Home / Urban / PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS : Chapter 111 - Chapter 120

199 Chapters

Chapter. 111

Semua orang yang ada di ruang rapat itu tidak berani bersuara sedikitpun, terlihat bahkan Billy dan Benny yang dari awal memprovokasi semua orang itu, kini justru terdiam, saat mendengarkan kemarahan dari Fajar."Billy, Benny. Ayo bicara? Bukankah tadi suaramu paling nyaring di ruangan ini? Kenapa sekarang malah diam? Apa tadi kamu kesambet?" Tanya Fajar.Terlihat Billy dan Benny tak berani bersuara, wajahnya bahkan memerah, entah karena malu, entah karena tidak terima."Dimana kamu Billy, Benny? Saat aku koma, bukannya membantu putraku, kalian malah sibuk menginginkan posisi menjadi pemimpin, piuh! Percaya diri sekali, atas dasar apa ingin jadi pemimpin? Ingat, Perusahaan ini bukan milik nenek moyangmu, bahkan saham milikmu saja adalah pemberianku, tidak tahu malu." Gerutu Fajar.Semua orang semakin diam, ruangan terasa dingin dan hening, karena mereka tidak pernah merasakan jika Fajar semarah itu."Untuk kalian yang sekarang diam, menunduk seolah sangat setia padaku, ingatlah jika a
last updateLast Updated : 2022-06-02
Read more

Chapter. 112

"Nanti kita bicarakan bertiga di dalam," jawab Fajar pada Tuan Weber. Tuan Weber pun terlihat mengangguk. "Aku ingin membahas dulu dengan mereka-mereka ini, apa yang sebenarnya mereka inginkan dengan mendemoku seperti tadi, ayo siapa yang mau bicara?" Tanya Fajar pada bawahan yang kini berada di ruang rapat tersebut. "Ayo silahkan bicara? Mumpung Saya berada di depan kalian, jangan jadi pecundang yang bisanya berbicara di belakang. Jangan lupa jika kalian masih sebagai bawahanku sekarang, saya tidak sudi menganggap kalian sebagai partner lagi." Gerutu Fajar. Baru kali ini Fajar Rashaad itu berkata jika pekerja yang sudah naik level itu bawahannya, dia selalu menganggap mereka berjasa hingga menyebutnya partner, pada
last updateLast Updated : 2022-06-03
Read more

Chapter. 113

"Tahukah kamu Nak? Tidak ada satupun dari mereka yang membelamu. Berarti sama saja dengan mengkhianatiku, mereka malah demo akan melengserkan kamu." Ucap Fajar. "Bukankah mereka memang begitu? Bahkan ada yang berani menusukmu dari belakang? Bukankah Anda tahu jika semua bawahan Anda itu pecundang? Tentunya kecuali Tuan Weber dan Tuan Abraham" Jawab Aditya. "Ya, aku memang sudah tahu. Baiklah sekarang kita keruangan kita saja dulu, ada hal darurat yang harus kita bicarakan berempat," ajak Fajar, kemudian tanpa mau berbicara dengan semua bawahannya lagi, Fajar berjalan pergi meninggalkan ruangan itu. Aditya hanya bisa mengikuti Ayahnya itu dengan patuh, dia yakin jika bukan karena artikel sampah seperti tadi orang sakit bisa tiba-tiba bangun. 
last updateLast Updated : 2022-06-04
Read more

Chapter. 114

Ternyata sebenarnya Fajar sudah mengetahui jika di Perusahaan miliknya ada suatu masalah yang begitu besar yang sedang menimpa, tetapi bukan hanya itu saja yang membuatnya harus bangkit dari berpura-pura komanya selama ini, bukan juga karena skandal berita yang tiba-tiba berseliweran jika dia memiliki anak haram, jika pemimpin muda Aditya Rashaad adalah anak haramnya, bukan itu. Dia bahkan tidak peduli berita itu tersebar luas, karena cepat atau lambat identitas putranya itu akan terkuak."Aku bisa mengatasi permasalahan Indra Buana, cepat atau lambat dia akan tertangkap karena sudah menipu kita semua, bukan juga karena skandal yang sudah tersebar luas dan kini sebagian pesaingku mungkin sedang menertawakanku, aku tidak peduli, karena dia memang putraku, satu-satunya keturunanku. Tapi yang membuat aku bangkit dan terpaksa datang kesini adalah karena Aletta," ujar Fajar."Aletta?" Tanya Tuan Weber."Siapa Aletta?" Tanya Tuan Abraham, menimpali."Dia, ibunya putraku. Ibu kandungnya," ja
last updateLast Updated : 2022-06-05
Read more

