Главная / Romansa / Takdir Cinta Sang Anak Koruptor / Глава 21 - Глава 30

Все главы Takdir Cinta Sang Anak Koruptor: Глава 21 - Глава 30

99

bab duapuluh - sendiri

Surat cerai itu akhirnya sampai di tangan Winena kemarin sore. Hingga pagi ini, begitu Winena membuka mata, surat itu yang terus Winena pandangi. Seolah jika Winena memandangi lama, maka tulisan di surat itu akan berganti. Bahwa dirinya tidak sedang menyandang status baru yang tidak pernah diinginkan wanita mana pun.Janda.Konotasi yang tidak begitu enak didengar. Winena membenci julukan itu. Namun, tak ada yang bisa Winena lakukan untuk bisa menghapus julukan yang sudah melekat pada dirinya. Winena akan hidup dengan julukan itu hingga ia menikah lagi. Itu pun jika Winena masih berniat untuk menjalin hubungan baru dengan orang lain. Sebab, detik ini, Winena hanya ingin lepas dari rasa sakit yang membelenggunya. Itu saja.Tatapan mata Winena menerawang menembus jendela kamarnya.Dua minggu setelah Ayah dan Ibu meninggal, pengacara Faris datang ke rumah Tante Elis untuk menyerahkan surat gugatan cerai kepada Winena.Tanah merah yang menimbun jasad kedua orang tua Winena bahkan masih ba
last updateПоследнее обновление : 2022-09-24
Читайте больше

bab duapuluh satu - menuju hidup baru

Fase tersulit yang harus dihadapi oleh Winena setelah menghadapi kehilangan adalah harus beradaptasi dengan hidup baru. Di mana di dunianya yang baru tidak ada lagi ibu, ayah, ataupun suami. Bagaimana caranya membiasakan diri dan melakukan sesuatu hanya untuk diri sendiri? "Harus hidup sendiri setelah terbiasa hidup dengan orang lain itu sulit, Win," kata Tante Elis beberapa waktu lalu saat membujuk Winena agar mengurungkan niatnya untuk pergi. Ada cukup alasan yang seharusnya bisa menahan Winena agar tidak melarikan diri dari Jakarta. Tetapi Winena tetap memilih pergi. Winena tidak tahu apakah pilihannya untuk pergi adalah solusi yang benar. Yang perlu Winena lakukan sekarang adalah mencoba. Benar atau salah, itu urusan belakangan. "Ingat ya, Win. Makan teratur, banyak-banyak istirahat, jangan terlalu memforsir diri untuk kerja—" "Mama udah ngomong gitu belasan kali sejak pagi tadi. Papa yakin Winena nggak akan lupa," sela Om Tirta, suami Tante Elis yang tampak geli melihat istri
last updateПоследнее обновление : 2022-09-24
Читайте больше

bab duapuluh dua - rutinitas baru

Jika beberapa bulan lalu rutinitas Winena setiap akhir pekan adalah mengunjungi makam kedua orang tuanya, maka sejak pindah ke Yogyakarta Winena mencari rutinitas baru agar tidak hanya terjebak di kamar kosnya dan terpekur dalam kesedihan. Sebut saja, Winena butuh tempat untuk melarikan diri dari rasa sepi yang menggerogoti jiwanya. Akhir pekan pertamanya di Yogyakarta, Winena menghabiskan waktunya di kamar kos untuk tidur. Beradaptasi di lingkungan kerja yang baru setelah cukup lama tidak bekerja membuat tubuhnya protes minta diistirahatkan. Minggu itu, Winena tak punya banyak waktu untuk merenungi kesedihan. Akhir pekan kedua dan ketiga, setelah cukup menyesuaikan diri dengan ritme kerja, Winena memilih untuk jalan-jalan di sekitar Malioboro hingga kakinya pegal-pegal. Winena merasa cukup nyaman di tengah-tengah keramaian orang lalu lalang di sepanjang jalan Malioboro. Meski ia ke sana kemari sendiri, itu tetap jauh lebih baik ketimbang terkurung di kos tanpa melakukan apa-apa.
last updateПоследнее обновление : 2022-09-26
Читайте больше

