Hari ini, sekembalinya dia ke kota tersebut, selain untuk membalas dendam, ia juga ingin melamar Dyta. Namun, baru saja Aldo mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dari dalam saku, suara tak asing memenuhi telinganya.“OB melamar pelayan kafe, benar-benar serasi!”Prok … prok … prok.Aldo menoleh pada suara tersebut, dan benar dugaannya, dia mengenal jelas orang itu.“Sialan, kamu kok bisa di sini, Dimas? Bukannya lagi di Australi?”“Haha … tadinya iya, tapi karena mau menghadiri undanganmu aku balik lebih cepat.”“What? Jadi kamu ke kantor tadi?” sebut Aldo agak panik.“Iya nggak … maksudnya tadinya iya, terus nggak sengaja lihat kamu masuk mobil, terus aku ikutin mobilmu sampailah kesini,” terang Dimas mengedikkan bahu.“Oh—” Mulut Aldo membentuk huruf O.“Kamu berpakaian seperti ini buat menghadiri p
Read more