Kevin celingukan tapi ternyata apa yang dicari tidak dia temukan. Mobilnya Susan sudah tidak ada lagi di bawah sana.
Awalnya Kevin ingin pergi saja dari sini, tapi kemudian dia teringat akan kartu yang dia terima dari Susan, karena itu, dia putuskan untuk masuk ke dalam bank, karena dia masih ingin membuktikan perkataan Susan sekali lagi.
"Ya udah. Kalau kamu memang mau ada keperluan dengan rekeningmu, kamu boleh ke customer service di dalam. Mereka akan melayani kamu dengan baik tetapi jangan lagi meminta Pak Harun sendiri yang turun tangan untuk menemui kamu, mengerti?" Tegas satpam tadi yang masih memandang remeh kepada Kevin.
Kevin mengangguk dan kemudian mengambil nomor antrian di meja customer service.
Saat Kevin sedang menunggu nomor antriannya dipanggil, dia melihat kedatangan Lisa dan Victor yang bergandengan tangan masuk ke dalam bank.
Victor langsung tertawa-tawa melihat keberadaan Kevin di sana. "Gimana? Enak kan rasa air kencing yang kamu minum tadi? Apa kamu mau lagi? Hahaha."
Mendengar kata-kata Victor itu, Kevin langsung bangkit berdiri dan menangkap kerah baju Victor. Tangan kanannya terkepal hendak memukul Victor tapi Lisa sudah berteriak-teriak memarahi Kevin.
"Kevin, lepaskan dia! Tangan miskinmu itu tidak pantas untuk memegang kerah bajunya, tau! Harga satu stel bajunya saja belum tentu bisa kamu beli walaupun kamu kerja selama setahun penuh, tau!!!"
Setelah berkata seperti itu, Lisa langsung menampar tangan Kevin sehingga Kevin langsung melepaskan pegangannya dari kerah bajunya Victor.
Beberapa satpam langsung mendekati Kevin dan Victor untuk menanyakan apa yang terjadi.
"Ini, pak. Dia ini hendak memukul aku karena tunangannya berhasil aku rebut. Karena itu dia mencari gara-gara denganku, pak," kata Victor sambil menuding-nuding Kevin.
"Dia bohong, pak," bantah Kevin.
Tetapi Lisa ikut membenarkan kata-kata Victor tadi sehingga Kevin jadi tersudut.
Satpam yang tadi bertemu dengan Kevin di depan pintu masuk, langsung mendekati Kevin dan berkata, "aku heran sama kamu ini, dari tadi kamu berusaha membuat keributan--"
"Tidak, pak. Aku tidak berusaha bikin keributan, pak."
"Huh, sebelumnya kamu maksa ketemu Pak Harun. Cuih, mana mungkin lah orang seperti kamu ini bisa bertemu dengan Pak Harun. Terus, sekarang ini, kamu juga membuat keributan di dalam bank, karena itu, aku harus mengeluarkan kamu dari sini!"
Tiba-tiba Kevin mendengar nomor antriannya dipanggil, sehingga dia berkata, "tunggu dulu, pak. Nomor antrianku sudah dipanggil. Aku selesaikan urusanku dulu, setelah itu, aku akan segera keluar dari sini."
Satpam itu terpaksa mengangguk karena customer service sudah terus memanggil-manggil nomor antrian milik Kevin.
"Biarin aja, pak. Nampaknya dia ingin mengambil uang recehannya. Uang yang didapat hasil dari minum air kencing, hahaha." Victor tertawa-tawa saat dia teringat akan wajah Kevin beberapa waktu yang lalu saat Kevin dipaksa untuk minum air kencing yang Victor buat untuk Kevin.
Kevin terpaksa harus menurunkan tensi kemarahannya, dia cuma bisa melotot sekali ke arah Viktor, kemudian dia mendekati customer service.
"Ada yang bisa ku bantu, pak?" sapa customer service itu yang bernama Mawar yang langsung mengenali Kevin sebagai orang yang kerap kali mengantar makanan restoran kepadanya.
