"Heh, Natalie! Kamu itu masih baru! Bahkan kamu masih dalam status percobaan di showroom ini, jadi kamu jangan membantah kata-kata senior macam aku, tahu!!!" Yuni melotot ke arah Natalie.
Natalie cuma bisa terdiam karena kata-kata Yuni ini mengena di hatinya, karena Natalie memang cuma seorang sales baru yang bahkan belum sebulan kerja di showroom ini, jadi tentu saja dia tidak bisa membantah perkataan senior, apalagi Yuni adalah kepala sales di counter depan di showroom ini.
Walaupun Natalie merasa tidak puas tapi dia terpaksa berdiam diri.
Vanda kembali berusaha menyerang Kevin. Dia berkata, "hei, lebih baik kamu itu cari kerja sana! Kamu kan baru dipecat dari Restoran Bunga Bakung, jadi, lebih baik kamu cari kerja di tempat lain daripada jalan-jalan di tempat ini! Kamu cuma bikin kerjaan buat seles-seles di tempat ini, karena kamu tidak akan mungkin membeli mobil di showroom ini!"
"Iya, betul tuh, Kevin. Cari kerja sono atau lebih baik kamu bikin konten di medsos. Bikin konten waktu kamu minum air kencing kayak waktu di restoran itu, hahaha." Arman mengejek Kevin.
Kevin mengepalkan tangannya Kevin teringat kalau Arman juga adalah salah satu temannya Victor yang ikut-ikutan menekan Tuti, ibunya Lisa, agar menyuruh Kevin untuk meminum air kencing yang disiapkan Victor.
"Kamu mau apa mau, hah? Mau pukul aku? Apa kamu tidak tahu siapa bapakku? Bapakku itu pengusaha besar yang bisa melaporkan kamu kalau kamu memukul aku. Aku pastikan kalau kamu akan berakhir di dalam penjara!" ancam Arman.
Kevin menunjukkan kepalan tangannya kemudian berkata kepada Arman, "kalau kamu merasa laki-laki, seharusnya kamu tidak perlu bersembunyi di belakang ketiak ayahmu dan berani untuk bertarung secara jantan satu lawan satu denganku. Bagaimana, Arman, heh?"
Arman yang sudah pernah melihat kepalan Kevin yang walaupun hanya sendirian berhasil memukul 3 temannya sehingga membuat Arman tidak berani berhadapan dengan Kevin satu lawan satu. Tapi demi harga dirinya, dia masih mengancam. "Kamu diam disitu aja, aku akan menghabisi kamu suatu saat nanti. Tunggu saja!"
"Bagaimana kalau kita lakukan itu sekarang?" Kevin maju setindak sehingga Arman langsung mundur 5 langkah, hingga punggungnya membentur mobil dan membuat Arman jatuh tunggang langgang ke lantai.
Melihat calon pembeli mobilnya jatuh seperti itu, membuat Yuni naik pitam. "Hei! Keluar kamu dari sini dan jangan mengganggu customerku!" Yuni menghardik Kevin sambil matanya melotot ke arah Kevin.
Sebenarnya Kevin tidak ingin mengikuti perintah Yuni ini tetapi karena Kevin merasa kasihan akan Natalie yang bisa saja mendapatkan masalah kalau Kevin tetap ngotot berada di showroom ini, maka akhirnya Kevin mengangguk ke arah Natalie dengan maksud pamitan kepada Natalie. setelah itu Kevin membalikkan tubuhnya untuk keluar dari showroom ini.
Baru dua langkah Kevin melangkah menuju ke arah pintu, tiba-tiba Kevin mendengar ada pertengkaran di belakangnya sehingga Kevin langsung berbalik.
Ternyata di belakang Kevin, ada Natalie yang sedang berdebat dengan Yuni.
"Kak Yuni, kamu jangan begitu! Kamu tidak boleh berlaku seperti ini kepada pengunjung," kata Natalie dengan nada tinggi ke arah Yuni.
"Maksud kamu, apa?"
