Home / Romansa / AKU TUNGGU DUDAMU / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of AKU TUNGGU DUDAMU: Chapter 11 - Chapter 20

46 Chapters

Chapter 11| Ada Apa dengan Hidup Saka?

Satu minggu kemudian...Saka melirik arlojinya beberapa kali, dia sudah ada di rumah sakit sejak satu setengah jam lalu tapi orang yang dia tunggu tak kunjung datang. Dia sempat mengkonfirmasi langsung pada Lidya dan dia mengatakan akan segera datang dalam 30 menit, tapi sampai detik ini wanita itu masih belum muncul. Saka sengaja izin pulang cepat untuk melakukan pemeriksaan ke dokter bersama istrinya guna program kehamilan nanti. Ia risau terjadi sesuatu pada istrinya di perjalanan oleh karena itu Saka tampak sangat gelisah. Pria itu tidak tahu harus menghubungi siapa untuk menanyakan keberadaan Lidya karena dia sama sekali tidak memiliki nomor kontak teman-teman Lidya. Saat pria itu baru keluar dari rumah sakit, ponselnya kemudian berdering, ada panggilan masuk dari Lidya. Saka mengela napas lega, setidaknya sang istri baik-baik saja.“Kamu di mana?” tanya Saka saat panggilan terhubung.“Sayang maaf aku hampir lupa menghubun
Read more

Chapter 12| Dukungan Mendua

Saka kehabisan kata untuk menghadapi Sharena, berulang kali kata pengusiran dia berikan tapi gadis itu tak mau menggubrisnya.  Akhirnya pria itu menyerah, dia tidak lagi peduli dengan kehadiran Sharena. Pria itu malah melanjutkan pekerjaannya hari ini padahal dia sudah izin pulang lebih cepat. Jika Saka melanjutkan rencananya untuk pulang maka kekesalannya terhadap Lidya akan kembali lagi. Dia butuh ketenangan, emosinya yang berlipat-lipat bisa meledak kapan saja jika tidak dialihkan pada pekerjaan.“Pak Saka biasa pulang jam berapa?”Saka tidak menjawab, Sharena mendengus kesal, dia mengerucutkan bibirnya sambil memperhatikan ruangan Saka yang sangat rapi. Nuansa ruangan itu didominasi warna cokelat tua, semua barang ditata dengan rapi dan pas. Perhatian Sharena fokus pada plakat nama Sakalangit Bastara yang terpampang jelas di hadapannya. Seketika Sharena jadi teringat pada mas Langitnya, orang paling perhatian yang selalu menghadiahi makanan lezat p
Read more

Chapter 13| Bapak Tidak Suka

“Turun dari mobil saya,” titah Saka masih dengan suara rendah. “Aku lapar, Pak, makan dulu yuk baru pulang,” jawab Sharena santai saja sambil memasang seatbelt. Saka melajukan mobilnya untuk keluar dari area kantor polisi, dia khawatir ada orang lain yang melihatnya membawa perempuan lain dalam mobilnya. Apalagi status perempuan ini benar-benar dikenal banyak orang. “Pak Saka tahu enggak tempat makan yang nyaman terus privasinya terjaga? Kita ke sana aja Pak, aku enggak tahu banyak tentang daerah-daerah di sini. Walau aku asal Jawa Barat tapi karena lama tinggal di Jakarta jadi ya begini deh, pengetahuanku tentang daerah sendiri benar-benar payah. Eh, enggak payah-payah banget juga sih, kan aku bukan asli Bandung, ya. Rumahku di pedalaman Cianjur, jauh banget dari sini, ada tiga sampai empat jam perjalanan. Kalau pak Saka asli sini?” “Setelah makan Anda janji akan pergi?”  Saka malah balik bertanya, Sharena mengiyakan saja darip
Read more

Chapter 14| Mau Menginap?