"Begini, aku ingin memeriksa kartu ini," Kevin mengambil kartu yang baru saja diberikan Susan kepadanya dan menyerahkan kepada Mawar.
Mawar menatap kaget ke arah kartu yang diberikan Kevin ini. Karena dia mengetahui kalau kartu ini adalah kartu tingkat tertinggi di bank ini. Tetapi, karena dia mengenal Kevin, dia sama sekali tidak percaya kalau Kevin yang dia tahu hanya seorang pelayan restoran yang suka mengantar makanan di tempat dia bekerja ini, bisa memiliki kartu yang sangat berkuasa seperti ini.
Karena itu dia bertanya kepada Kevin, "dari mana kamu dapatkan kartu ini?" tanya petugas Mawar sambil memberi isyarat kepada para satpam untuk mendekat.
"Seseorang memberikannya padaku. Katanya, ini adalah kartuku."
"Kartu ini dicetak khusus dan hanya 5 orang yang memegang kartu ini di seluruh dunia dan aku yakin, orang seperti kamu, tidak akan mungkin bisa memiliki kartu ini. Jadi, nampaknya aku harus melaporkan anda, pak."
"Melaporkan? Melaporkan karena apa kak?"
"Tentu saja kasus pencurian, karena kamu tidak akan mungkin memiliki kartu ini!"
Semuanya langsung terdiam dan menatap Kevin. Tidak ada seorangpun yang menduga kalau kartu itu betul-betul adalah milik Kevin, karena dugaan mereka semua mengarah ke satu hal, yaitu, kartu itu dicuri oleh Kevin dari seseorang.
Victor yang mendapat kesempatan untuk kembali membully Kevin, langsung berteriak gembira. "Tangkap dia, pak. Dia pasti mencuri kartu itu."
"Hei, aku tidak mencuri kartu ini. Kartu ini adalah milikku atau setidaknya seseorang berkata kalau kartu ini adalah milikku. Aku tidak pernah mencurinya," sangkal Kevin.
"Begini, pak. Aku bisa percaya kalau kamu bilang kalau kartu ini adalah milik bos besarmu dan kamu disuruh oleh bos besarmu. Aku akan percaya dan akan menanyakan nama bos-mu padamu tapi, kalau kamu bilang kalau kartu ini adalah milikmu, maka, aku sama sekali tidak akan mempercayainya," tandas Mawar.
"Iya, pak. Jangan percaya omongannya." Victor semakin memanas-manasi keadaan.
"JANGAN COBA-COBA MEMFITNAHKU!!!" teriak Kevin dalam kemarahannya kepada Victor.
Tapi kemarahan Kevin ini diartikan lain oleh para satpam. Para satpam yang sudah terkumpul berjumlah 5 orang itu mengira Kevin akan mengamuk, karena itu, mereka langsung berusaha menangkap Kevin.
Mereka menangkap Kevin dan menjatuhkan Kevin ke lantai tapi dengan satu sentakan, Kevin berhasil membuat kelima satpam itu terdorong ke belakang oleh kekuatan Kevin.
"Jangan paksa aku! Aku tidak pernah mencuri!" teriak Kevin.
Saat ini, keadaan sudah cukup heboh di ruang utama Greatest Bank ini, semua mata tertuju ke arah Kevin dan para satpam.
Seorang pria berumur 50 tahunan, keluar dari ruangan dalam, dari belakang dari pintu di belakang barisan teller. Semua orang tampak menghormatinya, dia mendekati para satpam. " Ada apa ini?"
Mawar yang menerima kartu dari Kevin tadi, langsung mendekati orang yang baru datang itu, kemudian berkata, "Pak Harun, orang itu datang membawa kartu ini, nampaknya dia telah mencuri kartu Super Galaxy ini dan dia mengaku-ngaku kalau kartu ini adalah miliknya.
Orang tua itu yang ternyata adalah Harun, langsung memeriksa kartu itu. Dia membolak-balik kartu ini kemudian dia berkata, "aku memang baru saja mendapatkan telepon kalau ada seseorang yang akan datang dengan membawa kartu ini. Dia adalahorang terhormat yang aku tunggu-tunggu."
