Semua Bab Kawin Culik Sang Jenius: Bab 71 - Bab 80

109 Bab

71. Plat Nomor Porsche JL-01

. . . Pagi telah menjelang di pusat kota. Semua orang tampak sangat sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Tidak terkecuali Rasyid yang saat ini telah datang ke butik pernikahannya untuk menggali banyak informasi dari ibu-ibu yang merasa melihat Mawar. Dengan tangan yang gemetaran, pria itu terus menunggu petugas butik dan orang itu yang sebentar lagi katanya akan datang. Ya, semalam Rasyid telah datang kesana juga, tetapi ibu itu terlanjur pulang. Sehingga ia hanya bisa menunggu sampai pagi menjelang hanya untuk mendapatkan detail informasi mengenai keberadaan calon isterinya. Secercah rasa putus asa begitu nampak pada sorot matanya. Badannya mengeluarkan keringat dingin karena ia kurang beristirahat selama beberapa minggu ini. Mawar saat ini benar-benar menyita perhatiannya. Ia tidak bisa bekerja, tidak bisa makan dengan baik, dan juga tidak bisa tidur meskipun dia sudah meminum beberapa pil penenang sekaligus. Bagai seorang biksu, bahkan Rasyid
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Baca selengkapnya

72. Guru Untuk Isterinya

. . . Sementara itu, di Pulau Henai. Mawar masih saja bemalas-malasan di balik selimut tebal yang membungkusnya. “Hem… Nyaman…” Gumamnya dengan kaki yang masih memeluk guling besar disampingnya. Rasanya semalam dirinya tidur di atas lantai yang keras. Tetapi pagi ini, Mawar merasakan alas tidurnya itu begitu empuk dengan selimut bulu selembut sutera. Apakah dia bermimpi? Batinnya dalam hati. Menggerak-gerakkan kakinya, Mawar yang mulai tersadar lalu membuka kedua matanya dengan lebar. Tunggu. Mengapa dirinya saat ini telah berada di atas ranjang?! Mawar kemudian mengernyitkan keningnya untuk mengingat-ngingat hal yang terjadi semalam. Benar. Seingatnya, semalam pria brengsek itu menyuruhnya untuk tidur di atas lantai. Dan setelahnya, Mawar tidak ingat lagi. Mungkin saja, semalam ia begitu lelah hingga ia tidak merasakan Jayden mengangkatnya. “Hihi…” Mawar terkikih mengetahui bahwa pria itu tidak sejahat itu. Tentu saja, Jayden
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Baca selengkapnya

73. Menggali Informasi

. . . Beberapa jam telah berlalu, saat ini di pusat kota S, Rasyid telah berada di sebuah clan gangster yang dipimpinnya. Disana, ada beberapa mata elang di Negara itu dimana selama ini dirinya bisa mendapatkan semua informasi dengan mudah asalkan dia memiliki sebuah petunjuk. “Bagaimana? Apa kau tahu nomor plat itu?” Rasyid tampak memberikan secarik kertas kecil pada salah satu gangster bertato disana. “JL-01?” Melihat nomor itu, orang itu berpikir dengan serius sebelum akhirnya ia berujar kembali. “Sebentar Bos, aku akan hubungi yang lainnya.” Bagi gangster itu, plat JL-01 sepertinya asing bagi mereka. Sepertinya, nomor itu bukanlah kepunyaan dari orang-orang kaya yang ada dibawah kendali mereka. Ya, selama ini, para gangster yang terpencar itu memiliki organisasi khusus dimana mereka akan mengelola setoran pajak keamanan bagi siapa saja yang memiliki usaha di tempat itu. Tentu saja, jaringan mereka bersifat illegal. Tetapi meskipun
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Baca selengkapnya

