APAAAAA!
GEMBEL INI MENYURUH KAMI SUJUD?!
Teriakan itu menggema. Hall utama hotel mulai ricuh. Hiruk-piruk tentang siapa sebenarnya Davin mulai diperbincangkan seluruh anggota Klan Emas. Mereka bahkan terpisah jadi dua kubu, satu percaya bahwa Davin memang Tuan Muda Nayama, satunya membela keluarga Latusia.
“Datang ke sini adalah penghinaan besar bagi keluarga kami. Dan apalagi sekarang, mau mengancam kami, Keluarga Latusia, keluarga terkaya nomor 98 di negeri ini?” Gerald mencengkeram kerah baju Davin.
“Halah, bilang saja kamu tidak punya uang setelah Claudia memecatmu seminggu yang lalu!” Ann ikut buka suara. “kamu datang buat minta uang, kan? Bilang! Keluarga kami bisa beliin kamu mobil, rumah, dan seluruh perabotannya, tapi dengan syarat, jangan ngemis-ngemis lagi di keluarga kami!”
Ann berdiri dari tempat duduknya seraya memaki-maki Davin.
Davin menyayangkan hal tersebut. Pasalnya, dia sangat berjasa menyelamatkan Indaluna d
Jika kalian suka, Author harap, kalian berkenan menyumbang gem harian untuk Davin agar Author makin semangat lagi :)
Sesuai dugaan Davin, Gaga datang dikawal berbagai kendaraan militer. Kepala polisian negara juga ikut hadir atas perintah Tuan Besar Juta. Gaga berdiri di depan pintu hotel dan tidak melihat apapun kecuali karpet merah yang sudah digelar.Dia menelepon Melvin untuk bertanya di mana Tuan Muda Nayama sekarang.“Tuan Muda sudah terlanjur kesal. Sekarang temui aku di belakang hotel. Jangan bilang siapapun kalau aku ada di sana!” Melvin menjawab dengan sangat dingin.Gaga menemui Melvin di belakang hotel.Melvin tidak mau masuk meskipun Gaga sudah memohon sampai hampir berlutut. Dia menitipkan secarik kertas yang ditulis Davin sebelum dia pergi ke parkiran. Gaga mengambilnya dan terbelalak membacanya.Cepat-cepat lelaki itu masuk ke hall utama untuk memberikan kertas tadi pada Steve.“INI MUSTAHIL!”Steve terbelalak sampai terjengkang dari kursinya. “Dari mana kamu mendapat kertas ini?”“Dar
Rapat Inter Nayama dimulai pagi-pagi buta. Davin meminta berkas tentang pengeluaran umum perusahaan. Davin terkejut, perusahaan bisa defisit sampai empat persen, padahal menurut laporan yang masuk ke Nayama pusat, perusahaan ini mengalami perkembangan nol koma empat persen. Davin marah besar, dia langsung berdiri, wajahnya merah padam. Brak! “Siapa direktur perusahaan ini?” Davin marah dan menggebrak meja. Mikhael selaku sekretaris perusahaan berdiri dan melapor bahwa direktur Inter Nayama sedang pergi menemui kekasihnya di sebuah villa mewah. Davin tidak peduli, dia malah memarahi Mikhael karena bertele-tele dalam menjawab pertanyaan. Pemuda itu kembali bertanya, siapa direktur perusahaan ini sekarang. Dan Mikhael pun menjawab, “Levy Steward, Tuan.” “Levy orang blasteran Skotlandia itu?” Davin mengernyitkan dahi. “Benar, Tuan.” “Kenapa orang itu pergi saat perusahaan mengadakan rapat tahunan super penting? Apa dia tida
Levy mendapat telepon dari Mikhael yang menyuruhnya datang ke perusahaan. Dia tidak mau dan berbalik memarahi Mikhael, seakan dia yang berkuasa di Inter Nayama.Mikhael menceritakan semuanya, tentang kehadiran Tuan Muda, dan hancurnya laptop Alienware pribadi Levy. “Terserah Tuan Levy, saya hanya menyampaikan amanat dari Tuan Muda. Beliau juga menitipkan surat resmi tulisan tangan pada saya, surat yang hanya boleh dibaca oleh Anda.”“Haahh? Tuan Muda Nayama datang memimpin rapat?” Levy kelabakan, dia masih duduk santai di villa keluarga Latusia, pesta minum whisky bersama anggota keluarga lain.Claudia dan Ann yang mendengar itu terkejut melihat reaksi Levy. “Kenapa? Siapa yang membuatmu terkejut? Katakan, Sayang, apa ada yang berani membuat Levy ketakutan seperti ini?”“Diam!” Levy membentak Claudia hingga gadis itu menangis tersedu-sedu.“Masalah ini tidak akan selesai hanya dengan kata sayang