Setelah itu, Harun mendekati Kevin dan bertanya, "siapa namamu, tuan?"
"Namaku Kevin."
Mendengar jawaban Kevin ini, wajah Harun langsung pucat pasi. Dia kemudian membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah Kevin dan berkata, "Maafkan aku, tuan muda. Maafkan karena aku tidak segera mengenalimu, tuan muda. Maafkan aku yang tidak sopan kepadamu."
Mendengar itu, Lisa, Victor, para satpam dan customer service langsung kaget. Kevin juga ikut-ikutan kaget.
"Pak Harun, dia ini hanyalah pelayan restoran yang sering mengantar makanan disini. Tidak mungkinlah dia seorang tuan muda, pak," kata salah seorang satpam yang ditambah anggukan kepala dari customer service yang tadi. "Pasti ada suatu kesalahan, Pak Harun. Mungkin dia mencuri identitas tuan muda yang bapak maksud tadi," timpal Victor. "Iya, pak. Dia ini hanya pelayan rendahan di rumah makan ibuku, tidak mungkin lah kalau dia ini seorang tuan muda," tambah Lisa. "No. Informasiku valid. Dia ini adalah tuan muda dari Keluarga Gregorius, pemilik dari bank ini, juga pemilik dari banyak perusahaan di dunia ini," bantah Harun. Kevin masih setengah tidak percaya mendengar kata-kata Harun itu, karena dia masih merasa dirinya berada di dalam sebuah acara televisi yang sedang berusaha melakukan prank kepada dirinya seolah dirinya adalah anak orang kaya raya. Karena itu, Kevin berkata, "oke. Kalau memang aku adalah tuan muda seperti yang bapak bilang tad
Kevin cuma bisa terdiam karena memang kata-kataYuni Ini mengandung kebenaran, karena tidak mungkin dia bisa membeli mobil di tempat ini, bahkan uang yang berada di kantongnya saat ini hanya berjumlah puluhan ribu, mana mungkin bisa membeli mobil di showroom mewah seperti ini. Kevin masih belum tahu dengan pasti apakah kali ini Kevin bisa selamat seperti sebelumnya, saat dia diselamatkan Harun di bank dari olok-olok orang-orang yang tahu kalau Kevin cuma seorang pelayan restoran. "Tuh kan, kamu ngerti juga kan? Ya udah, minggir sana. Jangan menghalangi pintu, itu ada tamu yang mau membeli mobil," kata Yuni sambil menunjuk ke arah luar. Secara refleks Kevin mengikuti pandangan Yuni ke arah luar dan karena showroom ini bagian depannya terdiri dari kaca semua, maka keadaan yang berada di luar showroom, bisa dilihat dari dalam showroom. Di luar sana, ada sepasang laki dan perempuan yang baru saja turun dari mobil mereka da
"Heh, Natalie! Kamu itu masih baru! Bahkan kamu masih dalam status percobaan di showroom ini, jadi kamu jangan membantah kata-kata senior macam aku, tahu!!!" Yuni melotot ke arah Natalie. Natalie cuma bisa terdiam karena kata-kata Yuni ini mengena di hatinya, karena Natalie memang cuma seorang sales baru yang bahkan belum sebulan kerja di showroom ini, jadi tentu saja dia tidak bisa membantah perkataan senior, apalagi Yuni adalah kepala sales di counter depan di showroom ini. Walaupun Natalie merasa tidak puas tapi dia terpaksa berdiam diri. Vanda kembali berusaha menyerang Kevin. Dia berkata, "hei, lebih baik kamu itu cari kerja sana! Kamu kan baru dipecat dari Restoran Bunga Bakung, jadi, lebih baik kamu cari kerja di tempat lain daripada jalan-jalan di tempat ini! Kamu cuma bikin kerjaan buat seles-seles di tempat ini, karena kamu tidak akan mungkin membeli mobil di showroom ini!" "Iya, betul tuh, Kevin. Cari kerja sono atau lebih
"Aku tidak tenang karena aku tahu kalau aku tidak salah. Aku tahu kalau mengusir seorang tamu di showroom ini tidak bisa dibenarkan!" ngotot Natalie. Kevin menelan salivanya. Dia takut Natalie akan dipecat karena dia, tapi saat ini, melihat kengototan Natalie, Kevin juga tidak bisa pergi begitu saja karena Natalie masih mendebat manajernya yang bernama Ridwan itu. Melihat ngototnya Natalie, Ridwan menjadi marah. "Oke, kalau itu maumu! Sekarang juga, aku memecatmu dari showroom ini! Masih baru sudah belagu! Cepat ambil barang-barangmu dan segera pergi dari sini!" "Baik, aku pergi dari sini! Mendingan aku tidak kerja di sini daripada kerja di sini, di tempat yang orang-orangnya memperlakukan tamu dengan semena-mena, huh!" Nathalie menatap tajam ke arah Ridwan dan juga Yuni, setelah itu, dia membalikkan tubuhnya untuk menuju ke bagian dalam guna mengambil barang-barangnya. "Pergi sana, kamu! Huh, gadis kampungan!" cibir Yuni.
