Share

Chapter 8

Author: Author newbie
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Pagi bumil cantik." Sapa Jay dengan intonasi nada ceria.

Priscilla tercengang melihat penampilan Jay pagi ini, ia nampak rapih dengan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam. Kaki yang biasanya selalu menggunakan sepatu bots kini menggunakan sepasang sepatu pantofel mengkilap, piercing yang menghiasi tubuhnya juga kini sudah tidak ada.

"Ini beneran kak Jay kan?" Tanya Priscilla. 

Jay tertawa, ia tau kalau Priscilla pasti syok dengan penampilannya sekarang. Hari ini Jay mendapat panggilan kerja di sebuah perusahaan arsitektur, ia berusaha mati-matian berdandan serapih mungkin agar penampilannya terlihat sopan.

"Doain gue lolos interview ya?" Jay mengelus kepala Priscilla pelan.

"Pasti kak! Aku doain biar kakak lolos terus jadi arsitek terkenal ya." Sahutnya.

"Hey kamu jangan nakal ya, papa Jay berangkat kerja dulu." Jay tanpa sadar mengelu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hello, Papa!   Chapter 9

    Priscilla membalut luka di jarinya yang terkena pisau saat memasak, ia memasak beberapa makanan untuk Jay walaupun rasanya mungkin sedikit meragukan. Sudah hampir sore Jay belum juga kembali, semua masakan yang Priscilla sajikan juga sudah mulai hampir dingin.Menjelang maghrib Jay baru menampakkan batang hidungnya, ia tampak kusut dan lelah. Penampilannya yang tadi sangat rapih kini terlihat berantakan, bibirnya tersenyum saat melihat Priscilla yang tengah menunggunya di depan rumah."Maaf ya gue pulang telat.""Gak apa-apa kak, ayo masuk aku udah masak buat kakak."Priscilla menarik tangan Jay untuk masuk ke dalam rumah, tapi Jay justru menghentikan langkahnya dan melihat jari Priscilla yang terbalut plester."Tangan lo kenapa?""Kena pisau, gak apa kok kak cuma kegores sedikit aja."Jay menghela nafas kasar, "lain kali hati-hati, dan kalo bi

  • Hello, Papa!   Chapter 10

    Jay meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, ternyata pekerjaan sebagai office boy cukup melelahkan juga baginya. Bis terakhir juga sudah lewat dari kantornya, terpaksa Jay berjalan kaki beberapa ratus meter ke pangkalan angkot."Jay!" Sapa Kalina yang baru keluar dari parkiran gedung."Lo jalan kaki Jay?""Iya, gue ketinggalan bis terakhir.""Ayo gue anter pulang." tawar Kalina.Jay terus menolaknya karena arah rumah mereka berbed, tapi Kalina terus memaksanya bahkan mengancam akan marah jika Jay terus menolak. Mau tidak mau Jay menurutinya, sepanjang jalan Kalina terus mengoceh dan bertanya banyak tentang Jay. Jay hanya menjawab ocehan Kalina seadanya karena ia sedang fokus menyetir, lagipula ia tidak suka terlalu banyak bicara apalagi bukan untuk membicarakan hal yang penting.Seperti biasanya, Priscilla dengan setianya menunggu Jay di depan rumah sambi

  • Hello, Papa!   Chapter 11

    "Good morning Mama Icil,". Sapa Jay sambil memamerkan barang belanjaan di hadapan Priscilla."Morning too Papa Jay,""Ini buat kamu sama baby S,"Priscilla menerima bingkisan itu dengan senang hati, "Maaci Papa Jay, baby S seneng deh."Wajah Jay tersipu, ia tidak tahan melihat keimutan Priscilla. Kini dua pasangan muda itu tengah di mabuk asmara, kebahagiaan mereka memberikan energi positif untuk kandungan Priscilla."Aku berangkat dulu ya?"Priscilla tercengang, ia baru sadar sedari tadi Jay memanggilnya dengan sebutan aku kamu bukan lagi lo gue."Tumben panggilnya aku kamu, hehe." Cengir Priscilla, membuat Jay malu."Emm gak apa-apa dong, kan sebentar lagi mau jadi ayah. Masa ngomongnya masih kasar,""Amplas aja kak kalau kasar, biar halus." Priscilla tertawa.Sepertinya energi dan semangat J