Sharena baru saja kecopetan, tasnya raib dirampas orang tak dikenal saat wanita itu sedang berjalan di trotoar untuk memesan taksi online. Sayangnya, Sharena belum sempat melakukan pemesanan dan sekarang dia sudah tidak tahu harus pulang dengan cara apa. Dia sudah berencana kembali ke rumah Saka, terserah jika bapak pria itu akan mengomelinya lagi yang pasti Sharena butuh bantuan sekarang. Jadwal syutingnya sudah lewat tiga jam, May pasti sedang sangat khawatir dan menghubunginya puluhan kali. Hari sudah semakin gelap, Sharena masih memutari jalan yang sama selama berjam-jam. “Lah, ini tempat yang tadi, kan? Aku sudah 4 kali bolak-balik ke sini. Fix, nyasar. Kenapa kamu bego banget sih, Sharen? Di kota besar juga masih sempet-sempetnya nyasar.” Kriukkk! Sharena memegangi perutnya yang keroncongan, sejak tadi siang dia belum makan apa pun karena sengaja ingin mengajak Saka makan bersama. “Haruskah aku minta makan sama penjual nasi gor
Read more

Chapter 15| Rumah Saka

Sharena merapal doa saat memasuki rumah pribadi Saka dan istrinya yang begitu mewah. Tidak salah lagi, sekelas pangkat komandan mana mungkin hidup biasa-biasa saja bukan? Dari mobil dan penampilan Saka saja sudah tercium aroma manisnya uang yang banyak. Saat Sharena masuk di ruang tengah, rumah itu dalam kondisi gelap. Lampu berangsur menyala secara otomatis ketika Saka memasukinya. Mulut Sharena menganga takjub, semua sudut di rumah ini dilengkapi teknologi canggih yang mustahil Sharena miliki di kampung halamannya. Tadi saja saat Sharena masuk, pintu rumah itu terbuka sendiri. Oke, mungkin pemandangan itu sudah biasa Sharena temukan di hotel-hotel atau gedung-gedung modern lainnya di Ibu Kota, tapi untuk sekelas rumah, ini membuat cita-citanya menjadi sultan semakin meronta-ronta.  "Silakan duduk, saya mau ambil minuman dulu buat kamu," kata Saka dan Sharena hanya mengangguk patuh saja. Selama Saka tidak ada di sa
Read more

Chapter 16| Malam Bersamanya

"Bercanda, Pak, serius deh cuma bercanda." Sharena menunjukkan tanda peace dan senyuman lima jari.  Saka geleng-geleng setelah itu ia beranjak ke kamarnya yang ada di lantai dua. Tiba di kamarnya, pria itu memeriksa ponselnya terlebih dahulu. Lidya masih belum menghubunginya, sesibuk itukah pekerjaan Lidya sampai lupa mengabari suami? Ego tinggi seorang laki-laki menahan Saka untuk tidak menghubungi istrinya lebih dulu. Pria itu melempar ponselnya ke atas kasur dan berjalan menuju kamar mandi. Lima belas menit kemudian Saka sudah keluar dengan lebih segar. Ia berganti pakaian dan setelah siap pria itu turun bermaksud mengajak Sharena ke kamar tamu yang akan wanita itu huni malam ini.  Sayangnya, orang yang Saka cari tidak ada di ruang tamu. Saka celingukan mencari sosok Sharena, terbesit dugaan mungkinkah Sharena pergi? Tapi pakaian yang tadi Saka belikan masih ada di sofa begitu pun dengan plastik obat-obatannya. Saka berjalan ke
Read more

