Beranda / Romansa / SUAMI ONLINE / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab SUAMI ONLINE: Bab 81 - Bab 90

95 Bab

Bab 36 B

SUAMI ONLINE 36 B   Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Satu perahu dengan dua sifat tapi bisa berlayar mengarungi banyak rintangan untuk mencapai satu tujuan yang sama. Bahkan rasa cinta dan perhatian kini semakin tumbuh membesar. Saling bahu membahu menciptakan suasana menyenangkan tanpa pernah ada perdebatan yang berarti. Baik pekerjaan rumah dan juga pekerjaan masing-masing, semua saling mengerti satu sama lain. ~~ Hari bersejarah pertama kali dalam hidup akhirnya datang juga. Di mana akan mendoakan calon buah hati dengan banyak doa sembari melestarikan tradisi. Acara tujuh bulanan kali ini terlihat sederhana. Hanya tetangga dekat dan keluarga yang menghadiri.  Orang tua Kenes dan Danesh pun sudah sampai sejak kemarin sore. Semua perlengkapan tujuh bulanan dipersiapkan seadanya. Mulai dari bunga tujuh rupa, kelapa gading yang
Baca selengkapnya

Bab 37 A

SUAMI ONLINE 37 A  Oleh: Kenong Auliya Zhafira    Mendapat perhatian berlebih dari orang terdekat bisa membuat hati merasa risih. Apalagi jika perhatian itu berujung pengekangan dengan cara membatasi kebiasaan dan keinginan.  Sebagai wanita yang tengah membutuhkan banyak kelengkapan gizi bisa dipastikan akan meneteskan air liur jika berkunjung ke suatu tempat aneka jajanan. Namun, sekarang ia harus membatasi antara yang boleh dan tidak. Kenes sendiri sejak perut kian membesar selalu melakukan hal apa pun yang diinginkan, termasuk jajan di pinggiran kota. Bahkan ketika lapar melanda di tengah malam, ia dengan santai memasak mi instan bersama sang pria.  Akan tetapi, kemungkinan itu sekarang mungkin terpaksa harus dihentikan. Ia akan memilih mendengarkan wejangan dari sang ibu dan juga mama mertua. Tidak ada salahnya men
Baca selengkapnya

Bab 37 B

SUAMI ONLINE 37 B  Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Setelah memastikan wanita itu menghilang, Anto kembali berjuang mengais rejeki untuk menambah rupiah. Ia ingin segera meminang Yuyun–wanita pujaannya.~Angin masih terasa sejuk membelai lembut wajah kedua wanita yang tengah berkendara. Yuyun melajukan motor dengan kecepatan sedang. Lebih baik berhati-hati daripada harus terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.  Sepuluh menit berlalu, akhirnya mereka sampai di swalayan berlogo JB. Yuyun sengaja memarkir motor di bawah pohon karsen dekat dengan pintu masuk agar Mba Bos tidak terlalu lelah berjalan.  Keduanya masuk bersama menuju lantai dua, di mana tempatnya berbagai macam baju berada. Aroma wangi khas swalayan tercium hidung, menenangkan jiwa untuk sabar berburu  pakaian bayi.  Kedua mata Kenes berbinar me
Baca selengkapnya

Bab 38 A

SUAMI ONLINE 38 A   Oleh: Kenong Auliya Zhafira      Meminta sesuatu yang disenangi untuk berhenti sejenak itu rasanya antara berani dan tidak enak. Apalagi jika meminta melepas barang kesukaan. Itu pasti membutuhkan nyali yang tidak sedikit. Padahal hal itu belum tentu kepastiannya. Akan tetapi, tidak ada salahnya menuruti keinginan orang tua. Meski tidak tahu itu fakta atau mitos, tetapi setidaknya tidak ada orang tua yang akan membawa anaknya ke jurang kesalahan. Danesh menatap wanita yang dipanggil Mama, lekat. Sorot matanya menegaskan jika itu demi kebaikan. Tidak ada salahnya mengiakan permintaan sederhana mamanya. "Iya, Ma ... nanti aku bilang sama Kenes. Ya udah, kalau gitu kita makan siang dulu. Soalnya nanti jemput Kenes lebih awal." Danesh menggandeng lengan sang mama menuju dapur untuk makan siang.&
Baca selengkapnya

Bab 38 B

SUAMI ONLINE 38 B  Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Kenes menatap prianya. "Mau ngomong apa, Mas?"  "Em ... kata, Mama ... sebaiknya untuk sementara tidak memakai perhiasan dulu. Nanti setelah melahirkan boleh memakai lagi. Kamu mau melepas cincin kawin kita sebentar, kan?" tanya sang pria, tangannya menggenggam jemari yang mulai terasa berisi. Mendengar ucapan Danesh, Kenes menatap jari manisnya sendiri. Cincin kawin di tangannya terlihat sesak karena mungkin ukuran jemari ikut melebar seperti tubuhnya. "Boleh deh, Mas ... lagian sepertinya terlihat kekecilan, takut menganggu kelancaran peredaran darah," jawab wanita yang mulai berusaha melepas cincin kawinnya. Dengan sedikit susah payah, akhirnya cincin itu bisa terlepas. Satu lingkaran penuh membekas jelas di jari manis. Kenes bangkit, mengambil kotak perhiasan yang
Baca selengkapnya