  • Hello, Papa!   Chapter 12

    "Jay?" Panggil Kalina.Jay masih termenung di dalam gudang, pikirannya entah kemana."Lo kenapa? perasaan tadi baik-baik aja?"Jay masih terdiam, ia tidak menyahuti perkataan Kalina sama sekali. pikirannya masih jauh melayang ke memori puluhan tahun silam. Jay tidak menyangka akan bertemu Andrew disini, entah ini suatu kebetulan atau rencana Tuhan tapi Jay masih cukup syok untuk menerimanya."Minum dulu," tawa Kalina.Jay menerimanya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, tapi Kalina tidak mempermasalahkannya sebab Kalina paham kalau Jay saat ini sedang kalut."Kalau lo berkenan, lo boleh kok cerita ke gue tentang masalah lo Jay."Jay masih bungkam, tapi beberapa saat kemudian mulutnya mulai mampu berucap."Kal, kalau lo ketemu lagi sama orang yang udah sekian lama campakkin lo gimana reaksi lo?"Kalina mengetuk satu

  • Hello, Papa!   Chapter 13

    Pagi ini hujan pertama turun sebagai pertanda datangnya musim hujan, disaat orang-orang sibuk menyelamatkan dirinya dari derasnya hujan Andrew justru malah bertingkah sok tampan di bawah derasnya hujan. Bukan tanpa alasan, hal ini ia lakukan karena ingin memikat perempuan lugu nan polos yang belum terjerat olehnya."Dasar gila." ucap seorang perempuan muda yang lewat di hadapan Andrew.Bukannya kesal Andrew justru tersenyum lebar karena usahanya berhasil memikat seorang perempuan, walaupun dengan kata hinaan. Andrew memperhatikannya dari balik payung yang ia kenakan, seorang perempuan dengan mata bulatnya nan indah namun tatapannya cukup tajam. Pakaiannya sederhana tidak seperti mahasiswi lainnya, juga wajahnya yang tanpa riasan membuat kecantikannya terpancar alami. Selama hidupnya belum pernah Andrew melihat perempuan secantik dia, Andrew merasa kali ini ia benar-benar jatuh cinta. Ternyata yang terpesona pada kec

  • Hello, Papa!   Chapter 14

    Roni menatap heran Andrew, sedari tadi Andrew senyum-senyum sendiri seperti orang yang tidak waras membuat Roni merinding. Selama mengenal Andrew, Roni belum pernah melihat Andrew kasmaran sampai seperti ini. Biasanya kasmaran Andrew hanya bertahan beberapa jam saja atau paling lama satu hari, tapi sekarang sudah menginjak hari keduapun ia masih tetap begini."Bro, lo bener-bener suka ya sama itu perempuan?""Banget bro, dia perempuan pertama yang bisa ngambil seluruh hati gue.""Tapi pacar-pacar lo yang lain gimana?""Ya ambil aja buat lo, Ron." sahut Andrew dengan entengnya.Roni menggelengkan kepala, sahabatnya yang satu ini memang tidak punya perasaan kecuali untuk Rissa. Enteng sekali ia membuang pacar-pacarnya, dan Roni yakin setelah ini pasti ia akan diteror barisan para perempuan sakit hati. *****"Rissa!" panggil Andrew da

  • Hello, Papa!   Chapter 15

    Setelah kejadian itu Andrew banyak diam, tapi semangatnya untuk cepat menyelesaikan pendidikannya masih tetap sama. Ia ingin membuktikan pada Ghani kalau ia benar-benar serius pada Rissa, ia akan berjuang di atas kakinya sendiri tanpa sepeserpun harta orangtuanya untuk bisa bersanding dengan Rissa. Karena hubungannya tidak direstui oleh Ghani, Andrew dan Rissa memutuskan untuk backstreet. Sejak malam itu juga Ghani mengirim Rissa tinggal di rumah adiknya, ia berharap Andrew tidak bisa menemukan Rissa disini. Tapi akal Andrew jauh lebih panjang dari perkiraan Ghani, hanya butuh satu hari ia dapat menemukan lokasi keberadaan Rissa. Parahnya lagi adik Ghani justru mendukung hubungan mereka dan lebih memilih mengkhianati kakaknya, karena Andrew selalu memanjakannya dengan uang tutup mulut yang tidak sedikit. "Kalian gak mau nikah siri aja? daripada pacaran backstreet gini kan, mungkin kalau sudah terlanjur menikah

