Semua Bab Pewaris yang Amnesia: Bab 1 - Bab 10

247 Bab

1 Pelayan yang Direndahkan

"Kevin! Cepat ke meja nomor lima, ada tamu mau komplain!" bentak Tuti sambil melotot ke arah Kevin.   "Iya, tante." Kevin segera menuju ke meja nomor 5. Sebagai pelayan di restoran ini, Kevin harus sigap, setiap kali ada perintah dari Tuti, sebagai pemilik restoran Bunga Bakung ini."   Kevin segera mendekati meja 5 dan langsung mengeluh dalam hati saat dia melihat siapa saja yang ada di meja nomor 5 itu.   Karena yang berada di situ, adalah teman-temannya Lisa, tunangannya Kevin.   Sejak dulu, teman-temannya Lisa ini selalu mengganggu Kevin, hanya karena Kevin adalah tunangannya Lisa. Karena mereka tidak pernah suka dengan pertunangan antara Kevin dan Lisa, Lisa sendiri adalah anak dari Tuti dan Indro Lelono.   Setahun yang lalu Indro lah yang membawa Kevin ke rumah yang menyatu dengan restoran ini. Saat itu, Kevin berada dalam keadaan blank. Dia tidak memiliki ingatan sama sekal
Baca selengkapnya

2 Pewaris yang Amnesia

"Gregorius Grup? Aku tidak pernah mendengar nama itu," kata Kevin sambil mengerutkan keningnya. "Dan selama ini, aku tahu namaku cuma Kevin, tanpa ada embel-embel lainnya." "Itu karena tuan muda mengalami amnesia. Tuan muda pernah mengalami kecelakaan yang membuat tuan muda jadi seperti ini," kata wanita itu. "Oh, iya, namaku Susan." "Kecelakaan? Kecelakaan apa? Tapi sudahlah, jangan menambah masalahku, Susan. Aku baru saja dipecat dari pekerjaanku dan diusir oleh tunanganku sendiri. Aku harus segera mencari pekerjaan." "Tuan muda kan tidak perlu mencari pekerjaan karena properti dan uang atas nama tuan muda, ada banyak sekali di seluruh dunia." "Jangan gombal. Biasanya yang gombal itu laki-laki, bukan kaum perempuan. Sudah ah, aku harus cari kerja supaya aku bisa merebut tunanganku kembali." "Tuan muda, tuan muda tidak perlu mencari pekerjaan. Tuan muda tinggal tunjuk saja maka tempat yang tuan muda tunjuk itu, pasti adalah milik dari keluarg
Baca selengkapnya

3 Dituduh Pencuri Kartu

Kevin celingukan tapi ternyata apa yang dicari tidak dia temukan. Mobilnya Susan sudah tidak ada lagi di bawah sana.   Awalnya Kevin ingin pergi saja dari sini, tapi kemudian dia teringat akan kartu yang dia terima dari Susan, karena itu, dia putuskan untuk masuk ke dalam bank, karena dia masih ingin membuktikan perkataan Susan sekali lagi.   "Ya udah. Kalau kamu memang mau ada keperluan dengan rekeningmu, kamu boleh ke customer service di dalam. Mereka akan melayani kamu dengan baik tetapi jangan lagi meminta Pak Harun sendiri yang turun tangan untuk menemui kamu, mengerti?" Tegas satpam tadi yang masih memandang remeh kepada Kevin.   Kevin mengangguk dan kemudian mengambil nomor antrian di meja customer service.   Saat Kevin sedang menunggu nomor antriannya dipanggil, dia melihat kedatangan Lisa dan Victor yang bergandengan tangan masuk ke dalam bank.   Victor langsung tertawa-
Baca selengkapnya