Bab 39 A

SUAMI ONLINE 39 A  Oleh: Kenong Auliya Zhafira    Rasa terkejut mendengar sesuatu yang menurut pemikiran janggal akan menyisakan tanda tanya penuh keraguan. Apalagi jika melakukan sesuatu yang selama ini telah terlupakan karena menunggu kehadiran anggota baru. Kenes masih merasa panas pada tenggorokannya. Tangannya bergegas meraih gelas berisi air putih di depannya, lalu meneguk hingga berkurang setengah.  Penuturan pria di depannya yang selalu to the point membuat rasa malu menyisir relung hati. Padahal aksi gi-la keduanya berhasil melumpuhkan semua hasrat yang selama ini terpendam. Namun, bagi pria itu ternyata belum cukup dan ingin mengajak bertamasya lebih jauh lagi. Bukan untuk melihat indahnya alam, tetapi untuk meneguk minuman terenak di dunia dengan rasa surgawi. Wanita yang mulai merasa tenang itu menatap wajah Dan
Baca selengkapnya

Bab 39 B

SUAMI ONLINE 39 B   Oleh:  Kenong Auliya Zhafira   Kenes mengerutkan dahi, memikirkan ucapan wanita yang seperti ibunya sendiri. "Em ... kalau perutnya ke bawah pertanda itu kah? Memang bulan ini udah sembilan bulan jalan," terangnya sembari menatap wajah Bu Hesti yang terlihat jelas guratan kerutan di matanya. Bu Hesti mengangguk sebagai jawaban. Banyak doa terselip dalam malamnya untuk kesehatan keluarga kecil Mbak Kenes. Sedetik kemudian, Bu Hesti berjalan mendekat sambil membisikkan sesuatu. "Satu rahasia lagi biar bayinya mau cepat keluar," ucapnya. Wanita yang masih bingung itu menatap Bu Hesti penuh tanda tanya. Rahasia apa yang sebenarnya dimaksud olehnya. "Ra--rahasia? A--apa?" tanya Kenes terbata. "Berhubungan. Sekalian sebagai tanda kalau sang ayah menengok keadaan bayinya," jawab  Bu Hesti lalu tersenyum ja
Baca selengkapnya

Bab 40

SUAMI ONLINE 40   Oleh: Kenong Auliya Zhafira    Debaran dada akan selalu mewarnai jika berbicara soal hubungan. Rasa semakin bergelora dan tidak menentu meski hanya lewat tatapan mata. Momen indah dalam rumah tangga yang tidak akan pernah habis memberikan sensasi istimewa untuk sebuah keharmonisan.  Kenes tahu betul jika prianya kini ingin membuktikan ucapannya. Senyum itu terlihat nyata, menyiratkan satu gairah cinta. Akan tetapi, semua itu tertahan karena keadaan yang tidak lagi sama seperti dulu. Ada sesuatu yang lebih membuatnya berharga dari apa pun. Namun, sorot matanya seolah mengunci setiap gerakannya. Pria di depannya kian mendekat, hingga embusan napasnya terasa hangat menerpa wajah. Kenes menggenggam erat bajunya ketika bibir yang sering menyesap manis madu hampir menempel di atas bibirnya. Danesh t
Baca selengkapnya

Bab 41

SUAMI ONLINE 41   Oleh: Kenong Auliya Zhafira     Merasakan sakit luar biasa pertama kali karena proses spesial menjadi seorang ibu merupakan pertaruhan hidup dan mati. Di mana harus berjuang memberikan kehidupan baru tanpa memedulikan kehidupannya sendiri. Kenes tengah merasakan awal perjuangan itu. Perut yang semakin terasa kencang dan sakit dalam durasi lebih lama membuat perasaan tidak menentu. Apalagi ditambah tidak ada orang yang dikenal melewati depan rumahnya.  Kepala Kenes sudah dipenuhi berbagai pikiran buruk. Daripada menunggu orang lain, lebih baik ia masuk mengambil ponsel dan menghubungi sang suami. Namun, baru saja berbalik rungunya mendengar suara yang cukup dikenalnya.  "Mbak Kenes ... Mbak Kenes ... Mbak, nggak apa-apa? Apa perutnya sakit?" Bu Hesti mengelus lengan wanita di
Baca selengkapnya

Bab 42

SUAMI ONLINE 42  Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Kekuatan memberi senyum pada pasangan kadang bisa menjadi penyemangat diri sendiri untuk terus berjuang melawan ribuan luka. Melihat pasangan menangis bukan hal yang ingin dilihatnya saat ini.  Kekuatan itu mampu memberi sugesti positif untuk tetap bertahan menghadapi berbagai macam keadaan. Walaupun dalam kondisi terlara sekali pun. Kenes yang mulai menemukan kembali kekuatannya langsung fokus pada arahan Bu Rose. Tekadnya berjuang perlahan membara demi kehidupan yang didambakan keluarga. Memiliki buah hati sebagai penerus adalah imipan bagi setiap perempuan. Sedangkan dirinya hanya tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan malaikat kecil. "Sekali lagi ya, Mbak ... tarik napas dalam ... lalu mengejan." Bu Rose tidak lelah memberi arahan. Kenes menghirup napas sedalam mu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status