  • Hello, Papa!   Chapter 16

    Air mata Andrew terus mengalir saat menceritakan kisahnya dulu saat bersama Rissa, tidak ada dusta dari semua yang ia katakan pada Jay dan rasa penyesalan itu masih terlihat jelas di matanya. Jay hanya bisa terdiam, tidak salah jika kakeknya dulu amat membenci Andrew karena semua ini terjadi akibat dari kesalahan pahaman."Tapi kenapa anda tidak pernah mencari saya?" tanya Jay."Saya selalu mencari kamu, tapi kakekmu selalu menghalangi saya. Saat saya berhasil menemukan keberadaan kamu, dia langsung membawa kamu pergi lagi. Sampai akhirnya saya frustasi, dan memutuskan untuk tinggal di Kanada." Andrew mencoba menjelaskan.Jay diam, ia bingung harus bereaksi seperti apa. Seorang anak dan ayah yang terpisah lebih dari dua puluh tahun kini dipertemukan, tapi tidak ada sedikitpun rasa rindu di hati Jay untuk Andrew."Saya ingin membahagiakan kamu sebagai anak, jika semuanya belum terlambat."

Latest chapter

  • Hello, Papa!   Chapter 103 (End)

    Malam hari, Di bawah temaramnya lampu balkon kamar, Priscilla berdiri menatap ke arah bintang yang tengah bersinar dengan indahnya. Rambut panjangnya tergerai indah ke belakang tersapu angin malam, bulu matanya yang lentik menciptakan sebuah bayangan di bawah matanya. Priscilla berbalik dan tersenyum hangat ke arah Jay, salah satu tangannya mengulur untuk menyambut Jay ke dalam pelukannya. Gadis yang dulu ia tolong saat ingin bunuh diri, ternyata adalah jodohnya. Rasa kasihan di hati Jay yang dulu ada untuk Priscilla, kini sudah berganti menjadi rasa cinta yang begitu mendalam untuk perempuan yang ada di hadapannya. Jay tidak pernah menyangka bahwa ia akan mencintai seorang perempuan sampai seperti ini, Priscilla benar-benar membuat Jay tergila-gila padanya. Jay menyambut uluran tangan Priscilla dan menggenggamnya erat, netra mereka saling bertemu dan mengisyaratkan betapa mereka saling mencintai satu sama lain. Jay memeluk Priscilla erat, dan menjamah tiap inci

  • Hello, Papa!   Chapter 102

    Sesampainya mereka di bandara, seketika suasana langsung berubah haru. Priscilla yang sedari kemarin berusaha untuk tetap tenang akhirnya menangis juga saat tinggal beberapa waktu lagi Jay akan pergi, begitu juga Niko yang nampak galau karena akan ditinggal Jay padahal mereka baru saja dekat belum lama ini. "Kamu baik-baik ya disana, makan dan tidur yang teratur. Rajin-rajin hubungin aku, terus jangan genit sama cewek-cewek bule. inget!" Priscilla menyentil hidung Jay, Jay hanya bisa tertawa pelan saat mendengar ucapan terakhir istrinya. "Iya istriku sayang, kamu juga jaga diri ya selama jauh dari aku." Jay mengecup ujung kepala Priscilla. "Nik, gue titip anak sama istri gue ya. Jangan sampe ada yang berani godain dia," "Tenang aja Jay, saya bakal jagain Priscilla dan Sera dengan baik." "Kamu tenang aja Jay, papi ada disini buat menantu dan cucu papi. Gak akan ada yang berani ganggu mereka selama ada papi," ujar Andrew. Jay memeluk Priscilla sejenak, dan

