Home / Urban / Menantu Super Kaya / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Menantu Super Kaya: Chapter 61 - Chapter 70

577 Chapters

61. Aku Tidak Peduli

“Harus kuapakan laki-laki ini?” tanya Andre. Mendengar suaranya seakan mendengar langkah malaikat maut. Semua tunduk di hadapan Andre.Yang bisa memerintahnya hanya Davin dan Juta, itu pun jika perintahnya benar-benar sesuai dengan idealisme Andre. Jika tidak, Andre tidak segan menentang ucapan mereka berdua padahal mereka berdua memiliki jabatan lebih tinggi dari Andre secara struktural Nayama.“Mmm, begini saja, aku beri dia penawaran. Aku ingin kamu minta maaf atas semua salah, khilaf, atau fitnah yang sudah kamu lempar kepada diriku selaku Tuan Muda Nayama.”Mendengar Davin menyelesaikan kalimatnya, Julius mulai berbinar. Dia tidak menyangka fitnah ini selesai hanya dengan kata maaf dan klarifikasi. Itu terlalu mudah bagi orang yang punya mulut busuk macam Julius.“Tapi sebentar,” Davin diam sejenak, menghela nafas, lalu menatap tajam ke arah Julius. “Cukup lepas lencana dua melati itu dan segera undur diri da
last updateLast Updated : 2021-12-12
Read more

62. Balasan Terakhir Davin

Malam setelah diobati, Davin tidak langsung pulang ke Phoenix, dia menghabiskan waktu di sekitar sungai menikmati suasana malam pusat kota. Di sana tidak terlalu dingin, Davin mengenakan kaos hitam oblong dibalut celana tiga perempat abu-abu.Berkendara menggunakan mobil Lamborghini Aventador merah, keduanya cukup mencuri perhatian publik, terlebih gadis mata duitan yang berkeliaran di sekitar taman malam itu.Gadis-gadis itu menawarkan lekuk tubuh mereka, tapi tak satupun Melvin atau Davin terpikat. Mereka menyewa seorang dua orang lelaki yang dicurigai preman di taman itu, memberi mereka uang lima juta untuk menjaga mobil selama dua jam.Lima juta dua jam, sungguh fantastis, bukan?Hoamm!Davin menguap, padahal ini baru pukul sembilan. Biasanya pemuda itu tidur di atas jam dua belas, tapi kali ini berbeda. Davin mungkin ngantuk gara-gara kurang darah sehabis disiksa oleh pihak kepolisian.“Kita pulang?” tanya Melvin.&ld
last updateLast Updated : 2021-12-13
Read more

63. Rindu Makanan Mewah

Tujuh hari berlalu, luka Davin perlahan pulih. Dia bisa beraktivitas normal, olahraga, push up, pull up, hingga bermain futsal bersama beberapa militer yang tidak memiliki shift jaga di Heaven Garden. Sore itu matahari tidak terlalu terik, Davin ingin bersantai sembari makan-makanan berkelas. “Saya rekomendasikan Trattoria, salah satu restoran Italia terbaik di ibukota. Bertepatan juga Tuan Besar menyuruh Anda pergi ke sana, mengurus salah satu proyek kerjasama bahan pangan.” Melvin menyeduh teh oolongnya. “Sepertinya aku pernah dengar nama restoran itu,” desis Davin. “Apa kita pernah makan di sana?” “Jauh sebelum Anda pergi dari Nayama, kita sering menghabiskan waktu di sana. Waktu itu namanya masih Restoran Trattoria, namun sekarang berubah jadi Trattoria Rucini setelah diampu oleh dua chef kembar berkebangsaan asli Italia.” “Ahh, aku pernah dengar nama itu. Oke, kita pergi sekarang.” Davin semangat. Sudah sekian tahun dia ti
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more