bab duapuluh tiga - tawa yang terenggut

Winena terlalu larut dalam kesedihan karena kehilangan Ibu hingga langsung melupakan hal menyenangkan yang terjadi bersama Sena. Siang itu, Winena merasakan setitik kesenangan yang telah lama hilang dalam hidupnya.Selain harus membayar utang, Winena juga berutang ucapan terima kasih—yang ke sekian kali—karena di detik itu Sena menjadi salah satu alasan Winena mau bertahan di tengah kekacauan hidupnya.Bukan.Sungguh, bukan karena Winena jatuh cinta kepada laki-laki itu. Tetapi karena kehadiran Sena yang meski hanya sekejap mampu memberikan secercah harap, bahwa masih ada kebahagiaan dan kesenangan yang akan bisa didapat Winena di luar sana. Walaupun tak lama kemudian harapan itu terseret badai saat Ibu mengembuskan napas terakhir."Bego banget sih, Win," kesal Winena.Winena mengetikkan nomor Sena yang untungnya masih bisa terbaca meski sebagian angkanya sudah memudar hilang karena tintanya luntur. Winena berhasil menyimpannya dengan nama Banyusena."Telepon sekarang atau nanti aja,
last updateПоследнее обновление : 2022-09-26
Читайте больше

bab duapuluh empat - iri?

Winena terkejut sendiri karena pikirannya tidak mau berhenti memikirkan Sena. Bahkan setelah ia mencoba fokus pada sisa jalanan menuju rumah Asih. Winena yakin, jika pertemuan kedua kala itu berarti sesuatu. Bahwa seperti yang Sena bilang jika pertemuan mereka merupakan takdir yang sudah digariskan Tuhan. Mengingat keakraban mereka kala itu, mereka mungkin saja bisa berteman. Sehingga Winena masih tidak mengerti mengapa nomor ponsel Sena tidak terdaftar saat ia coba hubungi. Apa yang sebenarnya telah terjadi? Sena jelas-jelas tidak terlihat seperti orang yang suka berganti-ganti nomor ponsel. Atau itu hanya pemikiran Winena saja yang salah? Mungkinkah terjadi sesuatu kepada Sena hingga mengharuskan laki-laki itu memblokir nomornya sendiri dan menggantinya dengan nomor yang baru? Atau sejak awal Sena memang memberikan nomor ponsel yang salah? Winena mendesah. Ah, lagi-lagi Winena kembali ke pemikiran yang itu. Kalau memang akhirnya begini ya sudah lupakan saja, Winena. Mungkin me
last updateПоследнее обновление : 2022-09-26
Читайте больше

bab duapuluh lima - dia yang kembali

Meski nyaris setengah tahun lamanya Sena bekerja di tempat baru dan sudah mampu beradaptasi dengan rekan-rekan kerja yang jauh lebih ramah ketimbang di tempat kerja yang lama, Sena tidak merasa antusias seperti dulu. Sena tidak semangat bekerja. Menyingkirkan sisi kompeten dalam dirinya dan bekerja seadanya. Ia tetap teliti menangani dan mengkaji ulang kasus yang sedang ia tangani. Tetapi rasanya tetap berbeda. Sena merindukan kantornya yang meski banyak berkas bertumpuk di meja dan di lantai, tetapi Sena betah di sana. Sena merindukan sesi-sesi diskusi dengan Reiga yang begitu kritis menilai sebuah kasus, entah itu kasus besar ataupun kasus kecil. Sena merindukan kopi yang setiap pagi ia seduh di pantri. Bahkan, hal-hal menyebalkan yang biasa Sena alami di tempat kerja juga laki-laki itu rindukan. Tak seperti yang dikatakan Reiga tentang kemungkinan Sena akan dipanggil kembali ke kantor lama, Sena tahu bahwa mutasi terhadapnya kemungkinan permanen. Ia tidak akan pernah lagi kembali
last updateПоследнее обновление : 2022-09-26
Читайте больше

bab duapuluh enam - dia yang kembali (part 2)

Sudah enam bulan lamanya sejak Sena putus dari Nindi. Selama itu pula Sena tidak pernah berhubungan lagi dalam bentuk apa pun dengan mantan kekasihnya itu. "Jadi, kamu memutuskan untuk kembali ke aku setelah bosan dengan pacar barumu, Nin?" Batin Sena bergejolak. Sejujurnya, Sena cukup terkejut karena masih menyimpan kemarahan untuk sosok mantan kekasih yang Sena kira sudah Sena lupakan. Sena pikir waktu yang telah berlalu mampu menyembuhkan luka. Ternyata, Sena hanya menguburnya dengan memori yang lain. Luka akibat diputuskan sepihak oleh Nindi itu masih ada. Dan Sena tidak berniat untuk menerima Nindi kembali hanya karena wanita itu memutuskan untuk datang ke hidup Sena lagi dengan begitu mudahnya. "Sidang ketiga kapan, Mas?" Ferdi membuka percakapan saat mobil Sena meninggalkan parkiran dan bergabung dengan kendaraan-kendaraan lain di jalan raya yang ramai lancar pagi itu. "Hari Senin, Fer. Kasus yang lagi kamu tangani gimana?" Sena balik bertanya dengan pikirannya yang terb
last updateПоследнее обновление : 2022-09-26
Читайте больше

