SUAMI ONLINE 22 B
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
"Ma ... kok, mukanya begitu?" tanya Danesh bingung.
"Mama pikir tadi Kenes lagi hamil. Makanya suruh kamu panggil bidan. Takut salah kasih obat," jawabnya terdengar kecewa. Besar harapannya jika Kenes saat ini benar-benar mengandung cucu pertamanya.
Bu Rose yang mendengar hanya menahan tawanya. Memang kalau pengantin baru godaannya selalu tentang buah hati. Padahal prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Beberapa obat tersimpan dalam plastik berwarna bening, lalu Bu Rose memberikan pada pria yang wajahnya sudah tidak sekhawatir saat pertama bertemu.
Sebelum bidan itu berlalu pergi, mamanya Danesh ingin bertanya tentang seputar kehamilan. Rasanya ingin sekali mempunyai cucu secepatnya.
"Maaf, Bu ... apa ada cara untuk membuat m
SUAMI ONLINE 22 COleh: Kenong Auliya Zhafira"Siang menjelang sore, Bu ...," sapa Abang penjual sayur."Siang juga, Mas. Boleh milih-milih, kan?" tanyanya meminta izin."Boleh, Bu."Mamanya Danesh kepikiran untuk memasak semua menu dengan olehan toge. Kebetulan sekali ada beberapa plastik toge."Mas, aku ambil togenya, ya? Berapa semuanya?"Penjual sayur itu melirik lima plastik toge yang tersisa. "Lima ribu, Bu."Semua toge telah berpindah di kantong plastik, dan beberapa daun bawang juga ikut masuk dalam belanjaan. Bahkan tempe dan tahu juga dibeli sebagai pelengkap."Semuanya jadi berapa?" Mamanya Danesh menunjukkan semua barang belanjaannya."Tempe lima, satu plastik tahu, daun bawang, sama toge, semuanya empat belas r
SUAMI ONLINE 23Keadaan yang tidak seperti biasa membuat kepala tiba-tiba pusing, tenaga juga serasa melemah. Apalagi kalau harus menghubungkan sesuatu hal yang tidak ia ketahui. Kepalanya masih mencoba merajut hubungan antara toge dan cucu. Entah kenapa hatinya menciut mendengar penuturan mama mertua. Pasti ia menaruh harapan besar pada dirinya. Akan tetapi, belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat.Andai cucu bisa dipesan ....Rasa bersalah seakan menggulung dan menyapu bersih isi hatinya. Matanya bergantian menatap sayur toge dan pria yang kini tengah diliputi perasaan tidak enak. Wajah prianya seakan ingin meminta maaf atas perilaku mamanya. Namun, bibirnya seakan terkunci."Makan yang banyak, ya, Sayang ...." Suara mama mertua kembali terdengar di rungunya.Kenes mencoba menahan semua keingintahuannya dalam dada. Biarlah nanti d
SUAMI ONLINE 23 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraMereka kembali masuk ke rumah dengan hati yang lebih nyaman tanpa ganjalan. Bisa mendapatkan keputusan tanpa harus ada perdebatan.Sang mama menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Danesh menyiapkan air panas untuk istrinya. Beberapa menit menunggu akhirnya semuanya siap. Pria yang sedang berganti peran itu bergegas ke kamar untuk membangunkan wanita tercinta.Baru saja ingin mengusap lembut tangannya, Kenes sudah bangun lebih dulu. Wajahnya juga tidak sepucat sebelumnya. Mungkin istirahat kali ini lumayan berhasil menukar rasa lelah dengan kebugaran."Aku baru mau bangunin ... mandi dulu ya? Air hangatnya udah siap," kata Danesh memerintah.Kenes berusaha bangkit dan duduk di tepian tempat tidur. Kepala juga sudah membaik. Begitu juga suhu tubuhnya tidak sep