64. Tawaran Kerja Sama

Awalnya Jordi mengira kalau para pelanggannya akan sakit hati kala kursi mingguan mereka direbut oleh Tuan Muda Nayama, seolah beranggapan kalau Trattoria Rucini lebih mementingkan tamu se-istimewa Tuan Muda dari pada pelanggan tetap mereka. Isami ikut keluar, lalu bertanya pada Jordi. Jordi pun menjawab, “Syukurlah mereka malah mendukung keputusan kita. Mereka sangat antusias menyambut kedatangan Tuan Muda.” Keduanya kembali ke tugas masing-masing. Alasan kenapa Isami ditaruh di dapur, sementara Jordi menangani hal yang berkaitan dengan kerapian dan estetika restoran, adalah karena Isami orangnya disiplin, sementara Jordi punya sifat semi perfeksionis. Jordi tidak mentolerir kesalahan kecil sedikitpun. Karena itulah, keduanya bisa mendapat satu michelin star yang menjadi impian para chef di dunia. Tepat pukul setengah enam sore, Davin datang bersama Melvin, mereka disambut meriah oleh para waitress. Tidak ada laki-laki yang berdiri di
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more

65. Ketemu Prima Lagi

“Sebenarnya saya tidak masalah, kami bahkan senang sekali mendengar Anda menawarkan proyek besar itu pada Trattoria. Tapi kami takut satu hal ... beda tangan yang mengolah resep, beda pula rasa yang dihasilkan.” Isami berujar dengan wajah menunduk. “Bukannya kami menolak, tapi kami takut, makanan yang kami sediakan di Trattoria Rucini cabang satu tidak sesuai ekspektasi pelanggan tetap kami. Beberapa pelanggan kami berasal dari kota S.” “Hmm, begitu, ya...” Davin menggosok dagunya. “Memang agak susah, tapi bagaimanapun juga, kita harus mencobanya. Tidak dicoba, tidak tahu hasilnya, bukan?” “Benar kata Anda, Tuan, kami tidak takut mencoba.” Isami menyahuti. Jordi menatap Isami, lalu mereka saling berbisik. Keduanya sepakat membuka restoran baru dengan catatan, Isami harus turun tangan langsung menyeleksi koki-koki yang akan dipekerjakan di sana. Sementara di Trattoria Rucini pusat, Isami menunjuk seorang lelaki yang sudah bekerja dengannya sela
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more

66. Tantangan Whisky

Prima yang sadar akan kedatangan Davin, langsung terbesit ide untuk memperlmalukan Davin di hadapan publik. Awalnya Davin menolak, tapi semakin lama, mulut Prima semakin tidak terkontrol. Davin mengiyakan tantangan Prima, berlomba menghabiskan whisky asli Inggris sebanyak-banyaknya. “Ehh, kenapa ada pemulung datang, aduhh, kasian sekali... kamu pasti belum pernah makan daging Wagyu A5 kelas premium ya? Kamu kan cuma cleaning service, bayar dua juta hutang motor saja tidak bisa, apalagi membeli daging-daging dan whisky elit ini!” Prima mengejek Davin. Davin hanya diam karena daging premium yang ada di kulkas rumahnya jauh lebih mewah dibanding daging ini. Jika di sini menggunakan American Wagyu, keluarga Nayama menggunakan Kagoshima Wagyu, juara dunia tiga kali dalam hal kualitas. Nayama membeli 10 persen saham peternakan dan mendapat jatah daging setiap bulannya. “Tidak perlu, makan saja daging itu,” ucap Davin dengan halus. “Hahaha! L
last updateLast Updated : 2021-12-14
Read more

67. Tidak Mau Dihukum

Pukulannya berhasil ditepis!Davin mencengkeram lengan tangan Jabran dan dia ingin sekali mematahkannya. Tapi Davin takut, berita ini akan menyebar sampai telinga Lisa. Jika itu terjadi, bisa tercoreng nama baik Davin di hadapan Lisa.Lisa pasti menganggap Davin laki-laki kasar, dan Davin tidak mau Lisa berpikir demikian.Yang ada di pikiran Davin adalah, Lisa tahu kalau Davin orang yang sabar, rela dihina demi kebaikan orang lain, bahkan mau berkorban jika itu dirasa baik untuk kepentingan banyak orang.Davin hanya mau Lisa berpikir yang baik-baik tentangnya.Bagai daun yang tidak membenci angin walau diterpa berjuta kalipun, Davin juga demikian, dia memilih diam, tidak membenci Prima dan kelompoknya, demi bisa terlihat baik di hadapan Lisa.Tapi kasus ini berbeda.Jika Davin tidak membalas serangan Jabran dan kawan-kawannya, bisa-bisa mereka semakin melunjak, dan bahkan tak segan memukuli Davin sampai babak belur.“Kamu
last updateLast Updated : 2021-12-16
Read more

