Home / Romansa / Hello, Papa! / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Hello, Papa!: Chapter 1 - Chapter 10

103 Chapters

Chapter 1

Priscilla menutup kancing baju tidurnya yang tadi sempat dilepas oleh Stefan, ia masih syok dengan tingkah liar Stefan. Priscilla menduga Stefan tengah mabuk, dari mulutnya tercium bau alkohol yang cukup menyengat."Aku bakal tanggung jawab kok, kamu gak percaya sama aku?"Bujuk Stefan, membuat Priscilla bingung. Lima tahun Priscilla mengenal Stefan, dan sudah lima tahun pula mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Stefan yang Priscilla kenal sangat baik dan sangat menjaga dirinya entah mengapa malam ini sangat berbeda, stefan meminta hal yang diluar batas dalam hubungan berpacaran."Kamu takut apa si Sil? Kamu kenal mami aku, mereka welcome sama kamu. Kalo kamu sampe hamil aku pasti bakal tanggung jawab Sil,""Tapi kamu janji Stef?"Stefan mengangguk dan terus meyakinkan Priscilla, dengan setengah hati Priscilla mengiyakan permintaan Stefan. Ia hanya berharap jika suatu saat na
Read more

Chapter 2

Sudah hampir empat hari Stefan tidak menghubunginya, Priscilla sudah tidak bisa bersabar lagi untuk menuntut penjelasan dari Stefan. Hari ini Priscilla berniat menemui Stefan di rumahnya, tapi entah mengapa tubuhnya hari ini terasa lemas. Suhu tubuhnya normal, tapi Priscilla merasa seperti orang sakit."Priscilla sarapan yuk? mami udah masak sup ikan kesukaan kamu nih." Panggil Julie dari luar kamar Priscilla.Mendengar kata sup ikan membuat Priscilla sedikit bersemangat untuk beranjak dari ranjang, apalagi ia memang sudah merasa lapar sekali tidak seperti biasanya."Aku otw ke bawah mi!" Teriak Priscilla.Ponsel Priscilla berdering, setting alarm pengingat haid Priscilla berbunyi. Priscilla baru ingat kalau hari ini jadwal menstruasi tiba, tapi Priscillia sama sekali belum merasakan tanda-tanda haid."Telat kali ya gara-gara kebanyakan minum alkohol." Ucapnya.Di balik pe
Read more

Chapter 3

 Sudah satu bulan kejadian memalukan itu berlalu, namun Leonard masih enggan menyapa Priscilla. Hanya Julie yang selalu ada untuknya, walaupun Priscilla tau bahwa Julie juga kecewa berat padanya. Bahkan kekhawatiran Priscilla satu bulan yang lalu hampir terlupakan juga olehnya, hari ini siklus datang bulannya tiba tapi lagi-lagi darah haid itu tidak kunjung keluar juga. Priscilla menarik laci nakas yang ada di samping tempat tidurnya, mengambil benda yang selama ini ia sembunyikan. Priscilla tidak ingin menundanya lagi, jantungnya berdegup kencang saat alat itu mulai bekerja. 'tolong aku tuhan.' batin Priscilla. Ia membuka matanya perlahan dan menatap hasil yang muncul di testpack tersebut, seketika bahunya melemas dan testpack itu jatuh dari genggaman tangannya. "Aku hamil?" Ucap Priscilla seakan tidak percaya, tubuhnya bergetar. Masalah dengan kedua orangtuanya saja belum selesai, kini sudah muncul masal
Read more

Chapter 4

"Priscilla, bangun sayang sudah siang."Ini sudah ke tiga kalinya Julie berusaha membangunkan Priscilla, namun tidak satupun jawaban terdengar dari dalam kamarnya. Ini tidak seperti biasanya, selelap apapun tidur Priscilla ia tidak akan pernah bangun lewat dari jam sembilan pagi. Julie yang sudah tidak sabar menunggu membuka paksa pintu kamar Priscilla dengan kunci cadangan."Sila?" Panggil Julie lagi.Kamar Priscilla kosong dan tempat tidurnya tertata rapih, Julie memeriksa ke dalam kamar mandi namun Priscilla juga tidak ada disana. Langkah Julie terhenti saat kakinya tanpa sengaja menyentuh sebuah benda yang tidak asing baginya, Julie mengambil benda kecil tersebut dan seketika tubuhnya jatuh tidak berdaya."Papi!" Teriak Julie, membuat Leonard terkejut."Ada apa mi?"Julie tidak sanggup berbicara, ia menyerahkan testpack tersebut pada Leonard. Rahang Leonard menge
Read more

Chapter 5

Priscilla mulai merasa sangat bosan, seharian penuh yang ia lakukan hanya duduk dan membantu Yeyen berjualan di warung. Priscilla sudah tidak tahan lagi dan meminta izin pada Yeyen untuk berjalan-jalan sebentar, Yeyen awalnya tidak mengizinkan karena takut Priscilla akan tersasar tapi Priscilla terus membujuknya.Priscilla pergi keluar hanya dengan menggunakan daster usang milik Yeyen, cuma itu yang pas di badan Priscilla. Walaupun begitu ia masih tetap cantik.Terlalu menikmati perjalanannya, Priscilla sampai terlampau jauh berjalan dan tidak mengingat arah. Ia tersesat di sebuah jalur gang sempit, di ujung gang ada beberapa anak muda yang tengah berkumpul. Tatapan mereka membuat Priscilla tidak nyaman, Priscilla membalikkan badan berusaha menghindar dari mereka tapi sayang salah satu dari mereka mengejarnya."Hai cantik," sapa preman kampung itu.Priscilla tidak menyahutinya dan terus berjalan secepat mu
Read more

