Home / Romansa / Kawin Culik Sang Jenius / 77. Menunggu Jayden Pulang (1)

Share

77. Menunggu Jayden Pulang (1)

Author: Rainy
last update Last Updated: 2021-12-17 20:50:00

.

.

.

Setelah mendengar gemuruh gerombolan gangster keluar dari kediaman itu dengan mobil-mobil mereka, Suseno benar-benar merasa sangat khawatir. Tadi pagi, ia ingat, setelah mendarat dari pesawat pribadi yang mengantar mereka, Jayden bergegas menuju ke dalam kediamannya dan menyuruhnya menunggu diluar area itu.

Suseno heran dengan apa yang akan terjadi sebelum akhirnya ia beberapa menit yang lalu melihat arakan mobil dengan pria-pria bertato sedang menuju ke dalam wilayah dimana Jayden berada. Hanya melihat wajah garang mereka, Suseno merasa sangat ngeri. Apalagi, sekilas ia juga melihat mereka membawa senjata. Dalam hati, Suseno bisa memastikan bahwa tujuan gerombolan itu kesana pasti bukanlah hal yang baik. Sayangnya, Jayden, sahabatnya itu begitu misterius. Suseno tidak diberitahu apa-apa sehingga ia hanya bisa menunggu disana menanti apa yang akan terjadi.

Seperti dugaannya, setelah beberapa menit ia menunggu, ia lalu mendengar suara tem

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kawin Culik Sang Jenius   78. Menunggu Jayden Pulang (2)

    . . . Beberapa jam telah berlalu, Pulau Henai saat ini telah diselimuti oleh kegelapan malam. Namun Mawar yang saat ini masih berada di beranda rumah, belum juga mau untuk masuk. Ia mau menunggu Jayden pulang dan melihat sendiri bahwa ia telah selamat. “Nyonya. Udara semakin dingin. Ayo masuklah.” Bibi Hans mencoba merayu sang Nyonya. Tetapi Mawar sudah kesekian kali menolaknya. Di beranda rumah pantai itu, Mawar terlihat terus mengerjakan tugas-tugasnya. Ia berharap bahwa ketika Jayden pulang, suaminya itu akan melihatnya belajar dengan keras. Sambil tertidur di atas meja disana, wanita itu terus saja menunggu hingga malam menjadi semakin larut. “Nyonya. Mari masuklah. Tuan akan sangat marah jika anda tidak menurut seperti ini.” Bibi Hans mencoba menjelaskan kepada sang Nyonya yang masih menatap pintu pagar disana. “Bi. Cobalah hubungi Suseno. Apakah Jayden akan pulang? Aku masih merasa khawatir.” Kata Mawar kemudian yang lang

    Last Updated : 2021-12-17
  • Kawin Culik Sang Jenius   79. Menunggu Jayden Pulang (3)

    . . . Beberapa hari telah berlalu, Mawar semakin hari semakin disibukkan dengan seluruh pelajarannya. Sayangnya, perkembangan itu sama sekali tidak membuatnya bahagia karena Jayden belum juga pulang. Sudah seminggu ia menunggu, tetapi rasa-rasanya pria brengsek itu tidak memahami kerinduannya. Menghentakkan kakinya dengan jengkel, Mawar tidak mau menurut lagi pada pria busuk yang telah mengabaikannya itu. Sialan! Mawar mengumpat di dalam hatinya. Sudah seminggu ia mencoba menghubungi Jayden melalui bibi Hans, tetapi pria itu tidak pernah mau menjawab panggilannya. Ih, Mawar merasa begitu khawatir sekaligus kesal disaat yang bersamaan. Hingga, tidak ada pilihan lainnya, ia kemudian harus membuat sebuah drama dibantu oleh bibi Hans. “Bi, cepat hubungi Jayden sekarang juga.” Kata Mawar memberikan perintah kepada bIbi Hans yang sudah bersiap dengan ponselnya. “Baik Nyonya.” Beberapa menit telah berlalu, bibi Hans berusaha m

    Last Updated : 2021-12-22
  • Kawin Culik Sang Jenius   80. Kedatangan Dua Tamu Tak Diundang