74. Rencana Membunuh Sang Penguasa (1)

. . . Dengan semua informasi yang didapatnya, Rasyid kemudian memanggil seluruh anak buahnya. Beberapa diantara mereka membawa tongkat, balok, dan juga bahkan yang lainnya membawa senapan bersama dengan mereka. Rasyid tentu tidak akan datang dengan tangan hampa. Ditengah-tengah persiapannya, tiba-tiba sebuah suara datang dari ponselnya lagi. Bergegas Rasyid mengangkatnya karena mengira bahwa itu adalah telepon yang sangat penting. “Halo… Siapa?” Rasyid mengernyitkan alisnya karena yang didengarnya adalah suara wanita yang dikenalnya. “Sayang… Kak Rasyid. Apakah kau akan datang ke kosku hari ini?” Itu adalah suara Lisa yang sedang merayunya. “Kak… aku merindukanmu… Sudah lama kita tidak bertemu.” Wanita itu menambahkan lagi tanpa menunggu jawaban dari pria yang dihubunginya. “Kak… Apa yang kau mau makan hari ini? Aku akan menyiapkannya…” Suara wanita itu terus saja bergema di telinganya. Rasyid rasanya sudah tidak tahan lagi hin
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Baca selengkapnya

75. Rencana Membunuh Sang Penguasa (2)

. . . Beberapa saat Rasyid akhirnya telah sampai ke tempat yang ia tuju, Blue Ocean Hill. Gerbangnya begitu besar dan megah. Hanya dengan melihat area depannya, Rasyid bisa langsung tahu bahwa orang itu pastilah seorang yang kaya raya. Menyuruh orang untuk membuka gerbang berwarna hitam itu, Rasyid dengan seluruh anggota gengnya kemudian melajukan mobil mereka menelusuri jalan ditengah-tengah lapangan golf itu untuk menuju ke rumah berwarna putih yang ada ditengahnya. Dari kejauhan, setelah mereka memasuki area tanpa pengamanan itu, Rasyid kemudian melihat begitu banyak mobil mewah telah terparkir di depan garasi pria asing itu. Cih! Brengsek! Seorang pria kaya berani bermain-main dengan ketua gangster seperti dirinya. Memarkirkan mobilnya di depan air mancur besar yang pada halaman rumah itu, Rasyid dapat melihat jelas sebuah mobil Porche dengan plat JL-01. Menyunggingkan senyumnya, ia lalu memerintahkan seluruh anak buahnya untuk bersiap mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Baca selengkapnya

76. Berlumuran Darah

. . . “Rasyid!” Suara wanita di dalam sambungan video itu terdengar di telinga Jayden. Menyipitkan matanya, pria itu kemudian melepas headsetnya dan mematikan sambungan video itu dari jarak jauh. Sekilas, ada rasa sedih menelisik di dalam hatinya. Wanita itu, setelah mendengar kehadiran kekasihnya, langsung saja menyebut namanya begitu saja. Sepertinya, Mawar masih belum bisa melupakan Rasyid sepenuhnya. Batinnya dalam hati. Menghela nafasnya, Jayden kemudian melemparkan headset itu ke sembarang tempat dan menatap Rasyid dengan sangat tajam. Pria dihadapannya itu begitu rendah, tetapi mengapa Mawar bisa menyukai pria brengsek seperti itu? Jayden kembali membatin dengan perasaan tidak jelas. Bagaimanapun, ia tidak bisa memaksa perasaan Mawar. Sebelumnya, sepertinya Mawar mulai menyukainya. Tetapi hal itu bisa saja karena sebuah rasa suka karena hanya mereka yang ada di Pulau terpencil itu. Dan ketika ada bayangan Rasyid diantara mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Baca selengkapnya

77. Menunggu Jayden Pulang (1)

. . . Setelah mendengar gemuruh gerombolan gangster keluar dari kediaman itu dengan mobil-mobil mereka, Suseno benar-benar merasa sangat khawatir. Tadi pagi, ia ingat, setelah mendarat dari pesawat pribadi yang mengantar mereka, Jayden bergegas menuju ke dalam kediamannya dan menyuruhnya menunggu diluar area itu. Suseno heran dengan apa yang akan terjadi sebelum akhirnya ia beberapa menit yang lalu melihat arakan mobil dengan pria-pria bertato sedang menuju ke dalam wilayah dimana Jayden berada. Hanya melihat wajah garang mereka, Suseno merasa sangat ngeri. Apalagi, sekilas ia juga melihat mereka membawa senjata. Dalam hati, Suseno bisa memastikan bahwa tujuan gerombolan itu kesana pasti bukanlah hal yang baik. Sayangnya, Jayden, sahabatnya itu begitu misterius. Suseno tidak diberitahu apa-apa sehingga ia hanya bisa menunggu disana menanti apa yang akan terjadi. Seperti dugaannya, setelah beberapa menit ia menunggu, ia lalu mendengar suara tem
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Baca selengkapnya