4 Siapa Sebenarnya Aku?

"Pak Harun, dia ini hanyalah pelayan restoran yang sering mengantar makanan disini. Tidak mungkinlah dia seorang tuan muda, pak," kata salah seorang satpam yang ditambah anggukan kepala dari customer service yang tadi. "Pasti ada suatu kesalahan, Pak Harun. Mungkin dia mencuri identitas tuan muda yang bapak maksud tadi," timpal Victor. "Iya, pak. Dia ini hanya pelayan rendahan di rumah makan ibuku, tidak mungkin lah kalau dia ini seorang tuan muda," tambah Lisa. "No. Informasiku valid. Dia ini adalah tuan muda dari Keluarga Gregorius, pemilik dari bank ini, juga pemilik dari banyak perusahaan di dunia ini," bantah Harun. Kevin masih setengah tidak percaya mendengar kata-kata Harun itu, karena dia masih merasa dirinya berada di dalam sebuah acara televisi yang sedang berusaha melakukan prank kepada dirinya seolah dirinya adalah anak orang kaya raya. Karena itu, Kevin berkata, "oke. Kalau memang aku adalah tuan muda seperti yang bapak bilang tad
Baca selengkapnya

5 Bertemu Natalie

Kevin cuma bisa terdiam karena memang kata-kata Yuni Ini mengandung kebenaran, karena tidak mungkin dia bisa membeli mobil di tempat ini, bahkan uang yang berada di kantongnya saat ini hanya berjumlah puluhan ribu, mana mungkin bisa membeli mobil di showroom mewah seperti ini.  Kevin masih belum tahu dengan pasti apakah kali ini Kevin bisa selamat seperti sebelumnya, saat dia diselamatkan Harun di bank dari olok-olok orang-orang yang tahu kalau Kevin cuma seorang pelayan restoran.  "Tuh kan, kamu ngerti juga kan? Ya udah, minggir sana. Jangan menghalangi pintu, itu ada tamu yang mau membeli mobil," kata Yuni sambil menunjuk ke arah luar.  Secara refleks Kevin mengikuti pandangan Yuni ke arah luar dan karena showroom ini bagian depannya terdiri dari kaca semua, maka keadaan yang berada di luar showroom, bisa dilihat dari dalam showroom.  Di luar sana, ada sepasang laki dan perempuan yang baru saja turun dari mobil mereka da
Baca selengkapnya

6 Dibela Natalie

"Heh, Natalie! Kamu itu masih baru! Bahkan kamu masih dalam status percobaan di showroom ini, jadi kamu jangan membantah kata-kata senior macam aku, tahu!!!" Yuni melotot ke arah Natalie.  Natalie cuma bisa terdiam karena kata-kata Yuni ini mengena di hatinya, karena Natalie memang cuma seorang sales baru yang bahkan belum sebulan kerja di showroom ini, jadi tentu saja dia tidak bisa membantah perkataan senior, apalagi Yuni adalah kepala sales di counter depan di showroom ini.  Walaupun Natalie merasa tidak puas tapi dia terpaksa berdiam diri.  Vanda kembali berusaha menyerang Kevin. Dia berkata, "hei, lebih baik kamu itu cari kerja sana! Kamu kan baru dipecat dari Restoran Bunga Bakung, jadi, lebih baik kamu cari kerja di tempat lain daripada jalan-jalan di tempat ini! Kamu cuma bikin kerjaan buat seles-seles di tempat ini, karena kamu tidak akan mungkin membeli mobil di showroom ini!" "Iya, betul tuh, Kevin. Cari kerja sono atau lebih
Baca selengkapnya

7 Keanehan Lagi

"Aku tidak tenang karena aku tahu kalau aku tidak salah. Aku tahu kalau mengusir seorang tamu di showroom ini tidak bisa dibenarkan!" ngotot Natalie.  Kevin menelan salivanya. Dia takut Natalie akan dipecat karena dia, tapi saat ini, melihat kengototan Natalie, Kevin juga tidak bisa pergi begitu saja karena Natalie masih mendebat manajernya yang bernama Ridwan itu.  Melihat ngototnya Natalie, Ridwan menjadi marah. "Oke, kalau itu maumu! Sekarang juga, aku memecatmu dari showroom ini! Masih baru sudah belagu! Cepat ambil barang-barangmu dan segera pergi dari sini!" "Baik, aku pergi dari sini! Mendingan aku tidak kerja di sini daripada kerja di sini, di tempat yang orang-orangnya memperlakukan tamu dengan semena-mena, huh!" Nathalie menatap tajam ke arah Ridwan dan juga Yuni, setelah itu, dia membalikkan tubuhnya untuk menuju ke bagian dalam guna mengambil barang-barangnya.  "Pergi sana, kamu! Huh, gadis kampungan!" cibir Yuni. 
Baca selengkapnya

