Malam setelah diobati, Davin tidak langsung pulang ke Phoenix, dia menghabiskan waktu di sekitar sungai menikmati suasana malam pusat kota. Di sana tidak terlalu dingin, Davin mengenakan kaos hitam oblong dibalut celana tiga perempat abu-abu.
Berkendara menggunakan mobil Lamborghini Aventador merah, keduanya cukup mencuri perhatian publik, terlebih gadis mata duitan yang berkeliaran di sekitar taman malam itu.
Gadis-gadis itu menawarkan lekuk tubuh mereka, tapi tak satupun Melvin atau Davin terpikat. Mereka menyewa seorang dua orang lelaki yang dicurigai preman di taman itu, memberi mereka uang lima juta untuk menjaga mobil selama dua jam.
Lima juta dua jam, sungguh fantastis, bukan?
Hoamm!
Davin menguap, padahal ini baru pukul sembilan. Biasanya pemuda itu tidur di atas jam dua belas, tapi kali ini berbeda. Davin mungkin ngantuk gara-gara kurang darah sehabis disiksa oleh pihak kepolisian.
“Kita pulang?” tanya Melvin.
&ld
Tujuh hari berlalu, luka Davin perlahan pulih. Dia bisa beraktivitas normal, olahraga, push up, pull up, hingga bermain futsal bersama beberapa militer yang tidak memiliki shift jaga di Heaven Garden. Sore itu matahari tidak terlalu terik, Davin ingin bersantai sembari makan-makanan berkelas. “Saya rekomendasikan Trattoria, salah satu restoran Italia terbaik di ibukota. Bertepatan juga Tuan Besar menyuruh Anda pergi ke sana, mengurus salah satu proyek kerjasama bahan pangan.” Melvin menyeduh teh oolongnya. “Sepertinya aku pernah dengar nama restoran itu,” desis Davin. “Apa kita pernah makan di sana?” “Jauh sebelum Anda pergi dari Nayama, kita sering menghabiskan waktu di sana. Waktu itu namanya masih Restoran Trattoria, namun sekarang berubah jadi Trattoria Rucini setelah diampu oleh dua chef kembar berkebangsaan asli Italia.” “Ahh, aku pernah dengar nama itu. Oke, kita pergi sekarang.” Davin semangat. Sudah sekian tahun dia ti
Awalnya Jordi mengira kalau para pelanggannya akan sakit hati kala kursi mingguan mereka direbut oleh Tuan Muda Nayama, seolah beranggapan kalau Trattoria Rucini lebih mementingkan tamu se-istimewa Tuan Muda dari pada pelanggan tetap mereka. Isami ikut keluar, lalu bertanya pada Jordi. Jordi pun menjawab, “Syukurlah mereka malah mendukung keputusan kita. Mereka sangat antusias menyambut kedatangan Tuan Muda.” Keduanya kembali ke tugas masing-masing. Alasan kenapa Isami ditaruh di dapur, sementara Jordi menangani hal yang berkaitan dengan kerapian dan estetika restoran, adalah karena Isami orangnya disiplin, sementara Jordi punya sifat semi perfeksionis. Jordi tidak mentolerir kesalahan kecil sedikitpun. Karena itulah, keduanya bisa mendapat satu michelin star yang menjadi impian para chef di dunia. Tepat pukul setengah enam sore, Davin datang bersama Melvin, mereka disambut meriah oleh para waitress. Tidak ada laki-laki yang berdiri di
“Sebenarnya saya tidak masalah, kami bahkan senang sekali mendengar Anda menawarkan proyek besar itu pada Trattoria. Tapi kami takut satu hal ... beda tangan yang mengolah resep, beda pula rasa yang dihasilkan.” Isami berujar dengan wajah menunduk. “Bukannya kami menolak, tapi kami takut, makanan yang kami sediakan di Trattoria Rucini cabang satu tidak sesuai ekspektasi pelanggan tetap kami. Beberapa pelanggan kami berasal dari kota S.” “Hmm, begitu, ya...” Davin menggosok dagunya. “Memang agak susah, tapi bagaimanapun juga, kita harus mencobanya. Tidak dicoba, tidak tahu hasilnya, bukan?” “Benar kata Anda, Tuan, kami tidak takut mencoba.” Isami menyahuti. Jordi menatap Isami, lalu mereka saling berbisik. Keduanya sepakat membuka restoran baru dengan catatan, Isami harus turun tangan langsung menyeleksi koki-koki yang akan dipekerjakan di sana. Sementara di Trattoria Rucini pusat, Isami menunjuk seorang lelaki yang sudah bekerja dengannya sela
