"Iya Ayah, bukankah sebaiknya kita menolong ibu dulu saja?" Kini Aditya pun tidak tahan dengan sikap diam dan pemikir seperti ayahnya itu."Aditya, tenanglah ... ibumu akan baik-baik saja, kamu jangan khawatir." Jawab tuan Fajar."Apa ayah bisa menjaminnya? Atas dasar apa ayah seyakin itu?" Tanya Aditya, dia terus saja mendesak ayahnya itu karena dia takut sesuatu terjadi pada ibunya yang kini masih berada di tangan musuh itu."Ayah jamin seribu persen, ibumu akan baik-baik saja. Sandra bilang tidak akan melakukan apapun pada ibumu asalkan ayah tidak melaporkan semua ini pada pihak polisi dan juga orang-orang yang bernaung di perusahaan. Dia ingin semuanya terlihat bersih dan seolah tidak pernah terjadi hal seperti ini." Jawab tuan Fajar."Aku heran, kenapa nyonya Sandra bisa bersikap seperti ini? Seharusnya jika dia menginginkan perusahaan, kenapa tidak pada saat ayah tergeletak di rumah sakit dan dia malah mencariku untuk menggantikanku, aku tidak habis pikir dengan semua rencananya
Mendengar perkataan ayahnya itu kini Aditya bisa bernafas dengan lega, karena ternyata ayahnya itu memiliki rencana lain seperti halnya sesuatu yang dia rencanakan juga, sebelum datang ke tempat itu, Aditya juga sudah menempatkan Jonathan dan gengnya untuk berjaga dan bersiap menolong ibunya jika ada hal yang mencurigakan yang akan terjadi padanya, serta Jhon yang bersiap dengan pasukan kepolisian juga jika hal tersebut diperlukan."Apa yang sebenarnya terjadi ayah? Kenapa ibu Sandra bisa semarah itu padamu dan ibuku?" Tanya Aditya.Terlihat tuan Fajar menghela nafas dalam-dalam sebelum menjelaskan sesuatu hal yang dipertanyakan oleh putranya itu."Beberapa hari yang lalu kami sebagai suami istri berbincang-bincang, awalnya hanya perbincangan santai saja, aku bertanya padanya bagaimana jika kita buka saja identitas aslimu dan Aletta, agar Aletta memiliki identitas yang jelas, sebagai mantan istri atau apa saja agar dia bisa melanjutkan hidup dengan tenang tanpa ada keraguan, bukankah
Aditya masih merenungi apa yang Ayahnya pertanyakan itu, karena setelah dia pikirkan bolak-balik saat mengingat nyonya Sandra, dimatanya wanita itu sama sekali tidak memiliki kekurangan apapun, dia cantik, anggun, cerdas, berkelas, tegas dan banyak hal yang tidak bisa dia sebutkan satu persatu untuk melambangkan betapa perempuan itu sangat sempurna di matanya.Melihat putranya terus berpikir bahkan mungkin menebak-nebak, Fajar hanya bisa terdiam tenang, dalam hatinya dia merasa bangga memiliki putra yang amat positif thinking itu."Putramu sungguh sangat polos dan baik tuan Pemimpin," puji tuan Weber."Hem … tapi sekalinya kesal, orang tua saja dia sebut si tua bangka." Celetuk tuan Abraham.Terlihat jelas jika tuan Weber ingin sekali tertawa karena menertawakan celetukan sahabat baiknya yang tidak sepenuhnya salah itu, Aditya memang anak muda yang spesial saat dia kesal, auranya tidak dapat diduga. Tapi yang hanya bisa membuat pemuda itu kesal adalah ayahnya seorang yaitu tuan Fajar.
