Semua Bab Siasat Sang Penguasa: Bab 31 - Bab 40

59 Bab

31. Ekspedisi

"Yang mulia pangeran, Kekaisaran ini sejatinya tak lain dari sebuah delusi semata." Arga berjalan mendekati bangku Wirya, dia tengah menjelaskan sejarah-sejarah kelam kerajaan."Sederhananya, seperti alat penghubung antar manusia. Namun untuk para rakyat jelata dan budak, mereka tak memerlukan pangkat tinggi dari kebebasan sejati." sedangkan, Wirya berfokus pada semua penjelasan materi.Mereka sekarang tengah berada di sebuah ruangan berelemen kayu yang di desain untuk proses belajar-mengajar, Wirya tampak serius mendengarkan penjelasan sang guru. Sambil di catatnya semua materi yang disampaikan di atas sebuah buku agar tidak terlupa."Sebaliknya, akan lebih baik jika membiarkan mereka melarikan diri dari beban mengerikan yang mengekang mereka.""Ambillah semua yang anda inginkan pangeran. Meskipun sesuatu itu sudah memiliki pemiliknya. Anda tak perlu goyah dengan menghormati kekayaan." Semua benih-benih akan kekejaman kerajaan sang guru jabarkan kepada m
Baca selengkapnya

32. Siluman Rubah

"Sombong sekali!." ketus Huli, setelah mendengar sumpah dari si pemuda.  Raynar menahan napasnya, seketika tekanan udara di ruangan itu secara tiba-tiba berubah menjadi amat berat dan menyesakkan. 'A –apa ini?' "Jaga bicaramu Tuan, jika kau masih sayang dengan nyawamu itu." Gcreet! Mata Raynar menyipit merasakan sakit saat kedua pergelangan tangannya seperti di remas sesuatu, ia melirik sekilas dan mendapati kedua tangannya yang tengah diikat oleh semacam... sulur?, Kenapa sejak tadi ia selalu melihat sulur di mana-mana?.  Raynar menatap wanita di hadapannya dengan datar, "Apa maumu?" Tanyanya menantang dengan gaya khas seorang Syaron. "Lihat keadaanmu Tuan, kau tidak dalam keadaan bisa bersikap 'angkuh' dan 'sok tinggi' sekarang." wanita itu berdiri, membuat syal beludru yang sejak tadi berada di pundaknya bergerak mengikutinya.  Ctik! Jentikan jari di depan wajahnya refleks membuat Raynar mengerjap. Dia
Baca selengkapnya

33. Siksaan

"Singkirkan tanganmu." Ucap Raynar dingin."Kenapa kau begitu pemarah?." Alis Huli berkerut sebelum, sebuah senyuman manis nampak di wajahnya. "Apa kau begitu takut ku sentuh?" Mata Raynar mengerjap. "Pffft... Tuan Raynar, ternyata kau benar-benar seorang penakut." Ucap wanita itu, sebelah tangannya ia gunakan untuk menutupi mulutnya. Menahan suara tawanya untuk keluar."Tuan Raynar, apa kau punya kelainan?, gangguan mental?." Tanya Huli."Singkirkan. tanganmu." Ucap Raynar lebih dingin.Wanita pirang itu tersenyum mendengar ucapan dingin dari pangeran mahkota, "Sepertinya dua-duanya." Tebaknya seraya menegakan tubuhnya.Gigi-gigi Raynar bergemeletak, "Singkirkan. tanganmu. dari. sana." Ucapnya penuh penekanan.Huli menyeringai, "apa aku benar?" Tanya wanita itu. Tangannya terus mengelus, bergerak memutari perut berotot dan dada bidang milik sang lelaki.Seet..."Ukh..."Perih, ringisan itu terdengar dari Ra
Baca selengkapnya