"Benarkah bapak akan melakukannya?" tanya Kevin heran sambil menatap wajah Samsul. "Tentu saja. Perkataan tuan muda Gregorius adalah ibarat sebuah Titah Raja yang harus aku ikuti. Apalagi managerku sudah melakukan kesalahan kepada seorang tamu agung di showroom ini dan itu adalah sebuah kesalahan yang sangat besar yang termasuk dalam peraturan di showroom ini dengan ancaman pemecatan. Jadi, itu yang terjadi akan terjadi," jawab Samsul. "Pak Samsul, ini cuma lelucon dari Anda, kan? Aku tidak betul-betul dipecat kan? Iya kan, pak?" tanya Ridwan penuh harap. "Kamu dipecat karena tidak menghargai tamu agung di showroom ini, kamu beserta Yuni, segera tinggalkan showroom ini, sekarang juga!" Yuni mulai memohon kepada Samsul. "Please ... jangan, pak. Jangan pecat aku. Aku masih punya banyak hutang, Pak Samsul. Dimana lagi aku bisa mendapatkan Gaji tinggi yang aku dapat sekarang dengan bonus-bonus besar yang aku dapat sekarang, pak?"
Mendengar kata-kata Yuni itu, Arman dan Vanda langsung menatap ke arah Samsul berharap kalau kata-kata Yuni itu mengandung kebenaran karena mereka merasa tidak mungkin seorang pelayan seperti Kevin adalah seorang tuan muda."Mati kamu, pelayan busuk! Kamu pasti akan langsung diusir," kata Ridwan sambil tertawa puas karena dia yakin sebentar lagi kebenaran akan tersingkap kalau Kevin bukanlah tuan muda yang sesungguhnya.Bukan hanya mereka yang berpikir seperti itu. Bukan hanya mereka yang berpikir kalau Kevin bukanlah tuan muda yang sesungguhnya. Kevin juga berpikir demikian. Sehingga saat ini dia sudah pasrah. Pasrah akan diusir dari showroom ini.Kevin mendekati Natalie karena Kevin ingin segera menarik tangan Natalie untuk keluar dari showroom ini sebelum Natalie dihina oleh Ridwan dan Yuni karena kemungkinan identitas Kevin kalau Kevin bukankah tuan muda akan segera ketahuan.Samsul yang sampai saat ini masih menjadi pusat perh
"Tuan muda, seharian ini kan aku sudah berusaha memberitahu tuan muda kalau tuan muda memang adalah Tuan Muda Gregorius tapi... " "Tapi apa?" tanya Kevin. "Susah untuk aku jelaskan, tuan muda. Tuan muda harus datang ke kamar hotel tempat tuan muda menginap. Di situ, aku sudah sediakan semua yang harus tuan muda ketahui," jawab Suzan diujung telepon. "Baiklah, aku akan segera kesana." "Iya, tuan muda. Aku tunggu di sini," pungkas Suzan. Kevin segera mengembalikan handphone milik Samsul tadi. Begitu Kevin mendekat, Samsul langsung berkata kepada Natalie, "minta nomor telepon Tuan Muda Gregorius, supaya nanti kamu bisa menghubungi dia menyangkut pesanan mobil." Natalie langsung tersenyum ke arah Kevin dan meminta nomor telepon Kevin. Kevin segera mengambil handphonenya dan memberikannya kepada Natalie supaya Natalie bisa mencatat nomor telepon yang ada di handphone itu. "Oke, Tuan Muda Gre
