Ara membeku di dalam taksi. Masih teringat kata-kata Luna. Wanita itu sebenarnya baik, hanya saja dia melakukan kesalahan yang fatal, dan tidak semua orang bisa dengan mudah memaafkan, terlebih untuk melupakan dan bersikap layaknya biasa seperti semula."Luna itu cantik, manis, dan dia baik." Ara mengusap lengannya sambil menarik napas dalam."Lalu, sebenarnya apa kebohongan yang dia lakukan sampai tidak dimaafkan? Aku masih penasaran apakah itu karena Gavin?""Maaf Nona, kita sudah sampai," sela supir taksi berhenti tepat di depan rumah Gavin. Ara tersentak karena dia sibuk melamun, tidak terasa bahwa dia sudah sampai."Maaf, Pak. Baik, terima kasih, ya." Ara menyerahkan beberapa lembar uang untuk membayar."Kembaliannya tunggu sebentar, Nona.""Ambil saja, Pak," kata Ara dengan senyuman ringan."Benar Nona? Terima kasih banyak, Non."
Read more