“Hahaha, tidak sengaja katamu? Cuih...”
Melvin meludahi Levy tepat di wajahnya. “Kamu lebih memilih cinta dari pada kepercayaan, kan? Kembalilah ke Keluarga Latusia, dan lihat reaksi mereka begitu mereka tahu kamu dipecat dari Inter Nayama. Sebentar lagi kamu paham, seberapa busuknya perempuan bernama Claudia.”
“Tolong beri aku kepercayaan lagi, Tuan,” pinta Levy.
“Dasar tidak tahu malu! Masih untung Tuan Muda tidak menuntut ganti rugi atas terjualnya 49 saham Inter Nayama. Beliau masih memiliki hati nurani. Memecatmu adalah jalan terbaik untuk Tuan muda, untukmu juga.”
Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Levy adalah kembali ke villa Claudia, memohon agar diberi pekerajaan layak di Indaluna, atau di perusahaan lain di bawah naungan Keluarga Latusia.
Melvin pergi meninggalkan Levy yang masih bersimpuh. Semua orang menatap Levy dengan tatapan hina. Mereka paham, Levy pasti melakukan kesalahan besar sam
Davin menunggu kedatangan Levy di villa mewah miliknya, tepat di kamar 312. Villa itu letaknya tidak jauh dari Inter Nayama, salah satu perusahaan cabang Nayama yang nantinya dipimpin Davin.“Kira-kira Levy datang tepat waktu atau nggak?” Melvin coba menerka-nerka.“Orang kayak gitu pasti ngebelain harta, Vin, percaya aku deh! Dia bakal datang tepat waktu. Cowok modelan Levy tak ubahnya anjing-anjing Nayama.” Davin meyakinkan Melvin jika Levy pasti datang tepat waktu, bahkan lima sepuluh menit lebih cepat.Davin yakin, Levy pasti melakukan apapun untuk mengembalikan kepercayaan Davin, bahkan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sampai bertaruh nyawa.Dan itu benar-benar terjadi.Levy menyetir mobil sedannya dengan kecepatan di atas delapan puluh kilo per jam, padahal dia tidak sedang berada di jalur tol arah ibukota. Levy sungguh gila. Dia meliuk-liuk melewati mobil-mobil di jalan raya.“Sialan, kenapa mest
Di ujung ruang perapian ada dua ekor merpati putih yang diletakkan di dalam kandang. Selain suka mengoleksi ukiran dan foto-foto lama, Davin juga suka memelihara berbagai jenis hewan, salah satunya merpati putih itu.Kedatangan Levy disambut mewah oleh Davin, dia sengaja menyiapkan karpet merah khusus untuk Levy.“Hey, masih ingat aku?” Davin bertanya santai.Levy menahan amarah ketika melihat Davin duduk sembari mengangkat salah satu kakinya. Tangan Levy sudah mengepal, dia siap memukul Davin karena mengira Davin adalah mata-mata yang melaporkan ke Nayama kalau dia yang mengembalikan kartu anggota Klan Emas keluarga Latusia.“A-apa yang kamu lakukan di sini!” Levy langsung membentak Davin, tapi Melvin dengan cepat menutup mulut Levy dengan suara lantangnya.“Jangan macam-macam dengan Tuan Muda! Gonggonganmu tidak berlaku di sini! Kamu tidak punya kuasa untuk membentak Tuan Muda! Asal kamu tahu, yang kamu lakuin nggak
Melihat tangan Levy bergerak meraih pecahan seratus dollar itu, Davin segera menginjak jemari Levy hingga pria itu berteriak kesakitan.“Eits, tidak semudah itu. Kamu boleh mengambilnya, dengan syarat, menggonggonglah sampai gonggonganmu mirip anjing yang sebenarnya. Kalau gonggonganmu bagus, kamu bisa ambil uang itu, tapi tidak boleh dengan tangan. Kamu harus mengambilnya dengan jilat lidah!”Ini kemenangnan mutlak bagi Davin, dia bisa menyiksa Levy sesuka hati tanpa khawatir ada pihak kepolisian yang akan mengusut kasus ini.Toh kalaupun pihak kepolisian atau jurnalis tahu tentang penyiksaan ini, pihak Nayama pasti membayar uang tutup mulut agar bagaimana kasus ini tidak menyebar ke khalayak umum. Di negara ini, uang bisa menyelesaikan segalanya.Levy tidak bisa marah dan terpaksa menuruti semua keinginan Davin.Melvin menikmati siksaan itu, begitu juga dengan Davin. Mereka sangat bahagia mendengar gonggongan Levy, bahkan tak segan me