"Ingat, di peraturan nomor 40 di perusahaan ini, kita tidak boleh sekali-sekali mengusir tamu walaupun mereka bertingkah menyebalkan, menawar mobil yang kita jaga dengan keterlaluan tapi kita tidak boleh sekali-sekali mengusir tamu yang datang ke showroom ini. Iya kan?"
"Hei kamu itu cuma pegawai baru, anak kemarin sore, jangan coba-coba mengajari aku, tau! Aku sudah 7 tahun kerja di showroom ini, jadi aku sudah tahu semuanya dan kalau soal peraturan itu, aku tidak pernah melanggarnya karena yang aku usir itu," kata Yuni sambil menunjuk ke arah Kevin. "Bukan seorang customer. Dia tidak pernah bisa menjadi customer di sini. Dia gak bakalan mampu beli mobil disini!"
"Ingat, Kak Yuni, walaupun aku baru 1 bulan kerja di tempat ini, tapi tidak semua orang yang datang ke tempat ini, pasti akan membeli mobil. Iya kan? Tapi, selama mereka datang ke sini untuk melihat mobil maka mereka bisa dianggap customer, jadi kita tidak boleh sekali-sekali mengusir mereka.""Tapi pelayan rumah makan itu tidak akan mungkin bisa membeli mobil di sini jadi walau bagaimanapun, dia tidak bisa dianggap sebagai customer di showroom ini!" ngotot Yuni.
Natalie masih ingin berdebat dengan Yuni tetapi Kevin sudah mendekati Natalie dan berbisik, "sudahlah, Natalie. Jangan mendebat dia, jangan berdebat dengan seniormu. Ingat, masa depan karirmu di showroom ini."
"Aku tidak peduli, Kak Kevin. Pengusiran yang dilakukan Kak Yuni kepada Kak Kevin itu sungguh tidak bisa aku terima."Mendengar kengototan Natalie itu, Yuni menjadi naik pitam. Dia mulai berteriak-teriak memanggil manajernya.
Beberapa saat kemudian, seorang pria berumur 40 tahunan, berkacamata dengan kumis kebal yang merupakan manajer di showroom ini nampak muncul dari dalam.
Orang ini bernama Ridwan. Dia terkenal merupakan orang yang keras kepada para bawahannya tetapi sangat lembut kepada para wanita cantik terutama untuk Yuni, karena menurut gosip yang sudah lama menjadi rahasia umum di showroom ini, Yuni adalah kesayangan Ridwan karena hubungan gelap yang mereka lakukan di belakang.
Karena Ridwan juga yang membuat Yuni berhasil membukukan penjualan tinggi, karena terkadang, mobil yang seharusnya laku di sales lain, diambil alih oleh Yuni dengan bantuan Ridwan.
"Ada apa ini?" tanya Ridwan sambil berdiri di samping Yuni.
Yuni langsung berbisik sesuatu yang tidak bisa didengar oleh Natalie maupun Kevin.
Arman yang juga ternyata mengenal Ridwan kini ikut-ikutan mendekati Ridwan dan berbisik ke telinga Ridwan.
Melihat itu semua, Kevin sudah tahu kalau kemungkinan besar kedatangan manajer ini akan menyulitkan bagi Natalie.
Karena itu, Kevin langsung maju ke depan dan berkata, "semua itu aku yang salah. Yuni tidak salah, aku yang salah. Aku yang layak diusir dari sini, karena itu akan segera pergi dari sini."
Ridwan maju selangkah setelah mendapatkan bisikan dari Yuni. Dia tahu dia harus berpihak kepada siapa saat ini.
Ridwan melotot ke arah Kevin. "Kamu itu cuma pelayan jadi sebaiknya jangan datang ke sini untuk bikin kerjaan di sini, mengerti?! Sebaiknya kamu antar pergi makanan seperti yang biasa kamu lakukan!""Iya, pak. Aku akan segera pergi. Dalam hal ini aku yang salah, jadi tolong Natalie jangan dimarahi, pak."
