Home / Fiksi Remaja / AKU VS IBUMU / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of AKU VS IBUMU: Chapter 21 - Chapter 30

44 Chapters

Bab 21. Rekaman Percakapan Chintya

Rekaman Percakapan ChintyaPagi-pagi sekali, Chintya pamit untuk membeli keperluan ulang tahun Keysha, kemarin tak jadi dibeli karena dia merasa kurang enak badan. Jadi dia pulang tanpa membawa apa-apa. Pintar sekali perempuan ini bersandiwara. Aku harus lebih hati-hati. Tapi, semua ini tak akan lama. Sebentar lagi, kedokmu akan terbongkar, Chintya. Sebelum berangkat ke rumah konveksi, aku menunjukkan hasil rekamanku tadi malam. "Coba Abang dengar baik-baik kata-kata, Chintya!" ucapku sembari menyodorkan hapeku yang berisi rekaman percakapan Chintya kepada Bang Faiz.Bang Faiz menempelkan benda pipih itu ke telinganya agar dapat mendengarnya lebih jelas. "Apa yang sedang kalian lakukan di sini? Kenapa belum berangkat ke toko, Faiz?" tanya Mama karena melihat kami masih duduk di kursi makan."Ini, Ma, coba Mama dengarkan rekaman ini!" Bang Faiz mem berikan hape itu kepada Mama.Mama melakukan hal yang sama seperti Bang Faiz, menempelkan hape itu ke telinganya. Mama terdiam setelah
Read more

Bab 22. Tes DNA

Tes DNAMalam ini semua telah berkumpul di ruang makan, duduk mengitari meja makan tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami. Hening, semua bungkam seakan ingin mengubur kejadian yang sudah terekam jelas di dalam hapeku. Apa mereka telah bersekongkol untuk menutup rapat masalah ini karena Chintya telah berhasil membujuk Mama? Apakah Mama menerima begitu saja penjelasan yang tak masuk akal dari Chintya?Kulirik ke arah Bang Faiz, dia masih sibuk menyendok makanan ke dalam mulutnya. Kenapa dia diam? Apa dia juga sudah di hasut oleh Mama, agar tak lagi mengungkit masalah itu? Apakah benar kalau Keysha adalah anak Bang Faiz?Tak dapat dipungkiri, kedekatan Bang Faiz dengan Keysha sudah dapat menjawab pertanyaanku. Tapi, alangkah lebih baik kalau dilakukan tes DNA saja. Agar kebenaran dapat dengan jelas terbukti dari pada hanya mereka-reka.Bisa jadi kan, Bang Faiz sangat sayang pada Keysha karena rasa sayangnya yang tak kesampaian pada putri kecil kami yang hilang, dan umurnya j
Read more

Bab 23. Hasil Tes DNA

Hasil Tes DNAHari ini adalah hari ulang tahun Keysha. Sebuah pesta kecil telah dibuat untuk merayakan ulang tahun Keysha yang pertama. Tak banyak yang disiapkan Chintya. Tak ada hiasan ruangan. Tak ada balon berwarna-warni. "Cuma ini saja yang dimasak, Bik? tanyaku pada Bik Jum. "Iya, Bu. Kata Bu Chintya ini saja sudah cukup," jawab Bik Jum."Kue-kue atau puding dan semacamnya, gak ada Bik? Emang berapa orang yang diundang oleh Chintya?" tanyaku lagi. "Gak tau, Bu. Saya gak berani tanya-tanya," jawabnya lagi."Ya sudah, Bik." Aku meletakkan kotak kue ulang tahun di atas meja, yang kubeli tadi malam.Semua sudah berkumpul di ruangan ini. Bang Faiz menunggu di depan pintu. "Ngapain di situ Bang?" tanya Chintya kepada Bang Faiz."Nunggu tamulah! Kok belum ada yang datang?" tanya Bang Faiz balik."Aku gak ngundang siapa-siapa, Bang. Baru ulang tahun pertama juga, gak perlulah ngundang orang ramai. Cukup kita aja. Sayang uangnya dihambur-hamburkan. Ya kan, Ma?" Mama yang disebut Chint
Read more