Levy masih memohon bagai anjing minta belas kasih pada tuannya. Yang dia dapat bukan ampunan atau belas kasih, melainkan satu hadiah krusial dari Davin. Prak! Davin, sekali lagi, menendang kepala Levy tanpa belas kasihan. Levy tersungkur sampai tubuhnya menabrak meja. Levy tidak menyerah, dia tetap mendekati Davin meskipun rasa sakit menyelimuti tubuhnya. Melihat kesungguhan Levy untuk minta maaf dan pengampunan, Davin pun iba dan menawari pekerjaan baru pada Levy. Ekspresi Levy langsung berubah. Dia sangat bahagia mendengar hal tersebut. “Bukan berarti aku kasihan padamu, Levy, tapi aku rasa, pekerjaan ini memang cocok untukmu,” kata Davin sembari melempar lintingan tembakamu ke wajah Levy. “Merokoklah dulu, kamu pasti capek. Lima menit lagi dokter datang dan mengobati luka-lukamu.” Mereka bertiga duduk santai di atas sofa. Sebelum bersantai, Davin lebih dulu menyuruh Levy mandi karena tubuhnya sangat bau. Bukan bau busuk, tapi anyir
Levy mendengar kisah Davin dan Melvin, dia akhirnya tahu jika mereka berdua sudah akrab sejak berusia enam tahun.Melvin yang dulunya seorang yatim piatu, diangkat Tuan Besar Juta menjadi anak asuh keluarga besar Nayama. Usut punya usut, ayah kandung Melvin dulunya merupakan kepala mafia terkenal, namun terbunuh saat inspeksi besar-besaran terjadi di kota Washington.Juta yang waktu itu memimpin rapat di Beverley Hill, segera berangkat menuju Washington untuk mencari seorang bocah bernama Melvin.Tepat di bawah Yolk Bridge, Melvin diasuh oleh seorang lelaki tua mantan anggota kepolisian. Juta mendapat informasi dari mafia perempuan Skotlandia bernama Anneth, dia mengantar Juta ke Yolk Bridge.Awalnya si tua itu menolak Juta, tapi lama-kelamaan, dia akhirnya luluh dan percaya kalau Juta adalah orang baik.“Ya, kita sudah akrab sejak umur enam tahun. Jadi nggak usah kaget semisal Melvin manggil aku tanpa sebutan tuan muda. Kita tak ubahnya saud
Malam usai matahari terbenam, Claudia pulang ke rumah setelah menyelesaikan rapat penting di perusahaannya. Gerald dan Madam Sherlyn sedang adu mulut. Ann dan Kevin ketakutan, bersembunyi di balik sofa.“Lihatlah apa yang dilakukan anak kita! Dia menyia-nyiakan Davin dan lebih memilih Levy, padahal Davin yang membuat Lorena berjaya setelah terpuruk selama tiga tahun!” Gerald emosi pada Madam Sherlyn.“Apa? kamu ingin menyalahkan anak kita? Apa kamu tidak malu anak kita berpacaran dengan seorang cleaning service miskin? Mau ditaruh mana muka keluarga kita ini!”Claudia terkejut hingga menjatuhkan vas mahal itu dari tangannya. Suara pecahan vas mengheningkan suasana, setidaknya beberapa detik. Ann dan Kevin tidak kuasa melihat Claudia terus disalahkan. Mereka membela Claudia dan berdiri di belakang Madam Sherlyn.“Jadi Papa menyalahkan Claudia dan membela cleaning service bodoh itu?” Ann ikut emosi melihat papanya yang se
