Di atas ranjang, Angga memeluk Riska dengan erat. Lelah, sudah pasti. Tapi rasa lelah itu bisa terobati dengan memeluk Riska seperti ini.Mereka bahkan enggan, hanya sekedar turun untuk makan malam."Sudah puas tadi?" Bukan apa-apa, Angga hanya ingin memastikan tidak ada lagi rasa jengkel di hati Riska.Angga ingin kedepannya, setiap Riska bertemu dengan Randy, maka sikapnya bisa kembali seperti dulu lagi.Randy adalah sepupunya, jadi sudah pasti mereka akan sering bertemu satu sama lain di masa depan."Sebenarnya masih kesal sih. Gara-gara Kak Randy, Papa melihatku sebagai anak nakal. Tapi cukup puas juga, aku memukulnya dengan keras tadi."Riska bangun dari tidurnya, lalu duduk bersila. Dia menatap Angga yang masih tiduran, menjadikan kedua tangannya sebagai bantal."Kamu masih akan di rumah sampai tiga hari kedepan kan?" tanya Riska penasaran."Kenapa memangnya?" Padahal Angga sudah berpikir,
Baca selengkapnya