78. Menunggu Jayden Pulang (2)

. . . Beberapa jam telah berlalu, Pulau Henai saat ini telah diselimuti oleh kegelapan malam. Namun Mawar yang saat ini masih berada di beranda rumah, belum juga mau untuk masuk. Ia mau menunggu Jayden pulang dan melihat sendiri bahwa ia telah selamat. “Nyonya. Udara semakin dingin. Ayo masuklah.” Bibi Hans mencoba merayu sang Nyonya. Tetapi Mawar sudah kesekian kali menolaknya. Di beranda rumah pantai itu, Mawar terlihat terus mengerjakan tugas-tugasnya. Ia berharap bahwa ketika Jayden pulang, suaminya itu akan melihatnya belajar dengan keras. Sambil tertidur di atas meja disana, wanita itu terus saja menunggu hingga malam menjadi semakin larut. “Nyonya. Mari masuklah. Tuan akan sangat marah jika anda tidak menurut seperti ini.” Bibi Hans mencoba menjelaskan kepada sang Nyonya yang masih menatap pintu pagar disana. “Bi. Cobalah hubungi Suseno. Apakah Jayden akan pulang? Aku masih merasa khawatir.” Kata Mawar kemudian yang lang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-17
Baca selengkapnya

79. Menunggu Jayden Pulang (3)

. . . Beberapa hari telah berlalu, Mawar semakin hari semakin disibukkan dengan seluruh pelajarannya. Sayangnya, perkembangan itu sama sekali tidak membuatnya bahagia karena Jayden belum juga pulang. Sudah seminggu ia menunggu, tetapi rasa-rasanya pria brengsek itu tidak memahami kerinduannya. Menghentakkan kakinya dengan jengkel, Mawar tidak mau menurut lagi pada pria busuk yang telah mengabaikannya itu. Sialan! Mawar mengumpat di dalam hatinya. Sudah seminggu ia mencoba menghubungi Jayden melalui bibi Hans, tetapi pria itu tidak pernah mau menjawab panggilannya. Ih, Mawar merasa begitu khawatir sekaligus kesal disaat yang bersamaan. Hingga, tidak ada pilihan lainnya, ia kemudian harus membuat sebuah drama dibantu oleh bibi Hans. “Bi, cepat hubungi Jayden sekarang juga.” Kata Mawar memberikan perintah kepada bIbi Hans yang sudah bersiap dengan ponselnya. “Baik Nyonya.” Beberapa menit telah berlalu, bibi Hans berusaha m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-22
Baca selengkapnya

80. Kedatangan Dua Tamu Tak Diundang

. . . Ah, memandang meja dengan taplak berwarna putih dan juga seluruh perlengkapan barbeque yang telah tertata rapi, Mawar menghela nafasnya dengan sangat lega. Jayden pasti sangat suka dengan kejutan makan malam mereka. Batinnya dalam hati sebelum akhirnya ia melihat seperti sebuah kerlap-kerlip berada di bawah pohon palem yang berada cukup jauh darinya. Tunggu. Apakah itu adalah kapal nelayan? Batin Mawar di dalam hatinya dengan cukup penasaran. Biasanya, di pantai dekat rumahnya, tidak ada satu kapal nelayanpun karena disana bukan pantai untuk menangkap ikan. Tetapi, yang ia lihat dari kejauhan, sepertinya adalah benar sebuah kapal nelayan. Menerka-nerka siapa mereka, Mawar kemudian melangkahkan kakinya kesana. Perlahan-lahan, Mawar mengambil jalan lain dan mengendap-endap supaya orang-orang dikapal itu tidak mengetahuinya. Kali ini Mawar berani untuk mendatangi orang-orang itu diam-diam, karena mereka bukanlah orang suku. Jika dilihat dar
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status