Home / Pernikahan / Menikahi CEO Philophobia / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Menikahi CEO Philophobia: Chapter 31 - Chapter 40

82 Chapters

Bab 31 : Siasat

Arabella hanya terus berada di sisi pembaringan terakhir ibunya. Teringat setiap kenangan yang dilaluinya selama ini, dia merasa belum bisa membuat wanita yang selama ini paling berjasa dalam hidup Arabella itu cukup bahagia.Ara mengusap kening ibunya yang terbujur kaku di depan mukanya yang basah. Alissa ikut menangis, ini merupakan kehilangan yang paling membekas untuk dia, dibandingkan kehilangan kedua orang tuanya beberapa tahun lalu."Ara kuatkan hatimu, kumohon, aku tidak tega dengan bayi di dalam kandungan mu. Berhenti menangis ya."Tak lama kemudian tangan kekar segera melingkar dari belakang tubuh Ara tepat di kedua bahu wanita yang sedang menangisi jasad kaku ibunya."Sayang, maafkan aku datang terlambat."Bibir Arabella makin bergetar, air matanya luruh tak tertahankan, ia segera berbalik memeluk Gavin dengan sangat teramat erat."Vin... Ibu pergi... Kumohon ka
Read more

Bab 32 : Hadiah

**** "Kau kenapa? Apa kau sedang kesal?" tanya Ara pada Gavin. Baru saja Louise pulang, tapi suami Ara itu masih terus cemberut di depan wajah Ara. "Aku tidak suka cara dia menatapmu, Sayang." Gavin selalu berterus terang, berbicara gamblang, tanpa basa-basi. "Aku tidak mungkin biasa saja. Dia terlihat menyukaimu. Aku tidak mungkin salah menilai," tambah pria di samping Ara yang sedang duduk sambil menatap wanita tersayangnya. Ara malah tersenyum, tangannya menyentuh lemah kulit pipi Gavin, mengusap lemah dengan tatapan mendalam. "Aku hanya mencintaimu. Kau tahu, aku bukan wanita yang mudah digoda. Tapi aku heran, mungkin saja kau memiliki pesona yang luar biasa. Sampai-sampai aku bisa hamil se
Read more

Bab 33 : Masa Lalu

Ara mengelus permukaan perutnya. Masih tampak rata, tapi jika disentuh sudah mulai terasa sedikit tonjolan. Malam itu entah kenapa dia merasa sedih. Bukan kesedihan karena ibunya. Sebab Ara sudah berusaha mengikhlaskan.Namun Ara melihat Gavin berbeda. Ara ingin menangis, entah kenapa. Rasanya senyuman Gavin seperti akan menghilang dari hadapannya. Seolah Gavin akan berpisah dengannya.Kenapa gerangan?"Sayang? Kau masih di dalam? Aku baru saja selesai mandi." Suara Gavin sembari mengetuk pintu dari luar membuat lamunan Ara pecah."Ya. Sebentar, Sayang." Ara segera mengenakan pakaian dan keluar."Kau lama sekali? Baik-baik saja, kan?" Gavin menyentuh pipi Ara yang agak pucat dengan rambut basah dan airnya menetes."Kau terlalu mencemaskan ku berlebihan," sahut Ara.Gavin mengambil handuk lalu menarik tangan Ara menuju ranjang. " Duduklah, biar aku ba
Read more

Bab 34 : Kepergian

Beberapa bulan kemudian...Setelah melewati beberapa bulan yang diselimuti kesedihan selepas kepergian ibu tercinta. Arabella mulai menyusun lagi hari-hari yang baru. Meski dia harus menjalani itu seorang diri. Alissa, dia memutuskan untuk menikah dengan Louise.Ara turut bahagia, dan dia berharap Alissa juga bahagia. Jauh dari rumahnya, juga dari bayang-bayang Gavin. Ah, lelaki itu, lelaki yang sangat dicintai oleh Ara. Tapi sayang, Ara memutuskan untuk mengalah dan pergi."Sayang, Mama harap Papa baik-baik saja. Mama terlalu egois, tapi Mama harap dia bisa menjadi pria yang bertanggung jawab. Dan Mama terlalu lemah untuk menerima kenyataan tentang masa lalu Papamu, Nak..." Wanita itu berucap pelan sambil mengelus perut yang membuncit. ***
Read more

Bab 35 : Pernikahan Rahasia

Bab 35 Ara menatap nyalang pada selembar kertas yang tergeletak tepat di bawah pakaian suaminya. Selembar surat yang menjelaskan sebuah fakta tentang Gavin dan anak yang ada bersama Luna.Mata Ara mulai berkaca-kaca sambil mengusap perutnya yang mulai membesar. Jadi, apa yang dilihatnya itu adalah sebuah kenyataan? Jadi, suaminya memiliki anak dari wanita lain?Ara seolah tidak percaya. Dia meneliti lagi apa yang tertulis di atas kertas berwarna putih yang ada di tangannya.Oh tidak! Benar, jadi benar Gavin memiliki anak dari Luna? Astaga, apa yang telah terjadi, apa Gavin membohongi aku? Batin Ara terus bertanya-tanya. Gavin mengatakan dia merasa tidak pernah tidur dengan Luna, lalu sekarang apa artinya ini?Perasaan Ara mulai kacau, dia merasa pusing lalu terduduk di tepi ranjang masih memegangi selembar kertas tadi.“Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Jadi kenapa Gavin tidak pernah memberi tahu aku tentang anak Luna yang mema
Read more

