Davin turun bersama Shella, meninggalkan Melvin sendirian di mobil. Tidak ada yang mengenali mereka, apalagi dengan baju seadanya.
“Cih, siapa mereka? Pelayan hotel, atau anak salah satu miliarder anggota Klan Emas?”
“Tampan dan cantik, mereka pasti orang kaya. Tapi tunggu, kenapa tidak ada perhiasan yang menempel di tubuh mereka? Pakaiannya juga biasa saja, bukan dari brand terkenal.”
“Coba jelek, aku tidak sudi memandang mereka. Mereka tidak mungkin anggota Klan Emas, pakaian mereka tidak menunjukkan kalau mereka punya harta.”
Cibiran terus terdengar hingga Davin sampai di hall utama hotel. Resepsionis tidak menyambutnya sama sekali, tidak pula menyodorkan kertas berisi daftar kehadiran tamu.
Dan di tempat itu juga, Davin bertemu dengan Claudia, Kevin, Madam Sherlyn, dan Levy, mereka juga hadir di pertemuan ini mewakili Keluarga Latusia.
Tanpa basa-basi, Claudia mendekati Davin dan langsung menampar pipi
Claudia menaikkan sebelah alisnya. Dia tertawa bersama Madame Anneth dan Kevin, diikuti tawa resepsionis hotel yang menggunakan busana mewah jahitan salah satu pengrajin terkenal asal kota M.Levy coba mengingatkan Claudia tentang tata krama. “Jangan sembarang menghina orang! Kamu tidak tahu siapa pria ini. Dia belum ngisi data diri resepsionis, jangan buruk sangka dulu! Ada kemungkinan dia lebih kaya darimu, bahkan jauh lebih kaya dariku.”“Hahaha ... jangan membual, Levy, dia mantan pekerjaku, tau! Cleaning service sepertinya tidak pantas menginjakkan kaki di hotel semewah hotel Lunar. Bau baju dan sandalmu bisa meruntuhkan citra bagus hotel ini!” Madame Anneth ikut menanggapi.“Sayang, dia itu barusan dipecat dari Indaluna, apa kamu nggak sadar? Aku pernah cerita ke kamu tentang pegawai yang bolos tiga minggu tanpa alasan itu, kan?” Claudia memegang lengan tangan kanan Levy, coba merayu pemuda gagah itu.“Oh, j
Davin menunda rapat pentingnya bersama petinggi Inter Nayama, perusahaan telekomunikasi yang memproduksi jaringan internet paling cepat di Indonesia.Baru pertama memimpin, Davin mendulang berbagai kesuksesan. Dia merombak semua petinggi yang dicurigai korup dan nepotisme. Karena itulah, Tuan Juta mempercayakan Nayama sepenuhnya pada Davin.Di depan Hotel Lunar, pusat kota Jakarta, keluarga Orchid memulai pertemuan Klan Emas untuk merayakan kebehasilan mereka dalam mengakusisi PT Uranium Sejahtera, perusahaan tambang emas yang dulu dikuasai negara lain.Suasana pertemuan berlangsung meriah dengan beberapa whisky dan vodka dari brand-brand terkemuka.Steve selaku kepala keluarga Orchid memberi sambutan dengan wajah bahagia. “Tuhan memberkati kita hingga kita bisa sampai di titik ini.”Dua putri dan satu putra Steve turut hadir di pertemuan itu, duduk di sebelah papanya, menyambut para tamu dengan wajah ramah.Tamu yang datang keba
Semua anggota Klan Emas diam menyimak, termasuk Steve yang kala itu dipasrahi memimpin rapat besar tahunan Klan Emas.Travis berdehem sejenak, lalu menyampaikan kabar bahwa Tuan Muda Nayama sudah sampai di depan Hotel Lunar dengan pengawalan super ketat.“Sepuluh helikopter diterbangkan khusus oleh angkatan udara. Sinar infra merah disiapkan pihak angkatan darat. Kita tidak boleh membuat kegaduhan selama Tuan Muda hadir di sekitar kita.” Travis mengatakan itu semua dengan sangat lantang.Wajah-wajah bahagia mulai nampak. Semua tepuk tangan menyambut kedatangan tamu istimewa itu. Kasak-kusuk terdengar di berbagai macam sisi. Mereka bertanya-tanya, setampan apa sosok tuan muda.Ada yang bilang, Tuan Muda Nayama jauh lebih tampan dari Melvin, ajudan pribadinya. Padahal Melvin sendiri pernah dinobatkan sebagai satu di antara 100 lelaki paling tampan di dunia versi majalah Times.Ada juga yang berpendapat, ketampanan tuan muda tidak pernah d
