Home / Romansa / Kawin Culik Sang Jenius / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Kawin Culik Sang Jenius: Chapter 91 - Chapter 100

109 Chapters

91. Robot J Mencuri Kertas

...“Brengsek! Di mana kertas milikku?!” Mawar berteriak sambil mengobrak-abrik seluruh meja belajarnya. Barusaja ia menaruh satu paket lembar kertas kosong berwarna putih di atas meja kamarnya, tetapi sekarang kertas itu tiba-tiba saja menghilang. Dimana dia menaruhnya?! Dengan jengkel Mawar lalu melihat ke kolong tempat tidurnya, lalu ke lemari pakaian, dan juga bahkan ke kamar mandi. Sayangnya, sudah beberapa kali ia mencari tetapi tidak ketemu juga. Sialan! Gerutunya dalam hati.“Bibi Hans, kau itu kemana sih?! Ayo cepat bantu aku mencari kertasnya!” Mawar berteriak dengan sangat kencang dari lantai dua, tetapi Bibi Hans benar-benar menghilang bagai ditelan bumi.Menaruh tangannya ke pinggang rampingnya, Mawar lalu mencoba mengingat-ingat kemana ia terakhir kali menaruh kertas kosong itu. Sepertinya, ia memang menaruh kertas itu di atas meja. Tetapi mengapa kertas itu tidak ada disana?! Dan juga sekotak peralatan menul
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

92. Terkunci Di Luar

...Siang hari tadi, situasi di pantai Henai begitu memanas. Jayden sampai memerlukan waktu berjam-jam untuk menenangkan dirinya sendiri. Meskipun ia sudah mencoba, tetapi mendengar kata perceraian, emosinya selalu kembali meluap. Mawar kali ini benar-benar menguji kesabarannya. Memandangi lantai yang sudah dibersihkan oleh bibi Hans, Jayden kembali teringat dengan kaki wanita brengsek itu yang menginjak serpihan yang sebelumnya ada disana. Shit! Jayden mengumpat di dalam hatinya. Meskipun berkali-kali mencoba, tetap saja ia tidak bisa abai dengan wanita brengsek itu.“Bi!” Panggil Jayden kepada bibi Hans yang segera memasuki kamar miliknya.“Iya Tuan. Apakah ada yang bisa saya bantu?”“Cepat obati luka wanita itu.” Katanya sembari memberikan sebuah kotak obat kepada kepala pelayannya itu.“Eh. Maaf Tuan. Nyonya tidak ada di rumah.” Sahut sang bibi yang membuat Jayden mengernyitkan ali
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

93. Ulah Tua Bangka Li Lagi

  . . . Mengamati isi cek bernilai puluhan juta dollar itu, Jayden menyipitkan kedua matanya. Sial! Tua bangka itu rupanya telah melangkah lebih jauh dari dugaannya. Batinnya dalam hati dengan begitu geram. Apakah ia mau membeli isterinya hanya dengan puluhan juta dollar?! Sepertinya tua bangka Li terlalu merendahkannya. Meremas selembar cek yang semalam tidak sengaja ditemukannya, Jayden kemudian memikirkan hal lain yang mungkin dilakukan oleh tua bangka itu. Tidak mau berlama-lama, ia lalu segera menuju ke ruang kerjanya untuk membuka perangkatnya. Disana, beberapa monitor kemudian dinyalakannya. Setelah semua siap, ia lalu mengunduh semua rakaman dari sebulan yang telah berlalu ketika dirinya tidak ada di rumah. “Tuan, Nyonya marah-marah meminta kertas, bagaimana?” Bibi Hans terlihat menyela Jayden di ruang kerjanya. “Berikan saja padanya.” Sahut Jayden kemudian. “Tetapi Tuan…” “Berikan saja Bi. Biarkan
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

