Sekilas kecupan hangat menyapa bibirku, membuat pipiku menghangat."Bisakah kita lebih serius dari ini?" tanyaku padanya, masih dengan kening menyatu"Tentu saja, kita akan atur semua, sebenarnya aku lebih suka, kamu di rumah tak perlu bekerja, tapi aku cukup tau karaktermu. Tak mungkin mau berdiam diri dirumah," ucap Pak Ryan."Kamu benar, aku paling tak bisa di rumah," ucapku. "Gimana, kalau ntar malam kita ajak Prilly keluar, jalan-jalan.""Boleh, kemana?" tanyaku."Prilly suka kemana? Jangan bilang ke mall belanja, itu mamanya pasti yang minta." Aku tertawa mendengar canda garingnya."Itu sudah kodrat sayang, shopping itu penghilang stres," ucapku beralasan."Pinter banget cari alasan, pacar siapa sih ini," ucap Pak Ryan tangannya membingkai wajahku, bibirnya terkatup gemas."Halalin adek, Bang," candaku. Pria itu tertawa mendengarku."Sakit perutku," ucapnya menahan tawa, sambil memegangi perutnya."Itu sindirin sebenarnya," lanjutku
Terakhir Diperbarui : 2022-04-26 Baca selengkapnya