Chapter. 115

Tuan Fajar bergegas meninggalkan ruangan rapat diikuti oleh putranya yaitu Aditya juga Tuan Weber dan Tuan Abraham di belakangnya. Setibanya di ruangan pribadi tempatnya bekerja dia tidak serta merta duduk di kursi pemimpin yang kini diwakilkan pada putranya."Duduklah di kursi Anda," pinta Aditya."Tidak Nak, kita duduk di sofa saja," jawab Tuan Fajar dengan penuh kharisma."Baiklah Ayah, silahkan." Ujar Aditya sedikit gugup karena memanggil pria itu dengan sebutan Ayah di depan orang lain ternyata sangat membuatnya canggung.Tuan Fajar menoleh ke arah Aditya sejenak lalu dia tersenyum, baru kali ini dia merasakan betapa manisnya sikap putranya itu padanya, tidak seperti biasanya yang selalu ketus juga memanggilnya dengan sebutan tua bangka, ada rasa hangat di dalam hatinya, juga bangga.Tuan Weber dan juga Tuan Abraham menyadari jika saat ini pemimpin yang suda mereka anggap seperti putra mereka itu sedang merasakan kebahagiaan yang begitu besar, mereka tahu betul betapa kasar dan k
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Chapter. 116

Tuan Fajar menghela nafas panjang, untuk sesaat dadanya terasa sesak."Bukan Adit, semua ini tidak ada hubungannya dengan Indra Buana, yang di berita itu barulah ulah pria itu. Sedangkan untuk orang yang menculik ibumu sama sekali bukan dia, melainkan ibumu yang lain." Desah Tuan Fajar, terdengar sedih."Apa? Siapa maksud ayah? Bisakah berbicara lebih jelas?" Desak Aditya lagi, dia tampak sudah tidak tahan dengan teka teki yang sebenarnya sulit sekali ayahnya itu utarakan."Sandra, ibu tirimu." Jawab Tuan Fajar dengan nada suara yang begitu berat dan menggema.Aditya, Tuan Weber dan Tuan Abraham begitu tercengang saat dia mengetahui bahwa Sandra adalah dalang dibalik penculikan ibunya itu."Ayah jangan bercanda, jelas - jelas Indra Buana berkendara ke arah pelabuhan yang banyak gudang yang aku ketahui di dalam salah satu gudang itu ada ibuku yang sedang disekap, apa ayah tahu? Saat ayah memerintahku untuk datang kesini, jarak antara aku dan gudang tempat ibuku disekap hanya beberapa l
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Chapter. 117

"Iya Ayah, bukankah sebaiknya kita menolong ibu dulu saja?" Kini Aditya pun tidak tahan dengan sikap diam dan pemikir seperti ayahnya itu."Aditya, tenanglah ... ibumu akan baik-baik saja, kamu jangan khawatir." Jawab tuan Fajar."Apa ayah bisa menjaminnya? Atas dasar apa ayah seyakin itu?" Tanya Aditya, dia terus saja mendesak ayahnya itu karena dia takut sesuatu terjadi pada ibunya yang kini masih berada di tangan musuh itu."Ayah jamin seribu persen, ibumu akan baik-baik saja. Sandra bilang tidak akan melakukan apapun pada ibumu asalkan ayah tidak melaporkan semua ini pada pihak polisi dan juga orang-orang yang bernaung di perusahaan. Dia ingin semuanya terlihat bersih dan seolah tidak pernah terjadi hal seperti ini." Jawab tuan Fajar."Aku heran, kenapa nyonya Sandra bisa bersikap seperti ini? Seharusnya jika dia menginginkan perusahaan, kenapa tidak pada saat ayah tergeletak di rumah sakit dan dia malah mencariku untuk menggantikanku, aku tidak habis pikir dengan semua rencananya
last updateLast Updated : 2022-09-18
Read more