Prima yang sadar akan kedatangan Davin, langsung terbesit ide untuk memperlmalukan Davin di hadapan publik. Awalnya Davin menolak, tapi semakin lama, mulut Prima semakin tidak terkontrol. Davin mengiyakan tantangan Prima, berlomba menghabiskan whisky asli Inggris sebanyak-banyaknya. “Ehh, kenapa ada pemulung datang, aduhh, kasian sekali... kamu pasti belum pernah makan daging Wagyu A5 kelas premium ya? Kamu kan cuma cleaning service, bayar dua juta hutang motor saja tidak bisa, apalagi membeli daging-daging dan whisky elit ini!” Prima mengejek Davin. Davin hanya diam karena daging premium yang ada di kulkas rumahnya jauh lebih mewah dibanding daging ini. Jika di sini menggunakan American Wagyu, keluarga Nayama menggunakan Kagoshima Wagyu, juara dunia tiga kali dalam hal kualitas. Nayama membeli 10 persen saham peternakan dan mendapat jatah daging setiap bulannya. “Tidak perlu, makan saja daging itu,” ucap Davin dengan halus. “Hahaha! L
Pukulannya berhasil ditepis!Davin mencengkeram lengan tangan Jabran dan dia ingin sekali mematahkannya. Tapi Davin takut, berita ini akan menyebar sampai telinga Lisa. Jika itu terjadi, bisa tercoreng nama baik Davin di hadapan Lisa.Lisa pasti menganggap Davin laki-laki kasar, dan Davin tidak mau Lisa berpikir demikian.Yang ada di pikiran Davin adalah, Lisa tahu kalau Davin orang yang sabar, rela dihina demi kebaikan orang lain, bahkan mau berkorban jika itu dirasa baik untuk kepentingan banyak orang.Davin hanya mau Lisa berpikir yang baik-baik tentangnya.Bagai daun yang tidak membenci angin walau diterpa berjuta kalipun, Davin juga demikian, dia memilih diam, tidak membenci Prima dan kelompoknya, demi bisa terlihat baik di hadapan Lisa.Tapi kasus ini berbeda.Jika Davin tidak membalas serangan Jabran dan kawan-kawannya, bisa-bisa mereka semakin melunjak, dan bahkan tak segan memukuli Davin sampai babak belur.“Kamu
Davin harusnya menang tanpa kecurangan sedikitpun, tapi entahlah, Prima berbuat curang. Lagi dan lagi!“Tuan, tolong pergi dari tempat ini, saya mohon!” pinta keamanan pada Davin, dia masih berlaku sopan karena takut Bobby akan memecatnya jika berani membeda-bedakan satu pelanggan dengan pelanggan lain.“Aku tidak akan pergi sebelum dia menggonggong dan memohon di kakiku!” Davin membentak, dia terlampau marah karena Prima tidak sportif dalam berkompetisi.“APA KATAMU!” Prima kembali emosi, semua orang ikut terkejut. “Kamu masih mempermasalahkan hukuman itu? Jangan harap aku melakukannya!”Davin yang kesal melihat Prima langsung menendang tempurung lututnya.Prima akhirnya berlutut sambil merintih kesakitan.Heri dan Jabran bereaksi, tapi Davin bergerak lebih cepat. Dua telunjuknya mengincar nadi leher dan membuat mereka berdua lumpuh untuk sementara waktu.Robby dan Wendy ketakutan, dia
“Bukannya kita sahabat? Kenapa kamu melakukan ini?”Prima merengek bak bayi minta dibelikan permen dan mainan. Davin tidak peduli, dia tidak sedikitpun iba melihat wajah melas Prima.“Cih, persetaan persahabatan! Kamu terus mempermalukanku di tempat umum. Karma pasti berlaku, dan sekarang kamu yang harus dipermalukan.”Davin memberi pilihan, Prima harus sujud dan mencium kakinya, atau menggonggong selama lima belas detik. Prima kembali emosi, tapi Davin tidak peduli, dia melepas sepatunya.“Lima.”“Empat.”“Tiga.”“Dua.”“Sa-”Prima langsung menyela. “Baik, baik, aku akan bersimpuh di hadapanmu.”Para pelanggan menuruti keinginan Davin dan menghapus semua foto video memalukan itu. Mereka memberi Davin standing applause karena memberi pelajaran pada Prima yang sombongnya keterlaluan.Davin pergi begitu saja. Dia m
Fatma, Istri Joko, dengan perutnya yang sudah sangat besar karena hamil tujuh bulan, membukakan pintu. Senyumnya sangat dipaksakan. Davin tahu dia kelaparan, belum makan sama sekali dari pagi tadi.Davin sendiri pernah menjalani hidup sebagai orang miskin sekitar delapan tahun. Hari demi hari dia lewati dengan kelaparan, kehausan. Bahkan untuk sekedar mengais nasi, dia harus bantu cuci piring seharian penuh di salah satu warung makan dekat perusahaan Lorena.Dia tahu bagaimana raut muka orang kelaparan, terlebih ketika pria itu melihat mulut Fatma yang mulai kering pecah-pecah.“Telepon Levy, suruh dia ke sini. Hampir seminggu aku tidak pernah mendapat kabar tentang Lisa.” Davin berbisik ke telinga Melvin.“Jangan lupa sampaikan pesanku ... suruh Levy bawa beras lima kilo, empat nasi bungkus, sama telur dan minyak. Pastikan juga keluarga Joko tidak mendengar ini. Bisa sakit hati mereka karena dianggap sebagai dhuafa tidak mampu.”
