Manusia cuma membutuhkan dua kata untuk melegakan diri setiap pagi. Ketika ia bangun dari tidur, ketika ia terjaga dari mimpi buruk, atau mimpi yang indah sekalipun. Ia hanya membutuhkan dua kata untuk berani membuka mata, menjalani nasib di dunia nyata yang tak hanya sephia, puzzle bongkar pasang yang dirangkai dalam ingatan dan disiarkan kembali jadi angan-angan. Svaha hanya butuh dua kata, ini adalah harapan, untuk menyambut matahari pagi yang menyilaukan, atau musim hujan yang gigil dan menjemukan. Dua kata itu adalah ‘masih bernafas’. Hal yang paling adil dan dibagikan kepada semua mahluk hidup tanpa pengecualian—secara merata, di saat yang bersamaan oleh Sang Pencipta, semesta, atom anti materi dan materi, alien atau apa saja keyakinannya. Adalah bernafas. Lalu bagaimana tentang perempuan yang sedang tidur di sebelahnya? Sahabatnya, masa kecilnya, saudara sepenanggungannya, patner di kala perbuatan baik dan perbuatan jahat minta tempat di dalam takdirnya? Perem
Read more