Dua puluh menit sebelumnya...Davin ingin menenangkan amarahnya dengan pergi ke kafe. Melvin ingin ikut, tapi Davin melarang karena Davin minta Melvin menggantikannya pergi ke bandara untuk mengantar kepergian Grace.“Loh jadwal pesawatnya bukan jam dua tadi?” tanya Melvin. “Seingatku ya, Grace bakal naik pesawat pribadi.”“Barusan kakek nelpon aku, katanya pesawat pribadi semuanya dipakai perjalanan. Satu dipakai Kakek pergi ke Birmingham, ada undangan seminar di kampus. Dua lainnya dipakai pengawal Kakek Juta, sementara satu sisanya dipakai Victor, ada janji dengan militer Tiongkok.”“Ohh, jadi Grace pergi dengan pesawat sewaan?”“Sepertinya begitu.”Melvin tidak jadi ikut Davin ke kafe. Seperti biasa, dia tetap minta Davin hati-hati karena di luaran sana banyak orang yang akan menyakiti Davin, sama seperti yang Levy lakukan tadi.“Hahaha, kamu tidak usah takut. Bukan
Entah kebetulan atau bagaimana, mobil Lambhorgini Aventador berhenti di depan garasi yang menjual mobil-mobil langka. Dia sempat berkenalan dengan pemilik garasi, lalu pergi menyusuri bundaran.“Hmm, enaknya di kafe mana...”Davin keliling sejenak, dia bingung harus santai di kafe sebelah mana. Banyak sekali kafe menarik di situ. Hari ini dia ingin duduk santai di sebuah kafe mahal, bukan warung kopi murah yang selalu menemani hari-harinya waktu masih miskin.“Dyaja Djiwa, nama yang unik, semoga tidak hanya namanya yang unik.” Davin melangkahkan kakinya menuju sebuah kafe lantai dua. Kafe itu cukup besar untuk disebut kafe. Ukurannya mungkin bisa menampung puluhan orang.Begitu dibuka, pemandangan pertama yang terlihat adalah wanita-wanita pemuas dengan pakaian minim. Davin tidak tertarik meskipun beberapa wanita cantik menawarinya bermain. Beberapa nampak acuh karena Davin hanya mengenakan celana tiga perempat dibalut kaos oblong.
Beberapa orang tua tampak menitikkan air mata dari kejauhan. Mereka tidak menyangka jika pemimpin muda ini akan begitu rendah hati. Seperti padi, semakin berisi semakin menunduk, begitulah cerminan Davin kali ini. Menerima mahkota puncak jabatan Edinburgh tidak membuatnya besar kepala dan malah menjadikannya lebih dewasa dan lebih berhati-hati lagi dalam mengambil keputusan. “Terakhir, istana akan dibebaskan bagi siapa saja yang ingin mengadukan keluhan. “Bagi yang rumahnya jauh, silakan bisa mneulis surat atau pesan singkat dan sampaikan ke pos polisi terdekat. “Jika sudah tiga kali menulis dan tidak ada laporan surat masuk ke istana, maka saya tidak segan-segan untuk memecat seluruh anggota polisi yang bertugas di pos tersebut. “Kenyamanan dan kesejahteraan kalian adalah tanggung jawab kami. Semoga berkesan...” Tidak lama kemudian, Melvin berlari menuju Davin dan membuat kerumunan warga Edinburgh bergidik heran. Saat Davin mengangkat telepon, wajahnya langsung berubah pucat d
Pagi berganti siang.Sepuluh menit lagi adalah pelantikan Davin sebagai Duke of Edinburgh dan pewaris seluruh harta kekayaan Nayama. Tentu, ini hari yang sangat istimewa baginya, juga bagi pebisnis di seluruh dunia. Hari di mana orang-orang yang percaya bahwa Davin adalah penyelamat Nayama, menangis bahagia begitu tahu, Davin tidak benar-benar meninggal karena insiden ledakan itu.Tapi, Davin merasakan kesedihan mendalam kala Lisa tidak bisa menyaksikan langsung pelantikan ini karena usia kandungannya yang sudah mencapai 9 bulan. Padahal, ini adalah salah satu momen terbaik yang bisa mereka berdua buat.Dengan terpaksa, Nessa dan Madame Anneth ikut menemani ratu kecantikan Edinburgh itu di kamar khusus yang ditangani oleh para perawat kandungan terbaik di Edinburgh.Davin sengaja memilih rumah sakit dimana dokter bersalinnya adalah perempuan. Baginya, setiap inchi tubuh Lisa harus dijaga, tidak terkecuali dengan alasan kesehatan.Entah posesif atau apa, tapi suami seperti itu menandak