Bab 36 : Ampuni Aku

Arabella pulang ke rumahnya dengan perasaan hancur. Dia tahu, dan dia sadar setiap orang memiliki masa lalu. Tapi yang disayangkan olehnya adalah sikap suami yang tidak mau jujur padanya. Apalagi setelah dia tahu bahwa Luna dan Gavin telah menikah tanpa sepengetahuannya. Ara tidak tahu, hidupnya yang semula bahagia akan berubah seperti sekarang. Ara terlanjur mencintai Gavin bahkan tidak pernah sanggup kehilangan Gavin. Tidak dipungkiri, Ara cemburu saat mendengar pernyataan Luna tentang Gavin yang telah menikahinya. Jadi, siapa yamg menjamin jika Gavin menikahi Luna hanya sebatas tanggung jawab terhadap anak mereka yang sakit. Ditambah lagi, Ara baru tahu, bahwa Gavin benar-benar memiliki anak dari Luna setelah selama ini Gavin terus mengelak.Tidak terasa, Ara yang pergi naik taksi sudah sampai di depan rumahnya. Dia memang sengaja mengikuti kemana Gavin pergi karena ingin tahu, apa saja yang disembunyikan Gavin darinya selama ini.Ara berusaha tetap tegar
Read more

Bab 37 : Jahat!

"Luna, wanita yang pernah ada di masa laluku, juga yang membuat aku memiliki trauma, dia ternyata mengandung darah dagingku hingga anak itu terlahir, tapi kondisinya tidak begitu baik, anak itu sakit.”Sesungguhnya Gavin tidak sanggup melanjutkan melihat Ara yang makin terisak-isak. “Maaf, maafkan aku Ara. Tapi aku terpaksa dengan keadaan ini, aku harus menikahi Luna demi rasa tanggung jawab karena itu desakan dari uncle-nya, dari keluarganya padaku, walau aku hanya menikahinya saja, hanya sampai anak itu sembuh.”Sebuah kejujuran yang diinginkan oleh Ara. Tapi ternyata sangat sakit, hingga Ara menjerit Sekuat-kuatnya. “Kau brengsek, Vin! Kau telah membohongiku! Kau jahat!!”Gavin ikut menangis mencoba menenangkan Ara, tapi Ara terus memberontak. “Ara ampuni aku, kumohon, aku minta maaf.”“Aku membenci sikapmu, aku benci, aku sangat benci!” tegas Ara dengan suara yang tinggi.
Read more

Bab 38 : Terbayang-bayang

Tubuh Lissa terasa remuk, bukan hanya merasa pedih dan terluka karena perlakuan Louise yang begitu kasar padanya. Tulang-tulangnya terasa ngilu, begitu juga dibagian sensitifnya yang sobek karena perlakuan kasar Louise. Bukan ini yang diinginkan oleh Lissa, dia berharap perlakuan yang lembut dan penuh kasih sayang, tapi nyatanya itu hanya ada dalam angannya saja sekarang. “Louise kau mau ke mana?” tanya Lissa melihat suaminya mengenakan kemeja kembali, lalu menarik dasi dan memakai jasnya rapi.“Bukan urusanmu.” Louise masih menjawabnya ketus. Sementara Lissa meringkuk dibalik selimut dalam keadaan terluka lahir dan batin karena perlakuan Louise yang kasar.“Kau meninggalkanku dalam keadaan begini, tanpa penjelasan, tanpa sebuah kata ‘maaf'?”Louise berdecih dengan mata menatap remeh pada Lissa. “Siapa kau? Kau kira kau berharga untuk ku?”Hati Lissa terasa sangat sakit mendengar ucapan Lo
Read more

Bab 39 : Salahkah Aku Cemburu?

Ara dan Gavin berangkat ke rumah sakit, di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Ara hanya diam tidak mengajak Gavin berbicara, hal itu membuat Gavin makin serba salah. Kalau tidak karena darah dagingnya ada pada Luna, sudah pasti ini tidak akan terjadi. Terkadang Gavin ingin meninggalkan Luna dengan segera, tapi sisi kemanusiaan dan perasaannya tidak mendukung itu, Gavin tetap saja tidak tega.“Sayang, kau jangan cemberut terus. Bukannya kau sendiri yang bilang kalau sedang hamil tidak boleh stres?”Ara menoleh sekilas pada Gavin tanpa senyum, hanya menoleh saja.“Aku tidak stres. Aku hanya sedang ingin diam saja sekarang,” sanggah Ara.“Benarkah? Tapi aku tidak bisa kau bohongi, wajahmu sangat menjelaskan perasaanmu yang sekarang sayang. Kumohon jangan memikirkan hal yang berlebihan, belum tentu itu benar yang terjadi, bisa saja itu hanya perasaanmu, Ara.”Bagaimana bisa belum tentu terjadi, nyatanya itu sud
Read more

Bab 40 : Seharusnya Aku ....

Arabella adalah wanita yang tidak bisa dibohongi, jadi jika hanya itu saja, sudah pasti mudah terbaca olehnya. “Vin? Apakah itu dari Luna? Anakmu sakit?” Ya, anak Gavin dan Luna memang sakit sejak lahir, tapi kali ini bayi laki-laki itu sedang demam tinggi, mendadak Gavin jadi kepikiran dan tidak main terjadi sesuatu pada bayi itu, darah dagingnya juga. Anggukan ragu dari Gavin membuat Ara terhenyak sesaat sebelum dia menyuruh Gavin masuk ke dalam mobil lalu menutup pintunya. “Cepatlah kau antar dia ke rumah sakit. Aku akan pulang naik taksi.” “Ara tidak, aku akan mengantar mu lebih dulu,” ujar Gavin. “Tidak, aku bisa naik taksi, lihat aku sudah memesannya baru saja dan sudah mendapatkan driver,” ucap Ara memperlihatkan aplikasi taksi online pada suaminya. Saat itu Ara bisa melihat Gavin yang serba salah, dia tahu suaminya ingin mengantarnya, tapi suaminya ju
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status