Tapi mendengar kata-kata pembelaan dari Kevin ini, Natalie Malah semakin meradang. Dia maju ke depan dan berkata, "Pak Ridwan, ingat semua orang itu sama, jangan ada yang dibeda-bedakan kalaupun kakak ini tidak mampu membeli mobil, dia juga tidak boleh diusir dari showroom ini."
"Natalie, jangan begitu, ingat pekerjaanmu. "Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya ke arah Natalie, meminta Natalie untuk tenang.
"Aku tidak tenang karena aku tahu kalau aku tidak salah. Aku tahu kalau mengusir seorang tamu di showroom ini tidak bisa dibenarkan!" ngotot Natalie. Kevin menelan salivanya. Dia takut Natalie akan dipecat karena dia, tapi saat ini, melihat kengototan Natalie, Kevin juga tidak bisa pergi begitu saja karena Natalie masih mendebat manajernya yang bernama Ridwan itu. Melihat ngototnya Natalie, Ridwan menjadi marah. "Oke, kalau itu maumu! Sekarang juga, aku memecatmu dari showroom ini! Masih baru sudah belagu! Cepat ambil barang-barangmu dan segera pergi dari sini!" "Baik, aku pergi dari sini! Mendingan aku tidak kerja di sini daripada kerja di sini, di tempat yang orang-orangnya memperlakukan tamu dengan semena-mena, huh!" Nathalie menatap tajam ke arah Ridwan dan juga Yuni, setelah itu, dia membalikkan tubuhnya untuk menuju ke bagian dalam guna mengambil barang-barangnya. "Pergi sana, kamu! Huh, gadis kampungan!" cibir Yuni.
"Benarkah bapak akan melakukannya?" tanya Kevin heran sambil menatap wajah Samsul. "Tentu saja. Perkataan tuan muda Gregorius adalah ibarat sebuah Titah Raja yang harus aku ikuti. Apalagi managerku sudah melakukan kesalahan kepada seorang tamu agung di showroom ini dan itu adalah sebuah kesalahan yang sangat besar yang termasuk dalam peraturan di showroom ini dengan ancaman pemecatan. Jadi, itu yang terjadi akan terjadi," jawab Samsul. "Pak Samsul, ini cuma lelucon dari Anda, kan? Aku tidak betul-betul dipecat kan? Iya kan, pak?" tanya Ridwan penuh harap. "Kamu dipecat karena tidak menghargai tamu agung di showroom ini, kamu beserta Yuni, segera tinggalkan showroom ini, sekarang juga!" Yuni mulai memohon kepada Samsul. "Please ... jangan, pak. Jangan pecat aku. Aku masih punya banyak hutang, Pak Samsul. Dimana lagi aku bisa mendapatkan Gaji tinggi yang aku dapat sekarang dengan bonus-bonus besar yang aku dapat sekarang, pak?"
Mendengar kata-kata Yuni itu, Arman dan Vanda langsung menatap ke arah Samsul berharap kalau kata-kata Yuni itu mengandung kebenaran karena mereka merasa tidak mungkin seorang pelayan seperti Kevin adalah seorang tuan muda."Mati kamu, pelayan busuk! Kamu pasti akan langsung diusir," kata Ridwan sambil tertawa puas karena dia yakin sebentar lagi kebenaran akan tersingkap kalau Kevin bukanlah tuan muda yang sesungguhnya.Bukan hanya mereka yang berpikir seperti itu. Bukan hanya mereka yang berpikir kalau Kevin bukanlah tuan muda yang sesungguhnya. Kevin juga berpikir demikian. Sehingga saat ini dia sudah pasrah. Pasrah akan diusir dari showroom ini.Kevin mendekati Natalie karena Kevin ingin segera menarik tangan Natalie untuk keluar dari showroom ini sebelum Natalie dihina oleh Ridwan dan Yuni karena kemungkinan identitas Kevin kalau Kevin bukankah tuan muda akan segera ketahuan.Samsul yang sampai saat ini masih menjadi pusat perh