Ledakan di bandara Glasgow memang menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Skotlandia. Belum lagi, tiga dari keseluruhan korban adalah orang-orang penting Edinburgh.Davin, Melvin, dan Harley segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan khusus karena seluruh tubuh mereka mengalami luka bakar serius.Greg mendapat perintah khusus untuk tetap bungkam dan diterbangkan menuju California oleh Prince Eiduart karena dia adalah satu-satunya saksi mata yang selamat dari ledakan di bandara.Sementara Paul, jasadnya sudah menjadi abu dan dimakamkan di dekat makam istrinya yang ada di pedalaman Blackford.Berita itu terus menjadi trending topic hingga dua minggu ke depan. Sementara wartawan yang ingin mencari tahu tentang kondisi Davin, mereka dicekal mentah-mentah karena telah melanggar undang-undang privasi.Prince Eiduart tak henti-hentinya menitikkan air mata begitu pulang dari Prancis. Claire pingsan seketika melihat Davin yang terbaring lemah dengan tubuh yang hampir dipenuhi
Di rumah sakit, banyak pihak menunggu kedatangan seorang lelaki. Tak lama, lelaki itu datang dengan pakaian biasa, celana hitam levis dan kaos putih oblong. Dia menggunakan sepatu dan jam tangan bermerk, terlalu mahal untuk ukuran orang biasa.Baru menginjakkan kaki di lantai lima rumah sakit, lelaki itu disambut senyuman oleh sahabat lamanya. Mereka lalu saling jabat tangan dan tukar peluk. Kerinduan yang selama ini membuncah, akhirnya bisa dilepaskan.“Tunggu di sini, biar aku saja yang masuk,” kata lelaki itu.Davin menyuruh Melvin menunggu di luar ruangan. Pria itu menoleh ke kanan-kiri, memastikan keadaan kosong. Dia lantas masuk ke ruangan dengan gambar violet merah di bagian tengah pintu. “Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah mulai membaik?”Seorang perempuan yang dijagai tiga temannya sedang berbaring lemah dengan selimut putih garis abu-abu khas rumah sakit.“Syukurlah, Tuan. Perutku sudah mulai enak dan mualnya tidak terasa lagi.”“Turut bahagia mendengarnya,” balas Davin
TERJADI LEDAKAN BESAR DI BANDARA MUNCHEN!BANYAK KORBAN JIWA DENGAN LUKA BAKAR!KORBAN SEMENTARA ADA 70 ORANG DAN HAMPIR SEMUANYA BELUM BISA DIIDENTIFIKASI KARENA DAMPAK LEDAKAN YANG BEGITU DAHSYAT!Media-media dunia dihebohkan dengan kejadian itu.Pasalnya, ledakan tidak hanya mengenai anggota mafia kelas kakap yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Lone Werewolf, tapi juga berimbas pada Davin, Tuan Muda Nayama sekaligus Pangeran Edinburgh yang namanya dikenal di seluruh dunia.Istana sempat sesak oleh wartawan yang menanyai Prince Eiduart tentang kabar Davin, tapi semua memilih bungkam.Melvin, Lisa, dan Andre yang sedang meninjau tempat kejadian perkara pun tak luput dari sorotan wartawan. Cercaan demi cercaan terus dilontarkan. Meski tak ada satu pun yang dijawab, wartawan itu serasa tak capek menanyakan satu hal sama.“Bagaimana Davin?”Hanya itu, tak lebih.Ketika satu wartawan sudah lelah berdiri dan bertanya, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti dari pihak Nayama, wartaw