"Alasannya karena kakekmu ingin melihat tindak tanduk seorang pemegang saham Gregorius Grup yang kakekmu curigai sebagai orang yang yang telah mencelakai tuan muda pada setahun yang lalu," jawab Suzan."What? Jadi aku dicelakai orang pada setahun yang lalu?" tanya Kevin penasaran."Iya, tuan muda. Untung saja ternyata Indro Lelono, ayahnya Lisa, yang merupakan sopir tuan muda di kota A, berhasil menyelamatkan tuan muda dan membawa tuan muda ke kota ini. Karena tuan mudah mengalami Amnesia maka Indro Lelono sengaja menyembunyikan identitas tuan muda.""Untuk apa dia melakukan itu?""Masih belum jelas, tuan muda. Dia juga langsung keluar dari pekerjaannya dan memilih untuk membawa tuan muda ke kota B ini padahal saat kecelakaan terjadi tuan muda dan Indro berada di kota lain yaitu di kota A.""Lalu, apakah Indro pernah menghubungi kakekku untuk memberitahu soal aku?""Tidak, tuan muda. Kakek tuan muda bahkan sempat kehilangan jejak
Tiba-tiba pintu menuju ruang atap terbuka dan beberapa orang keluar dari sana sehingga membuat Kevin dan gadis yang disandera itu jadi kaget. Dari pintu yang terbuka itu, keluarlah Felix, Matias serta Tony, asisten Kevin di bagian keuangan. Bersama mereka bertiga, keluarlah sepasang suami istri berumur 40 tahunan yang begitu melihat gadis yang berada di samping Kevin, mereka langsung berteriak dan mendekati gadis itu. "Mah. Pah," kata gadis yang sempat disandera itu yang langsung menghambur ke dalam pelukan sepasang suami istri yang baru datang ini yang ternyata adalah orang tua gadis itu. Felix langsung mendekati Kevin dan bercerita secara singkat tentang mengapa John Mc Clane bisa muncul di lantai atap apartemen dan kembali menyelamatkan Kevin. Kevin cuma bisa bersyukur karena John Mc Clane bisa sadar lebih cepat dari perkiraan semula karena kalau John tidak sadar dengan cepat, mungkin Kevin akan kesulitan menyelamatkan tiga orang yang bersama dia saat ledakan bom terjadi di la
Tangga tali ini terombang-ambing di udara karena helikopter dalam keadaan hampir tidak bisa dikontrol.Helikopter yang dikemudikan oleh John Mc Clane ini berputar-putar di udara setelah terkena dampak dari ledakan yang terjadi di dekat lantai atap gedung ini.Pada saat itu, menara seluler mulai roboh dan akan segera mengenai baling-baling helikopter hingga membuat orang-orang yang berada di dalam helikopter berteriak ketakutan.Kevin yang mendengar suara teriakan orang-orang di dalam helikopter itu, sebenarnya masih dalam keadaan berbahaya karena dia sedang fokus untuk mengendalikan gadis yang sempat dia dibekukan dan sekarang ini sedang meronta-ronta karena ketakutan.Gadis ini memang mengalami trauma karena sebelumnya saat dia berada di unit apartemen milik orang tuanya, tiba-tiba ada orang-orang yang mendobrak pintu dan menculiknya.Kemudian gadis ini dibawa ke lantai 6 dan langsung dipukul oleh Benford serta dipasangkan masker dan ditodong dengan senjata api hingga membuat gadis i
Api semakin membesar naik ke arah atas sementara Kevin masih berjuang untuk menghancurkan tembok pembatas yang berada di sekitar tubuh gadis sandera itu, tembok pembatas yang menghalangi Ken untuk menyembuhkan gadis itu dari kebekuan.Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara keras di atas lantai atap apartemen ini.Suara helikopter yang datang ke atas lantai atap ini disertai dengan tangga tali yang turun ke arah bawah."Buddy, cepat naik. Waktu kalian tidak banyak lagi. Felix sudah mendeteksi ada bom yang akan segera meledak di gedung itu. Cepat naik."Itu adalah suara John Mc Clane lewat pengeras suara dari helikopter yang baru datang itu.Kevin bisa mendengarnya dan mendengar kalau ada bom di atas sini, maka dia memberi isyarat kepada Andreas dan A Hua untuk naik di tangga tali helikopter yang diturunkan oleh helikopter itu.Tangga tali itu kini sudah berhasil mencapai tempatnya Andreas. Andreas langsung naik di tangga tali itu dan langsung memanjat ke atas tanpa menunggu lagi.K
