“HEEEI!” Rindu berteriak protes setelah terdiam beberapa saat, untuk mencerna ucapan Dewa yang sangat menusuk. Ia memang bukan siapa-siapa, dan tidak memiliki apa-apa. Namun, bukan berarti Dewa bisa merendahkannya, hanya karena pria itu sudah membiayai, dan menjamin hidup Rindu. Dewa yang sudah berbalik dan meninggalkan Rindu itu, seketika menghentikan langkahnya ketika ia baru berada di bibir pintu. Dewa berbalik pelan, seraya menenggelamkan satu tangannya di saku celana. Satu alisnya terangkat santai dan menatap tanya, tanpa mengucap kata. “Menjamin hidupku, katamu! Jaga sikap, katamu! Tahu diri, katamu!” Dada Rindu sudah bergerak naik turun tidak menentu. “Anggap, uang yang sudah aku habiskan kemarin itu sudah impas dengan pelayananku selama ini sama kamu! Dan sisanya, sebentar lagi aku transfer langsung ke rekeningmu, Pak Dewan yang terhormat!” Dengan semua harga diri yang masih tersisa, Rindu menahan panas yang menjalar di sekujur wajahnya. Ia merogoh
Last Updated : 2022-03-30 Read more