Bab 24. Fitnah

FitnahAku harus mencari tahu tentang itu. Sekejam-kejamnya seorang manusia, rasanya tak mungkin membenci anak kandungnya sendiri. Kecuali ... kecuali Keysha bukan anak Chintya.Astagfirullah, mengapa aku bisa berpikir begitu? Kalau Keysha bukan anak Chintya, lalu anak siapa? DNA nya cocok dengan Bang Faiz. Apa Keysha putriku yang hilang?Deg! Darahku seketika berdesir. Gemuruh di dada tak dapat diredam. Aku kembali mengingat saat aku melahirkan Keysha. Aku yang harus dibawa kerumah sakit akibat ari-ari yang lengket, terpaksa meninggalkan bayiku di klinik bersalin bersama Mama dan Kak Intan. Baru saja aku sadar dari pengaruh obat bius yang disuntikan ke tubuhku. Aku sudah mendapat kabar kalau bayiku hilang diculik orang. Apa mungkin Mama telah menculik bayiku dan menyerahkannya kepada Chintya?Sementara waktu itu Chintya juga hamil. Lalu, kemana bayi Chintya? Ya Allah, aku semakin bingung. Bagaimana caranya aku membuktikan kalau Keysha adalah putriku yang hilang waktu itu? Aku haru
Read more

Bab 25. Pergi

PergiKutatap wajah Bang Faiz lekat-lekat. Aku berharap dia membelaku di depan keluarganya. Karena, apa yang dituduhkan Mama itu semua tidak benar."Bang, Abang mengenal aku kan? Abang percaya padaku kan?" ucapku lirih. Air mata semakin deras mengalir dikedua pipi ini. Namun, Bang Faiz tak bergeming. Dia diam membisu."Sudahlah Ratna! Jangan bersandiwara. Akui saja perbuatanmu. Kebusukan tak bisa terus ditutup-tutupi. Mungkin saja sekarang kau sedang hamil, ya? Ya, hasil perselingkuhanmu dengan lelaki itu," kata Mama sembari mencebikkan bibirnya.Deg!Ternyata Mama mengambil kesempatan dengan kondisiku. Tadi pagi dia yang memergoki aku sedang muntah-muntah di kamar mandi. Aku saja belum memeriksakan diri ini, apakah benar sedang hamil atau tidak."Astagfirullah, Mama!? Demi Allah, Ratna tak melakukan hal itu, Ma!" ucapku lirih."Buktinya, kau menyembunyikan kehamilanmu dari Faiz, bukan? Kenapa? Pasti kau takut karena itu bukanlah benih dari Faiz!" ucap Kak Intan menimpali.Ya Allah, a
Read more

Bab 26. Hamil

Hamil"Assalammualaikum!" ucapku di depan pintu. Aku sudah sampai di rumah Bapak dan Ibu sekarang. "Waalaikumsalam!" sahut suara Ibu dari dalam rumah. Kucium punggung tangan Ibu dengan takzim ketika sudah berhadapan dengan Ibu di depan pintu."Bu!" Aku menghambur ke pelukan Ibu. Menangis terisak mengeluarkan perih di hati ini. "Kenapa, Nak? Apa yang terjadi? Kenapa malam begini baru sampai sini? Kamu sendirian? Faiz tak mengantarmu?" cerca Ibu dengan berbagai pertanyaan. Ibu pasti bingung melihat kedatanganku malam-malam begini. Aku tak sanggup menjawab pertanyaan Ibu. Tenggorokan ini terasa tercekat. Sesak di dada kian menjadi ketika wanita yang telah melahirkanku itu mendekap erat tubuh ini. Rasanya, aku ingin menumpahkan seluruh air mataku di pelukannya, agar sakit yang dirasa segera hilang. Ibu membimbingku masuk ke dalam rumah."Menangislah, Nak. Menangislah sepuasmu! Agar rasa sakit di hatimu berkurang," ucap Ibu lembut."Ada apa, Bu? Kenapa Ratna nangis?" Bapak yang baru ke
Read more

Bab 27. Mengambil Hasil Tes DNA

Mengambil Hasil Tes DNAIya, Mir. Mbak tunggu, ya!" Setelah m nucapkan salam, Mirna memutuskan panggilan telepon. Tak lama, ponselku kembali berbunyi. Sebuah kiriman video masuk ke aplikasi berwarna hijau itu. Aku dan Vera menonton video itu dengan serius sampai akhir. "Fix! Simpan video ini. Aku yakin ini akan berguna nanti!" ucap Vera bersemangat."Iya, itu juga yang aku pikirkan. Makanya aku meminta Mirna untuk terus memata-matai Chintya.dan merekam semua tindak-tanduknya yang mencurigakan. "Ya, sudah! Kita tunggu saja reaksi dari Faiz. Tapi, kalai ternyata dia tak juga mengambil tindakan. Kita yang bertindak! Kamu siap kan, Ratna?""Siap, dong. Apalagi ada kamu, sahabat terbaikku. Aku pasti kuat melewati semua ini.""Yup, betul. Kamu bisa mengandalkan aku. Kapan pun aku siap membantumu!" ucap Vera sembari tertawa. Dasar Vera. Kalau ada dia, sedihku selalu hilang. Dia memang sahabatku yang selalu ada untukku, baik suka maupun duka. ***Seminggu kemudian Aku sedang menonton te
Read more