94. Lingerie Berwarna Hitam

...Sementara di ruang tamu itu, suasana begitu hening. Disana ada seorang wanita cantik dengan dress bunga-bunga sedang memangku sekeranjang roti yang dibawanya untuk pria yang sangat dirindukannya. Sayangnya, pria itu saat ini tampak begitu sedih. Diona tidak tahu ada apa dengan pria yang duduk didepannya itu.“Kak, bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?” Wanita itu berbicara dengan sangat lembut. Lalu ia meletakkan keranjang roti di atas meja dan menatap Jayden dengan penuh kasih sayang.“Aku baik-baik saja.” Seperti biasa, Jayden menjawabnya dengan singkat sembari memainkan segelas wine ditangannya.“Benarkah?” Memandang wajah pria itu, Diona tahu bahwa kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Ia sangat mengenal pria itu dengan sangat baik. Jadi, ia tidak bisa dibohongi dengan begitu mudahnya. “O, iya. Aku dengar kau kembali ke pusat kota. Apakah itu benar Kak?” Wanita itu lalu mengamb
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

95. Ternyata Cemburu dengan Adik Iparnya

...Beberapa jam telah berlalu, setelah mengakhiri sesi pertama, akhirnya mereka berdua berbaring dengan Jayden yang memeluk erat punggung Mawar yang tidak mau menatapnya itu. Beberapa kali Jayden mengusap-usap bahu perempuan itu untuk menenangkannya. Tetapi, Mawar tidak mau menghentikan tangisannya.Menghela nafasnya, Jayden lalu memalingkan wajahnya untuk menyalakan lampu tidur yang tadi sempat dimatikannya. Ia berpikir untuk mencari tisyue supaya isterinya itu bisa mengusap air matanya. Namun bukannya sekotak tisyue, ia malah melihat selembar foto yang dikenalnya.Yups, itu adalah foto dirinya bersama dengan Diona. Di dalam foto itu, dia mengenakan setelan tuksedo berwarna hitam sedangkan Diona memakai gaun putih yang berkilauan. Mungkin jika orang tidak tahu, pasti foto itu dikira sebuah foto pernikahan. Padahal bukan! Foto itu adalah foto disaat mereka merayakan ulang tahun pernikahan kedua orang tua mereka.Jayden sama sekali tidak m
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

96. Aduh Malu Sekali

...Pagi hari telah menyingsing di pulau Henai. Burung-burung telah berkicau dan bertengger di atas pinggiran balkon seakan ingin membangunkan seorang wanita cantik yang masih tertidur disana.“Emmm…” Menggeliatkan badannya, wanita itu lalu mulai membuka matanya perlahan-lahan hanya untuk mendapati bahwa ruangan kamarnya itu telah kosong.Sekali lagi mengerjapkan kedua mata indahnya, Mawar lalu mengingat semua hal yang terjadi semalam. Astaga, apa yang telah dilakukannya semalam?! Hanya berbalut selimut tebal, Mawar lalu menangkap penampakan sebuah lingerie berwarna hitam yang tersampir di kursi yang ada disana. Seketika, rasa malu memenuhi relung hatinya. Hingga ia lalu membenamkan dirinya kembali ke dalam selimut itu.“Ma-war. Se-la-mat. Pa-gi.” Tiba-tiba saja, robot J menghampirinya. Dengan membawa segelas susu, robot itu lalu naik ke atas ranjangnya dan meletakkan susu itu dengan sangat hati-hati ke atas
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

97. Memotret Kehangatan di Meja Makan

...Setelah memandikan isteri cantiknya, Jayden merasa sangat segar. Meskipun tadi ia telah lelah bermain Voli, tetapi rasanya ia telah mendapat suntikan yang memompa semangatnya itu kembali. Dengan tersenyum puas, Jayden lalu membawa isteri cantiknya yang berbalut gaun pantai berwarna biru toska untuk turun ke bawah.“Jangan pegang aku, aku bisa jalan sendiri!” Ucap Mawar dengan sinis kepada suami busuknya itu. Sialan, hampir satu jam dia digeranyangi di dalam kamar mandi oleh suami yang tidak mau melepaskannya. Kedepannya, Mawar memastikan akan mengunci pintu kamar mandi itu supaya suaminya tidak bisa menyelonong masuk begitu saja.Aduh“Sayang… Tetapi kakimu itu tampak lemah.” Kata Jayden menunjukkan kedua lesung pipinya dengan manis kepada Mawar yang membalasnya dengan sebuah tatapan mautnya.“…” Tidak bisa berkata-kata, Mawar hanya diam saja sambil memelototi suami yang sama sekali tdia
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

