Beranda / Urban / Pewaris yang Amnesia / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab Pewaris yang Amnesia: Bab 41 - Bab 50

247 Bab

41 Masa Dua Bulan yang Hilang

"Aku tidak tahu siapa yang menemukanku. Pokoknya aku terbangun di ranjang sebuah rumah sakit dan ada orang tuaku yang duduk di samping kiri dan samping kanan ranjangku." Natalie memulai ceritanya. "Lalu?"Natalie tidak langsung menjawab di seperti sedang mengingat-ingat sesuatu kemudian dia berkata, "saat aku terbangun itu, aku bertanya kepada orang tuaku aku di mana.""Terus?""Mereka bilang aku di rumah sakit. Kemudian aku bertanya mengapa aku di rumah sakit, kan harusnya aku menghadiri pemakaman kakekku? Terus aku baru ingat sekarang, kalau mereka kelihatan bingung dengan pertanyaanku itu.""Mereka bingung?""Iya.Mereka terlihat saling berpandangan. Kemudian mereka bertanya, apa yang diingat aku terakhir kalinya.""What? Ini misterius. Lalu apa jawabmu?""Saat itu aku bilang kalau ingatanku terakhir adalah aku sedang menuju ke acara pemakaman kakekku, setelah aku menangis semal
Baca selengkapnya

42 Kebohongan Norma

"Baiklah. Nampaknya, itulah yang harus kamu lakukan." Kevin mengangguk menyetujui apa yang dilakukan Natalie ini. Natalie segera menelpon Norma, ibunya. "Halo, Ma.""Halo, Nat. Kamu di mana? Di tempat kos-mu ya?""Enggak, ma. Aku tadi mengikuti reuni SMA-ku. Ada yang ingin aku tanyakan kepada mama." Natalie langsung mengalihkan pembicaraan agar supaya mamanya tidak bertanya lebih lanjut, karena saat ini, Natalie sedang berada di sebuah kamar hotel bersama seorang lelaki jadi Natalie tidak mau sampai Norma bertanya terus tentang dimana Natalie berada sekarang ini. "Oke, kamu ingin bertanya apa?""Ini tentang saat aku dirawat di rumah sakit tempo hari. Mama bilang kalau aku mengalami pingsan saat aku akan menghadiri pemakaman kakek, iya kan?""Iya, memang gitu. Terus?""Apakah waktunya sesingkat itu?""Apa maksud kamu, Natalie?""Karena saat ini aku merasaka
Baca selengkapnya

43 Jefferson Southern

"Oke. Aku akan membawamu ke kota A karena kita harus menuju ke sana supaya kita berdua bisa tahu apa apa yang terjadi pada kita pada setahun yang lalu," tandas Kevin menyetujui ucapan Natalie. Pembicaraan keduanya terhenti karena terdengar ketukan di pintu kamar. "Siapa yang mengetuk pintu malam-malam, begini?" tanya Natalie. "Itu temanku. Aku memintanya membawa beberapa barang yang bisa saja adalah barang-barangmu."Kevin mendekati pintu, membuka pintu dan mengambil beberapa barang yang disodorkan Thomas di depan pintu untuknya. Setelah itu, Kevin kembali menutup pintu dan membawa barang-barang yang dibawa Thomas yang berada di dalam tas. "Aku ingin kamu mengenali barang-barang ini, siapa tahu ada barang-barang yang kamu kenal.""Oke." Natalie menunggu di ranjang, dia duduk di pinggir ranjang.  Kevin mendekati ranjang dan mengeluarkan baju mirip baju Astronaut dengan in
Baca selengkapnya