  • Hello, Papa!   Chapter 101

    Tiga hari kemudian, Jay dan Priscilla akhirnya pulang dari masa honeymoonnya. Mereka nampak semakin lengket seakan sulit untuk dipisahkan satu sama lain, mereka baru tau tentang gagalnya pernikahan Stefan saat sedang mengunjungi Andrew dan dugaan Priscilla benar adanya kalau Shaelana memang tengah hamil. Priscilla tidak menyangka kalau ayah dari bayi yang Shaelana kandung adalah Hendrick, pantas saja kemarin Shaelana nampak gelagapan saat Hendrick meneleponnya. Semenjak batal menikah, Stefan hanya mengurung diri di dalam kamarnya. Ia tidak pergi ke kantor, bahkan tidak ingin makan apapun jika Lilyana tidak memaksanya sembari menangis. Andrew tidak melakukan apapun untuk membujuknya, ia ingin memberi pelajaran kepada Stefan agar otaknya bisa lebih cerdas dalam menghadapi perempuan. Untungnya pernikahan kemarin tidak mengundang banyak orang, jika sampai mengundang banyak orang maka Andrew akan merasa sangat malu di hadapan para tamu karena mempelai wanita di bawa pergi oleh le

  • Hello, Papa!   Chapter 100

    Keesokan paginya, Stefan langsung menyiapkan semua kebutuhan untuk pernikahannya dengan Shaelana. Andrew sempat tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini, karena Andrew yakin ada yang tidak beres dengan Shaelana. Namun Stefan nampaknya tidak perduli dengan kekhawatiran Andrew, ia tetap mengurus pernikahannya dengan Shaelana tanpa persetujuan Andrew. Dengan menggunakan gaun pengantin dan tuxedo yang tersedia di butik, Stefan dan Shaelana menikah dengan hanya dihadiri oleh Andrew, Lilyana dan beberapa kerabat Shaelana yang ada di Indonesia. Shaelana berjalan menuju altar di dampingi oleh sepupu jauhnya, kedua orang tua Shaelana tentu tidak tau tentang pernikahan ini. Shaelana menutupi dari seluruh kerabatnya dengan berkata kalau kedua orangtuanya berhalangan hadir hari ini, jika kedua orangtuanya tau kalau Shaelana menikah dengan lelaki lain tentu mereka akan menentang keras pernikahan ini. Bisnis keluarga Shaelana bergantung pada Hendrick, jika ia sampai gagal m

  • Hello, Papa!   Chapter 99

    Keesokan harinya, di pagi-pagi buta. Priscilla, Jay dan juga Desti sudah bersiap-siap untuk berangkat ke pulau Bali. Menempuh perjalanan selama hampir dua jam, mereka kini akhirnya sampai di bandar udara Gusti Ngurah Rai. Desti yang tidak pernah berlibur sejauh ini, nampak sangat senang sampai terus mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada Priscilla dan juga Jay. Karena Priscilla suka dengan suasana pantai, jadi Stefani memesankan resort yang berada dekat dengan pantai. Begitu melihat hamparan air laut di depan matanya, Priscilla langsung lupa diri dan ingin cepat-cepat sampai ke resort agar bisa bermain di pantai. Benar saja, saat mereka sampai di resort Priscilla langsung mengganti pakaiannya dan keluar menuju pantai dengan menggunakan celana hotpants dan kaus oblong oversize. Jay padahal sudah berantisipasi dengan menyembunyikan semua bikini milik Priscilla, tapi ternyata istrinya itu pintar menjaga keindahan badannya tanpa perlu Jay nasihati. Priscilla nampak b

  • Hello, Papa!   Chapter 98

    Setelah mengemasi barang untuk honeymoon besok, Priscilla merebahkan dirinya di atas ranjang Jay. Mulai hari ini ia akan tidur di kamar Jay, sedangkan kamar sebelah akan ditempati oleh Sera dan Desti. Heni, art yang mengurus rumah ini akan tinggal di paviliun. Paviliun itu tadinya hanya di gunakan sebagai gudang, namun sekarang sudah di renovasi senyaman mungkin agar Heni betah menempatinya. Tapi hingga menjelang sore Heni belum juga terlihat di rumah ini, ia juga tidak mengabari siapapun kemana ia pergi.Pada sore hari, Heni baru sampai di rumah entah darimana. Di tangannya menjinjing beberapa buku, dan wajahnya nampak sangat kelelahan. Heni sangat terkejut saat mendapati Priscilla sudah tiba di rumah dan tengah duduk di ruang keluarga, pasalnya yang Heni tau mereka baru akan pulang esok hari dan sekarang Heni tidak menyiapkan makan karena Niko biasanya sudah makan di luar."Heni, kamu darimana?" tanya Priscilla."Heni abis main ke rumah temen

