Bu Tenkar naik dan meminta Claudia turun menemui tamu istimewa itu.
Awalnya Claudia menolak, tapi setelah Bu Tenkar cerita, Claudia langsung turun tanpa basa-basi. Hanya dengan embel-embel Ducati FX 150, Claudia sudah terpincut dan menyambutnya dengan atasan sedikit terbuka.
Claudia coba menggoda Melvin, tapi lelaki itu tidak tergoda. Melvin membuka kacamatanya, menunjukkan wajah tampannya ke semua orang.
“Ada keperluan apa Tuan datang ke sini?” tanya Claudia sangat sopan, beda saat berkata kepada Davin. Dia menonjolkan bagian atasnya pada Melvin seolah dia adalah gadis murahan yang dengan mudahnya tunduk oleh harta.
“Tidak perlu basa-basi.” Melvin berujar ketus. “Saya diutus ke sini untuk membeli 51 persen saham Indaluna.”
“APA KATAMU!” Claudia langsung membentak. “Tidak! Aku tidak akan menjualnya, walau pada orang sepertimu.”
Mata semua karyawan tertuju pada Melvin, tidak ada yang menyangka jika lelaki kaya itu ingin menguasai Indalu
Hari ini Davin harus pergi ke kampus. Setelah diskusi lama dengan Melvin, akhirnya Davin tunduk, dia tidak bisa menolak keinginan kakeknya, Tuan Juta, yang masih memimpin Nayama jika ditinjau dari sisi struktural.Mengingat nama Davin tercemar di kampus lamanya, dia diminta pindah kampus guna menyelesaikan skripsinya yang tak kunjung selesai.Davin pun pergi ke kampus yang sudah didaftarkan ajudan Juta, salah satu kampus terkenal di kotanya, bisa dibilang kampus terbaik di Indonesia.“Sumpah males banget kuliah, mending joki skripsi, toh aku punya uang. Aku bisa sewa tukang joki terbaik di kampusku dulu.” Davin megendus kesal.“Sudahlah, Tuan, turuti saja permintaan Tuan Besar. Lagian skripsi juga nggak terlalu lama, yang penting Tuan lulus tepat waktu. Tuan Besar tidak pernah peduli dengan nilai.”Seperti biasa, lelaki itu pergi dengan pakaian seadanya. Dia membeli motor butut baru, sama persis seperti motor lamanya. Davin
Sebelum matahari terbenam, Davin ingin istirahat di lantai tiga villa Phoemix.“Ternyata kuliah di kampus baru lumayan capek.” Davin berujar pelan.“Banyak tugas, banyak ini, itu, dan hal-hal tidak berguna lainnya. Teori yang diajarkan juga tidak menarik, aku sudah sering mengalaminya saat belajar bisnis bersama ayah.Melvin menyahut cepat. “Teori 10 persen, selebihnya praktek dan pengalaman.”“Aku setuju denganmu. Kuliah hanya buang-buang waktu. Toh berapa ratus ribu mahasiswa yang ijazahnya terbuang dan tidak berguna. Banyak sekali, Vin, termasuk aku nanti. Hahaha...”Sejenak Davin menikmati suasana pantai, merebahkan diri, olahraga, hingga bertukar pikiran dengan Melvin.“Saya setuju dengan Anda, Tuan, terkadang orang sekolah bukan mengincar ilmu, tapi mengincar ijazah.” Melvin menyesap teh panas oolong hasil impor dari Tiongkok beberapa minggu lalu.Davin sudah menyewa beberapa
Davin bersiap dengan dresscode celana hitam dan kemeja putih. Dia tidak mau menggunakan jas dengan alasan lembab. Dari pada tidak mau berangkat menuju Hotel Lunar, Melvin terpaksa menuruti permintaan Davin.“Sebentar, Tuan Muda, ada gadis cantik yang menemani perjalanan Anda menuju hotel. Tenang, gadis itu petinggi Nayama, dia sama seperti Anda, kaya tapi low profil. Sebentar, akan saya panggilkan gadis itu.”Melvin keluar dari Phoenix menuju gerbang utama Heaven Garden.Beberapa tentara yang berjaga memberinya hormat, dia tahu, Melvin adalah salah satu penghuni paling istimewa di antara jajaran miliarder lain.Tak perlu menunggu lama, sebuah super car berhenti tepat di depan gerbang.“Biar aku saja,” kata Ian, salah satu militer dengan dua sematan melati di bahu kanannya. “Kapten Roger diam saja di sini.”“Eh tidak perlu,” timpal Melvin. “Dia tamu kehormatan Tuan Besar Juta, aku bisa jam
Davin turun bersama Shella, meninggalkan Melvin sendirian di mobil. Tidak ada yang mengenali mereka, apalagi dengan baju seadanya.“Cih, siapa mereka? Pelayan hotel, atau anak salah satu miliarder anggota Klan Emas?”“Tampan dan cantik, mereka pasti orang kaya. Tapi tunggu, kenapa tidak ada perhiasan yang menempel di tubuh mereka? Pakaiannya juga biasa saja, bukan dari brand terkenal.”“Coba jelek, aku tidak sudi memandang mereka. Mereka tidak mungkin anggota Klan Emas, pakaian mereka tidak menunjukkan kalau mereka punya harta.”Cibiran terus terdengar hingga Davin sampai di hall utama hotel. Resepsionis tidak menyambutnya sama sekali, tidak pula menyodorkan kertas berisi daftar kehadiran tamu.Dan di tempat itu juga, Davin bertemu dengan Claudia, Kevin, Madam Sherlyn, dan Levy, mereka juga hadir di pertemuan ini mewakili Keluarga Latusia.Tanpa basa-basi, Claudia mendekati Davin dan langsung menampar pipi