44 Bidadari dari Kahyangan

"Benarkah? Benarkah kantor utama Jefferson Southern berada di kota A," tanya Kevin memastikan. "Iya, tuan muda, karena salah satu anak perusahaan kita sering bekerjasama dengan Jefferson Southern dan aku pernah mengirimkan contoh-contoh produk dari anak perusahaan kita itu untuk Jefferson Southern di kota A," jawab Thomas.  "Oke. Berarti kita harus ke sana. Jangan dulu cerita apa-apa, jangan dulu cerita tentang kenalanmu di perusahaan Jefferson Southern itu, karena kita harus kesana secara rahasia. Mengerti?""Iya, tuan muda. Kapan kita akan berangkat, tuan muda?""Besok pagi sesudah makan pagi.""Iya, tuan muda. Perjalanan ke kota A bisa di lakukan dengan kereta api. Karena itu, aku usulkan kereta api sebagai perjalanan yang tidak menyolok. Tetapi aku bisa sediakan satu gerbong khusus untuk tuan muda agar tidak perlu berbaur dengan orang banyak.""Tapi kalau kita sewa 1 gerbong, itu aka
Baca selengkapnya

45 Kembali Direndahkan

Mendengar kata-kata Derek ini, Kevin langsung menaikkan alisnya. Kevin mulai tidak suka dengan teman kuliahnya Natalie ini, karena itu, Kevin mulai memainkan handphonenya dan secara diam-diam memotret wajah Derek dan mengirimkan foto Derek itu kepada Thomas. "Cari tahu orang ini. Siapa dia? Apa perusahaannya? Dan kalau dia macam-macam, siap-siaplah untuk menghabisi perusahaannya," kata Kevin lewat chat kepada Thomas. Kevin senang saat Thomas langsung menjawab kalau dia akan segera melakukan apa yang menjadi perintah Kevin itu. Sementara itu, Natalie juga mulai tidak suka dengan kata-kata Derek itu, karena itu dia berkata, "mungkin kamu tidak mengerti kata-kataku. Aku bilang, aku sudah punya kekasih dan aku aku tidak berencana untuk menerimamu. Tidak waktu dulu saat kita masih kuliah bersama dan khususnya tidak sekarang karena melihat sikapmu ini!""Kenapa dengan sikap aku ini? Ini dinamakan percaya diri. Dulu, per
Baca selengkapnya

46 Menghajar Pria Sombong

"Apakah kamu ini pemilik dari Fujin mall dan juga pemilik produk makanan Camar Food?" tanya Kevin. "Rupanya kamu memiliki pengetahuan juga, hah? Sebagai seorang pelayan, pasti kamu bermimpi ingin kerja di salah satu dari dua usaha besarku yaitu Fujin Mall dan Camar Food, iya kan?" Derek tertawa mengejek sambil mengerling ke arah Natalie. Derek cukup senang karena tanpa diduganya, Kevin berhasil membeberkan dua usaha besar milik Derek yang Derek yakin, pasti pernah didengar oleh Natalie, karena itu, Derek mulai membusungkan dadanya membanggakan dua perusahaan besar miliknya itu. "Begini, aku tahu tentang dua perusahaanmu karena dua perusahaanmu itu baru saja ditolak permohonan pinjamannya oleh Gregorius Grup dan menurut berita, kali ini ditolak tanpa jangka waktu, alias tidak terbatas alias sampai selamanya.""What? Ini tidak mungkin. Itu berita hoax!""Berita yang kudapat bukan hoax. Perusahaan kalian, sebe
Baca selengkapnya

47 Baju Mewah untuk Natalie

"Oke. Kita lihat saja," tandas Derek penuh percaya diri. Dia terlalu yakin kalau pinjaman baru yang diajukan perusahaannya akan disetujui oleh pihak petinggi Gregorius Grup. Saat ini, terdengar suara ayahnya Derek di ujung telepon, yang memberitahu Derek kalau Ayahnya Derek baru saja mendapatkan telepon dari petinggi Gregorius Group. "Terus bagaimana, pa? Mereka setuju dengan pinjaman kita, kan? Bahkan mungkin mereka sangat antusias kan? Karena perusahaan kita kan adalah perusahaan maju dan hebat. Iya kan, pah?""Disetujui gimana, hah! Justru menurut para petinggi Gregorius Grup, mereka mengambil keputusan untuk tidak pernah memberikan pinjaman baru kepada kita dan memutuskan untuk langsung menagih semua utang-utang kita dan itu semua karena kamu, karena kelakuan kamu, TAU!!!" sembur ayahnya Derek di ujung telepon. "Apa yang kulakukan, pa?""Papa tidak tahu! Yang jelas para petinggi dari Gregorius Gru
Baca selengkapnya