bab duapuluh tujuh - sejenak mengistirahatkan diri

Sudah lebih dari enam bulan lamanya 'pulang' ke tanah kelahiran, ini baru pertama kalinya Sena mengistirahatkan diri—benar-benar tidak menyentuh pekerjaan sama sekali, memikirkan pekerjaan pun tidak—dan bepergian ke luar rumah seorang diri. Ferdi tidak jadi ikut—sehari setelah Sena mengajak Ferdi ke pantai dan Ferdi pun sudah setuju untuk ikut beserta anak dan istrinya—karena salah satu anaknya mendadak demam, sehingga tidak bisa bepergian terlalu jauh. "Maaf ya, Mas Sena. Lain kali saya pasti temani," Ferdi terdengar sangat menyesal saat di telepon tadi. "Nggak masalah, Fer." Sena bersungguh-sungguh. "Semoga anakmu cepat sembuh." "Terima kasih, Mas. Hati-hati di jalan, Mas," balas Ferdi tulus. Sena pun langsung tancap gas dari rumah setelah bersiap-siap—tidak banyak yang dipersiapkan, Sena hanya jaket, topi, kacamata, dan jangan lupakan sunblock karena laki-laki tidak ingin wajah dan kulit tubuhnya yang terpapar sinar matahari akan gosong saat pulang nanti—dan kemudian pamit kepa
last updateПоследнее обновление : 2022-10-06
Читайте больше

bab duapuluh delapan - kebetulan yang menyenangkan

Sena bukan orang yang sentimentil yang menganggap pantai adalah tempat yang akan bisa memberikan ketenangan batin. Sena dulu sering ke pantai karena teman-temannya selalu memaksa dirinya untuk ikut bermain bersama ke pantai. Mau tak mau Sena ikut hingga mulai bosan dengan pantai. Tetapi, rasanya hari ini lain. Ternyata setelah lama tak datang ke pantai, ada perasaan rindu menyusup di dadanya. Tepatnya, bukan pantai yang saat ini Sena rindukan, melainkan momen-momen yang pernah Sena miliki dulu dengan teman-temannya. Di saat itu yang di pikiran Sena hanya tugas sekolah dan gebetan yang tampak tak terlalu menaruh minat padanya. Setelah menginjak masa dewasa, satu demi satu masalah mulai membuat Sena lupa... jika ada saatnya ia perlu sejenak melepaskan beban berat yang ada di pundaknya dan menyesaki kepalanya. Datang ke pantai adalah pilihan yang paling benar. Dari posisi yang teduh, cukup jauh dari bibir pantai, Sena memandang ke arah pantai selatan yang hari ini amat sangat ramai, tan
last updateПоследнее обновление : 2022-10-07
Читайте больше

bab duapuluh sembilan - kebetulan yang menyenangkan (2)

Winena begitu terkejut seperti baru saja melihat hantu yang mendadak muncul di hadapannya. Bedanya, hantu yang Winena lihat saat ini Winena yakini masih hidup. Jadi, sosok itu seharusnya tidak pantas disebut hantu, bukan? Tadinya, Winena hanya berhalusinasi karena kepikiran sosok yang kini berdiri hanya sejarak dua lengan di depannya itu, Banyusena, karena nomor ponselnya yang sudah tidak aktif saat Winena hubungi. Winena tidak bisa mengenyahkan bayangan tentang Sena meski ia sedang mengobrol dengan Asih. Jadi, saat masih berada di area pantai, melihat sosok Sena duduk sendirian, Winena pikir itu tidak nyata. "Wow... saya benar-benar bingung mau bereaksi seperti apa," Winena berujar seraya meringis. Sementara itu, Sena menunjukkan senyum cerah. "Apa kabar, Winena?" "Kalau dari kondisi fisik, saya jauh lebih sehat jika dibandingkan dua pertemuan terakhir sebelum hari ini. Dan kondisi psikis saya... cukup baik. Saya nggak akan ada di sini sekarang kalau saya sedang nggak baik-baik a
last updateПоследнее обновление : 2022-10-07
Читайте больше
Предыдущий
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status