"Lantainya licin, Kay terpeleset hampir jatuh," jelas Mas Dipta. Friska melihat ke sekitar, lantai memang basah bekas jejak sepatu. Terlihat Burhan datang dengan alat pel dan ember. "Hati-hati," ucap Friska kemudian. Aku memaksa senyumku. "Mat, antar mbak ke mobil!" seruku saat melihat Rahmat. Security yang kucari sedari tadi. Pelan kaki melewati lantai yang baru akan dibersihkan Burhan itu. "Aku duluan, ya," pamitku lagi ke Friska. "Hati-hati," pesannya lagi. Sekilas ku melihat ke arah Mas Dipta yang belum melepas pandanganya dariku. Rahmat mengantarku sampai di mobil, walau masih sedikit basah juga saking derasnya hujan. "Makasih Mat, besok ya," ucapku sebelum membuka pintu mobil. "Iya Mba Kay, kayak apa aja. Hati-hati mba, jalanan licin," pesannya padaku. "Makasih ya, duluan," pamitku lagi. Pelan kulajukan mobil menembus derasnya hujan. Kacau sekali hatiku saat ini, mencoba tetap tenang karena masih di jalan. Sampai di rumah, hujan juga
Last Updated : 2021-10-22 Read more