Bab 17| Tertangkap Basah

 "Gue benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran istri lo, Ka. Maunya apa, sih?" ungkap Tristan dari seberang sana, dia sedang melakukan panggilan video untuk memastikan Saka masih hidup karena sejak tadi siang panggilannya terus diabaikan. Sekalian juga Tristan mau bertanya soal Sharena. "Kerjalah, apa lagi," jawab Saka miris. "Gue punya banyak kenalan wanita karier yang udah nikah tapi kelakuannya enggak gitu-gitu banget." Sebenarnya Saka tidak ingin menceritakan ihwal prahara rumah tangganya pada Tristan, hanya saja entah mengapa tanpa diberi tahu Tristan sudah tahu bahwa Saka sedang terkena masalah. Sehingga dia tidak berhenti memancing Saka untuk bercerita sampai akhirnya Saka tidak bisa menghindar lagi. "Lo tahu sendiri Lidya karakternya kayak apa, dia workahlic akut." "Enggak usah belain dia, kesel gue dengernya. Anjir banget itu cewek, bikin lo nunggu sa
Read more

Chapter 18| Malam Terakhir

Saka memejam berat, dia segera memutus panggilan video dengan Tristan. Pria itu kembali menghubunginya tapi tidak digubris. "Aku ganggu ya, Pak?" tanya Sharena hati-hati melihat ekspresi Saka seperti kesal. "Kenapa kamu belum tidur?" Saka balik bertanya setelah menekan kekesalannya, tidak ada gunanya juga dia marah-marah tengah malam. "Aku mau mengambil obat Pak, tadi ketinggalan di sini. Lukaku sudah dibersihkan jadi mau diobati sekarang."  Saka mempersilakan Sharena untuk mengambil obat yang dimaksud, wanita itu tidak langsung kembali ke kamarnya dan malah duduk di sofa seberang Saka. Dia mengobati lukanya di sana sambil terus mengajukan pertanyaan demi pertanyaan pada Saka. Sepertinya bibir Sharena gatal jika tidak bicara.  "Pak Saka kenapa belum tidur?" "Saya belum mengantuk." "Sudah jam 12 malam, Pak, besok pak Saka kerja,
Read more

Chapter 19| Ujian Hidup

  May merampas ponsel dari genggaman Sharena ketika gadis itu mengetahui bahwa sang kakak kembali terhanyut dalam kegiatan bersosial media. Ekspresi Sharena masam lebih condong ke sedih ketika menatap ponsel itu. Tatapan Sharena seperti kosong memikirkan banyak hal. "May, kembalikan ponselnya, kakak mau posting foto siapa tahu setelah ini kita dapat endorsment yang lebih banyak." "Kakak bukan lagi posting foto tapi lagi baca komentar sampah para netizen yang maha benar itu. Ngapain sih, Kak? Berulang kali aku bilang jangan coba-coba buka kolom komentar di saat seperti ini. Kita fokus saja dulu pada real life!" tegas May memasukkan ponsel kakaknya ke dalam tas lalu ia duduk di bibir ranjang kecil indekos yang mereka huni saat ini. Keuangan Sharena sedang guncang, sisa tabungannya terkuras gara-gara kasus prostitusi kemarin. Ditambah ia harus membayar beberapa denda yang diembankan padanya karena
Read more

Chapter 20| Insiden

"Gue tahu hal ini akan terjadi hanya tetap saja gue enggak menyangka lo bakal seberani itu, Ka. Bisa banget lo ya, di depan gue pura-pura nolak eh di belakang malah udah diajak nginep di rumah!" cerocos Tristan tanpa jeda.  Sahabat Saka yang hobi rumpi itu masih mempersoalkan masalah kemarin, saat ia menangkap basah Sharena ada di rumah Saka. Sepulang kerja, Tristan mengajak kawannya itu ke suatu tempat yang nyaman dijadikan tempat nongkrong. Berhubung Lidya masih di Bali dan Saka pun sedang malas pulang ke rumah dengan cepat jadi dia menyetujui ajakan Tristan. "Lo kemarin malam ngapain aja sama dia, hah?" Saka meneguk minumannya dan mengalihkan pandangan keluar. Pemandangan di sana dihiasi oleh benderang lampu-lampu yang berkilauan. Bandung sama ramainya dengan Jakarta saat malam tiba. "Gue cuma nyuruh dia menginap karena enggak tega membiarkan dia tidur di masjid sendirian." 
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status