Home / Lain / Pria Super Kaya / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Pria Super Kaya: Chapter 151 - Chapter 160

311 Chapters

Harus Dibalas Setimpal!

Aldo bisa saja berpikir ingin menghancurkan orang yang telah memperkosa adiknya tercinta, membunuhnya bila perlu, atau menyeret dia ke dalam penjara untuk disiksa dengan kejam seumur hidup, tapi apakah bisa demikian? Bagas sangat menginginkan papanya.“Tidak! Kejahatan ini harus dibalas setimpal! Bila perlu Bagas harus tau siapa ayahnya, biar dia sendiri yang menghakiminya dewasa kelak!” tekan Aldo kemudian.Yah! Kejahatan ini terlalu menyakitkan, dan tidak dapat diberi ampun!Saat ini Aldo sedang menyendiri di luar. Membiarkan dinginnya udara malam menusuk hingga ke dalam tulang, dia tak lagi memedulikannya. Teringat pada kejadian barusan membuatnya begitu terpukul.Ia merebahkan diri duduk pada lantai yang berlapiskan keramik corak kayu di bibir teras rumah sederhana yang ditempati keluarga Eduard sedari awal ketika mereka mampu membeli hunian lagi. Aldo sempat menawarkan rumah mewah di kala ia semakin jaya, tapi Erlan menolak serta merta.
Read more

Miris

Dave dan Aldo berada di Royal Morgan saat ini, persisnya di tentu di dalam ruangan presdir. Hampir satu jam yang lalu Aldo tiba di Jakarta, dan langsung menuju kantor usai mengantar Dyta pulang ke indekosnya, dia sudah tidak sabar ingin bertemu Dave untuk membahas banyak hal.Begitupun dengan Dave yang tidak sabar ingin bekerja lagi. Dia sudah menunggu Aldo lebih dari 2 jam di dalam ruangannya. Tidak ada yang mengetahui Dave dipecat oleh Aldo beberapa waktu ini, hanya para petinggi perusahaan saja yang tahu akan hal itu. Karena itu, sekretaris Aldo yang baru membiarkan Dave menunggu Aldo di dalam ruangan presdir.“Sebelum lebih jauh, bisa kau jelaskan padaku apa maksud dari rekaman ini?” Aldo menyodorkan ponselnya memperlihatkan video yang direkam Zack, yang menampilkan Dave dan Dimas sedang bercengkrama, tapi tak ada suara karena direkam dari kejauhan.Dave agak kaget melihat rekaman tersebut, ia tidak menyangka ternyata Aldo diam-diam mengirim oran
Read more

Memarahi Dave

Yang dimaksudkan Aldo pastinya mengenai Dave yang memblokir nomor Dyta, dia yakin Dave memiliki alasan khusus untuk yang satu ini. Mungkin masih ada kaitannya dengan Dimas, entahlah … dia sangat menantikan klasifikasi dari pria itu agar dapat menjadi bahan pertimbangan baginya, harus mengembalikan posisi Dave atau tidak.Sedangkan Dave sendiri juga mengerti apa yang dikatakan Aldo pastinya, lagipula majikannya itu benar, dia memang menyimpan banyak rahasia.“Baiklah, saya akan menjelaskan semuanya,” tanggap Dave setelah beberapa saat terdiam.“Pertama-tama mengenai nomor nona yang saya blokir, sebenarnya memang ada hubungannya dengan Dimas ….”Sesuai dengan dugaan Aldo serta apa yang dilaporkan Zacky, bahwa Dave dan Dimas kemungkinan terlibat kerjasama.Aldo masih ambigu, karena penjelasan di awal tadi jelas mengartikan Dave tidak ada hubungannya dengan pria itu, tapi sekarang ….Namun dia tidak m
Read more