8 Membeli Mobil Mewah

"Benarkah bapak akan melakukannya?" tanya Kevin heran sambil menatap wajah Samsul.  "Tentu saja. Perkataan tuan muda Gregorius adalah ibarat sebuah Titah Raja yang harus aku ikuti. Apalagi managerku sudah melakukan kesalahan kepada seorang tamu agung di showroom ini dan itu adalah sebuah kesalahan yang sangat besar yang termasuk dalam peraturan di showroom ini dengan ancaman pemecatan. Jadi, itu yang terjadi akan terjadi," jawab Samsul.  "Pak Samsul, ini cuma lelucon dari Anda, kan? Aku tidak betul-betul dipecat kan? Iya kan, pak?" tanya Ridwan penuh harap.  "Kamu dipecat karena tidak menghargai tamu agung di showroom ini, kamu beserta Yuni, segera tinggalkan showroom ini, sekarang juga!" Yuni mulai memohon kepada Samsul. "Please ... jangan, pak. Jangan pecat aku. Aku masih punya banyak hutang, Pak Samsul. Dimana lagi aku bisa mendapatkan Gaji tinggi yang aku dapat sekarang dengan bonus-bonus besar yang aku dapat sekarang, pak?"
Baca selengkapnya

9. Benarkah Aku Tuan Muda Gregorius?

Mendengar kata-kata Yuni itu, Arman dan Vanda langsung menatap ke arah Samsul berharap kalau kata-kata Yuni itu mengandung kebenaran karena mereka merasa tidak mungkin seorang pelayan seperti Kevin adalah seorang tuan muda. "Mati kamu, pelayan busuk! Kamu pasti akan langsung diusir," kata Ridwan sambil tertawa puas karena dia yakin sebentar lagi kebenaran akan tersingkap kalau Kevin bukanlah tuan muda yang sesungguhnya. Bukan hanya mereka yang berpikir seperti itu. Bukan hanya mereka yang berpikir kalau Kevin bukanlah tuan muda yang sesungguhnya. Kevin juga berpikir demikian. Sehingga saat ini dia sudah pasrah. Pasrah akan diusir dari showroom ini. Kevin mendekati Natalie karena Kevin ingin segera menarik tangan Natalie untuk keluar dari showroom ini sebelum Natalie dihina oleh Ridwan dan Yuni karena kemungkinan identitas Kevin kalau Kevin bukankah tuan muda akan segera ketahuan. Samsul yang sampai saat ini masih menjadi pusat perh
Baca selengkapnya

10 Mencari Jawaban

"Tuan muda, seharian ini kan aku sudah berusaha memberitahu tuan muda kalau tuan muda memang adalah Tuan Muda Gregorius tapi... " "Tapi apa?" tanya Kevin.  "Susah untuk aku jelaskan, tuan muda. Tuan muda harus datang ke kamar hotel tempat tuan muda menginap. Di situ, aku sudah sediakan semua yang harus tuan muda ketahui," jawab Suzan diujung telepon.  "Baiklah, aku akan segera kesana." "Iya, tuan muda. Aku tunggu di sini," pungkas Suzan.  Kevin segera mengembalikan handphone milik Samsul tadi.  Begitu Kevin mendekat, Samsul langsung berkata kepada Natalie, "minta nomor telepon Tuan Muda Gregorius, supaya nanti kamu bisa menghubungi dia menyangkut pesanan mobil." Natalie langsung tersenyum ke arah Kevin dan meminta nomor telepon Kevin. Kevin segera mengambil handphonenya dan memberikannya kepada Natalie supaya Natalie bisa mencatat nomor telepon yang ada di handphone itu.  "Oke, Tuan Muda Gre
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
25
DMCA.com Protection Status