"Tuan muda, seharian ini kan aku sudah berusaha memberitahu tuan muda kalau tuan muda memang adalah Tuan Muda Gregorius tapi... " "Tapi apa?" tanya Kevin. "Susah untuk aku jelaskan, tuan muda. Tuan muda harus datang ke kamar hotel tempat tuan muda menginap. Di situ, aku sudah sediakan semua yang harus tuan muda ketahui," jawab Suzan diujung telepon. "Baiklah, aku akan segera kesana." "Iya, tuan muda. Aku tunggu di sini," pungkas Suzan. Kevin segera mengembalikan handphone milik Samsul tadi. Begitu Kevin mendekat, Samsul langsung berkata kepada Natalie, "minta nomor telepon Tuan Muda Gregorius, supaya nanti kamu bisa menghubungi dia menyangkut pesanan mobil." Natalie langsung tersenyum ke arah Kevin dan meminta nomor telepon Kevin. Kevin segera mengambil handphonenya dan memberikannya kepada Natalie supaya Natalie bisa mencatat nomor telepon yang ada di handphone itu. "Oke, Tuan Muda Gre
"Alasannya karena kakekmu ingin melihat tindak tanduk seorang pemegang saham Gregorius Grup yang kakekmu curigai sebagai orang yang yang telah mencelakai tuan muda pada setahun yang lalu," jawab Suzan."What? Jadi aku dicelakai orang pada setahun yang lalu?" tanya Kevin penasaran."Iya, tuan muda. Untung saja ternyata Indro Lelono, ayahnya Lisa, yang merupakan sopir tuan muda di kota A, berhasil menyelamatkan tuan muda dan membawa tuan muda ke kota ini. Karena tuan mudah mengalami Amnesia maka Indro Lelono sengaja menyembunyikan identitas tuan muda.""Untuk apa dia melakukan itu?""Masih belum jelas, tuan muda. Dia juga langsung keluar dari pekerjaannya dan memilih untuk membawa tuan muda ke kota B ini padahal saat kecelakaan terjadi tuan muda dan Indro berada di kota lain yaitu di kota A.""Lalu, apakah Indro pernah menghubungi kakekku untuk memberitahu soal aku?""Tidak, tuan muda. Kakek tuan muda bahkan sempat kehilangan jejak
Saat ini, melihat sikap Susan yang seperti itu dan karena tangannya sedang diarahkan Susan untuk memegang buah dada milik Susan, maka, sebagai laki-laki normal, Kevin mulai terangsang.Pancingan-pancingan yang dilakukan Susan sejak tadi, semakin membuat Kevin blingsatan tapi di lain sisi, Kevin merasakan kekeringan emosional dari dirinya kepada Susan sehingga dia tidak jadi meneruskan niat yang sudah ada di dalam hatinya, dia tidak jadi menyerang Susan."Aku tidak bisa.""Tapi kenapa, tuan muda? Dulu tuan muda selalu tidak bisa menahan hasrat setiap melihatku karena tuan muda selalu ingin merasakan manis tubuhku tapi kenapa sekarang berubah, tuan muda?""Aku tidak tahu. Mungkin karena aku belum bisa menemukan Ingatanku, karena itu aku masih merasa asing akan kamu, Susan. Sorry, kalau dulu kita pernah sangat dekat. Sorry kalau aku tidak merasakan hal itu sekarang."Sus
Terdengar suara pintu diketuk, Kevin langsung bangkit berdiri untuk menuju pintu kamar tapi ternyata suara ketukan itu bukan berasal dari pintu itu apalagi saat Kevin mencoba membuka pintu itu, ternyata tidak ada siapapun di luar. Kevin kembali menutup pintu dan berusaha mencari suara ketukan itu. Ternyata ada sebuah pintu penghubung dengan kamar sebelah dan Kevin langsung menduga siapa yang mengetuk pintu itu. "Pasti Susan yang mengetuk pintu dan nampaknya, sebelumnya dia sengaja meminta kamar yang memiliki pintu penghubung dengan kamarku." Setelah berpikir seperti itu, "Kevin langsung membuka pintu penghubung dan benar saja, di balik pintu itu ada Susan yang sudah berpakaian seksi di balik pintu itu. "Kamu mau apa?" "Aku cuma ingin bilang kalau tuan muda memerlukan aku, maka cukup masuk ke kamarku lewat pintu penghubung ini. Aku tidak akan menguncinya, tuan muda. " Susan mengerling genit ke arah Kevin.