SUAMI ONLINE 23 COleh: Kenong Auliya ZhafiraDengan saling bergandengan tangan, mereka keluar kamar menuju dapur. Mama mertua terlihat masih asyik menonton televisi. Memang untuk usianya kadang membutuhkan hiburan untuk diri sendiri."Ma ... makan dulu yuk?" ajak Kenes ketika melewati ruang santai."Mama sudah makan cemilan pisang yang dibawa sama Ayah kemarin. Kalau mau makan, silakan," jawabnya sembari melirik ke arah menantu dan anaknya. Lalu kembali fokus ke layar televisi.Danesh lantas berjalan kembali menuju dapur. Benar saja, menunya masih sama. Toge. Kenes menghela napas dalam. Mungkin ini berkah dari Tuhan di saat ia sakit mendapatkan begitu banyak perhatian dari orang terdekat. Apalagi yang perhatian mertua sendiri. Biasanya kalau di cerita grup yang lagi digandrungi Ibu-ibu hubungan mertua sama menantu tidak akur. Kenes
SUAMI ONLINE 24 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMenahan sesuatu yang kita inginkan pada saat ini sampai beberapa hari ke depan pasti akan menyisakan satu kekecewaan. Saat hati menginginkan satu hal dengan menggebu, tiba-tiba harus membuang semuanya dan menunggu kembali di lain hari. Bukankah itu membuat hati merasa kecewa? Bahkan mungkin ingin menamp*r diri sendiri. Namun, itu sama saja melakukan hal yang sia-sia.Sebagai pria yang tahu memperlakukan istri dengan baik, Danesh memilih bersabar dan menunggu. Meskipun helaan napas dalam terdengar berat di telinganya sendiri. Wajah istrinya nampak begitu merasa bersalah. Membuat hati tidak tega jika harus mengajukan protes."Ya udah lah, kita bobo aja. Sekalian biar kamu lebih santai dulu," jawabnya lalu berbaring di tempat ti
SUAMI ONLINE 24 BOleh: Kenong Auliya Zhafira"Sayang ... kamu ke mana? Ditinggal sebentar malah nggak ada," gumamnya lirih.Ketika akan melangkah keluar kamar, pintu lebih dulu terbuka. Di depannya berdiri wanita yang begitu berarti sedang menatapnya bingung."Kamu, kenapa, Mas? Kok, mukanya kayak bingung banget?" tanya Kenes masih dengan posisi berdiri.Seketika Danesh memeluk erat wanitanya. Rasa takut yang pernah singgah menghilang. Kenes pasrah menerima perlakuan suaminya yang tidak biasa. Sikapnya seakan ketakutan ditinggal olehnya."Mas ... lepas ... kamu kenapa?" tanya Kenes untuk kedua kali. Tangannya mencoba mengusap punggung sang pria untuk memberi ketenangan."Aku kira tadi kamu kenapa-kenapa lagi ... aku takut kehilanganmu," lirih Danesh di sela pelukannya.
SUAMI ONLINE 24 COleh: Kenong Auliya ZhafiraRasa tidak sabar untuk segera sampai tiba-tiba membuncah dalam dada. Danesh melajukan motor dengan hati yang dipenuhi segudang harapan. Jalanan ditatapnya seksama sampai terbaca nama toko yang dituju. Motor berhenti dan berbelok tepat di hadapan toko. Di papan atas terlihat ada tulisan 'CINTA HERBAL' dengan besar, sehingga bisa dilihat sangat jelas.Danehs melangkah lebih jauh dan berhenti di depan etalase kaca. Di dalam sana terlihat banyak obat-obat herbal tertata rapi."Ada yang bisa dibantu, Mas ...." Satu pegawai perempuan menyapanya ramah."Em ... i--ini, Mbak ... mau beli madu kesuburan," jawab Danesh malu.Perempuan itu mengambil salah satu wadah dalam etalase. Gambar hati berwarna merah bata langsung menarik perhatian Danesh.
SUAMI ONLINE 25 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Melupakan memang terkadang menjadi hal tersulit dalam hidup. Banyak upaya untuk berusaha melupakan kenangan lalu. Hal paling diinginkan manusia mungkin bisa melupakan orang-orang yang pernah singgah dan hanya memberikan luka. Namun, apabila melupakan tugas dari wanita yang posisinya tertinggi dalam hidup, justru menjadi hal yang tidak diinginkan. Karena itu sama saja membangunkan singa yang tertidur. Danesh masih bingung harus menjawab apa. Padahal ini hanya masalah sepele yang tidak terlalu berhubungan dengan rumah tangga. Akan tetapi, namanya wanita merupakan mahluk pengingat terbaik tentang kesalahan pria. "Em ... a--anu, Sayang ... aku lupa," jawab Danesh terdengar begitu menyesal. Kenes tahu pasti hal ini akan terjadi.
