Home / Romansa / Teman tapi Menikah / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Teman tapi Menikah: Chapter 61 - Chapter 70

117 Chapters

Bab61. Tidak Kuat

Fajar pada akhirnya harus mengalah. Dia harus kembali melihat bagaimana kemesraan Angga dan Riska yang membuatnya risih sendiri saat melihatnya.Randy sendiri juga menganggap lalu kelakuan sepupu dan istrinya itu. Mungkin karena dia juga sudah sering kali melakukan hal intim seperti itu, jadi Randy tidak ambil pusing.Angga sendiri juga dengan sabarnya menuruti apapun yang Riska lakukan padanya. Mereka memakan potongan kentang goreng dari mulut ke mulut.Angga sebenarnya juga merasa risih harus mempertontonkan kemesraan mereka kepada orang lain.Tapi apa mau dikata, Riska yang sedang dalam mode manja, mana mau mendengarkannya. Jika dia terus memaksa Riska untuk berhenti, yang ada Riska nanti akan menangis.Angga tidak masalah jika tidak ada orang lain. Bagaimanapun, dia menyukai sisi Riska yang manja kepadanya. Dia hanya merasa risih jika harus bermesraan di hadapan orang lain.Kecu
Read more

Bab62. Jodoh Cerminan Diri Sendiri

Seminggu berlalu, Riska kini tengah melamun dalam ruang kerja di butiknya.Saat ini, dia sedang malas untuk mendesain. Tidak ada inspirasi sama sekali. Dia mengetuk-ngetuk meja kerjanya dengan malas.Riska lalu mengambil ponselnya. Dia berniat untuk menghubungi Angga. Namun, sudah tiga kali dia memanggilnya, tidak dijawab sama sekali oleh Angga."Kemana sih Angga! Apa sibuk ya?" tanya Riska pada dirinya sendiri."Tapi aku kangen," gumam Riska.Riska saat ini sedang ingin makan es krim rasa vanilla. Tapi dia ingin Angga yang menyuapinya.Riska yang sangat ingin sekali Angga menyuapinya, langsung mengambil tasnya dan keluar dari butik. Dia bahkan mengabaikan teriakan Riri yang memanggilnya.Sesampainya di pinggir jalan, Riska lalu teringat dengan peringatan dari keluarganya, agar tidak pergi kemanapun sendirian.Riska menjadi bimbang, haruskah dia per
Read more

Bab63. Sekretaris Baru

Riska berjalan menuju ke ruangan Angga di lantai atas. Karena setelah menikah, dia sering berkunjung ke kantor Angga, jadi hampir semua karyawan disana mengenalnya dengan baik. Apalagi Riska juga bukan tipe orang yang sombong. Sesampainya di lantai ruangan Angga berada, Riska melihat jika ada seorang laki-laki yang berada di meja sekretaris. Sebelumnya Angga juga sudah bilang padanya. Jika selain Dimas, Angga juga hendak mencari Sekretaris lagi. Angga mengatakan padanya, jika dia akan mencari Sekretaris laki-laki saja. "Aku tidak mau kejadian dulu terulang kembali. Aku tidak akan memberikan celah di rumah tangga kita," ucap Angga waktu itu. Riska tidak menyangka jika Angga benar-benar mencari Sekretaris laki-laki. P
Read more

Bab64. Es Krim

Seperti kebiasaan Riska beberapa hari terakhir ini yang sangat menyukai berdekatan dengan Angga. Kini, dia sedang berada di pangkuan Angga dan memeluknya dengan erat. "Kamu tadi diantar siapa?" tanya Angga sambil mengusap punggung Riska. "Untung saja aku tadi nggak jadi kesini sendiri," ucap Riska dalam hati. "Aku tadi minta dianterin Fajar, habisnya kamu aku telepon nggak diangkat-angkat," jawab Riska. "Maaf ya! Tadi ponselnya aku silent. Soalnya aku lagi ada meeting. Kamu kesini mau makan siang bareng aku kan? Mau makan apa?" Riska sangat menyukai saat Angga begitu perhatian padanya. Riska benar-benar merasa sangat spesial saat Angga memperhatika
Read more

Bab65. Tanggung Jawab Angga

Angga mencium Riska dengan gemas. "Siapa yang ngajarin? Hhmm?" tanya Angga setelah dia melepaskan ciumannya. "Aku melihat di drama korea seperti itu. Aku kan jadi penasaran," jawab Riska. Angga tidak tahu harus bersyukur atau menyesal membiarkan Riska menonton drama korea. Apa Angga harus merasa bersyukur, karena Riska semakin berani melakukan tindakan di tempat pertama. Atau dia harus merasa menyesal, karena sekarang, otak Riska menjadi tercemar dengan meniru adegan-adegan dalam drama. Tapi mau bersyukur atau menyesal, Angga sebagai laki-laki, tentunya perasaan senang lebih mendominasi, ketika pasangannya menjadi lebih ekspresif. "Apa saja yang sudah kamu
Read more

