat?" tanya Angga kepada Riska. "Papa lagi pergi beliin aku kedondong. Aku pengen banget makan buah kedondong," jawab Riska. "Kok belum pulang? Memangnya perginya dari kapan?" tanya Angga lagi. "Papa belum pulang dari kerja. Terus sekalian Papa pulang, aku minta untuk sekalian beliin kedondong." "Ya sudah!" "Kamu pasti capek kan, Ga. Sana pergi ke kamarmu, istirahat!" ucap Rahmat. Selain bermaksud untuk membiarkan Angga beristirahat, Rahmat juga tidak ingin melihat kelakuan Angga dan Riska yang jika sudah berdua, sering sekali lupa dengan
Baca selengkapnya

Bab79. Tengah Malam

"Terima kasih, Tuhan! Karena engkau telah memberikan laki-laki yang bisa menjaga dan menyayangi Riska dengan tulus."Rosyad yang sudah pulang dengan membawa buah kedondong pesanan Riska, langsung hendak masuk ke kamar Riska untuk memberitahu, jika buah kedondongnya sudah dia belikan.Tapi saat sampai di depan pintu kamar Angga yang tidak tertutup rapat, Rosyad mendengar semua yang dikatakan Angga kepada Riska.Bahagia? Tentu saja Rosyad merasa bahagia. Orangtua mana yang tidak bahagia, ketika anak gadisnya mendapatkan Suami yang baik serta tulus seperti Angga.Rosyad tersenyum dan hendak pergi meninggalkan kamar anaknya. Tapi niat itu langsung Rosyad urungkan, ketika Rosyad mengingat jika Riska tadi begitu sangat menginginkan buah kedondong.Tok! Tok! Tok!"Riska! Boleh Papa masuk?" ucap Rosyad setelah mengetuk pintu.Tentu saja ketukan Rosyad itu langsung membuat Angga melepaskan pelukannya kepada Riska.Bukannya apa-apa, Angga hanya merasa malu jika sampai kelakuannya itu dilihat ol
Baca selengkapnya

Bab80. Kepedulian 1

Di dalam kamar, Angga yang masih setengah sadar mencoba untuk memeluk Riska.Bukannya memeluk Riska, Angga malah mendapati jika ranjang di sebelahnya sudah kosong.Sontak saja hal itu langsung membuat Angga tersadar sepenuhnya. Angga mencoba untuk berpikir positif. "Mungkin saja Riska sedang di kamar mandi," pikirnya.Angga pun bangun dari tempat tidur, lalu berjalan ke arah kamar mandi. Angga mengetuk pintu kamar mandi, sambil memanggil-manggil nama Riska."Sayang! Kamu di dalam?" tanya Angga dengan suara agak keras, takut jika Riska tidak akan mendengarnya.Sudah tiga kali Angga mengetuk dan memanggil Riska, tapi tetap saja tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi."Aku masuk ya, Sayang!" Angga benar-benar merasa cemas karena tidak mendapatkan sahutan dari dalam kamar mandi.Begitu Angga membuka pintu kamar mandi, Angga sama sekali tidak melihat Riska di sana.Rasa panik dan takut sudah mulai menguasai pikiran Angga. Riska yang biasa saja, Angga sudah begitu protektif. Apalagi Riska
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status