34. Terdesak

Tak melupakan kehadiran pangeran ke-5 yang sedari tadi bersembunyi di dinding luar goa.  Rahardian tampak amat sangat terkejut begitu mendengar jeritan-jeritan tersiksa dari Raynar, juga tentang fakta kematian rekan setimnya.  Sang pangeran bahkan menutupi mulutnya erat, takut suara napasnya dapat terdengar oleh lawan bicara Raynar. Rahardian tadi sempat mengintip sedikit ke dalam, dan dia mendapati bahwa seseorang di dalam goa itu, ialah sesosok wanita dengan penampilan seksi.  Tak pernah terbayangkan oleh Rahardian, jika mereka akan berakhir setragis ini. Rahardian bergerak gelisah ketika mendengar bahwa kakaknya akan mendapatkan siksaan selanjutnya, walau bagaimanapun dia harus menolong si pangeran mahkota.  Rahardian tahu bahwa Raynar sejatinya telah mengorbankan dirinya sendiri demi menyelamatkannya, namun pengorbanan Raynar tak tanggung-tanggung, dia bahkan sampai rela menerima hukuman dari tindakan ceroboh sang adik. 
Baca selengkapnya

35. Kemunculan

Lautan meliputi 71% bumi. Lautan adalah perairan yang sangat dalam, luas dan misterius, banyak sekali cerita legenda tentang makhluk yang hidup di dalamnya, dan yang paling terkenal adalah kisah mengenai kehidupan Orang Laut yang di kabarkan sebagai makhluk abadi penjaga lautan. Sebuah cerita fantasi yang berasal dari imajinasi para manusia. Cerita yang tak pernah nyata, dan hanya sebatas bualan belaka. Pernahkah kalian berpikir bahwa kisah itu sungguh adanya? Mungkin pernah, ketika kalian masih seorang bocah yang dengan mudahnya ditipu oleh para orangtua. Dunia itu luas, tak sesempit pemikiran kalian. Bukankah masih banyak hal yang jadi misteri di dunia ini? Kalian para manusia, hanya bisa mempercayai apa yang kalian lihat secara langsung saja. Sedangkan jika kalian tidak melihatnya, kalian hanya akan menganggap suatu hal sebagai kebohongan saja. Sebuah opini yang nyata, bukan? Sebagian besar dari bumi adalah laut. Laut yang teramat sangat luas nan dalam. Me
Baca selengkapnya

36. Pemilihan putri Mahkota

  "Barang murah, kualitas gak murahan."  "Ayo, di beli!, di beli!."  Langkah kaki pertama Syrenka, membawanya ke keramaian pasar di ibu kota kerajaan Maheswara. Di acara jalan-jalannya ini, Syrenka juga sesekali melihat pedagang-pedagang kaki lima di pinggiran jalan yang sedang asyik menjajakan dagangan mereka.  Hingga Mata Syrenka tertarik dengan pedagang yang menjual berbagai aksesoris wanita. Dia pun lantas menghampiri kios tersebut.  Syrenka melihat sebuah kalung berliontin giok putih dengan bentuk bulan sabit, yang menyatu dengan sebuah batu merah berbentuk bulat. "Nona mata anda sangat jeli, kalung itu memang paling laris terjual akhir-akhir ini, kalung itu bernama bulan yang memeluk matahari. Batunya juga sangatlah indah. Bisa di berikan sebagai hadiah kepada orang terkasih," jelas si pedagang. "Bulan yang memeluk matahari?" ulang Syrenka, sembari kembali memperhatikan dengan seksama liontin di k
Baca selengkapnya

37. Perayaan

Di saat gaun-gaun indah tersibak karena tarian pesta, saat bau rokok tercampur dengan aroma parfum serta bebauan wine, Tampaklah seorang gadis cantik dengan gaun berwarna abu muda, berhiaskan pita berwarna merah muda, yang menjuntai di ikatan pinggang, dan kedua ujung lengan gaunnya yang bermodel balon. Rambut peraknya di biarkan tergerai dengan jepitan pita berwarna senada di sisi kanan rambutnya.  Sedangkan gadis itu memakai sepatu flat yang terbuat dari berlian bening, membuat sepatu transparan itu berkaulan di bawah sinaran lampu, layaknya sepatu kaca milik Cinderella.  Malam ini, Berbagai tatapan mulai dari kagum, meneliti, hingga iri hanya terarah pada Syrenka, seorang gadis biasa yang tidak di ketahui asal usulnya –yang anehnya, berhasil mendapatkan posisi putri mahkota.  Beberapa kali gadis itu menghela nafas, tampak kebosanan. Lantaran dia sedari tadi hanya berdiri di tengah lantai dansa, tepat di bawah gantungan lampu nan megah. "Tuan
Baca selengkapnya