SUAMI ONLINE 44 C Last Episode Oleh: Kenong Auliya Zhafira Sementara di tempat prasmanan, Kenes melihat romantisnya Ratan mengambil banyak makanan untuk Silviana yang tengah merasakan ngidam. Ternyata ia bisa menjadi suami siaga. Meski pesonanya masih kalah jauh dibanding Danesh–suaminya. Setelah puas menikmati hidangan acara, Kenes memutuskan pulang. Apalagi Athalla terlihat mengantuk. Kasian kalau harus tidur dalam gendongan. Keduanya berpamitan, lalu meninggalkan acara. Danesh sengaja melajukan motor kecepatan sedang agar sampai ke rumah dengan cepat. Hanya sepuluh menit akhirnya mereka bisa menidurkan Athalla di kamar. Tubuh mungilnya menggeliat merasakan pergerakan. Suasana kamar yang sejuk membuat tidurnya kembali anteng. "Mas, tungguin ya ... aku mau ganti baju dulu," pinta Kenes sembari menuju ke lemari untuk
SUAMI ONLINE 44 BLast EpisodeOleh: Kenong Auliya ZhafiraWanita yang tampah menahan air matanya menjawab penuh binar bahagia. "Wah, makasih, Mbak Bos!"Inilah yang membuat Yuyun bertahan di sini. Mempunyai juragan royal dan tidak pelit. Selain itu kepercayaan yang diberikan itu penuh totalitas. Kali ini mereka bisa bertemu dengan keadaan yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan banyak kebaikan yang menyertai kehidupan mereka.Kebahagiaan mereka bertambah kali lipat kala mendapati kedatangan orang tua dan mertuanya. Mereka terlihat tengah berjalan memasuki warung. Setelah menangkap gerombolan orang yang dikenal, mereka menghampiri dengan binar penuh kerinduan.Athalla yang tengah anteng dalam gendongan mendadak tertawa mendapati ciuman bertubi-tubi dari kedua neneknya."Ibu ke sini, kok, nggak bilang
SUAMI ONLINE 44 ALast EpisodeOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat orang yang telah lama tidak bertemu dengan penampilan berbeda pasti merasa terpesona. Apalagi jika itu mengarah hal lebih baik. Ditambah lagi itu adalah sesuatu yang memang menjadi kewajiban wanita muslim.Yuyun masih menatap takjub kecantikan Mbak Bosnya. Ada keinginan merayap ke hati jika nanti sudah siap lahir batin berpenampilan seperti wanita panutannya dalam bekerja.Rasa haru tersingkir untuk menyapa kehadiran pemilik warung seblak yang tiap hari bertambah ramai."Ya, Allah, Mbak Bos! Tambah cantik aja tidak bertemu berbulan-bulan. Dari tadi kenapa nggak bilang, malah diem aja!" protes Yuyun sambil melepaskan pelukan. Kemudian beralih menatap bayi mungil yang tengah memperhatikannya dengan seksama. Seperti ada rasa takut bertemu orang baru."Dika
SUAMI ONLINE 43 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraEnam bulan kemudian ....Athalla yang kini berusia enam bulan lebih terlihat menggemaskan. Momen terbaik perkembangan Athalla menjadi memori yang tidak akan terlupakan oleh keduanya. Bagaimana lelahnya begadang dan memahami tangisannya menjadi pengalaman melelahkan tapi membahagiakan.Mereka saling bahu membahu menjaga buah hati bergantian. Ketika Kenes membersihkan diri, maka Danesh bertugas menjaga anaknya. Mengajak bercanda dan bermain cilukba telah menjadi candu yang mengembalikkan rasa penat."Sayangnya Ayah, sekarang udah bisa ketawa ... bajunya juga bagus, jadi tambah ganteng," puji Danesh sembari menciumi perut Athalla. Suara tawanya terdengar begitu bahagia.Kenes yang baru selesai mandi menjadi gemas dengan tingkah suaminya. Ia s
SUAMI ONLINE 43 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMendapat menu sarapan lain dari biasanya, rasanya sedikit menurunkan nafsu makan. Hidup sekarang bukanlah seperti zaman orang tuanya. Di mana sudah banyak kemajuan di bidang teknologi dan ilmu kesehatan. Akan tetapi, sekarang harus disuguhkan kehidupan yang sama seperti ibunya dulu.Kenes menatap isi meja makan. Meski rasa masakan ibunya selalu menjadi juara di hati, tetapi jika harus menu seperti ini setiap hari dipastikan bosan.Sang ibu yang tiba-tiba berdiri di belakangnya mengamati gerak anaknya. Ia tahu kalau menu sarapannya pasti tidak sesuai selera."Kenapa hanya diliatin? Ayo, sarapan. Biar ASI kamu lancar," ucap wanita yang melahirkannya 32 tahun lalu.Kenes menoleh, menatap sang ibu. "Apa cuma ini, Bu? Masa sayur bening sama rebusan tempe?" keluhnya.