68. Sujud!

Davin harusnya menang tanpa kecurangan sedikitpun, tapi entahlah, Prima berbuat curang. Lagi dan lagi!“Tuan, tolong pergi dari tempat ini, saya mohon!” pinta keamanan pada Davin, dia masih berlaku sopan karena takut Bobby akan memecatnya jika berani membeda-bedakan satu pelanggan dengan pelanggan lain.“Aku tidak akan pergi sebelum dia menggonggong dan memohon di kakiku!” Davin membentak, dia terlampau marah karena Prima tidak sportif dalam berkompetisi.“APA KATAMU!” Prima kembali emosi, semua orang ikut terkejut. “Kamu masih mempermasalahkan hukuman itu? Jangan harap aku melakukannya!”Davin yang kesal melihat Prima langsung menendang tempurung lututnya.Prima akhirnya berlutut sambil merintih kesakitan.Heri dan Jabran bereaksi, tapi Davin bergerak lebih cepat. Dua telunjuknya mengincar nadi leher dan membuat mereka berdua lumpuh untuk sementara waktu.Robby dan Wendy ketakutan, dia
last updateLast Updated : 2021-12-16
Read more

69. Memastikan Kondisi Joko

“Bukannya kita sahabat? Kenapa kamu melakukan ini?”Prima merengek bak bayi minta dibelikan permen dan mainan. Davin tidak peduli, dia tidak sedikitpun iba melihat wajah melas Prima.“Cih, persetaan persahabatan! Kamu terus mempermalukanku di tempat umum. Karma pasti berlaku, dan sekarang kamu yang harus dipermalukan.”Davin memberi pilihan, Prima harus sujud dan mencium kakinya, atau menggonggong selama lima belas detik. Prima kembali emosi, tapi Davin tidak peduli, dia melepas sepatunya.“Lima.”“Empat.”“Tiga.”“Dua.”“Sa-”Prima langsung menyela. “Baik, baik, aku akan bersimpuh di hadapanmu.”Para pelanggan menuruti keinginan Davin dan menghapus semua foto video memalukan itu. Mereka memberi Davin standing applause karena memberi pelajaran pada Prima yang sombongnya keterlaluan.Davin pergi begitu saja. Dia m
last updateLast Updated : 2021-12-17
Read more

70. Terpuruk

Fatma, Istri Joko, dengan perutnya yang sudah sangat besar karena hamil tujuh bulan, membukakan pintu. Senyumnya sangat dipaksakan. Davin tahu dia kelaparan, belum makan sama sekali dari pagi tadi.Davin sendiri pernah menjalani hidup sebagai orang miskin sekitar delapan tahun. Hari demi hari dia lewati dengan kelaparan, kehausan. Bahkan untuk sekedar mengais nasi, dia harus bantu cuci piring seharian penuh di salah satu warung makan dekat perusahaan Lorena.Dia tahu bagaimana raut muka orang kelaparan, terlebih ketika pria itu melihat mulut Fatma yang mulai kering pecah-pecah.“Telepon Levy, suruh dia ke sini. Hampir seminggu aku tidak pernah mendapat kabar tentang Lisa.” Davin berbisik ke telinga Melvin.“Jangan lupa sampaikan pesanku ... suruh Levy bawa beras lima kilo, empat nasi bungkus, sama telur dan minyak. Pastikan juga keluarga Joko tidak mendengar ini. Bisa sakit hati mereka karena dianggap sebagai dhuafa tidak mampu.”
last updateLast Updated : 2021-12-17
Read more
PREV
1
...
56789
...
58
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status