Beberapa orang tua tampak menitikkan air mata dari kejauhan. Mereka tidak menyangka jika pemimpin muda ini akan begitu rendah hati. Seperti padi, semakin berisi semakin menunduk, begitulah cerminan Davin kali ini. Menerima mahkota puncak jabatan Edinburgh tidak membuatnya besar kepala dan malah menjadikannya lebih dewasa dan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil keputusan. “Terakhir, istana akan dibebaskan bagi siapa saja yang ingin mengadukan keluhan. “Bagi yang rumahnya jauh, silakan bisa mneulis surat atau pesan singkat dan sampaikan ke pos polisi terdekat. “Jika sudah tiga kali menulis dan tidak ada laporan surat masuk ke istana, maka saya tidak segan-segan untuk memecat seluruh anggota polisi yang bertugas di pos tersebut. “Kenyamanan dan kesejahteraan kalian adalah tanggung jawab kami. Semoga berkesan...” Tidak lama kemudian, Melvin berlari menuju Davin dan membuat kerumunan warga Edinburgh bergidik heran. Saat Davin mengangkat telepon, wajahnya langsung berubah pucat d
Pagi berganti siang.Sepuluh menit lagi adalah pelantikan Davin sebagai Duke of Edinburgh dan pewaris seluruh harta kekayaan Nayama. Tentu, ini hari yang sangat istimewa baginya, juga bagi pebisnis di seluruh dunia. Hari di mana orang-orang yang percaya bahwa Davin adalah penyelamat Nayama, menangis bahagia begitu tahu, Davin tidak benar-benar meninggal karena insiden ledakan itu.Tapi, Davin merasakan kesedihan mendalam kala Lisa tidak bisa menyaksikan langsung pelantikan ini karena usia kandungannya yang sudah mencapai 9 bulan. Padahal, ini adalah salah satu momen terbaik yang bisa mereka berdua buat.Dengan terpaksa, Nessa dan Madame Anneth ikut menemani ratu kecantikan Edinburgh itu di kamar khusus yang ditangani oleh para perawat kandungan terbaik di Edinburgh.Davin sengaja memilih rumah sakit dimana dokter bersalinnya adalah perempuan. Baginya, setiap inchi tubuh Lisa harus dijaga, tidak terkecuali dengan alasan kesehatan.Entah posesif atau apa, tapi suami seperti itu menandak
Ledakan di bandara Glasgow memang menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Skotlandia. Belum lagi, tiga dari keseluruhan korban adalah orang-orang penting Edinburgh.Davin, Melvin, dan Harley segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus karena seluruh tubuh mereka mengalami luka bakar serius.Greg mendapat perintah khusus untuk tetap bungkam dan diterbangkan menuju California oleh Prince Eiduart karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang selamat dari ledakan di bandara.Sementara Paul, jasadnya sudah menjadi abu dan dimakamkan di dekat makam istrinya yang ada di pedalaman Blackford.Berita itu terus menjadi trending topic hingga dua minggu ke depan. Sementara wartawan yang ingin mencari tahu tentang kondisi Davin, mereka dicekal mentah-mentah karena telah melanggar undang-undang privasi.Prince Eiduart tak henti-hentinya menitikkan air mata begitu pulang dari Prancis. Claire pingsan seketika melihat Davin yang terbaring lemah dengan tubuh yang hampir dipenuhi
Di rumah sakit, banyak pihak menunggu kedatangan seorang lelaki. Tak lama, lelaki itu datang dengan pakaian biasa, celana hitam levis dan kaos putih oblong. Dia menggunakan sepatu dan jam tangan bermerk, terlalu mahal untuk ukuran orang biasa.Baru menginjakkan kaki di lantai lima rumah sakit, lelaki itu disambut senyuman oleh sahabat lamanya. Mereka lalu saling jabat tangan dan tukar peluk. Kerinduan yang selama ini membuncah, akhirnya bisa dilepaskan.“Tunggu di sini, biar aku saja yang masuk,” kata lelaki itu.Davin menyuruh Melvin menunggu di luar ruangan. Pria itu menoleh ke kanan-kiri, memastikan keadaan kosong. Dia lantas masuk ke ruangan dengan gambar violet merah di bagian tengah pintu. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mulai membaik?”Seorang perempuan yang dijagai tiga temannya sedang berbaring lemah dengan selimut putih garis abu-abu khas rumah sakit.“Syukurlah, Tuan. Perutku sudah mulai enak dan mualnya tidak terasa lagi.”“Turut bahagia mendengarnya,” balas Davin
