Home / Romansa / Sang Sekretaris / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Sang Sekretaris: Chapter 81 - Chapter 90

156 Chapters

Sampai Nanti

Aga masuk ke dalam kamar dengan membawa semangkuk bubur ayam yang diminta oleh Bening. Ditambah, satu strip obat penurun panas serta sakit kepala, yang baru saja diantar oleh salah satu karyawan yang bekerja di apartemen. Gadis itu kembali tertidur, sambil membungkus tubuhnya dengan selimut, hingga mau tidak mau, Aga harus membangunkan Bening kembali terlebih dahulu. Aga meletakkan semua barang yang dibawanya ke atas nakas, lalu membangungkan gadis itu sekali lagi. “Ning, sarapan dulu,” ujar Aga seraya menyentuh bahu Bening dan mengguncangnya dengan perlahan. “Bubur ayamnya sudah ada.” “Bening, bangun.” Gadis itu hanya menggumam dan semakin menarik selimut dan kembali menutup seluruh tubuhnya. “Ning—”
Read more

Kamu, Siapa

Aga meletakkan satu tangan di atas dahi Bening, dan menjauhkan kepala gadis yang tengah menempel di dadanya dengan perlahan. Meskipun hatinya kesal bercampur gusar, tapi Aga berusaha untuk tidak berbuat kasar pada gadis itu.“Lepas, Ning,” titah Aga masih sembari menahan kepala Bening.Bibir sensual yang pucat itu pun memberengut seraya menggeleng. “Hape dulu.”“Nggak akan.”“Sama dong,” sahut Bening dengan cepat, kendati rasa pusing di kepalanya masih tidak mau pergi. “Saya juga nggak akan lepasin Pak Aga.”“Jangan mancing-mancing kalau nggak mau diajak ke penghulu.”“Ish, kepala Bapak isinya cuma kawin
Read more

Ikuti Kata Hati

Setelah mengambil laptop yang berada di mobil dan kembali ke dalam unit Bening, Aga hanya duduk di ruang tamu, tanpa masuk ke dalam kamar. Aga khawatir, akan ada pemandangan yang seharusnya tidak dilihat, ketika Bening selesai mandi. Untuk itulah, Aga hanya menunggu gadis itu di ruang tamu. Jika Bening tidak keluar dalam kurun 15 menit, barulah Aga akan mengetuk pintu kamar terlebih dahulu, untuk memastikan gadis itu sudah selesai mandi atau belum.Ada beberapa hal yang harus dibicarakan Aga dengan Bening kali ini. Namun sebelum itu, Aga harus mengecek e-mail perusahaan terlebih dahulu terutama hasil dari rapat redaksi pagi ini.Aga meletakkan laptop di pangkuan, lalu mulai membaca beberapa e-mail yang masuk satu persatu dengan teliti. Begitu menemukan sesuatu yang harus dibenahi, maka Aga langsung membalas e-mail tersebut agar beberapa materi yang ada bisa dir
Read more

Status Kita

Hari itu, Aga sudah berusaha untuk pulang secepat mungkin. Walaupun, ketika sampai di apartemen, jarum jam dinding yang terpajang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Kendati begitu, selama Aga berada di luar, ia tidak pernah absen untuk mengecek keadaan Bening setiap jamnya. Jika tidak sempat menelepon, Aga akan mengirimkan gadis itu sebuah chat untuk bertanya mengenai kondisi tubuhnya. Andai sampai besok suhu tubuh gadis itu masih saja sama, Aga akan langsung membawa Bening ke rumah sakit, meskipun gadis itu nantinya menolak untuk pergi.Sebelum Aga pergi siang tadi, ia sudah menyiapkan dua porsi bubur ayam, serta roti tawar untuk gadis itu. Aga juga sudah membuang semua stok mi instan, yang ternyata masih ada di salah satu lemari gantung di dapur. Aga juga sudah berpesan pada Bening, kalau menginginkan sesuatu, maka gadis itu bisa langsung menelepon resepsionis yang bertugas di bawah. Semua hal sudah
Read more

Banyak Syarat

Semalaman, Aga tidak bisa tidur dengan tenang. Ucapan Bening selalu terngiang dan hal itu membuatnya sakit kepala.Bagaimana jika yang dikatakan gadis itu benar? Ada seorang pria di luar sana, yang bisa saja mengajak gadis itu untuk menjalin hubungan dan Bening pun menerimanya.Andai hal itu terjadi, maka Aga sudah tidak bisa mendekati gadis itu lagi. Sia-sialah semua yang sudah dilakukannya selama ini, dan itu tidak boleh terjadi. Memikirkan hal tersebut, Aga langsung pergi ke tempat Bening untuk berbicara serius dengan gadis itu.“Ning …” Aga membuka pintu kamar yang memang tidak tertutup sempurna. Ia melihat Bening sudah duduk di tepi ranjang dengan muka bantal dan surai ikal yang sudah tidak karuan. Namun, wajah polos yang sudah tidak terlihat pucat itu, tampak semakin manis saat bangun tidur
Read more