Kevin tidak mau lagi memperdulikan Victor karena saat ini dia ingin sekali menyelidiki barang-barang miliknya yang disimpan Indro Lelono untuknya, karena itu, Kevin langsung melangkah keluar dari Restoran Bunga Bakung ini.Lisa yang sebelumnya sempat berencana untuk menggoda Kevin setelah mengetahui Kevin bisa membeli mobil mewah termahal di dunia, kini kembali memandang jijik kepada Kevin.Pandangan Lisa sebelumnya kalau Kevin sangat ganteng dan mempesona, kini langsung berubah setelah mendengar kalau Kevin bukanlah anak orang kaya seperti yang heboh kemarin."Cuih, Pergilah kamu jauh-jauh dari sini dan jangan pernah kembali lagi!" Sembur Lisa sambil meludahi wajah Kevin.Kevin mengambil tisu dari atas meja makan, bertepatan dengan itu, dia mendengar suara langkah kaki seseorang dari belakangnya yang nampaknya ingin membokongnya dari belakang.Kevin langsung tahu kalau orang sedang mengej
Tiba-tiba pintu menuju ruang atap terbuka dan beberapa orang keluar dari sana sehingga membuat Kevin dan gadis yang disandera itu jadi kaget. Dari pintu yang terbuka itu, keluarlah Felix, Matias serta Tony, asisten Kevin di bagian keuangan. Bersama mereka bertiga, keluarlah sepasang suami istri berumur 40 tahunan yang begitu melihat gadis yang berada di samping Kevin, mereka langsung berteriak dan mendekati gadis itu. "Mah. Pah," kata gadis yang sempat disandera itu yang langsung menghambur ke dalam pelukan sepasang suami istri yang baru datang ini yang ternyata adalah orang tua gadis itu. Felix langsung mendekati Kevin dan bercerita secara singkat tentang mengapa John Mc Clane bisa muncul di lantai atap apartemen dan kembali menyelamatkan Kevin. Kevin cuma bisa bersyukur karena John Mc Clane bisa sadar lebih cepat dari perkiraan semula karena kalau John tidak sadar dengan cepat, mungkin Kevin akan kesulitan menyelamatkan tiga orang yang bersama dia saat ledakan bom terjadi di la
Tangga tali ini terombang-ambing di udara karena helikopter dalam keadaan hampir tidak bisa dikontrol.Helikopter yang dikemudikan oleh John Mc Clane ini berputar-putar di udara setelah terkena dampak dari ledakan yang terjadi di dekat lantai atap gedung ini.Pada saat itu, menara seluler mulai roboh dan akan segera mengenai baling-baling helikopter hingga membuat orang-orang yang berada di dalam helikopter berteriak ketakutan.Kevin yang mendengar suara teriakan orang-orang di dalam helikopter itu, sebenarnya masih dalam keadaan berbahaya karena dia sedang fokus untuk mengendalikan gadis yang sempat dia dibekukan dan sekarang ini sedang meronta-ronta karena ketakutan.Gadis ini memang mengalami trauma karena sebelumnya saat dia berada di unit apartemen milik orang tuanya, tiba-tiba ada orang-orang yang mendobrak pintu dan menculiknya.Kemudian gadis ini dibawa ke lantai 6 dan langsung dipukul oleh Benford serta dipasangkan masker dan ditodong dengan senjata api hingga membuat gadis i