Terjadi ledakan keras yang mengguncang gedung ini pada saat Kevin sedang sibuk untuk menghidupkan kembali gadis belasan tahun yang sempat dibekukan oleh Kevin tadi.Tubuh Kevin dan gadis itu terlempar sedemikian rupa sekitar 5 meter dari posisi mereka sebelumnya.Demikian juga Andreas dan A Hua yang masih berada di jarak 10 meter dari helikopter.Helikopter itu sendiri karena guncangan yang terjadi sempat melayang ke samping sehingga pilotnya terpaksa mulai memaksa naik ke atas tanpa bisa dicegah lagi oleh Andreas dan A Hua.Ada 5 anak buahnya Andreas yang berada di helikopter ini. Mereka adalah orang-orang terakhir yang diselamatkan oleh helikopter setelah para warga di apartemen ini diselamatkan dan para pengawal Keluarga Kevin lainnya sudah naik di helikopter sebelumnya.Lima pengawal Keluarga Kevin ini sangat marah saat helikopter ini diterbangkan oleh sang pilot untuk kabur meninggalkan gedung apartemen yang bagian bawahnya meledak itu.Karena ini berarti, helikopter terakhir ini
Dengan keadaan saat ini, di mana gadis itu terancam bahaya dari semua arah, dari kiri kanan dengan senjata api dan panah, belakang dengan senjata api yang berada di tangan Benford dan satu lagi yang berasal dari bawah lantai tempat gadis itu berpijak, maka Kevin harus bergerak cepat untuk mengatasinya.Kevin harus mengusahakan keselamatan gadis ini, dia harus bertindak cepat, kalau perlu dalam satu tindakan, dia harus melindungi gadis itu dari ancaman-ancaman bahaya yang ada.Kevin tahu kalau Benford memang sudah nekat, nekat untuk mati bersama gadis itu di tempat ini.Seperti kata-kata Benford tadi, mungkin saja dia tidak akan bisa membunuh Kevin, tetapi dia ingin membunuh gadis itu di depan mata Kevin agar supaya Kevin merasa bersalah.Dan perkataan Benford itu mengandung kebenaran. Kevin pasti akan merasa bersalah kalau gadis di depannya ini tewas di depan matanya tanpa bisa dia tolong, karena itu, Kevin harus bertindak drastis.Ancaman dari bawah gadis itu bukan hanya api yang sem
Kevin melangkah masuk ke dalam ruang tamu apartemen ini. Dengan ekor matanya, dia melihat semua yang ada di dalam ruang tamu apartemen ini.Nampaknya ruang tamu apartemen ini bukanlah tempat sembarangan, bukan tempat yang dipilih secara serampangan oleh Benford untuk membawa gadis kecil ini ke lantai 8 ini.Dengan kepemilikan gedung ini, maka Kevin yakin kalau Benford sudah menyiapkan sesuatu yang tidak terduga di apartemen ini.Karena di dalam ruangan ini terdapat banyak sekali hal-hal yang mengerikan.Ada panah di dinding kiri dan kanan yang anak panahnya siap untuk terlepas dari busurnya.Kevin tidak tahu hal apa yang akan memicu anak-anak panah itu terlepas tapi yang pasti, sasaran dari anak panah itu berada di tubuh gadis belasan tahun yang memakai masker yang berada di depan Benford itu.Selain itu, di bawah panah itu, ada dua senjata api yang memakai tali temali khususnya di bagian pegangan dan juga di bagian pelatuk.Sasaran dari dua senjata api itu juga sama yaitu di kepala g