Claudia menaikkan sebelah alisnya. Dia tertawa bersama Madame Anneth dan Kevin, diikuti tawa resepsionis hotel yang menggunakan busana mewah jahitan salah satu pengrajin terkenal asal kota M.Levy coba mengingatkan Claudia tentang tata krama. “Jangan sembarang menghina orang! Kamu tidak tahu siapa pria ini. Dia belum ngisi data diri resepsionis, jangan buruk sangka dulu! Ada kemungkinan dia lebih kaya darimu, bahkan jauh lebih kaya dariku.”“Hahaha ... jangan membual, Levy, dia mantan pekerjaku, tau! Cleaning service sepertinya tidak pantas menginjakkan kaki di hotel semewah hotel Lunar. Bau baju dan sandalmu bisa meruntuhkan citra bagus hotel ini!” Madame Anneth ikut menanggapi.“Sayang, dia itu barusan dipecat dari Indaluna, apa kamu nggak sadar? Aku pernah cerita ke kamu tentang pegawai yang bolos tiga minggu tanpa alasan itu, kan?” Claudia memegang lengan tangan kanan Levy, coba merayu pemuda gagah itu.“Oh, j
Davin menunda rapat pentingnya bersama petinggi Inter Nayama, perusahaan telekomunikasi yang memproduksi jaringan internet paling cepat di Indonesia.Baru pertama memimpin, Davin mendulang berbagai kesuksesan. Dia merombak semua petinggi yang dicurigai korup dan nepotisme. Karena itulah, Tuan Juta mempercayakan Nayama sepenuhnya pada Davin.Di depan Hotel Lunar, pusat kota Jakarta, keluarga Orchid memulai pertemuan Klan Emas untuk merayakan kebehasilan mereka dalam mengakusisi PT Uranium Sejahtera, perusahaan tambang emas yang dulu dikuasai negara lain.Suasana pertemuan berlangsung meriah dengan beberapa whisky dan vodka dari brand-brand terkemuka.Steve selaku kepala keluarga Orchid memberi sambutan dengan wajah bahagia. “Tuhan memberkati kita hingga kita bisa sampai di titik ini.”Dua putri dan satu putra Steve turut hadir di pertemuan itu, duduk di sebelah papanya, menyambut para tamu dengan wajah ramah.Tamu yang datang keba
Semua anggota Klan Emas diam menyimak, termasuk Steve yang kala itu dipasrahi memimpin rapat besar tahunan Klan Emas.Travis berdehem sejenak, lalu menyampaikan kabar bahwa Tuan Muda Nayama sudah sampai di depan Hotel Lunar dengan pengawalan super ketat.“Sepuluh helikopter diterbangkan khusus oleh angkatan udara. Sinar infra merah disiapkan pihak angkatan darat. Kita tidak boleh membuat kegaduhan selama Tuan Muda hadir di sekitar kita.” Travis mengatakan itu semua dengan sangat lantang.Wajah-wajah bahagia mulai nampak. Semua tepuk tangan menyambut kedatangan tamu istimewa itu. Kasak-kusuk terdengar di berbagai macam sisi. Mereka bertanya-tanya, setampan apa sosok tuan muda.Ada yang bilang, Tuan Muda Nayama jauh lebih tampan dari Melvin, ajudan pribadinya. Padahal Melvin sendiri pernah dinobatkan sebagai satu di antara 100 lelaki paling tampan di dunia versi majalah Times.Ada juga yang berpendapat, ketampanan tuan muda tidak pernah d
APAAAAA! GEMBEL INI MENYURUH KAMI SUJUD?! Teriakan itu menggema. Hall utama hotel mulai ricuh. Hiruk-piruk tentang siapa sebenarnya Davin mulai diperbincangkan seluruh anggota Klan Emas. Mereka bahkan terpisah jadi dua kubu, satu percaya bahwa Davin memang Tuan Muda Nayama, satunya membela keluarga Latusia. “Datang ke sini adalah penghinaan besar bagi keluarga kami. Dan apalagi sekarang, mau mengancam kami, Keluarga Latusia, keluarga terkaya nomor 98 di negeri ini?” Gerald mencengkeram kerah baju Davin. “Halah, bilang saja kamu tidak punya uang setelah Claudia memecatmu seminggu yang lalu!” Ann ikut buka suara. “kamu datang buat minta uang, kan? Bilang! Keluarga kami bisa beliin kamu mobil, rumah, dan seluruh perabotannya, tapi dengan syarat, jangan ngemis-ngemis lagi di keluarga kami!” Ann berdiri dari tempat duduknya seraya memaki-maki Davin. Davin menyayangkan hal tersebut. Pasalnya, dia sangat berjasa menyelamatkan Indaluna d