    . . . Ah, memandang meja dengan taplak berwarna putih dan juga seluruh perlengkapan barbeque yang telah tertata rapi, Mawar menghela nafasnya dengan sangat lega. Jayden pasti sangat suka dengan kejutan makan malam mereka. Batinnya dalam hati sebelum akhirnya ia melihat seperti sebuah kerlap-kerlip berada di bawah pohon palem yang berada cukup jauh darinya. Tunggu. Apakah itu adalah kapal nelayan? Batin Mawar di dalam hatinya dengan cukup penasaran. Biasanya, di pantai dekat rumahnya, tidak ada satu kapal nelayanpun karena disana bukan pantai untuk menangkap ikan. Tetapi, yang ia lihat dari kejauhan, sepertinya adalah benar sebuah kapal nelayan. Menerka-nerka siapa mereka, Mawar kemudian melangkahkan kakinya kesana. Perlahan-lahan, Mawar mengambil jalan lain dan mengendap-endap supaya orang-orang dikapal itu tidak mengetahuinya. Kali ini Mawar berani untuk mendatangi orang-orang itu diam-diam, karena mereka bukanlah orang suku. Jika dilihat dar

    Last Updated : 2021-12-22
  • Kawin Culik Sang Jenius   81. Selembar Foto Jayden dengan Wanita Lain

    . . . “Bos. Apakah anda terluka?” Tanya Kasim Sambil melihat-lihat beberapa memar ditubuh tua bosnya itu. “Brengsek kau Kasim! Kenapa kau tidak membantuku? Hah?” Bos Li dengan geram langsung menyemprot Kasim dengan amarahnya. Pesuruh sialan itu malah melindungi dirinya sendiri dan membiarkannya dibantai oleh gadis gila disana. Tentu saja, ini adalah kedua kalinya ada orang yang berani melakukan itu kepadanya. Yang pertama adalah isterinya, dan yang kedua adalah gadis muda dihadapannya. Entah mengapa, melihat wanita beringas itu, Bos Li tidak bisa melawan. Bukan karena dirinya tua, tetapi ada sesuatu didalam diri gadis itu yang berhasil menundukkannya. Mungkin saja, itu yang dirasakan oleh bocah tengik itu juga. Batinnya. Kembali memandang gadis gila itu, Bos Li kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. “Siapapun namamu. Ini untukmu. Tinggalkan Jayden dan semua uang itu menjadi milikmu.” Kata Bos Li seakan enggan menatap wanita

    Last Updated : 2021-12-22
  • Kawin Culik Sang Jenius   82. Mawar Ingin Pergi

    . . . Minggu telah berganti minggu, sudah genap satu bulan Jayden meninggalkan pulau Henai dan tidak pernah kembali kesana. Bibi Hans yang mengetahui hal itu merasa sangat janggal tetapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena dirinya hanya seorang kepala pelayan. Beberapa kali ia memang sempat menghubungi kediaman Blue Ocean Hill, tetapi dia selalu mendapat cerita bahwa Tuan-nya itu sangat amat sibuk di ruang kerjanya. Padahal sebetulnya, Jayden tidak perlu melakukan semua hal itu. Biasanya, ia selalu mengecek perusahaannya dari email atau dokumen yang dibawa Suseno ke pulau Henai. Tetapi sekarang, sang Tuan malah mengerjakannya di pusat kota seakan ia sedang menghindari sesuatu di Pulau Henai. Apakah sebenarnya Tuan dan Nyonya-nya itu sedang bertengkar? Batinnya dalam hati sembari melihat Mawar yang terus belajar dengan para guru disana. Mawar, sang Nyonya, sekarang tidak pernah menanyakan tentang sang Tuan lagi. Seingatnya, terakhir kali

    Last Updated : 2021-12-22
  • Kawin Culik Sang Jenius   83. Rekaman yang Tersingkap (1)

    . . . Malam harinya di pusat kota, Jayden masih saja sibuk dengan dokumen-dokumen miliknya. Beberapa kali, ia mendapatkan panggilan dari Suseno tetapi ia selalu menolaknya. Kali ini, Jayden benar-benar hanya ingin menyibukkan diri saja supaya ia tidak kembali marah dengan wanita di Pulau Henai itu. Sudah cukup Mawar mengacaukan dunianya. Saat ia sedang duduk di kursi kerja miliknya, tiba-tiba saja Suseno menghampirinya. Bukankah dia sudah menolak panggilan dari asistennya itu? Tetapi mengapa asistennya itu malah datang ke ruangannya?! Batin Jayden dengan sedikit rasa jengkel dihatinya. Dengan berat hati, ia lalu bertanya kepada sahabatnya itu. “Ada apa lagi? Jangan ingatkan aku lagi pada pulau Henai. Apa kau mengerti?!” Jayden menutup berkas terakhirnya lalu ia beranjak dari sana. “Oh. Tidak Jay. Aku tidak mau mengingatkanmu soal pulau Henai. Hanya saja, aku ingin mengajakmu bersenang-senang. Apa kau mau?” Suseno lalu mengedipkan matan