48 Kamu Kira Aku Tidak Berani?

Wajah Kevin langsung tertekuk melihat keempat orang ini yang sekarang menatap Kevin sambil tertawa-tawa. Empat orang ini adalah Victor, Lisa, Amran dan Vanda. Mereka yang nampaknya hendak menuju ke gerbong di depan, kini dengan dipimpin Victor, putuskan untuk berhenti dan mendekati Kevin"Ngapain kamu di sini? apa kamu sedang syuting acara TV lagi?" cibir Victor. "Bukan urusanmu!" kata Kevin sambil mulai memainkan handphonenya untuk meminta Thomas untuk bersiap menerima instruksinya. Sebelum ini, Kevin yang sudah menyadari kalau dirinya betul-betul adalah pewaris dari Gregorius Grup, memilih untuk tidak mengganggu Victor, tetapi saat Kevin melihat keberadaan Victor saat ini dengan gaya mengejeknya, maka Kevin mulai bersiap untuk melakukan serangan kepada Victor. Kevin melakukan chat kepada Thomas meminta Thomas untuk mencari semua kesalahan Victor, karena Kevin ingin menjungkirbalikkan Victor ka
Baca selengkapnya

49 Difitnah

Kemudian tangan Victor mulai bergerak ke arah senjata api yang berada di balik bajunya. Kevin sendiri sudah melihat kalau kedua mata Victor memancarkan bara api kemurkaan yang sangat hebat dan Victor tidak main-main dengan ancamannya ini. Kevin tahu kalau Victor bisa membuktikan ancamannya, Victor bisa mencabut senjata api itu untuk dia tembakkan ke arah Kevin dan Kevin tidak mau itu terjadi, apalagi dengan resiko ada peluru yang bisa mengenai tubuh Natalie yang berada di belakangnya, karena itu, Kevin harus bergerak. Walaupun Kevin sebelumnya berada di posisi duduk dan agak jauh dari Victor, sementara Victor berada di posisi berdiri dan posisi tangan Victor lebih dekat ke arah senjata api di tubuh Victor, tetapi dengan kecepatan kilatnya, Kevin berhasil lebih dulu mengambil senjata api dari balik celana yang dipakai Viktor. Tapi walaupun Kevin berhasil merebut senjata itu, tetapi tangan Victor masih berhasi
Baca selengkapnya

50 Ditangkap Polisi

"Semua harap tenang. Di stasiun berikut, ada petugas polisi yang akan naik ke kereta api ini. Juga petugas kesehatan. Jadi, kita tenang dulu," kata petugas kereta api itu. Tapi, karena dia sudah terprovokasi oleh Amran, saat ini dia nampak berjaga-jaga di depan Kevin. Kevin mencari Natalie tetapi petugas kereta api itu meminta Kevin untuk tidak berinteraksi dengan siapapun sehingga akhirnya Kevin dipaksa untuk duduk dengan tangan diperlihatkan di atas meja.  "Ikat saja dia, pak. Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan," kata Amran sambil menunjuk ke arah Kevin. Petugas kereta api itu mengangguk. Dia kemudian mengambil borgol dari pinggangnya dan memborgol kedua tangan Kevin dengan posisi 2 tangan berada di depan. Kevin biarkan mereka memborgolnya. Kevin cuma menatap ke arah belakang untuk mencari keberadaan Natalie. Dia agak tenang saat dia melihat beberapa anak buahnya berada di sekitar Natalie yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
25
DMCA.com Protection Status