Bab 28. Hasil Tes DNA

Hasil Tes DNA"Iya, ini aku buka." Dengan tangan gemetar, dan hati berdebar tak menentu kubuka amplop yang membungkus hasil tes DNAku dengan Keysha. "Ya Allah!" Kukedipkan mata ini berulang kali, takut kalau mata ini salah membaca. Seketika tubuhku terasa lemas tak bertulang. Aku ambruk, jatuh ke lantai. Air mata yang memenuhi kedua kelopak mata ini, seketika jatuh dan luruh di pipi. "Kenapa, Rat?" Vera merampas kertas yang berada di tanganku. Lalu membaca hasilnya."Alhamdulillah, Rat! Anakmu ketemu, Rat!" teriak Vera sembari memeluk dan mengguncang-guncang bahu ini. Aku hanya bisa menangis. Menangis bahagia, anak yang selama ini aku rindukan ternyata ada di dekatku. Ya Allah, hamba sangat bersyukur, engkau telah mengembalikan anak hamba yang hilang. Aku tak dapat berkata apa-apa lagi. Rasanya aku ingin menjerit sekuat-kuatnya karena kebahagiaan ini. Ingin aku berlari ke rumah Bang Faiz, lalu mengambil Keysha dari sana. Tapi, itu tak mungkin. Bang Faiz pasti akan menghalangiku. A
Read more

Bab 29. Bertemu Pengacara

Bertemu Pengacara***"Ya udah, masuk dulu, nanti kita ngobrol di dalam." Andi mengajak kami masuk ke rumahnya. Kami duduk di sofa yang ada di ruang tamu. "Aku tinggal ke belakang sebentar, ya! Mau minta tolong Bik Minah buatin minum." Andi beranjak meninggalkan kami."Jangan repot-repot, Ndi! Keluarin aja semua!" seru Vera diikuti gelak tawa dari Andi.Aku melayangkan pandanganku ke sekeliling ruangan ini. Tak ada foto Andi dengan istrinya yang terpampang di sana. Hanya ada foto-foto Andi seorang diri dan fotonya bersama kedua orang tuanya, yang berjejer rapi di atas lemari kecil di belakang sofa"Ver, si Andi belum nikah, ya?" tanyaku kepada Vera."Kenapa? Minat jadi istrinya?" Vera meledekku. "Apaan, sih?" Sekali lagi aku mencubit lengan Vera."Awww, lama-lama bisa lebam lengan ini, Ratna!" Vera kesakitan, lalu mengusap-usap lengannya. "Kenapa, Ver?" tanya Andi yang tiba-tiba saja sudah berdiri di samping kami."Gak apa-apa, cuma digigit nyamuk aja!" jawab Vera sekenanya. Aku m
Read more

Bab 30. Kabar Baik

Kabar BaikDua minggu kemudianAku sedang membuat pola-pola jilbab dan baju gamis di kamarku. Ya, aku sudah kembi ke rumah orang tuaku kemarin. Tiba-tiba, ponsel yang kuletakkan di atas meja berdering. Tak ada nama yang tertera di layar ponsel, hanya sebuah nomor baru. Siapa ya? Pikirku.Kutekan tombol berwarna hijau, lalu kudekatkan benda pipih itu ke telinga. "Halo, assalammualaikum," ucapku mengawali percakapan. "Hei, Ratna. Berani-beraninya kau melaporkan Chintya ke polisi, ya! Mau main-main dengan kami? Apa yang kau anggarkan sampai berani melakukan itu, hah? Lihat saja, kau tak akan berhasil memenjarakan Chintya," cerca Mama mertuaku. Bukannya menjawab salam dariku, malah marah-marah gak jelas. Aku mendapat informasi dari Andi, kalau hari ini Chintya dipanggil ke kantor polisi. Dia masih menjalani pemeriksaan di sana. Semoga status Chintya akan segera naik menjadi tersangka. "Kok marah-marah begitu, Ma? Mama ketakutan? Apa Mama juga terlibat dan bersekongkol dengan Chintya
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status