    Last Updated : 2021-12-22
  • Kawin Culik Sang Jenius   84. Rekaman yang Tersingkap (2)

    . . . Tok! Tok! Tok! Sebuah ketukan pada pintu kaca mobil miliknya menyadarkan Jayden dari lamunannya. “Jay. Kau sedang mabuk. Biarkan aku menggantikanmu menyetir.” Suseno telah bersiap untuk membuka pintu pengemudi pada mobil Porsche itu. Tetapi Jayden kemudian menghentikannya. “Tidak usah. Aku akan pulang. Semua urusan di pusat kota, kau yang tangani.” Setelah berkata demikian, Jayden lalu menyalakan tombol pada starter mobilnya dan melaju dari sana dengan kencang. Disitu, diparkiran Club malam, Suseno mengedip-ngedipkan matanya. Apakah dirinya baru saja ditinggalkan begitu saja disana? Lalu bagaimana cara dia pulang? Batinnya lalu berusaha mengejar mobil itu. “Jay, Jay. Tunggu aku! Sial! Apa kau meninggalkanku begitu saja hah?!” Ter-engah-engah, Suseno mengatur nafasnya. Melihat ke kanan dan ke kiri, dia lalu melihat sebuah mobil sedan hendak keluar dari sana. Mungkin, dia bisa menumpang? Batinnya dalam hati sebelum

    Last Updated : 2021-12-22
  • Kawin Culik Sang Jenius   85. Rasyid Ingin Bertobat

    . . . “Bos. Bagaimana kondisi tangan anda?” Seorang anak buah hari ini berkunjung ke kediaman Rasyid yang ada di pinggiran kota itu. “Sudah lebih baik. Bagaimana yang lainnya?” Sahut Rasyid balik bertanya kepada anak buahnya itu. “Sudah lebih baik juga Bos. Hanya beberapa orang saja yang mengalami retak dan patah tulang. Tetapi sebentar lagi, mereka pasti akan sembuh.” Anak buah itu menjelaskan situasi yang ia ketahui kepada Rasyid yang masih berbaring di ranjangnya. “Baiklah. Apakah kau ada kabar yang lainnya?” Rasyid kemudian bertanya kepada anak buahnya itu. Sudah sebulan, ia menyuruh orang untuk mengawasi Blue Ocean Hill dari jarak jauh. Dan ia ingin mendengar berita tentang kediaman misterius itu. “Tidak ada Bos. Penguasa itu bahkan tidak pernah keluar rumah. Hanya beberapa karyawannya yang datang untuk mengirimkan dokumen-dokumen. Lalu…” “Lalu apa? Cepat katakan!” Rasyid menjadi tidak sabar karena anak buahnya itu

    Last Updated : 2021-12-22

Latest chapter

  • Kawin Culik Sang Jenius   109. Kemarahan Madelline

    ...“Bibi! Bangunlah Bi!” teriak Mawar seraya memeluk bibi Hans.Bibi Hans telah kehilangan banyak darah. Tubuh tuanya telah dengan ganas dikoyak oleh harimau itu karena dia terus berusaha melindungi Mawar.“Bi, jangan mati. Kumohon.”Mawar mengusap darah yang mengalir di dada bibi Hans yang tercabik oleh hewan buas itu. Dia begitu panik dan tubuhnya gemetaran. Mawar tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya karena darah bibi Hans mengucur begitu derasnya.“Nyonya, maafkanlah saya,” ucap Bibi Hans tiba-tiba.Wanita tua itu membuka matanya. Dia terlihat meneteskan air matanya karena rasa bersalah yang menderanya. Sudah lebih dari 20 tahun dia hidup bersama dengan Jayden yang telah diasuhnya layaknya anaknya sendiri. Dan sang tuan muda begitu mempercayainya. Tetapi apa yang dilakukannya? Dia malah mengkhianati Jayden dengan membawa isterinya ke Madelline!“Tidak Bi. Jangan ucap

  • Kawin Culik Sang Jenius   108. Perjumpaan dengan Sang Ibu Mertua!