111

Walaupun pusing mendengar Bening memuntahkan persyaratannya satu per satu, tapi, Aga yakin sekali kalau ia bisa memenuhi semuanya. Karena Aga sudah mengatakan sanggup, dan berjanji akan melakukannya satu persatu, maka giliran Bening yang harus menyanggupi permintaan dari Aga.“Jadi, gimana? Bisa kita langsung nikah nanti malam?” buru Aga yang sedari tadi belum mendengar jawaban dari gadis itu sama sekali. Sampai ia mengantarkan Bening ke depan unitnya pun, Bening masih bungkam dan selalu mengalihkan pembicaraan mereka.Bening meringis lebar seraya melemparkan tawa garingnya. Satu tangannya sudah memegang handle pintu, tapi belum mengeluarkan access cardnya sama sekali.“Ngebet banget, sih, Pak. Pasti pengen enak-enak aja, kan?”Aga menggeleng, mes
Read more

Begadang Sampai Pagi

Aga membuang napas panjang dengan rasa lega yang tidak terkira, setelah menutup pintu apartemen yang malam ini akan ditempatinya bersama Bening. Akhirnya, semua orang yang terlibat dalam momen pernikahan sederhananya dengan Bening beberapa saat yang lalu, sudah pergi dan hanya menyisakan Aga, dan istri barunya. Ternyata, membujuk Bening tidak sesulit yang Aga bayangkan. Cukup menuruti permintaan gadis itu saja, maka Bening akan bersikap jinak dan juga mau menuruti kemauan Aga. Setelah sekian lama berkutat dengan perdebatan yang selalu tercipta, Aga akhirnya bisa sedikit mengerti harus bagaimana jika berhadapan dengan gadis itu. Dengan kembali menghela napas, Aga melangkah perlahan menuju kamar utama sebuah apartemen, yang malam ini ia gunakan untuk melangsungkan pernikahannya. Masih dalam komplek apartemen yang sama, tapi di tower yang berbeda. Letaknya berse
Read more

What You See, is, What You Get

Aga menelan ludah kemudian memberi celah di antara kedua bibirnya, saat melihat Bening keluar dari kamar mandi. Sebuah gaun tidur berbahan satin, dengan dua buah tali yang menggantung di atas pundak, terang saja membuat jiwa Aga sebagai seorang pria meronta. Terlebih, sudah lama Aga tidak melepas hasratnya di tempat yang seharusnya.“Ning …” Suara Aga terdengar berat dan berusaha menahan gairahnya sebisa mungkin. “Apa kamu nggak punya baju lain untuk tidur?”Wajah polos itu sontak memberengut mendengar protes Aga. Sambil menghentak kaki, Bening menghampiri tempat tidur lalu menghempas kasar bokongnya di tepi ranjang. “Katanya suka, kalau aku pake baju begini, kenapa masih protes aja?”“Aku, tidur di kamar sebelah aja kalau begitu.”
Read more

Apapun

Aga pernah menikah. Aga juga pernah melalui malam pertama sebelumnya. Akan tetapi, kali ini semuanya benar-benar terasa berbeda. Setiap sentuhan, pagutan, lenguhan, dan semua hal yang tercipta dalam penyatuannya dengan Bening, terasa begitu intim. Kobaran gairah yang terpancar dalam setiap tatapan, sungguh tidak pernah Aga rasakan sebelumnya. Bening sangat ekspresif, dan tidak segan untuk mengungkapkan, apa yang gadis itu mau, dan apa yang ia suka. Aga juga sangat menyukai ketika Bening bersikap dominan dalam sekali waktu, dan menguasai permainan. Aga sampai melupakan, bahwa istrinya itu masih belum sembuh sepenuhnya, dan masih dalam tahap pemulihan. Aga sunggung menikmati setiap gesekan yang terukir dalam penyatuan mereka. Peluh yang menyatu begitu panas. Semua alunan desah yang semakin menguarkan keputusasaan p
Read more

Siap-siap

Aga mendesis pelan karena tangan kanannya benar-benar mati rasa. Kepala Bening, sepertinya tidak berpindah semalaman dari atas tangannya. Aliran darah Aga seolah berhenti dan membuat tangannya terasa keram dan sangat kaku ketika hendak digerakkan.Ini juga kali pertama dalam hidupnya, Aga merasakan hal seperti sekarang. Tidur dengan memeluk sang istri, tanpa mengenakan satu helai benang pun hingga pagi menjelang. Rasanya tentu saja luar biasa. Jika saja Aga tidak mengingat, kalau tubuh sang istri masih belum pulih sepenuhnya, ia pasti sudah membangunkan Bening dengan sesuka hati.Aga mencoba mengangkat, kepala Bening yang masih tampak tertidur pulas itu dengan amat perlahan. Ia tidak ingin membangunkan sang istri dan mengganggu istirahatnya. Biarlah Bening terlelap, agar tubuhnya segera pulih dan mereka bisa beraktivitas dengan normal, layaknya pengantin baru p
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status