Api semakin membesar naik ke arah atas sementara Kevin masih berjuang untuk menghancurkan tembok pembatas yang berada di sekitar tubuh gadis sandera itu, tembok pembatas yang menghalangi Ken untuk menyembuhkan gadis itu dari kebekuan.Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara keras di atas lantai atap apartemen ini.Suara helikopter yang datang ke atas lantai atap ini disertai dengan tangga tali yang turun ke arah bawah."Buddy, cepat naik. Waktu kalian tidak banyak lagi. Felix sudah mendeteksi ada bom yang akan segera meledak di gedung itu. Cepat naik."Itu adalah suara John Mc Clane lewat pengeras suara dari helikopter yang baru datang itu.Kevin bisa mendengarnya dan mendengar kalau ada bom di atas sini, maka dia memberi isyarat kepada Andreas dan A Hua untuk naik di tangga tali helikopter yang diturunkan oleh helikopter itu.Tangga tali itu kini sudah berhasil mencapai tempatnya Andreas. Andreas langsung naik di tangga tali itu dan langsung memanjat ke atas tanpa menunggu lagi.K
Terjadi ledakan keras yang mengguncang gedung ini pada saat Kevin sedang sibuk untuk menghidupkan kembali gadis belasan tahun yang sempat dibekukan oleh Kevin tadi.Tubuh Kevin dan gadis itu terlempar sedemikian rupa sekitar 5 meter dari posisi mereka sebelumnya.Demikian juga Andreas dan A Hua yang masih berada di jarak 10 meter dari helikopter.Helikopter itu sendiri karena guncangan yang terjadi sempat melayang ke samping sehingga pilotnya terpaksa mulai memaksa naik ke atas tanpa bisa dicegah lagi oleh Andreas dan A Hua.Ada 5 anak buahnya Andreas yang berada di helikopter ini. Mereka adalah orang-orang terakhir yang diselamatkan oleh helikopter setelah para warga di apartemen ini diselamatkan dan para pengawal Keluarga Kevin lainnya sudah naik di helikopter sebelumnya.Lima pengawal Keluarga Kevin ini sangat marah saat helikopter ini diterbangkan oleh sang pilot untuk kabur meninggalkan gedung apartemen yang bagian bawahnya meledak itu.Karena ini berarti, helikopter terakhir ini
Dengan keadaan saat ini, di mana gadis itu terancam bahaya dari semua arah, dari kiri kanan dengan senjata api dan panah, belakang dengan senjata api yang berada di tangan Benford dan satu lagi yang berasal dari bawah lantai tempat gadis itu berpijak, maka Kevin harus bergerak cepat untuk mengatasinya.Kevin harus mengusahakan keselamatan gadis ini, dia harus bertindak cepat, kalau perlu dalam satu tindakan, dia harus melindungi gadis itu dari ancaman-ancaman bahaya yang ada.Kevin tahu kalau Benford memang sudah nekat, nekat untuk mati bersama gadis itu di tempat ini.Seperti kata-kata Benford tadi, mungkin saja dia tidak akan bisa membunuh Kevin, tetapi dia ingin membunuh gadis itu di depan mata Kevin agar supaya Kevin merasa bersalah.Dan perkataan Benford itu mengandung kebenaran. Kevin pasti akan merasa bersalah kalau gadis di depannya ini tewas di depan matanya tanpa bisa dia tolong, karena itu, Kevin harus bertindak drastis.Ancaman dari bawah gadis itu bukan hanya api yang sem
Kevin melangkah masuk ke dalam ruang tamu apartemen ini. Dengan ekor matanya, dia melihat semua yang ada di dalam ruang tamu apartemen ini.Nampaknya ruang tamu apartemen ini bukanlah tempat sembarangan, bukan tempat yang dipilih secara serampangan oleh Benford untuk membawa gadis kecil ini ke lantai 8 ini.Dengan kepemilikan gedung ini, maka Kevin yakin kalau Benford sudah menyiapkan sesuatu yang tidak terduga di apartemen ini.Karena di dalam ruangan ini terdapat banyak sekali hal-hal yang mengerikan.Ada panah di dinding kiri dan kanan yang anak panahnya siap untuk terlepas dari busurnya.Kevin tidak tahu hal apa yang akan memicu anak-anak panah itu terlepas tapi yang pasti, sasaran dari anak panah itu berada di tubuh gadis belasan tahun yang memakai masker yang berada di depan Benford itu.Selain itu, di bawah panah itu, ada dua senjata api yang memakai tali temali khususnya di bagian pegangan dan juga di bagian pelatuk.Sasaran dari dua senjata api itu juga sama yaitu di kepala g