  • Hello, Papa!   Chapter 97

    Priscilla mengerjapkan kedua matanya saat mencium wangi aroma kopi menyeruak masuk ke dalam hidungnya, saat kedua matanya terbuka lebar ia melihat siluet Jay yang tengah berdiri di dekat jendela sembari memegang secangkir kopi. Handuk melilit bagian tubuh bawahnya, dan rambutnya yang masih setengah basah mengalirkan air ke bahunya yang bidang. "Sil, kamu udah bangun?" sapanya. "Baru bangun kok, aku ke kamar sebelah dulu ya liat Sera." Priscilla hendak bangkit dari tempat tidur, tapi Jay menjegal tengannya pelan. "Sera udah aku tengokin kok tadi, dia masih tidur. Stok ASI juga masih banyak, kamu gak perlu kesana." "Oh iya udah, aku mandi aja deh kalo gitu." Karena pertempuran semalam, badan Priscilla terasa tidak nyaman dan lengket sekali. Priscilla sudah mengambil kimono handuk miliknya, tapi tiba-tiba Jay mengambil kimono itu dan melemparkannya jauh. "Gak usah pake handuk," Jay menaikkan satu sudut bibirnya. Dal

  • Hello, Papa!   Chapter 96

    Setelah menyusui dan menyetok ASI untuk Sera, Priscilla kembali ke kamarnya karena ia sudah meninggalkan Jay hampir dua jam lamanya. Priscilla mendadak gugup saat ingin masuk ke dalam kamar, karena mulai malam ini ia akan tidur satu ranjang dengan Jay dan mungkin malam ini juga ia akan menunaikan kewajibannya sebagai istri untuk Jay. Saat Priscilla masuk ke dalam kamar, ternyata Jay sudah tertidur lelap di atas ranjang karena kemarin malam ia tidak tidur dengan nyenyak. Priscilla yang belum mandi sejak acara resepsi selesai, kini memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum menyusul Jay tidur. Priscilla membuka koper miliknya untuk mencari piyama yang akan ia kenakan malam ini, namun entah kenapa semua piyamanya kini sudah tidak ada di tempatnya dan berganti dengan beberapa lingerie seksi. Karena tidak ada yang bisa dipakai dengan layak malam ini, mau tidak mau Priscilla akhirnya memakai salah satu lingerie tersebut yang modelnya masih lebih baik daripada yang

  • Hello, Papa!   Chapter 95

    Empat jam lagi Jay akan resmi mempersunting Priscilla, rasa gugup di hatinya semakin menggebu-gebu. Sejak semalam Jay tidak bisa tidur dengan nyenyak, setiap akan memejamkan mata bayangan wajah Priscilla selalu melintas di depan wajahnya membuat Jay jadi salah tingkah. Suara tangisan Sera terdengar dari kamar sebelah, biasanya Jay akan langsung pergi kesana jika mendengar Sera menangis tapi kali ini rasanya ia tidak mampu untuk melangkah kesana. Untungnya bayi kecil itu tidak lama menangisnya, Jay kembali merebahkan dirinya di atas ranjang berharap bisa tidur sejenak agar tidak mengantuk nanti saat menjalankan prosesi pernikahan. Suara bel terdengar dari luar rumah, tidak lama kemudian suara langkah beberapa orang naik ke lantai atas. "Sebelah sini kamar pengantin wanitanya," ucap Niko, lalu mengetuk kamar Priscilla pelan. Setelah MUA dan beberapa asistennya masuk ke kamar Priscilla, gantian Niko yang masuk ke kamar Jay. Saat melihat raut wajah Jay Nik

DMCA.com Protection Status