98. Menghukum Penyusup

...Cekrek! Cekrek! Cekrek!Beberapa kali shoot telah diambil oleh bujang dari Bos Li itu. Dengan hasil gambar yang memuaskan, Kasim menyunggingkan senyumannya. Sebentar lagi, Bos Li akan mengetahui informasi valid itu. Ckck… Dirinya memang selalu bisa diandalkan. Batinnya memuji dirinya sendiri dengan cekikikan. Dengan Pongah, Kasim lalu mengantongi kamera kecil miliknya dan hendak mengendap-endap untuk pergi dari sana sebelum akhirnya ia menabrak sesuatu.“Kurang ajar. Apa yang kau lakukan disitu?” Dengan geram bibi Hans menaikkan kemocengnya dan memukul penyelinap itu dengan keras.“Wadaw… Aww! Aww!!” Kasim berusaha lari tetapi bibi Hans menarik bajunya hingga Kasim terjungkal ke Pasir yang ada di taman itu.Tidak mau membiarkan penyusup itu lepas, Bibi Hans lalu menggunakan keahliannya. Sebagai kepala pelayan, dia sudah terbiasa menghukum bawahannya yang kurang ajar. Sehingga, apabila memega
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

99. Bos Li Merasa Geram

...Sementara itu, di pulau kecil yang terletak di sebelah Pulau Henai, Bos Li sedang menyeruput jus buah nanas yang baru saja selesai dibuatnya. Hm, dengan suasana siang hari yang begitu panas, segelas jus berwarna kuning itu benar-benar membuatnya bersemangat kembali. Hanya saja, masih ada hal yang mengganggu pikirannya. Pelayannya itu belum kunjung pulang juga! Padahal sudah sejak tadi pagi orang itu pergi, tetapi sampai sekarang batang hidungnya masih tidak kelihatan.lllkujySambil menyeruput jusnya, Bos Li lalu berusaha menghubungi Kasim, pelayan bodohnya itu. Ia berharap Kasim akan membawa kabar baik untuknya. Menyunggingkan senyumnya, Bos Li lalu mengambil ponsel dari dalam saku celana pantainya. Setelah menekan kontak yang dituju, ia kemudian menunggu sampai telepon itu tersambung.Menyandarkan tubuhnya di kursi pantai yang besar itu, Bos Li memegang jus buah nanas ditangan kanannya dan juga ponsel ditangan kirinya. Sampai akhirnya, sambu
last updateLast Updated : 2021-12-30
Read more

100. Membawa Kapal Perang

...Kali ini Kasim benar-benar habis dibully oleh bibi Hans. Setiap kali pria itu berteriak, mulutnya akan langsung dipukul dengan kemoceng besar dari bulu ayam itu. Coba lihat saja, mulut pria kurus itu saat ini berwarna merah dan hampir moncong ke depan. Memang sial nasib Kasim karena keteledorannya sendiri. Padahal Bos Li memintanya untuk mengintai dari jauh, tetapi ia mengintip di pintu rumah targetnya. Apa daya, ia tidak bisa kabur karena kedua tangan dan kakinya telah diikat.Meskipun begitu, bibi Hans juga tidak sekejam itu. Setelah Kasim menyerah dengan pemberontakannya, bibi Hans segera melepas seluruh ikatan yang membelenggunya. Setelahnya, ia memberi penyelinap itu makan. Dan tentu saja, Kasim langsung melahapnya dengan segera.“Pelan-pelan.” Kata bibi Hans kepada pria kurus kering itu.Sepertinya, penyusup itu sangat kelaparan. Bibi Hans sudah mengeluarkan dua piring makanan, dan semua habis dilahap Kasim dalam seke
last updateLast Updated : 2022-01-05
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status