SUAMI ONLINE 42Oleh: Kenong Auliya ZhafiraKekuatan memberi senyum pada pasangan kadang bisa menjadi penyemangat diri sendiri untuk terus berjuang melawan ribuan luka. Melihat pasangan menangis bukan hal yang ingin dilihatnya saat ini.Kekuatan itu mampu memberi sugesti positif untuk tetap bertahan menghadapi berbagai macam keadaan. Walaupun dalam kondisi terlara sekali pun.Kenes yang mulai menemukan kembali kekuatannya langsung fokus pada arahan Bu Rose. Tekadnya berjuang perlahan membara demi kehidupan yang didambakan keluarga. Memiliki buah hati sebagai penerus adalah imipan bagi setiap perempuan. Sedangkan dirinya hanya tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan malaikat kecil."Sekali lagi ya, Mbak ... tarik napas dalam ... lalu mengejan." Bu Rose tidak lelah memberi arahan.Kenes menghirup napas sedalam mu
SUAMI ONLINE 41Oleh: Kenong Auliya ZhafiraMerasakan sakit luar biasa pertama kali karena proses spesial menjadi seorang ibu merupakan pertaruhan hidup dan mati. Di mana harus berjuang memberikan kehidupan baru tanpa memedulikan kehidupannya sendiri.Kenes tengah merasakan awal perjuangan itu. Perut yang semakin terasa kencang dan sakit dalam durasi lebih lama membuat perasaan tidak menentu. Apalagi ditambah tidak ada orang yang dikenal melewati depan rumahnya.Kepala Kenes sudah dipenuhi berbagai pikiran buruk. Daripada menunggu orang lain, lebih baik ia masuk mengambil ponsel dan menghubungi sang suami. Namun, baru saja berbalik rungunya mendengar suara yang cukup dikenalnya."Mbak Kenes ... Mbak Kenes ... Mbak, nggak apa-apa? Apa perutnya sakit?" Bu Hesti mengelus lengan wanita di
SUAMI ONLINE 40Oleh: Kenong Auliya ZhafiraDebaran dada akan selalu mewarnai jika berbicara soal hubungan. Rasa semakin bergelora dan tidak menentu meski hanya lewat tatapan mata. Momen indah dalam rumah tangga yang tidak akan pernah habis memberikan sensasi istimewa untuk sebuah keharmonisan.Kenes tahu betul jika prianya kini ingin membuktikan ucapannya. Senyum itu terlihat nyata, menyiratkan satu gairah cinta. Akan tetapi, semua itu tertahan karena keadaan yang tidak lagi sama seperti dulu. Ada sesuatu yang lebih membuatnya berharga dari apa pun. Namun, sorot matanya seolah mengunci setiap gerakannya.Pria di depannya kian mendekat, hingga embusan napasnya terasa hangat menerpa wajah. Kenes menggenggam erat bajunya ketika bibir yang sering menyesap manis madu hampir menempel di atas bibirnya.Danesh t
SUAMI ONLINE 39 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKenes mengerutkan dahi, memikirkan ucapan wanita yang seperti ibunya sendiri. "Em ... kalau perutnya ke bawah pertanda itu kah? Memang bulan ini udah sembilan bulan jalan," terangnya sembari menatap wajah Bu Hesti yang terlihat jelas guratan kerutan di matanya.Bu Hesti mengangguk sebagai jawaban. Banyak doa terselip dalam malamnya untuk kesehatan keluarga kecil Mbak Kenes. Sedetik kemudian, Bu Hesti berjalan mendekat sambil membisikkan sesuatu. "Satu rahasia lagi biar bayinya mau cepat keluar," ucapnya.Wanita yang masih bingung itu menatap Bu Hesti penuh tanda tanya. Rahasia apa yang sebenarnya dimaksud olehnya. "Ra--rahasia? A--apa?" tanya Kenes terbata."Berhubungan. Sekalian sebagai tanda kalau sang ayah menengok keadaan bayinya," jawab Bu Hesti lalu tersenyum ja