Levy sampai di Inter Nayama pukul delapan lebih lima menit. Melvin sudah berdiri di sana dengan tangan melingkar di dada. Melvin menatap tajam ke arah Levy, mengekspresikan emosinya sekarang.“Dari mana saja? Bukankah pagi ini Inter Nayama mengadakan rapat bersama Tuan Muda?”“Aku tidak tahu jika rapat itu dihadiri Tuan Muda. Jika aku tahu, aku pasti hadir sebelum yang lain hadir,” jawab Levy, begitu ringan, tidak merasa bersalah sama sekali.“Ohh, hadir tidaknya dirimu dalam rapat besar tergantung pada kehadiran Tuan Muda, jadi begitu?”“Ya iyalah, jika Tuan Muda tidak hadir, kenapa aku harus hadir? Rapat bisa aku wakilkan, ada Mikhael, ada Yudha juga selaku wakil direktur. Mereka sangat cakap untuk memimpin rapat.”“Lalu?”“Aku bisa melakukan hal lain.”Melvin semakin geram dengan tingkah Levy, dia mengepalkan tangan, siap menjatuhi Levy dengan pukulan dan tenda
“Hahaha, tidak sengaja katamu? Cuih...”Melvin meludahi Levy tepat di wajahnya. “Kamu lebih memilih cinta dari pada kepercayaan, kan? Kembalilah ke Keluarga Latusia, dan lihat reaksi mereka begitu mereka tahu kamu dipecat dari Inter Nayama. Sebentar lagi kamu paham, seberapa busuknya perempuan bernama Claudia.”“Tolong beri aku kepercayaan lagi, Tuan,” pinta Levy.“Dasar tidak tahu malu! Masih untung Tuan Muda tidak menuntut ganti rugi atas terjualnya 49 saham Inter Nayama. Beliau masih memiliki hati nurani. Memecatmu adalah jalan terbaik untuk Tuan muda, untukmu juga.”Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Levy adalah kembali ke villa Claudia, memohon agar diberi pekerajaan layak di Indaluna, atau di perusahaan lain di bawah naungan Keluarga Latusia.Melvin pergi meninggalkan Levy yang masih bersimpuh. Semua orang menatap Levy dengan tatapan hina. Mereka paham, Levy pasti melakukan kesalahan besar sam
Davin menunggu kedatangan Levy di villa mewah miliknya, tepat di kamar 312. Villa itu letaknya tidak jauh dari Inter Nayama, salah satu perusahaan cabang Nayama yang nantinya dipimpin Davin.“Kira-kira Levy datang tepat waktu atau nggak?” Melvin coba menerka-nerka.“Orang kayak gitu pasti ngebelain harta, Vin, percaya aku deh! Dia bakal datang tepat waktu. Cowok modelan Levy tak ubahnya anjing-anjing Nayama.” Davin meyakinkan Melvin jika Levy pasti datang tepat waktu, bahkan lima sepuluh menit lebih cepat.Davin yakin, Levy pasti melakukan apapun untuk mengembalikan kepercayaan Davin, bahkan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sampai bertaruh nyawa.Dan itu benar-benar terjadi.Levy menyetir mobil sedannya dengan kecepatan di atas delapan puluh kilo per jam, padahal dia tidak sedang berada di jalur tol arah ibukota. Levy sungguh gila. Dia meliuk-liuk melewati mobil-mobil di jalan raya.“Sialan, kenapa mest
Di ujung ruang perapian ada dua ekor merpati putih yang diletakkan di dalam kandang. Selain suka mengoleksi ukiran dan foto-foto lama, Davin juga suka memelihara berbagai jenis hewan, salah satunya merpati putih itu.Kedatangan Levy disambut mewah oleh Davin, dia sengaja menyiapkan karpet merah khusus untuk Levy.“Hey, masih ingat aku?” Davin bertanya santai.Levy menahan amarah ketika melihat Davin duduk sembari mengangkat salah satu kakinya. Tangan Levy sudah mengepal, dia siap memukul Davin karena mengira Davin adalah mata-mata yang melaporkan ke Nayama kalau dia yang mengembalikan kartu anggota Klan Emas keluarga Latusia.“A-apa yang kamu lakukan di sini!” Levy langsung membentak Davin, tapi Melvin dengan cepat menutup mulut Levy dengan suara lantangnya.“Jangan macam-macam dengan Tuan Muda! Gonggonganmu tidak berlaku di sini! Kamu tidak punya kuasa untuk membentak Tuan Muda! Asal kamu tahu, yang kamu lakuin nggak
Melihat tangan Levy bergerak meraih pecahan seratus dollar itu, Davin segera menginjak jemari Levy hingga pria itu berteriak kesakitan.“Eits, tidak semudah itu. Kamu boleh mengambilnya, dengan syarat, menggonggonglah sampai gonggonganmu mirip anjing yang sebenarnya. Kalau gonggonganmu bagus, kamu bisa ambil uang itu, tapi tidak boleh dengan tangan. Kamu harus mengambilnya dengan jilat lidah!”Ini kemenangnan mutlak bagi Davin, dia bisa menyiksa Levy sesuka hati tanpa khawatir ada pihak kepolisian yang akan mengusut kasus ini.Toh kalaupun pihak kepolisian atau jurnalis tahu tentang penyiksaan ini, pihak Nayama pasti membayar uang tutup mulut agar bagaimana kasus ini tidak menyebar ke khalayak umum. Di negara ini, uang bisa menyelesaikan segalanya.Levy tidak bisa marah dan terpaksa menuruti semua keinginan Davin.Melvin menikmati siksaan itu, begitu juga dengan Davin. Mereka sangat bahagia mendengar gonggongan Levy, bahkan tak segan me