Home / Romansa / SUAMI ONLINE / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of SUAMI ONLINE: Chapter 41 - Chapter 50

95 Chapters

Bab 21 A

SUAMI ONLINE 21 A    Oleh: Kenong Auliya Zhafira    Setiap kekurangan yang kita punya pasti tidak ingin terlihat di depan pasangan. Entah itu sifat atau pun kebiasaan. Bukan karena tidak boleh mengenal lebih bagaimana karakter asli kita, melainkan karena hati yang belum siap menanggung rasa malu.  Dengan langkah yang dibuat setenang mungkin seperti pencuri, Kenes berjalan mengendap menuju kamar mandi. Kedua matanya melotot menatap mesin cuci yang isinya kosong, tetapi colokan masih tertanam pada stopkontak. Perlahan tangan Kenes menarik colokan dan meletakkan di atas mesin cuci. Kepalanya terus mengingat kejadian saat di mana dirinya duduk di kursi menunggu bilasan baju berhenti.  "Tadi siang aku duduk di sini, apa mungkin aku ketiduran lalu digendong Danesh? Lalu di mana baju-bajunya," batinn
Read more

Bab 21 B

SUAMI ONLINE 21 B   Oleh: Kenong Auliya Zhafira   "Sudah gak usah bahas masalah yang sudah berlalu. Mau goreng pisang?" tawar sang ibu yang sudah menyiapkan semua bahannya. Kenes memasukkan pisang yang sudah dibalut gandum ke wajan. Ia menunggu dengan sabar hingga matang. Rasanya tidak sabar untuk mencicipi pisang goreng rumahan dan bercanda dengan keluarga. Hampir tiga puluh menit kedua wanita itu berteman dengan dapur.  Satu piring pisang goreng kini berada di meja ruang tamu. Bapak terlihat antusias mencium aroma yang menggiurkan. Dengan semangat, tangannya mengambil satu pisang goreng yang masih panas. Lalu bergantian dengan yang lainnya. Danesh mengunyah sembari menilai rasa.  "Enak, kan, Nak? Dulu aku sama ayahmu sering makan pisang goreng ini sambil cerita banyak tentang hidup." Bapak mertua
Read more

Bab 21 C

SUAMI ONLINE 21 C   Oleh: Kenong Auliya Zhafira   "Semoga keinginan kita semua didengar Tuhan," ucap Kenes yang diamini oleh semua keluarga. Harapan akan selalu ada jika mau bersungguh-sungguh berusaha menggapai mimpi. Danesh percaya itu. ~ Waktu terasa begitu cepat apabila keluarga melebur menjadi satu. Sekarang saatnya mereka berpisah. Setelah semua piring kotor dibersihkan oleh ketiga wanita tangguh dengan kerja sama luar biasa, mereka berpamitan pulang.  Orang tua Kenes pulang lebih dulu karena sudah menginap satu malam. Tidak ada oleh-oleh istimewa yang diberikan Kenes pada sang ibu. Karena semua sudah tersedia di rumah. Hanya satu oleh-oleh yang belum bisa diberikan, yakni cucu. "Ibu sama Bapak pulang dulu. Kamu hati-hati, jangan bertengkar, yang rukun. Kalau ada masalah dibic
Read more

Bab 22 A

SUAMI ONLINE 22 A    Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Perdebatan hati tentang hal yang belum jelas semakin membuat Danesh bingung. Ia masih berpikir kalau panasnya Kenes tidak ada sangkut pautnya dengan kehamilan. Sejauh yang ia tahu orang mengandung bawaannya mual dan muntah. Namun, Kenes tidak memiliki gejala seperti itu. Danesh mengingat sekali lagi wajah sang istri yang pucat dan terlihat sangat lelah. Ia tidak mungkin tega membangunkannya karena baru beberapa menit terlelap.  "Buruan, Dan ... malah bengong," ucap sang mama lagi yang merasa geregetan karena anaknya tak kunjung berangkat. "Kalau harus bawa ke sana ... kayaknya gak mungkin, Ma. Kasian ... selama ini Kenes selalu sibuk dan pulang malam. Mungkin sekarang tubuhnya butuh istirahat," jawab Danesh. "Kalau gitu kamu jemput aja ke s
Read more

Bab 22 B

SUAMI ONLINE 22 B   Oleh: Kenong Auliya Zhafira   "Ma ... kok, mukanya begitu?" tanya Danesh bingung. "Mama pikir tadi Kenes lagi hamil. Makanya suruh kamu panggil bidan. Takut salah kasih obat," jawabnya terdengar kecewa. Besar harapannya jika Kenes saat ini benar-benar mengandung cucu pertamanya. Bu Rose yang mendengar hanya menahan tawanya. Memang kalau pengantin baru godaannya selalu tentang buah hati. Padahal prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa obat tersimpan dalam plastik berwarna bening, lalu Bu Rose memberikan pada pria yang wajahnya sudah tidak sekhawatir saat pertama bertemu. Sebelum bidan itu berlalu pergi, mamanya Danesh ingin bertanya tentang seputar kehamilan. Rasanya ingin sekali mempunyai cucu secepatnya. "Maaf, Bu ... apa ada cara untuk membuat m
Read more

