“Davin, Davin, dari mana saja kamu?” tanya Bu Tenkar, coba menahan emosi yang sudah meluap.Davin berdiri dan membungkuk di hadapan Bu Tenkar. “Kakek saya kritis dari tiga minggu lalu. Saya harus menemani beliau dirawat di rumah sakit, menyuapi dan memandikan beliau. Maafkan saya, Bu, saya berjanji tidak mengulanginya lagi.”Davin terpaksa berbohong, namun bisa dipastikan, usaha itu sia-sia belaka.Bu Tenkar tidak melihat ekspresi bersalah di wajah Davin, seakan ucapan itu hanya pemanis untuk menutupi semua kesalahannya. Emosi Bu Tenkar semakin memuncak, dia tidak bisa menahannya lagi.“Janji? Semudah itu mulutmu berkata? Setiap kesalahan harus dihukum, dan kesalahanmu ini sangat fatal. Pertama, kamu bolos kerja tanpa izin lebih dulu padaku, atau tangan kananku. Kedua, kamu bolos sampai tiga hari, tanpa ada kabar, tanpa ada pemberitahuan. Dan tiga, kamu tidak menghormatiku selaku kepala tenaga kerja di sini. Aku sudah muak me
Last Updated : 2021-12-02 Read more