Bab66. Keberangkatan Angga

Tiga hari berlalu. Akhirnya hari keberangkatan Angga ke kota B tiba juga. Riska menjadi semakin manja bukan main, bahkan kedua orangtua mereka sampai harus turun tangan untuk mencoba menenangkan Riska yang tidak mau ditinggal Angga. "Riska! Lepas dulu ya! Angga juga bukannya tidak akan kembali lagi," bujuk Rosyad. Mereka semua ikut mengantar Angga ke bandara, termasuk juga Fajar. Riksa yang merasa akan ditinggal Angga, sama sekali tidak mau melepaskan pelukannya. "Papa jahat! Papa mau misahin aku dan Angga!" Riska menangis dengan keras karena Rosyad mencoba untuk melepaskan pelukan Riska pada Angga. "Mana ada Papa mau misahin kalian!" Rosyad tidak terima di
Read more

Bab67. LDR

Jam satu malam, Riska yang sudah tidak bisa lagi menahan rasa rindunya kepada Angga, akhirnya menangis sejadi-jadinya.   Riska menangis sendiri di dalam kamar sambil memeluk foto pernikahan mereka.   "Angga! Aku kangen!" ucap Riska berulang-ulang.   "Kenapa kamu lama banget disana?" ucap Riska.   Padahal, ini baru hari pertama Angga pergi, tapi sikap Riska sudah seperti ini.   Tadinya Riska tidak ingin mengganggu orangtuanya, karena ini sudah tengah malam. Tapi sekarang, rasanya Riska benar-benar membutuhkan orang di sampingnya.   Riska akhirnya berjalan keluar kamar sambil memeluk foto pernikahann
Read more

Hamil

Hari ke empat Angga pergi ke luar kota. Riska yang sudah tidak bisa menahan rasa rindunya kepada Angga, ditambah lagi dengan kondisinya yang memang menurun beberapa hari terakhir ini, akhirnya pingsan.Riska dari pagi sudah merasakan tubuhnya tidak enak. Tapi dia tetap memaksakan diri untuk datang ke butik dengan diantar Fajar.Bahkan sedari pagi, pertanyaan kamu baik-baik saja, selalu ditanyakan oleh keluarganya.Riri sendiri juga merasa jika Riska sedang tidak baik-baik saja. Terlihat dari wajahnya yang terlihat pucat."Mbak Riska!"Riri mengetuk pintu ruang kerja Riska, sambil memanggil-manggil namanya. Tapi hampir lima menit dia mengetuk dan memanggil-manggil nama Riska, tidak ada sahutan dari dalam.Riri pun akhirnya menjadi khawatir, takut terjadi apa-apa dengan Riska. Karena Riska tidak pernah mengabaikan jika Riri memanggilnya, apalagi mengingat wajah pucat Riska tadi pagi.Dengan mengumpulkan keberaniannya, Riri membuka pintu
Read more

Bab69. Mendadak Lemot

Kini para orangtua dan juga Kakek, sudah berada di rumah sakit. Mereka menunggu Riska yang sampai sekarang masih belum sadar. Wajah-wajah bahagia tidak bisa mereka sembunyikan. Bahkan sekarang kedua orangtua Fajar juga berada di dalam ruang perawatan Riska. "Pa! Kita kasih tahu Angga sekarang, pa?" tanya Sofia. Sofia duduk di kursi samping bankar Riska. Sofia menggenggam tangan Riska yang tidak terpasang infus. Rasa haru dan bahagia sangat terasa. Sebagai orangtua, dia memang menginginkan untuk menggendong cucu segera. Tapi mereka juga bukan tipe orangtua yang akan memaksakan kehendak mereka. "Jangan kasih tahu Angga dulu! Riska belum sadar ini!" Kakek yang
Read more

Bab70. Memberitahu Angga

Di kota B, Angga benar-benar mencoba yang dia bisa, untuk segera menyelesaikan pekerjaannya disana. Rasa tidak tega dan juga bercampur rindu kepada Riska, tumpang tindih menjadi satu. Apalagi jika Angga teringat dengan air mata Riska saat mengantarnya ke bandara. "Ga! Ini mau kamu selesaikan sekarang? Kamu istirahatlah dulu, jangan memaksakan diri!" Dimas sampai tidak tega, karena melihat Angga yang memaksakan dirinya untuk segera menyelesaikan pekerjaannya di kota B. "Taruh saja di meja! Kamu juga sudah melihatnya sendiri, bagaimana Riska menangis waktu mengantarku ke bandara kan?" Angga bukannya tidak capek. Dia capek, sangat capek malah. Tapi jika mengin
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status