Di Glasgow, perubahan cuaca dan suhu udara tidak terlalu mencolok seperti di Edinburgh.Saat musim dingin disini, orang-orang banyak yang keluar hanya menggunakan jamper atau jaket tipis saja, terutama mereka yang tinggal di dekat sungai Clyde.Berbeda dengan Edinburgh. Perubahan suhu disana lebih ekstrem saat musim panas dan dingin.Bahkan, orang yang nekat keluar hanya menggunakan jaket tipis tanpa baju lapis dua di dalamnya, akan merasakan pusing dan tak jarang sampai mimisan.Oleh sebab itulah, nafas Davin tidak mengeluarkan uap begitu dia sampai di Glasgow karena suhu udaranya terlampau lebih hangat daripada di Edinburgh.Dan melalui ciri itu, orang-orang dapat mengenali mana yang asli Glasgow dan mana orang asli Edinburgh.“Yahh, bagaimanapun juga, aku tidak bisa berbohong karena suhu disini sedikit lebih tinggi dari tempatku berasal.” Davin berkomentar akan cuaca di sini.“Nah, akhirnya kau sadar. Kau itu buka
Peter adalah seorang pensiunan detektif yang sekarang menjabat sebagai salah satu staff petinggi di Charciao.Dialah yang membantu Davin untuk menangkap Hans yang sedang bersantai di Possilpark.“Lapor, Tuan, divisi keamanan Charciao sudah melobby kepolisian agar tidak ikut campur dalam urusan ini.“Saya juga sudah melapor kepada direktur Joe untuk mengontak pemilik bandara Glasgow untuk mencari seseorang dengan ciri-ciri yang sudah dicatat.“Sebagian anak buah saya sudah berada di bandara dan mencari mobil sedan dengan lambang elang hitam di bagian dasbor belakangnya.“Sekarang saya sudah berada di perbatasan Glasgow-Edinburgh dari arah jalan utama.”Tepat sesuai dugaan, Peter sudah menunggui Davin di depan sana.Beruntung pangeran memilih untuk putar balik karena salah satu tangan kanannya itu memikirkan hal yang sama.“Oke, Peter, mungkin aku akan sampai di tempatmu sedikit lebih telat.
Saat perjalanan menuju Glasgow, perjalanan tidak berlangsung mudah.Di tengah perkebunan Livingston, sudah banyak sekali mobil yang berjajar untuk melindungi kepergian Paul.“Rainy tidak berbohong, Melvin. Dia sepertinya sudah membuka rencana Paul.”“Benar, Tuan. Kalaupun dia berbohong, tidak mungkin ada penjagaan seketat ini.”Beruntung, mobil jeep yang dikendarai Davin memiliki body dan kaca anti peluru sehingga beberapa tembakan orang-orang Lone Werewolf tidak dapat melukainya.Ada dua mobil polisi yang terkena tembakan dan itu membuat suasana sedikit keruh.Davin dan rombongan pleton tiga putar balik dan memilih jalur memutar.Sementara pleton satu membantu dua mobil polisi yang sopirnya terkena tembakan tepat di kepala.Peperangan dan adu tembak berlangsung sangat sengit.Kurang lebih ada 30an orang dari Lone Werewolf yang mencegat kepergian Davin dengan total sebelas mobil.“Apa
Dikala urusan semakin rumit, sang pangeran tetap menilik keadaan calon istri dan calon mertuanya padahal sejak semalam, dia hanya tidur satu jam, itupun di pesawat.Kantung mata Davin yang sudah mulai menghitam, disambut dengan wajah cemas Lisa.“Kau sudah berjanji untuk tidak mendekati bahaya, kan?”“Untuk sementara, maafkan aku... aku tidak bisa diam saja melihat seluruh keluargaku terancam.”“Tapi, Sayang...”“Percaya padaku,” tatap Davin penuh harap. Tak terasa, air mata sudah berjajar antri di pelupuk matanya.“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi kumohon, jangan lukai dirimu sendiri ya...”Davin mengangguk dan Melvin menepuk pundak tuannya.Tidak lama, perawat datang dan menawarkan beberapa menu makanan yang ada di kantin rumah sakit.Gerald dan Melvin memesan bubur daging sapi sementara Davin dan Melvin hanya meminta agar dibawakan secangkir kopi panas.