Bab 22 C

SUAMI ONLINE 22 C  Oleh: Kenong Auliya Zhafira   "Siang menjelang sore, Bu ...," sapa Abang penjual sayur. "Siang juga, Mas. Boleh milih-milih, kan?" tanyanya meminta izin. "Boleh, Bu." Mamanya Danesh kepikiran untuk memasak semua menu dengan olehan toge. Kebetulan sekali ada beberapa plastik toge.  "Mas, aku ambil togenya, ya? Berapa semuanya?" Penjual sayur itu melirik lima plastik toge yang tersisa. "Lima ribu, Bu." Semua toge telah berpindah di kantong plastik, dan beberapa daun bawang juga ikut masuk dalam belanjaan. Bahkan tempe dan tahu juga dibeli sebagai pelengkap.  "Semuanya jadi berapa?" Mamanya Danesh menunjukkan semua barang belanjaannya. "Tempe lima, satu plastik tahu, daun bawang, sama toge, semuanya empat belas r
Read more

Bab 23 A

SUAMI ONLINE 23    Keadaan yang tidak seperti biasa membuat kepala tiba-tiba pusing, tenaga juga serasa melemah. Apalagi kalau harus menghubungkan sesuatu hal yang tidak ia ketahui. Kepalanya masih mencoba merajut hubungan antara toge dan cucu. Entah kenapa hatinya menciut mendengar penuturan mama mertua. Pasti ia menaruh harapan besar pada dirinya. Akan tetapi, belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat. Andai cucu bisa dipesan .... Rasa bersalah seakan menggulung dan menyapu bersih isi hatinya. Matanya bergantian menatap sayur toge dan pria yang kini tengah diliputi perasaan tidak enak. Wajah prianya seakan ingin meminta maaf atas perilaku mamanya. Namun, bibirnya seakan terkunci. "Makan yang banyak, ya, Sayang ...." Suara mama mertua kembali terdengar di rungunya.  Kenes mencoba menahan semua keingintahuannya dalam dada. Biarlah nanti d
Read more

Bab 23 B

SUAMI ONLINE 23 B  Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Mereka kembali masuk ke rumah dengan hati yang lebih nyaman tanpa ganjalan. Bisa mendapatkan keputusan tanpa harus ada perdebatan. Sang mama menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Danesh menyiapkan air panas untuk istrinya. Beberapa menit menunggu akhirnya semuanya siap. Pria yang sedang berganti peran itu bergegas ke kamar untuk membangunkan wanita tercinta. Baru saja ingin mengusap lembut tangannya, Kenes sudah bangun lebih dulu. Wajahnya juga tidak sepucat sebelumnya. Mungkin istirahat kali ini lumayan berhasil menukar rasa lelah dengan kebugaran. "Aku baru mau bangunin ... mandi dulu ya? Air hangatnya udah siap," kata Danesh memerintah. Kenes berusaha bangkit dan duduk di tepian tempat tidur. Kepala juga sudah membaik. Begitu juga suhu tubuhnya tidak sep
Read more

Bab 23 C

SUAMI ONLINE 23 C  Oleh: Kenong Auliya Zhafira   Dengan saling bergandengan tangan, mereka keluar kamar menuju dapur. Mama mertua terlihat masih asyik menonton televisi. Memang untuk usianya kadang membutuhkan hiburan untuk diri sendiri.  "Ma ... makan dulu yuk?" ajak Kenes ketika melewati ruang santai. "Mama sudah makan cemilan pisang yang dibawa sama Ayah kemarin. Kalau mau makan, silakan," jawabnya sembari melirik ke arah menantu dan anaknya. Lalu kembali fokus ke layar televisi. Danesh lantas berjalan kembali menuju dapur. Benar saja, menunya masih sama. Toge. Kenes menghela napas dalam. Mungkin ini berkah dari Tuhan di saat ia sakit mendapatkan begitu banyak perhatian dari orang terdekat. Apalagi yang perhatian mertua sendiri. Biasanya kalau di cerita grup yang lagi digandrungi Ibu-ibu hubungan mertua sama menantu tidak akur. Kenes
Read more

Bab 24 A

SUAMI ONLINE 24 A     Oleh: Kenong Auliya Zhafira      Menahan sesuatu yang kita inginkan pada saat ini sampai beberapa hari ke depan pasti akan menyisakan satu kekecewaan. Saat hati menginginkan satu hal dengan menggebu, tiba-tiba harus membuang semuanya dan menunggu kembali di lain hari. Bukankah itu membuat hati merasa kecewa? Bahkan mungkin ingin menamp*r diri sendiri. Namun, itu sama saja melakukan hal yang sia-sia. Sebagai pria yang tahu memperlakukan istri dengan baik, Danesh memilih bersabar dan menunggu. Meskipun helaan napas dalam terdengar berat di telinganya sendiri. Wajah istrinya nampak begitu merasa bersalah. Membuat hati tidak tega jika harus mengajukan protes.  "Ya udah lah, kita bobo aja. Sekalian biar kamu lebih santai dulu," jawabnya lalu berbaring di tempat ti
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status