Ponsel Aditya berdering, di seberang sana teman-temannya mengatakan jika ibunya dibawa pergi entah kemana dan mereka kehilangan jejak si penculik karena ternyata mereka sudah terkecoh. Aditya lemas, bagaimanapun juga dia sangat khawatir dengan ibunya itu. Namun ayahnya mencoba menenangkan dan mengajak Aditya untuk pulang dulu ke rumah, karena banyak hal yang akan Fajar pikirkan jika mereka berada di rumah.Ayah dan anak yang baru akur itu pergi bersama meninggalkan perusahaan. Sesampainya di rumah yang dulu saat kecil pernah Aditya tempati itu, Fajar menyuruh anaknya diantar oleh Yosef ke kamar yang sudah disiapkan. Namun saat Aditya akan pergi tiba-tiba Sandra ibu tirinya turun dari lantai atas."Sandra, rupanya kamu di rumah? Dimana Aletta? Bukankah kamu bilang dia bersamamu?" Tanya Fajar membentak."Aku memang tadi bersamanya, tapi dia pergi dan entah dengan siapa. Sumpah Mas, tadi itu aku hanya menggertakmu saja." Jawab Sandra dan tiba-tiba dia bersimpuh di kaki Fajar, meminta maa
“Ayah tahu kamu sudah dewasa, tetapi di luar sana sangat berbahaya. Kita tidak tahu siapa yang membawa ibumu pergi, ntah itu Sandra, Indra atau siapa seharusnya kita lebih banyak mengantisipasi.” Fajar berusaha untuk memberitahu putranya yang begitu keras kepala ini, sepertinya Aditya menuruni sifat ayahnya yang juga sama keras kepalanya.“Aku akan tetap pergi, apapun yang akan terjadi nanti tentunya aku bisa menangani semua itu.” Bahkan tanpa izin dari ayahnya pun Aditya akan tetap pergi untuk mencari ibunya yang hilang entah kemana dan dibawa siapa sekarang, karena teman-temannya juga sudah kehilangan jejak.“Lantas apa rencana mu?” tanya Fajar.“Aku akan datang ke markas Indra Buana, aku akan diam-diam menyusup ke sana untuk mencari informasi tentang ibu,” ujar Aditya yang langsung mendapat tolakan tegas dari ayahnya.“Tidak, itu terlalu berbahaya. Sama saja kamu menyerahkan diri kepada mereka jika kamu ketahuan menyelinap ke tempat mereka,” tolak Fajar dengan alasan yang dia rasa
“Sekarang kamu kasih tau saya di mana kamu sembunyikan Aletta?” tanya Sandra kepada orang di hadapannya, mendengar itu Aditya terkejut ternyata ibu tirinya itu adalah dalang dibalik penculikan ibu kandungnya.Selanjutnya Aditya tidak dapat mendengarnya karena saat menjawab pertanyaan dari Sandra lelaki itu menjawabnya dengan berbisik. “Bagus, kamu jaga dia dan jangan sampai kabur!” ucap Sandra, setelah itu sosok laki-laki tersebut pergi meninggalkan Sandra melewati tembok samping yang cukup tinggi, dia keluar dengan memanjat salah satu pohon lalu meloncat keluar pagar.“Ternyata benar, mereka yang sudah menculik ibu, dasar penyihir, pembohong.” Aditya bergumam, "bisa-bisanya tadi dia bersimpuh di kaki ayah kalau bukan dia yang kini menculik ibu, awas kamu Sandra. Kamu akan menyesal karena sudah berbohong!" Lanjutnya berseru pelan dan penuh penekanan, dia pun pergi dari sana sebelum ibu tirinya itu melihat keberadaanya. Aditya juga tidak ma
Di sisi lain Sandra sedang berada di suatu tempat di mana di tempat tersebut Sandra menahan Aletta dan mengikatnya dengan tali tambang yang cukup kuat, bahkan sangat sulit untuk Aletta bisa kabur.“Lepaskan saya!” teriak Aletta tepat di hadapan Sandra. "Ternyata kamu, apa yang kamu inginkan dengan menculikku seperti ini hah?" Teriak Aletta lagi, dia kini tahu jika Sandra yang sudah menculiknya.Sandra pun tertawa mendengar ucapan Aletta tadi, Aletta minta dilepaskan padahal dia sudah susah-susah membawanya kesana kemari demi untuk mengecoh Aditya dan Fajar suaminya, tentu saja tidak akan dibiarkan lepas begitu saja sebelum Sandra mendapatkan apa yang dia inginkan. Apa lagi jika bukan harta, Sandra sangat terobsesi dengan uang sampai-sampai membuatnya melakukan hal yang sangat buruk seperti ini, bisa saja nanti Aditya akan melaporkannya atas kasus penculikan, dan Sandra bisa masuk penjara namun dia tidak takut selama dia memiliki banyak uang.
Aditya kini sangat mengkhawatirkan keadaan ibunya, ancaman Sandra tadi membuatnya semakin khawatir akan ibunya, Aditya takut jika Sandra akan melakukan hal yang berbahaya terhadap ibunya. Jika memang harta yang Sandra inginkan Aditya akan memberikan itu semua demi ibunya, karena selama bersama ibunya dia tidak pernah bergelimang harta dan memiliki jabatan seperti sekarang. Jadi, bagi Aditya tidak masalah jika dirinya tidak lagi berada di posisi sekarang yang terpenting adalah keselamatan ibunya.“Turuti saja perkataan Ibu Sandra, toh dia adalah istri Ayah,” ucap Aditya kepada ayahnya. Perkataannya memang tidak salah, tapi terasa nyelekit bagi Fajar yang mendengarnya.“Tidak, karena pewaris Rashaad Group hanya kamu.” Fajar menjawab dengan tegas tanpa ingin dibantah. Masalah Sandra dia akan mengurusnya dan tidak perlu membawa-bawa Rashaad Group Fajar akan mencoba untuk berbicara baik-baik kepada istrinya itu.“Ayah akan mencoba untuk berbicara