TERJADI LEDAKAN BESAR DI BANDARA MUNCHEN!BANYAK KORBAN JIWA DENGAN LUKA BAKAR!KORBAN SEMENTARA ADA 70 ORANG DAN HAMPIR SEMUANYA BELUM BISA DIIDENTIFIKASI KARENA DAMPAK LEDAKAN YANG BEGITU DAHSYAT!Media-media dunia dihebohkan dengan kejadian itu.Pasalnya, ledakan tidak hanya mengenai anggota mafia kelas kakap yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Lone Werewolf, tapi juga berimbas pada Davin, Tuan Muda Nayama sekaligus Pangeran Edinburgh yang namanya dikenal di seluruh dunia.Istana sempat sesak oleh wartawan yang menanyai Prince Eiduart tentang kabar Davin, tapi semua memilih bungkam.Melvin, Lisa, dan Andre yang sedang meninjau tempat kejadian perkara pun tak luput dari sorotan wartawan. Cercaan demi cercaan terus dilontarkan. Meski tak ada satu pun yang dijawab, wartawan itu serasa tak capek menanyakan satu hal sama.“Bagaimana Davin?”Hanya itu, tak lebih.Ketika satu wartawan sudah lelah berdiri dan bertanya, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti dari pihak Nayama, wartaw
Di Glasgow, perubahan cuaca dan suhu udara tidak terlalu mencolok seperti di Edinburgh.Saat musim dingin disini, orang-orang banyak yang keluar hanya menggunakan jamper atau jaket tipis saja, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai Clyde.Berbeda dengan Edinburgh. Perubahan suhu disana lebih ekstrem saat musim panas dan dingin.Bahkan, orang yang nekat keluar hanya menggunakan jaket tipis tanpa baju lapis dua di dalamnya, akan merasakan pusing dan tak jarang sampai mimisan.Oleh sebab itulah, nafas Davin tidak mengeluarkan uap begitu dia sampai di Glasgow karena suhu udaranya terlampau lebih hangat daripada di Edinburgh.Dan melalui ciri itu, orang-orang dapat mengenali mana yang asli Glasgow dan mana orang asli Edinburgh.“Yahh, bagaimanapun juga, aku tidak bisa berbohong karena suhu disini sedikit lebih tinggi dari tempatku berasal.” Davin berkomentar akan cuaca di sini.“Nah, akhirnya kau sadar. Kau itu buka
Peter adalah seorang pensiunan detektif yang sekarang menjabat sebagai salah satu staff petinggi di Charciao.Dialah yang membantu Davin untuk menangkap Hans yang sedang bersantai di Possilpark.“Lapor, Tuan, divisi keamanan Charciao sudah melobby kepolisian agar tidak ikut campur dalam urusan ini.“Saya juga sudah melapor kepada direktur Joe untuk mengontak pemilik bandara Glasgow untuk mencari seseorang dengan ciri-ciri yang sudah dicatat.“Sebagian anak buah saya sudah berada di bandara dan mencari mobil sedan dengan lambang elang hitam di bagian dasbor belakangnya.“Sekarang saya sudah berada di perbatasan Glasgow-Edinburgh dari arah jalan utama.”Tepat sesuai dugaan, Peter sudah menunggui Davin di depan sana.Beruntung pangeran memilih untuk putar balik karena salah satu tangan kanannya itu memikirkan hal yang sama.“Oke, Peter, mungkin aku akan sampai di tempatmu sedikit lebih telat.
Saat perjalanan menuju Glasgow, perjalanan tidak berlangsung mudah.Di tengah perkebunan Livingston, sudah banyak sekali mobil yang berjajar untuk melindungi kepergian Paul.“Rainy tidak berbohong, Melvin. Dia sepertinya sudah membuka rencana Paul.”“Benar, Tuan. Kalaupun dia berbohong, tidak mungkin ada penjagaan seketat ini.”Beruntung, mobil jeep yang dikendarai Davin memiliki body dan kaca anti peluru sehingga beberapa tembakan orang-orang Lone Werewolf tidak dapat melukainya.Ada dua mobil polisi yang terkena tembakan dan itu membuat suasana sedikit keruh.Davin dan rombongan pleton tiga putar balik dan memilih jalur memutar.Sementara pleton satu membantu dua mobil polisi yang sopirnya terkena tembakan tepat di kepala.Peperangan dan adu tembak berlangsung sangat sengit.Kurang lebih ada 30an orang dari Lone Werewolf yang mencegat kepergian Davin dengan total sebelas mobil.“Apa
Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”“Tapi, Sayang...”“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.