Kevin takut akan strategi musuh. Karena bisa saja musuh akan naik ke lantai atap pada saat Kevin turun ke lantai 6 untuk menemui Benford yang sebelumnya ada di lantai 6.Karena itu, sebelum turun ke bawah, Kevin putuskan untuk mengambil sebuah besi dan dengan besi itu, dia bengkokkan besi itu dan kaitkan di pegangan pintu untuk menghalangi siapapun naik ke lantai atap.Karena orang yang ingin masuk ke lantai atap, harus bisa meluruskan besi itu dan itu sesuatu yang mustahil untuk orang yang tidak memiliki kemampuan tenaga dalam.Kalau pun ada yang bisa menghancurkan besi itu maka mereka harus menghancurkannya dengan menggunakan shotgun atau pun dengan menggunakan peledak sejenis C4.Yang jelas, kalau mereka melakukan itu, suaranya pasti akan didengar Kevin, sehingga Kevin bisa langsung kembali ke tempat ini.Jadi, kalaupun yang bersama Benford itu adalah seorang sandera, maka Kevin akan menyelamatkan sandera itu, membawanya ke atas sini dan menghancurkan besi yang dia pakai menghalang
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Kevin sambil menatap Andreas."Felix baru mendapatkan sesuatu kalau ternyata gedung apartemen ini bukan sekedar tempat yang disewa oleh Benford dan Howard," Jawab Andreas."Lalu apa?""Ternyata sejak lama apartemen ini memang adalah milik dari Benford dan Howard.""Benarkah?" Kevin langsung mengerutkan keningnya. "Berarti mereka sudah menyiapkan sesuatu di tempat ini dan aku rasa tebakanku sebelumnya tidak benar. Aku rasa bukan bom yang ditanamkan di sini.""Iya, tuan muda. Karena menurut Felix, di lantai 3 baru terjadi pergolakan yang aneh.""Aneh?""Iya, tiba-tiba hawa di lantai 3 menjadi sangat panas.""Kebakaran?""Ya. Dan itu baru terjadi beberapa detik yang lalu tetapi sudah langsung memenuhi seluruh lantai 3. Dengan demikian, seluruh lantai di lantai 3 itu seperti berubah menjadi kompor masak.""Mungkin masih ada celah. Kalian semua, segeralah keluar lewat tangga untuk menuju ke lantai 2 dan menyelamatkan diri kalian.""Baik."Tapi, Andreas ke
Tapi sebelum menyerang, Kevin memberikan kode. Dia mengepalkan tangannya ke arah belakang tubuhnya yang merupakan kode bagi para pengawalnya untuk tidak bergerak dulu.Setelah memberikan kode itu, Kevin langsung keluar dari persembunyian dan mendekati beberapa orang yang langsung kaget saat melihatnya.Kevin melihat ke wajah orang-orang itu dan kekagetan orang-orang itu tidak dibuat-buat, karena itu, Kevin tahu kalau orang-orang ini betul-betul tidak tahu akan kemungkinan kedatangannya ini.Tapi Kevin tidak berpikir lebih panjang lagi, dia segera mendekat dan merampas satu persatu senjata-senjata api otomatis yang dipegang musuh-musuhnya iniSetiap kali Kevin berhasil merampas senjata api itu, dia segera melemparkan senjata-senjata api itu ke belakang ke arah tangga untuk segera diamankan oleh anak buahnya yang masih bersembunyi di dekat tangga.Kevin terus bergerak dengan cepat mengambil apa saja senjata musuh yang dia pegang atau diselipkan musuh di tubuh mereka.Kevin mengambil sen