38. Terpaksa Kembali

"Kwaak...kwaak...kwaak." suara Burung Garuda yang tiba-tiba terdengar, sontak mengagetkan Syrenka dan membuat gadis itu mengambil beberapa langkah ke belakang. "Tenanglah Theo." Ucap Arga sembari mengelus perlahan helaan bulu keemasan sang burung Garuda.  "Ada apa dengannya?..." Tanya Syrenka cemas, lantaran selama hidup di lautan, para duyung sangat menghindari kehadiran avies itu. Sebab para duyung menganggap, jika keberadaan burung-burung di sekitaran perairan mereka hanya untuk memangsa dan mengurangi populasi para ikan, sehingga di mata mereka hewan yang memiliki sayap itu termasuk makhluk yang kejam.  "Theo belum terbiasa bertemu orang asing." Tukas si pemuda "Apakah Syarenka ingin mencoba menyapa Theo?." Tawar Arga kemudian. Syrenka tampak ragu, "Apa boleh?."  "Ya, ulurkan tanganmu." walau agak gemeteran Syrenka tetap berusaha tenang, lantas gadis itu memberikan tangan kanannya, Arga mengarahkan telapak tangan Syrenka untuk lebih mendeka
Baca selengkapnya

39. Kabar Mengejutkan

Sudah beberapa saat, sejak Arga menunggu seseorang di sana, namun seseorang yang ditunggu itu belum juga memunculkan batang hidungnya, 'Kenapa Tuan Putri belum juga kembali?', batin Arga bertanya-tanya. Dia pun beranjak untuk bergegas mencari keberadaan sang tuan putri.Lalu Sebuah cahaya yang berkerlap-kelip di sudut jalan menarik perhatian Arga. Pemuda itu berjalan menghampiri, lantad dipungut nya sebuah rantai dengan bandul berbentuk matahari yang memancarkan cahaya kuning terang.Setelah itu Arga menyadari, suasana di sekitarnya sangat hening, berbeda jauh dengan keadaan di dalam istana yang masih tampak ramai dengan hiruk pikuk. Terlihat tidak ada orang lain sama sekali selain dirinya di taman tersebut."Apa dia sudah pergi?."◇❖❖◇RING! RING! RING!Kali ini bukanlah suara denting bel yang berasal dari jam menara, melainkan Suara nyaring sirena yang terdengar memenuhi ruangan pesta, sehingga ikut menarik intensitas dari para rakyat dan
Baca selengkapnya

40. Keberuntungan

"AAAAAKKH!." Tiba-tiba saja Syrenka menjerit dan berguling-guling kesakitan, lalu tampaklah garis-garis berwarna keperakan yang sedikit demi sedikit menjalari leher hingga pangkal tenggorokannya, mulai bercabang dan mengakar hingga akhirnya saling terhubung menjadi saraf-saraf yang bertaut. "Syrenka!." Pekik Alhena kaget. Sedangkan Sang Raja tak bereaksi, wajahnya tanpa ekspresi. "Syrenka kenapa, ayah?." Alhena berusaha menyadarkan ayahnya agar segera bertindak. "AAkh!...aa!..aa!." Rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Bahkan sampai Syrenka tak dapat berteriak lagi. Suaranya tercekat, dadanya terasa sesak. Dengan bengisnya Syrenka mencakar-cakar lantai guna meluapkan segala kesakitannya. "Hari ini tepat hari ke-100, semenjak Syrenka menggunakan kekuatannya untuk mengabulkan permohonan manusia itu. Kini Kutukannya sudah terwujud." "Kutukan?, apa maksudnya ayah?!." Desak Alhena semakin kebingunan. "Kutukan pengendali jiwa.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status