    ...Mawar tidak mengetahui dimana dia berada saat ini. Matanya tertutup kain hitam dan kedua tangannya terikat kebelakang. Hanya deru nafasnya saja yang terdengar menggema di ruangan yang dingin dan sepi itu.Sampai akhirnya, langkah kaki terdengar memasuki ruangan yang nampaknya besar itu. Dan tidak beberapa lama kemudian sebuah suara asing akhirnya menggema disana.“Buka kain di matanya!” seru seorang wanita dengan suara mendominasi.“Baik Nyonya!” jawab seorang pria yang sepertinya adalah pengawalnya.Langkah kaki pria itu terdengar mulai mendekat ke arah Mawar. Dan dalam hitungan detik, pria itu telah menarik dan melepas penutup mata hingga Mawar dapat melihat dengan jelas situasi di depannya.Ya, dia saat ini berada di ruang tamu sebuah rumah mewah bergaya Victoria yang sangat besar. Dinding rumah itu berwarna putih dan dikelilingi oleh jendela-jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan pegunung

  • Kawin Culik Sang Jenius   107. Pergi

    ...Melihat keinginan sang Nyonya, Bibi Hans tidak dapat menahan rasa ibanya. Dia menghela nafasnya sebelum akhirnya dia pergi ke belakang untuk mengambil sesuatu dari dalam brankas yang dimilikinya. Sekilas, ia terlihat mengamati benda itu. Sepertinya ada sedikit keraguan di dalam hatinya. Dari sorot matanya, ia tidak ingin memberikan benda itu kepada Mawar. Tetapi ada hal lain di dalam dirinya yang mendorongnya begitu kuat untuk melakukan apa yang dia yakini.Perlahan, BIbi Hans mengambil benda itu dan menggenggamnya. Kemudian, dia lalu menghampiri sang Nyonya yang masih menangis di atas lantai dingin di dapur itu.“Nyonya … “ ucap Bibi Hans ikut bersimpuh di depan sang Nyonya.Bibi Hans memegang tangan Mawar. Tangan itu terasa begitu dingin karena gemetaran. Bibi Hans tahu, ini adalah waktu baginya untuk memberikan benda itu kepada sang Nyonya.“Nyonya, pergilah. Saya akan menolong anda untuk keluar dari

  • Kawin Culik Sang Jenius   106. Hati yang Pedih

    ...Selama berhari-hari Mawar dibuat penasaran oleh sikap bibi Hans yang berubah. Beberapa kali, Mawar menangkap bayangan bibi Hans yang selalu sembunyi-sembunyi menuju ke belakang rumah untuk menghubungi seseorang. Tetapi anehnya, ketika ditanya, dia selalu mengatakan bahwa itu adalah telepon dari anaknya. Atau kalau tidak, itu adalah telepon dari suaminya.Mustahil. Ponsel bibi Hans tidak akan mungkin bisa digunakan untuk menghubungi keluarganya dengan leluasa karena Jayden sudah membuat pembatas jaringan. Lagipula, Bibi Hans sendiri dulu juga pernah mengatakan bahwa ia tidak pernah menikah. Kalau dia sampai berbohong, pasti ada hal besar yang disembunyikannya, batin Mawar sambil meneguk segelas orange juice miliknya.“Nyonya, saya akan mengambil bahan-bahan makanan yang di drop oleh suruhan Tuan Jayden,” ucap Bibi Hans yang segera diangguki oleh Mawar.Selama beberapa hari ini, Mawar memang tinggal sendiri bersama Bibi Hans

  • Kawin Culik Sang Jenius   105. Ancaman

    ...Hari telah berganti malam di Pulau Henai. Setelah Bibi Hans memasak makan malam, ia bergegas untuk berjalan menuju ke belakang rumah pantai yang besar itu. Disana, ada sebuah kursi kayu di bawah pohon beringin yang cukup remang. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang lain disana, ia lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.Tidak beberapa lama kemudian, sambungan itu terhubung dan seseorang terdengan berbicara diseberang sana.“Bagaimana hasilnya?” tanya wanita itu diseberang sana.“Seperti yang Nyonya minta, saya sudah mencari tahu niat Tuan Muda yang sebenarnya,” jawab bibi Hans kepada wanita itu.“Apa katanya?” sahut wanita itu sebelum kembali berbicara, “Kau tahu sifatku dan kau juga tahu apa saja yang bisa aku lakukan kalau kau menyembunyikan sesuatu dariku,” imbuhnya.“Tentu saya tidak berani Nyonya,” timpal Bibi Hans kemudian melanjutkan perk

  • Kawin Culik Sang Jenius   104. Dia Hanyalah Alat Pemuas!