Kejanggalan

“Sebenarnya masih ada satu hal lagi yang membuat saya berusaha memisahkan Anda dari nona,” lanjutnya. “Adalagi? Kebodohan apalagi yang membuatmu begitu tidak berguna?” Dave tidak marah ataupun tersinggung saat dikatai seperti ini, dia memang sudah melakukan banyak kebodohan, dia sendiri menyadarinya, apa yang perlu disangkal? “Dimas bilang, dia akan menghancurkan semua orang yang dekat dengan Anda termasuk nona,” ungkap Dave to the poin. Aldo jelas terbelalak mendengar ini, ia reflek menegakkan posisinya menyimak lebih serius penjelasan Dave. “Karena saya ingin melindungi nona. Setidaknya jika tidak bersama Anda, hidupnya akan lebih aman.” Aldo menggeleng-geleng sekarang. Dia bisa mengerti apa yang membuat Dave ketakutan setiap dia bersama Dyta, tapi jelas-jelas ini terdengar lebih tak masuk akal! “Kamu benar-benar parah, Dave … seharusnya kamu memberitahukan semua ini padaku ….” “Setidaknya aku bisa mengirim pengawal u
Read more

Pria Asing Di Kafe Dyta

“Oh iya, jangan lupa carikan bodyguard untuk jaga Dyta,” tambah Aldo.Tentu setelah mengetahui semuanya, dia merasa perlu melindungi Dyta. Tak hanya bodyguard untuk Dyta, tapi dia meminta Dave mengirimkan pengawal buat berjaga-jaga di kediaman ayah dan ibu Dyta, lalu tak lupa juga dengan kedua adik perempuan Dyta.Aldo tak ingin mengambil resiko, sebelum semuanya terlambat dia merasa harus berjaga-jaga. Dimas sungguh terlalu berbahaya. Klan Ponix terkenak bringas dan kejam.Yang jadi masalah, semua terlalu dadakan. Aldo juga tidak mengkonfirmasikan pada yang lain lebih dulu sebelum mengirim pengawal, hal ini jelas membuat heran keluarga Dyta pastinya.Para pengawal yang tiba-tiba muncul di kediaman mereka, lalu bodyguard untuk menjaga Maura dan Yunna, kemanapun mereka pergi 2 pria tinggi tegap akan mengikuti langkah mereka, selain sangat mengejutkan juga membuat mereka tak nyaman.Jangankan keluarganya, Dyta saja merasa kesal pada Aldo,
Read more

Perkelahian Tak Terhidari

“Apa nggak salah, kamu masih bertanya siapa dia?” Sekarang giliran Aldo yang kebingungan. “Maksudnya?” Awalnya Dyta ikut melongo melihat ekspresi Aldo yang sepertinya tidak tahu apa-apa, tapi sejenak dia berpikir mungkin kekasihnya ini sedang mengerjainya, dia pun semakin kesal saja.   Prok! Dipukulnya pundak Aldo kuat-kuat hingga pria itu meringis kesakitan. Saat Aldo baru membuka mulutnya hendak melempar protes, Dyta lebih dulu bersuara. “Masih ingin bercanda? Nggak lucu tau nggak!” maki Dyta geram. Dia bahkan tidak memberikan jeda sudah menambahkan lagi. “Liat, gara-gara perbuatanmu kafeku jadi sepi!” Ia menatap miris keadaan kafenya, wajah Dyta terlihat murung detik ini. Melihatnya seperti ini, Aldo pun semakin kebingungan, ia sampai menggaruk-garuk kepala sambil turut mengintip kedalam dengan ekspresi polos. “Puas kamu!” bentak Dyta kemudian dengan suara yang tidak begitu kencang, dia tidak ing
Read more

Drama Sang Bodyguard

Yup, Dave yang mengirim pria bernama Amor menjadi bodyguard Dyta. Bagaimana Dyta tidak kesal, pengawasan Amor benar-benar terkesan mencengangkan, dia melakukan hal yang sama terhadap semua pengunjung kafe persis seperti yang dia lakukan terhadap Aldo saat ini.Mencegat semua pelanggan yang hendak memasuki kafe, mengintrogasi mereka seperti penjahat, tentu para pelanggan tidak menyukainya. Banyak yang akhirnya tersinggung dan pergi.Bukan tidak Dyta menegurnya, tapi tetap saja dia mengulangi perbuatannya itu lagi dan lagi. Setiap ada pelanggan berkunjung dia akan melakukan hal yang sama berulang. Akhirnya Dyta pun hanya bisa pasrah dengan keadaan kafenya yang sepi, menyisakan beberapa pelanggan yang tersisa membuatnya galau sepanjang hari.Ia lalu bergegas menghubungi Aldo dengan emosi menggebu untuk meminta pertanggungjawaban, tapi sayang Aldo tidak dapat menerima telepon ketika itu. Saat Aldo menemui dia di kafe justru terjadi hal yang lebih menggelikan lagi. D
Read more

