Beranda / Romansa / Teman tapi Menikah / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Teman tapi Menikah: Bab 41 - Bab 50

117 Bab

Bab41. Risty Amora

Sepanjang makan malam ini, muka Angga dan Riska terlihat masam. Terutama muka Riska, yang tidak kelihatan ramah sama sekali.Tadinya Angga ingin sekalian menghandle pekerjaannya yang berada di kota ini. Tapi yang tidak dia duga, mereka malah bertemu dengan wanita jadi-jadian di depannya ini.Risty Amora, salah satu wanita yang mengejar-ngejar Angga dari dulu. Sudah beberapa tahun ini Risty seperti hilang ditelan bumi. Tapi sekarang, dia tiba-tiba muncul dihadapan Angga lagi.Risty ini anak salah satu dari rekan bisnis Rahmat. Risty yang tidak sengaja bertemu dengan Angga, langsung menyukainya pada pandangan pertama.Akhirnya Risty meminta Ayahnya untuk menjodohkannya dengan Angga. Ayah Risty langsung menyetujui permintaan Risty tanpa berpikir panjang.
Baca selengkapnya

Bab42. Pelakor Dimana-mana

"Mau disuapi?" tanya Angga. Ditawari untuk disuapi, mana mungkin Riska menolak. Apalagi masih ada Risty di sana. Angga melakukan ini bukan hanya untuk membuat Risty jengkel. Tapi dia juga melakukan ini karena memang keinginannya dari dalam hatinya untuk menyuapi Riska. Riska menerima suapan dari Angga dengan hati gembira. Seperti kata pepatah, memukul dua burung dengan satu batu. Selain bisa membuat Risty menjadi jengkel. Hati Riska pun merasa senang dengan perhatian Angga. "Oh iya! Pak Angga ini sudah menikah berapa lama kalau boleh tahu?" Gino bertanya di sela-sela makan malam mereka. "Sudah seki
Baca selengkapnya

Bab43. Terkuak

Seperti yang dikatakan Randy dua hari lalu. Hari ini dia akan kembali berkunjung ke kediaman Hermawan. Sejak terakhir kali dia berkunjung kesana dan mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari Angga dan Riska. Jujur saja Randy masih tidak berani untuk kembali berkunjung kesana. Mumpung mereka kini tengah berbulan madu, waktu ini Randy gunakan untuk mengunjungi Kakek dan juga Om dan Tantenya. Selain itu, Randy juga ingin berbicara dengan Fajar. Dia masih saja penasaran, alasan apa yang menyebabkan Angga dan Riska memperlakukannya seperti kriminal. Randy pikir Fajar pasti tahu, karena mereka bertiga sangatlah dekat sedari kecil. Kini Randy tengah berada di
Baca selengkapnya

Bab44. Kegelisahan Randy

Setelah pembicaraannya dengan Randy tadi, Fajar menjadi sadar, jika dirinya ternyata tidak cukup percaya dengan kedua sahabatnya. Jika dia mempercayai kedua sahabatnya, mereka pasti tidak akan menikah dengan paksa seperti itu. "Tapi itu juga tidak bisa dibilang salahku! Salahkan keadaan yang sangat mendukung waktu itu," gumam Fajar. "Benar! Itu salahnya keadaan yang saat itu seakan membuktikan jika mereka memang benar-benar sudah melakukan hal diluar batas," lanjutnya. Fajar mondar-mandir di dalam kamarnya. Jauh di dalam hatinya, dia merasa bersalah dan bingung dengan kenyataan yang baru saja didapatkannya. "Sekarang harus bagaimana?" Fajar kembali teringat
Baca selengkapnya

Bab45. Bulan Madu 2

Malam ini Riska tengah duduk di pangkuan Angga. Mereka duduk di kursi yang berada di balkon kamar mereka, menikmati malam pertama mereka di pulau ini. Angga sibuk merapikan rambut Riska yang sedikit berantakan. Sedangkan Riska sendiri, dia sibuk memainkan jakun Angga yang sangat menonjol. "Angga! Apa kita akan bertemu dengan Risty lagi?" tanya Riska di sela-sela kegiatan mereka. Angga menghentikan kegiatannya merapikan rambut Riska. "Aku harap tidak!" jawab Angga singkat. "Aku masih kesal sampai sekarang!" Riska mengadu. Angga diam. Dia akan menjadi pendengar yang baik akan keluhan Riska. "Memangny
Baca selengkapnya