Chapter 6

"Al?" Panggil Jay sambil mengetuk pintu kontrakan Alexa.Dua menit mereka menunggu akhirnya Alexa keluar dari rumahnya, ia menyambut Jay dengan senyum penuh di bibirnya. Tapi senyumnya hilang saat pandangannya teralihkan ke arah Priscilla, Alexa belum pernah melihatnya selama ini."Siapa dia Jay?" Jarinya menunjuk ke arah Priscilla."Dia temen gue, Al boleh gue minta tolong sama lo?""Tolong apa?" Perasaan Alexa mulai tidak enak, ia bisa menebak bahwa Jay akan menitipkannya disini."Gue titip dia di kontrakan lo boleh? Cuma beberapa hari aja sampe gue nemu tempat tinggal buat dia."Alexa tidak langsung menyahuti permintaan Jay, ia melirik dulu Priscilla dari atas hingga ke bawah. Pandangannya langsung berbinar saat melihat cincin dan gelang berharga fantastis tertaut di tangan Priscilla, ia bisa menebak Priscilla bukan anak dari kalangan sepertinya dan Jay.
Read more

Chapter 7

 Suara ribut dari luar membangunkan Priscilla dari tidurnya, terdengar suara dua lelaki tengah beradu mulut dengan Alexa. Priscilla enggan melihatnya tapi sepertinya Alexa benar-benar butuh bantuan."Ada apa ini?" Tanya Priscilla."Pergi gak lo atau mau gue panggil polisi?!" Bentak Alexa.Dua lelaki itu pergi saat mendengar ancaman dari Alexa, Alexa nampak frustasi dan terduduk di depan pintu sambil memijit kepala dengan kedua tangannya."Kak ada apa sih?""Gak apa-apa, sorry udah bikin istirahat lo keganggu." sahut Alexa.Melihat respon Alexa yang seperti itu Priscilla tidak mau bertanya lagi, ia merasa Alexa tidak ingin siapapun tau masalahnya.Priscilla melihat jam yang terpajang di dinding, ia baru ingat kalau satu jam lagi akan pergi ke dokter kandungan untuk memeriksa kandungannya. Priscilla bergegas mandi lalu berdandan secant
Read more

Chapter 8

 "Pagi bumil cantik." Sapa Jay dengan intonasi nada ceria.Priscilla tercengang melihat penampilan Jay pagi ini, ia nampak rapih dengan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam. Kaki yang biasanya selalu menggunakan sepatu bots kini menggunakan sepasang sepatu pantofel mengkilap, piercing yang menghiasi tubuhnya juga kini sudah tidak ada."Ini beneran kak Jay kan?" Tanya Priscilla. Jay tertawa, ia tau kalau Priscilla pasti syok dengan penampilannya sekarang. Hari ini Jay mendapat panggilan kerja di sebuah perusahaan arsitektur, ia berusaha mati-matian berdandan serapih mungkin agar penampilannya terlihat sopan."Doain gue lolos interview ya?" Jay mengelus kepala Priscilla pelan."Pasti kak! Aku doain biar kakak lolos terus jadi arsitek terkenal ya." Sahutnya."Hey kamu jangan nakal ya, papa Jay berangkat kerja dulu." Jay tanpa sadar mengelu
Read more

Chapter 9

Priscilla membalut luka di jarinya yang terkena pisau saat memasak, ia memasak beberapa makanan untuk Jay walaupun rasanya mungkin sedikit meragukan. Sudah hampir sore Jay belum juga kembali, semua masakan yang Priscilla sajikan juga sudah mulai hampir dingin.Menjelang maghrib Jay baru menampakkan batang hidungnya, ia tampak kusut dan lelah. Penampilannya yang tadi sangat rapih kini terlihat berantakan, bibirnya tersenyum saat melihat Priscilla yang tengah menunggunya di depan rumah."Maaf ya gue pulang telat.""Gak apa-apa kak, ayo masuk aku udah masak buat kakak."Priscilla menarik tangan Jay untuk masuk ke dalam rumah, tapi Jay justru menghentikan langkahnya dan melihat jari Priscilla yang terbalut plester. "Tangan lo kenapa?""Kena pisau, gak apa kok kak cuma kegores sedikit aja."Jay menghela nafas kasar, "lain kali hati-hati, dan kalo bi
Read more

Chapter 10

Jay meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, ternyata pekerjaan sebagai office boy cukup melelahkan juga baginya. Bis terakhir juga sudah lewat dari kantornya, terpaksa Jay berjalan kaki beberapa ratus meter ke pangkalan angkot."Jay!" Sapa Kalina yang baru keluar dari parkiran gedung."Lo jalan kaki Jay?""Iya, gue ketinggalan bis terakhir.""Ayo gue anter pulang." tawar Kalina.Jay terus menolaknya karena arah rumah mereka berbed, tapi Kalina terus memaksanya bahkan mengancam akan marah jika Jay terus menolak. Mau tidak mau Jay menurutinya,  sepanjang jalan Kalina terus mengoceh dan bertanya banyak tentang Jay. Jay hanya menjawab ocehan Kalina seadanya karena ia sedang fokus menyetir, lagipula ia tidak suka terlalu banyak bicara apalagi bukan untuk membicarakan hal yang penting. Seperti biasanya, Priscilla dengan setianya menunggu Jay di depan rumah sambi
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status