Benar-benar Menguras Emosi

“T-Tuan …,” sebut Dave terbata saat melihat wajah Aldo di layar. Dia nampak begitu terkejut.Kehadiran Aldo saja sudah membuatnya kaget bukan main, apalagi melihat ekspresi Aldo yang sangat menakutkan.“Kau masih nanya? Aku belum membuat perhitungan denganmu!” lontar Aldo garang.“Urus bodyguardmu itu atau aku kirim dia ke neraka sekarang juga!”Tit!Aldo memutuskan panggilan secara sepihak bahkan sebelum Dave memberi tanggapan. Setelahnya ponsel Amor sudah langsung berdering berjarakkan 3 detik saja usai Aldo menekan icon merah pada handphonenya.“H-halo …,” Amor menjawab agak gagap. Lebih-lebih melihat sorotan mata Aldo yang menatapnya tajam.Tentu saja itu adalah telepon dari Dave. Tak ingin hal buruk sungguh terjadi, Dave bergegas bertindak menyelesaikannya.Sesaat wajah Amor telah berubah pucat. Entah apa yang dibicarakan Dave, Aldo dan Dyta tidak bisa mendengar
Read more

Kegawatan!

Sekarang ini Aldo dan Dyta berada di dalam ruangan pribadi Dyta di kafe, ruang yang biasanya digunakan Dyta untuk beristirahat atau ketika ada kepentingan lainnya.Di sana terdapat sofabed yang empuk, lalu juga tempat tidur, kamar mandi layaknya ruangan pribadi di ruang presdir sebuah perusahaan. Yep, persis ruangan Aldo.Brug!Aldo lebih memilih merebahkan diri pada kasur, karena rasanya punggungnya itu sakit semua saking lelahnya.“Nyamannya,” gumam Aldo sambil menguap.Obrolan santai pun mengawali.“Kamu pasti begadang lagi ya …,” tebak Dyta. “Begadang aja terus. Nyari penyakit!” sinisnya mengerucutkan sudut bibir.Aldo tak berkutik karena tebakan Dyta tidak salah sedikitpun. Dia memang kurang tidur 2 hari ini. Sejak pulang dari Ciwidey ia sibuk mengurusi urusan kantor yang membludak di kala omset perusahaan yang meroket pesat, belum lagi harus mengurusi orang-orang yang menjahili perusaha
Read more

Kebodohan yang Tidak Ada Obatnya

Aldo sudah berada di dalam ruangannya lagi saat ini, sedang berhadapan sama Dave. Ia menatap Dave dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.“Jadi ini hal penting yang kamu maksud?” ucap Aldo kaya akan kegeraman.Bagaimana tidak? Dia buru-buru pulang dari tempat Dyta, balik lagi ke kantor hanya untuk menemui Dave yang katanya mau membicarakan hal penting. Namun kenyataannya ….“Maafkan saya, Tuan … tapi dia bodyguard terbaik.”Yup, Dave membahas soal Amor. Bahkan, dia mengajak serta Amor menemui Aldo. Jadi, di dalam ruangan itu saat ini tak hanya ada dia saja tapi juga Amor. Wajah yang pastinya paling tidak ingin dilihat Aldo. Bagaimana dia tidak membuat Aldo murka?Sekarang malah bertambah gemas setelah mendengar kalimat tanggapannya itu.“Terbaik kau bilang? Coba tanyakan kesalahan apa yang dia perbuat.”Walau sangat kesal, Aldo masih berusaha berbicara dengan nada rendah.&ldq
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
32
DMCA.com Protection Status