"Hah?! Gila kali, ya." Refleks, aku berteriak. Aku menggelengkan kepala. Tidak paham dengan jalan pemikiran kedua wanita ini. "Gak ada yang gila, Ndre. Kamu lebih gila, kalau membiarkan Ayna melahirkan anak sendirian.""Kamu tahu, Ina, janin yang ada di kandungan Ayna bukan anak aku. Aku saja tidak tahu seluk beluknya, lalu aku yang disuruh untuk bertanggung jawab, begitu? Enak saja.""Andre, ayolah. Aku mohon. Aku gak mau merasa bersalah terus ke Ayna, karena udah ngenalin cowok kurang ajar itu."Tawaku meledak mendengarnya. "Harusnya, kamu minta pria itu bertanggung jawab. Bukan orang lain yang gak tau apa-apa."Sungguh, kalau mereka berdua bukan wanita, sudah aku habisi sejak tadi. "Aku mesini untuk pekerjaan, bukan umtuk dipaksa-paksa menikahi wanita. Niatnya mau hidup tenang, malah begini."Aku beranjak. Tidak tahan dengan pembicaraan kami ini. Rasa laparku mendadak jadi kenyang. Aku sepertinya harus cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan di sini. "Ndre."Ah, aku terlalu lemah
Read more