“Sudah satu bulan lebih, Rik.” Dewa menutup pintu mobil yang baru dimasukinya dengan keras. Setelah mengikuti rapat kerja yang sangat menguras pikiran di dalam sana, akhirnya Dewa bisa keluar dan mendinginkan otak yang sedari tadi sudah mendidih. Riko yang sebelumnya diminta Dewa untuk menjemput pria itu, hanya bisa meringis datar. Riko menoleh pada Dewa yang duduk di sampingnya dengan serba salah. “Baru kali ini aku lihat kinerjamu lambat!” “Bukan lambat, Pak, Dewa,” ralat Riko sambil memasang sabuk pengaman dan menstarter mobilnya. “Tapi memang nggak ada yang harus dilaporkan. Kerjaan Rindu, ya, cuma begitu-gitu aja tiap hari. Ke kantor, keliling, dan nggak pernah ke klinik atau ke rumah sakti sama sekali. Apotek juga nggak.” “Yang MITV, apa ada perkembangan? Kenapa dia ke sana?” Riko menggeleng sambil terus berkonsentrasi dengan kemudinya. “Rindu ke sana karena ada urusan kerjaan.” “Panci?” “Panji, maksudnya?” tanya
Terakhir Diperbarui : 2022-03-05 Baca selengkapnya