APAAAAA! GEMBEL INI MENYURUH KAMI SUJUD?! Teriakan itu menggema. Hall utama hotel mulai ricuh. Hiruk-piruk tentang siapa sebenarnya Davin mulai diperbincangkan seluruh anggota Klan Emas. Mereka bahkan terpisah jadi dua kubu, satu percaya bahwa Davin memang Tuan Muda Nayama, satunya membela keluarga Latusia. “Datang ke sini adalah penghinaan besar bagi keluarga kami. Dan apalagi sekarang, mau mengancam kami, Keluarga Latusia, keluarga terkaya nomor 98 di negeri ini?” Gerald mencengkeram kerah baju Davin. “Halah, bilang saja kamu tidak punya uang setelah Claudia memecatmu seminggu yang lalu!” Ann ikut buka suara. “kamu datang buat minta uang, kan? Bilang! Keluarga kami bisa beliin kamu mobil, rumah, dan seluruh perabotannya, tapi dengan syarat, jangan ngemis-ngemis lagi di keluarga kami!” Ann berdiri dari tempat duduknya seraya memaki-maki Davin. Davin menyayangkan hal tersebut. Pasalnya, dia sangat berjasa menyelamatkan Indaluna d
Sesuai dugaan Davin, Gaga datang dikawal berbagai kendaraan militer. Kepala polisian negara juga ikut hadir atas perintah Tuan Besar Juta. Gaga berdiri di depan pintu hotel dan tidak melihat apapun kecuali karpet merah yang sudah digelar.Dia menelepon Melvin untuk bertanya di mana Tuan Muda Nayama sekarang.“Tuan Muda sudah terlanjur kesal. Sekarang temui aku di belakang hotel. Jangan bilang siapapun kalau aku ada di sana!” Melvin menjawab dengan sangat dingin.Gaga menemui Melvin di belakang hotel.Melvin tidak mau masuk meskipun Gaga sudah memohon sampai hampir berlutut. Dia menitipkan secarik kertas yang ditulis Davin sebelum dia pergi ke parkiran. Gaga mengambilnya dan terbelalak membacanya.Cepat-cepat lelaki itu masuk ke hall utama untuk memberikan kertas tadi pada Steve.“INI MUSTAHIL!”Steve terbelalak sampai terjengkang dari kursinya. “Dari mana kamu mendapat kertas ini?”“Dar
Rapat Inter Nayama dimulai pagi-pagi buta. Davin meminta berkas tentang pengeluaran umum perusahaan. Davin terkejut, perusahaan bisa defisit sampai empat persen, padahal menurut laporan yang masuk ke Nayama pusat, perusahaan ini mengalami perkembangan nol koma empat persen. Davin marah besar, dia langsung berdiri, wajahnya merah padam. Brak! “Siapa direktur perusahaan ini?” Davin marah dan menggebrak meja. Mikhael selaku sekretaris perusahaan berdiri dan melapor bahwa direktur Inter Nayama sedang pergi menemui kekasihnya di sebuah villa mewah. Davin tidak peduli, dia malah memarahi Mikhael karena bertele-tele dalam menjawab pertanyaan. Pemuda itu kembali bertanya, siapa direktur perusahaan ini sekarang. Dan Mikhael pun menjawab, “Levy Steward, Tuan.” “Levy orang blasteran Skotlandia itu?” Davin mengernyitkan dahi. “Benar, Tuan.” “Kenapa orang itu pergi saat perusahaan mengadakan rapat tahunan super penting? Apa dia tida
Levy mendapat telepon dari Mikhael yang menyuruhnya datang ke perusahaan. Dia tidak mau dan berbalik memarahi Mikhael, seakan dia yang berkuasa di Inter Nayama.Mikhael menceritakan semuanya, tentang kehadiran Tuan Muda, dan hancurnya laptop Alienware pribadi Levy. “Terserah Tuan Levy, saya hanya menyampaikan amanat dari Tuan Muda. Beliau juga menitipkan surat resmi tulisan tangan pada saya, surat yang hanya boleh dibaca oleh Anda.”“Haahh? Tuan Muda Nayama datang memimpin rapat?” Levy kelabakan, dia masih duduk santai di villa keluarga Latusia, pesta minum whisky bersama anggota keluarga lain.Claudia dan Ann yang mendengar itu terkejut melihat reaksi Levy. “Kenapa? Siapa yang membuatmu terkejut? Katakan, Sayang, apa ada yang berani membuat Levy ketakutan seperti ini?”“Diam!” Levy membentak Claudia hingga gadis itu menangis tersedu-sedu.“Masalah ini tidak akan selesai hanya dengan kata sayang
Levy sampai di Inter Nayama pukul delapan lebih lima menit. Melvin sudah berdiri di sana dengan tangan melingkar di dada. Melvin menatap tajam ke arah Levy, mengekspresikan emosinya sekarang.“Dari mana saja? Bukankah pagi ini Inter Nayama mengadakan rapat bersama Tuan Muda?”“Aku tidak tahu jika rapat itu dihadiri Tuan Muda. Jika aku tahu, aku pasti hadir sebelum yang lain hadir,” jawab Levy, begitu ringan, tidak merasa bersalah sama sekali.“Ohh, hadir tidaknya dirimu dalam rapat besar tergantung pada kehadiran Tuan Muda, jadi begitu?”“Ya iyalah, jika Tuan Muda tidak hadir, kenapa aku harus hadir? Rapat bisa aku wakilkan, ada Mikhael, ada Yudha juga selaku wakil direktur. Mereka sangat cakap untuk memimpin rapat.”“Lalu?”“Aku bisa melakukan hal lain.”Melvin semakin geram dengan tingkah Levy, dia mengepalkan tangan, siap menjatuhi Levy dengan pukulan dan tenda