Chapter. 118

Mendengar perkataan ayahnya itu kini Aditya bisa bernafas dengan lega, karena ternyata ayahnya itu memiliki rencana lain seperti halnya sesuatu yang dia rencanakan juga, sebelum datang ke tempat itu, Aditya juga sudah menempatkan Jonathan dan gengnya untuk berjaga dan bersiap menolong ibunya jika ada hal yang mencurigakan yang akan terjadi padanya, serta Jhon yang bersiap dengan pasukan kepolisian juga jika hal tersebut diperlukan."Apa yang sebenarnya terjadi ayah? Kenapa ibu Sandra bisa semarah itu padamu dan ibuku?" Tanya Aditya.Terlihat tuan Fajar menghela nafas dalam-dalam sebelum menjelaskan sesuatu hal yang dipertanyakan oleh putranya itu."Beberapa hari yang lalu kami sebagai suami istri berbincang-bincang, awalnya hanya perbincangan santai saja, aku bertanya padanya bagaimana jika kita buka saja identitas aslimu dan Aletta, agar Aletta memiliki identitas yang jelas, sebagai mantan istri atau apa saja agar dia bisa melanjutkan hidup dengan tenang tanpa ada keraguan, bukankah
last updateLast Updated : 2022-09-18
Read more

Chapter. 119

Aditya masih merenungi apa yang Ayahnya pertanyakan itu, karena setelah dia pikirkan bolak-balik saat mengingat nyonya Sandra, dimatanya wanita itu sama sekali tidak memiliki kekurangan apapun, dia cantik, anggun, cerdas, berkelas, tegas dan banyak hal yang tidak bisa dia sebutkan satu persatu untuk melambangkan betapa perempuan itu sangat sempurna di matanya.Melihat putranya terus berpikir bahkan mungkin menebak-nebak, Fajar hanya bisa terdiam tenang, dalam hatinya dia merasa bangga memiliki putra yang amat positif thinking itu."Putramu sungguh sangat polos dan baik tuan Pemimpin," puji tuan Weber."Hem … tapi sekalinya kesal, orang tua saja dia sebut si tua bangka." Celetuk tuan Abraham.Terlihat jelas jika tuan Weber ingin sekali tertawa karena menertawakan celetukan sahabat baiknya yang tidak sepenuhnya salah itu, Aditya memang anak muda yang spesial saat dia kesal, auranya tidak dapat diduga. Tapi yang hanya bisa membuat pemuda itu kesal adalah ayahnya seorang yaitu tuan Fajar.
last updateLast Updated : 2022-09-19
Read more

Chapter. 120

Ponsel Aditya berdering, di seberang sana teman-temannya mengatakan jika ibunya dibawa pergi entah kemana dan mereka kehilangan jejak si penculik karena ternyata mereka sudah terkecoh. Aditya lemas, bagaimanapun juga dia sangat khawatir dengan ibunya itu. Namun ayahnya mencoba menenangkan dan mengajak Aditya untuk pulang dulu ke rumah, karena banyak hal yang akan Fajar pikirkan jika mereka berada di rumah.Ayah dan anak yang baru akur itu pergi bersama meninggalkan perusahaan. Sesampainya di rumah yang dulu saat kecil pernah Aditya tempati itu, Fajar menyuruh anaknya diantar oleh Yosef ke kamar yang sudah disiapkan. Namun saat Aditya akan pergi tiba-tiba Sandra ibu tirinya turun dari lantai atas."Sandra, rupanya kamu di rumah? Dimana Aletta? Bukankah kamu bilang dia bersamamu?" Tanya Fajar membentak."Aku memang tadi bersamanya, tapi dia pergi dan entah dengan siapa. Sumpah Mas, tadi itu aku hanya menggertakmu saja." Jawab Sandra dan tiba-tiba dia bersimpuh di kaki Fajar, meminta maa
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status