Kevin takut akan strategi musuh. Karena bisa saja musuh akan naik ke lantai atap pada saat Kevin turun ke lantai 6 untuk menemui Benford yang sebelumnya ada di lantai 6.Karena itu, sebelum turun ke bawah, Kevin putuskan untuk mengambil sebuah besi dan dengan besi itu, dia bengkokkan besi itu dan kaitkan di pegangan pintu untuk menghalangi siapapun naik ke lantai atap.Karena orang yang ingin masuk ke lantai atap, harus bisa meluruskan besi itu dan itu sesuatu yang mustahil untuk orang yang tidak memiliki kemampuan tenaga dalam.Kalau pun ada yang bisa menghancurkan besi itu maka mereka harus menghancurkannya dengan menggunakan shotgun atau pun dengan menggunakan peledak sejenis C4.Yang jelas, kalau mereka melakukan itu, suaranya pasti akan didengar Kevin, sehingga Kevin bisa langsung kembali ke tempat ini.Jadi, kalaupun yang bersama Benford itu adalah seorang sandera, maka Kevin akan menyelamatkan sandera itu, membawanya ke atas sini dan menghancurkan besi yang dia pakai menghalang
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Kevin sambil menatap Andreas."Felix baru mendapatkan sesuatu kalau ternyata gedung apartemen ini bukan sekedar tempat yang disewa oleh Benford dan Howard," Jawab Andreas."Lalu apa?""Ternyata sejak lama apartemen ini memang adalah milik dari Benford dan Howard.""Benarkah?" Kevin langsung mengerutkan keningnya. "Berarti mereka sudah menyiapkan sesuatu di tempat ini dan aku rasa tebakanku sebelumnya tidak benar. Aku rasa bukan bom yang ditanamkan di sini.""Iya, tuan muda. Karena menurut Felix, di lantai 3 baru terjadi pergolakan yang aneh.""Aneh?""Iya, tiba-tiba hawa di lantai 3 menjadi sangat panas.""Kebakaran?""Ya. Dan itu baru terjadi beberapa detik yang lalu tetapi sudah langsung memenuhi seluruh lantai 3. Dengan demikian, seluruh lantai di lantai 3 itu seperti berubah menjadi kompor masak.""Mungkin masih ada celah. Kalian semua, segeralah keluar lewat tangga untuk menuju ke lantai 2 dan menyelamatkan diri kalian.""Baik."Tapi, Andreas ke
Tapi sebelum menyerang, Kevin memberikan kode. Dia mengepalkan tangannya ke arah belakang tubuhnya yang merupakan kode bagi para pengawalnya untuk tidak bergerak dulu.Setelah memberikan kode itu, Kevin langsung keluar dari persembunyian dan mendekati beberapa orang yang langsung kaget saat melihatnya.Kevin melihat ke wajah orang-orang itu dan kekagetan orang-orang itu tidak dibuat-buat, karena itu, Kevin tahu kalau orang-orang ini betul-betul tidak tahu akan kemungkinan kedatangannya ini.Tapi Kevin tidak berpikir lebih panjang lagi, dia segera mendekat dan merampas satu persatu senjata-senjata api otomatis yang dipegang musuh-musuhnya iniSetiap kali Kevin berhasil merampas senjata api itu, dia segera melemparkan senjata-senjata api itu ke belakang ke arah tangga untuk segera diamankan oleh anak buahnya yang masih bersembunyi di dekat tangga.Kevin terus bergerak dengan cepat mengambil apa saja senjata musuh yang dia pegang atau diselipkan musuh di tubuh mereka.Kevin mengambil sen