Bab46. Yang Sebenarnya

Angga mendusel-dusel Riska yang sedang kesal. Bagaimana mungkin Riska tidak kesal, jika tadi pagi Angga mengerjainya tidak cukup hanya sekali. "Kenapa, hhmmm?" Angga memeluk Riska dari belakang dengan wajahnya berada di ceruk leher Riska. "Masih marah?" Angga mengendus leher Riska yang terekspos. Siang ini Riska menolak saat diajak Angga untuk jalan-jalan keluar. Apalagi alasannya, jika bukan karena badannya yang sangat capek bukan main setelah dikerjai Angga dari semalam. Riska tengah ngambek karena Angga tadi mengabaikan Riska yang memintanya untuk berhenti. "Sudah ya! Jangan marah lagi, hmmm!" b
Baca selengkapnya

Bab47. Bulan Madu 3

Hari keempat bulan madu, mereka memutuskan untuk jalan-jalan di pulau itu. Riska yang memang orangnya sangat menyukai pemandangan alam, menarik Angga kesana kemari, tanpa rasa lelah. Saat tiba saatnya makan siang, mereka memilih untuk ke restoran terdekat dari lokasi mereka berada. Mereka makan siang, diselingi dengan pembicaraan tentang apa yang akan mereka lakukan besok. Riska sesekali tertawa dengan apa yang diucapkan Angga. Riska dengan rambutnya yang diikat ponytail, ditutupi dengan topi berwarna hitam. Saat dia tersenyum, begitu indah di mata Angga. Jika ada yang bertanya kepada Angga, apa pe
Baca selengkapnya

Bab48. Hari Terakhir Bulan Madu

Pagi harinya, Riska membereskan semua pakaian mereka ke dalam koper. Riska benar-benar kekeh untuk minta pulang hari ini juga. Sejujurnya Angga masih ingin berbulan madu lebih lama lagi. Sialnya, mereka malah bertemu dengan Risty yang menghancurkan acara bulan madu mereka. "Kita berangkatnya setelah bertemu dengan Gino, ya!" Angga mendekati Riska yang tengah sibuk menata barang-barang mereka ke dalam koper. Riska juga bukanlah orang yang tidak rasional. Untuk masalah pekerjaan, Riska termasuk orang yang longgar. Apalagi sebelum mereka berangkat, mereka sudah sepakat untuk sekalian membahas pekerjaan Angga yang berada disini. Hanya saja yang tidak Riska suka, jika mereka nanti bertemu lagi dengan Risty, dan Riska yak
Baca selengkapnya

Bab49. Riska Memukul Kepala Randy

Kepulangan Angga dan Riska yang mendadak, membuat orang rumah terkejut. Tidak terkecuali Randy yang masih berada disana. Mereka semua kini tengah berkumpul di ruang keluarga, kecuali Rahmat. Dia masih berada di perusahaan menggantikan Angga. Randy yang duduk di sofa, bergerak dengan gelisah. Sejujurnya, dia masih belum berani untuk bertemu dengan sepupunya itu. "Kenapa sudah pulang? Bukankah seharusnya masih ada tiga hari lagi? Hhmm!" tanya Rosyad. Rosyad mengusap kepala Riska yang sekarang sedang memeluknya dengan erat. Saat sudah sampai di rumah, Riska langsung menempel kepada Rosyad. Bahkan koper mereka masih tergeletak begitu saja di lantai.
Baca selengkapnya

Bab50. Menagih Janji

Di atas ranjang, Angga memeluk Riska dengan erat. Lelah, sudah pasti. Tapi rasa lelah itu bisa terobati dengan memeluk Riska seperti ini.Mereka bahkan enggan, hanya sekedar turun untuk makan malam."Sudah puas tadi?" Bukan apa-apa, Angga hanya ingin memastikan tidak ada lagi rasa jengkel di hati Riska.Angga ingin kedepannya, setiap Riska bertemu dengan Randy, maka sikapnya bisa kembali seperti dulu lagi.Randy adalah sepupunya, jadi sudah pasti mereka akan sering bertemu satu sama lain di masa depan."Sebenarnya masih kesal sih. Gara-gara Kak Randy, Papa melihatku sebagai anak nakal. Tapi cukup puas juga, aku memukulnya dengan keras tadi."Riska bangun dari tidurnya, lalu duduk bersila. Dia menatap Angga yang masih tiduran, menjadikan kedua tangannya sebagai bantal."Kamu masih akan di rumah sampai tiga hari kedepan kan?" tanya Riska penasaran."Kenapa memangnya?" Padahal Angga sudah berpikir,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status