    ...Siang hari terasa sejuk di rumah pantai dengan seluruh jendela kaca yang terbuka. Dengan antusias, Jayden melangkahkan kakinya untuk masuk kesana. Ia berpikir, isterinya itu akan rajin belajar, sama seperti sebelumnya yang dia lihat. Ya, beberapa hari yang lalu, ketika ia dan Mawar sedang bertengkar, Jayden bisa melihat semangat yang membara pada diri wanitanya itu. Sehingga ia berpikir, mungkin hal yang sama juga terjadi saat ini.Saat hendak menarik gagang pintu rumahnya, Suseno tiba-tiba telah berlari keluar dan menabraknya begitu saja. Bruk! “Aw…” keluh sahabatnya itu seketika setelah badan kurus miliknya berbenturan dengan badan Jayden yang kekar. Terasa sakit hingga Suseno mengelus lengannya beberapa kali.“Kau ini kenapa?” tanya Jayden penasaran.“Ja-Jay, mengerikan Jay!” kata Suseno menjawab pertanyaan dari sahabatnya.“Apa yang mengerikan? C

  • Kawin Culik Sang Jenius   103. Rahasia di Pulau Henai

    ...“Bos, sekelompok kru dari kapal itu telah menyelamatkan diri. Apakah kita perlu menangkap mereka?” tanya pria diseberang telepon itu.“Tidak perlu. Biarkan saja mereka. Aku hanya sekedar bermain-main saja,” jawab Jayden seraya terus menciumi tangan isterinya.“Siap Bos!” sahut bawahannya itu.Menutup ponselnya, Jayden lalu merasakan ada sepasang mata yang saat ini tengah menatap tajam dirinya. Dia tahu, Mawar pasti bertanya-tanya mengenai kejadian hari ini. Tetapi Jayden masih belum ingin memberitahunya apapun. Itu terlalu berbahaya bagi Mawar.“Jay, hentikan aksimu itu!” seru Mawar menarik jemarinya dari mulut suaminya itu. “Sekarang cepat katakan semua hal yang aku tidak tahu!” imbuh wanita itu.Jayden tidak bergeming. Dengan lembut, ia malah mengambil anak rambut isterinya dan merubah topic pembicaraan.“Sayang, rambutmu wangi sekali. Shampoo apa

  • Kawin Culik Sang Jenius   102. Pesan dari Cucu Tampannya

    ...Keluar dari rumah pantai itu, Bos Li berdecak dengan sangat kesal. Bagaimana tidak, cucu lelakinya itu telah berani mengepung kapal perang miliknya. Dasar bocah kurang ajar! Sekarang, mungkin yang perlu dia lakukan adalah mundur terlebih dahulu. Tetapi suatu saat nanti, ia yakin, bahwa ia bisa menakhlukkan bocah pemberontak itu dan membawanya kembali ke keluarga Linua.Membawa tongkatnya, Bos Li terus berjalan menuju ke kapal yang telah menjemputnya. Namun di sela-sela perjalanannya, kedua matanya melirik ke arah cucu perempuannya itu.“Diona, sejak kapan kau tahu tentang keberadaan kakakmu di pulau ini?” tanya sang kakek, “Pulau Henai bukanlah tempatmu atau kakakmu,” imbuhnya.“Em, Kakek, aku minta maaf. Aku tahu sejak mata-mataku melihat kakak menculik seorang perempuan,” sahut Diona dengan sedikit merasa bersalah, “Jadi, aku mengikutinya sampai ke pulau ini,”&ldqu

  • Kawin Culik Sang Jenius   101. Pertemuan Sengit

    . . . Ceklek! Pintu itu terbuka menampilkan sosok tua yang tidak asing di mata Mawar. Menyipitkan matanya, Mawar sepertinya mengenali siapa pria beruban yang tiba-tiba datang itu. Tunggu, bukankah dia adalah …. Merasa mengenali pria tua itu, Mawar lalu menarik lengan suaminya dan berusaha mengatakan sesuatu padanya. “Jay, orang itu-“ perkataannya terputus karena Jayden lebih dulu memandangnya dengan tatapan lembut. “Dia yang memberimu cek dan selembar foto palsu pernikahanku?” sahut Jayden membuat Mawar terkejut, “Aku sudah tahu sayang,” imbuhnya lalu mencium tangan isteri kesayangannya itu. “Lalu darimana kau bisa tahu?” tanya Mawar yang langsung dibalas sebuah senyuman oleh suaminya. “Aku terlalu jenius untuk hal sekecil itu, sayang,” jawabnya. “Tapi siapa dia Jay?” tanya Mawar penasaran, “kenapa dia ingin membuat kita bercerai?” imbuhnya. “Ckck …,” mendengar itu, sebuah tawa kecil lepas dari mulut pri

DMCA.com Protection Status