Home / Romansa / Ajari Aku Salat / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Ajari Aku Salat: Chapter 191 - Chapter 200

222 Chapters

Kesan Pertama 1

“Enggaklah, hati-hati Abang di sana. Sampai ketemu besok. Jangan lupa jenggot dicukur rapi, jangan sampai Diva takut Abang, karena dikira Osama bin Laden.” Mereka berdua tertawa. ***Meyyis*** Malam ini Gus Fatih akan pulang ke Indonesia. Dia sudah mempersiapkan semuanya. Ada satu hadiah juga yang dipersiapkan untuk calon mempelai. Gus Fatih turut bahagia adiknya mentas akhirnya menikah. Dia mengikuti penerbangan sehabis Isha. Gus Fatih memang sangat suka penerbangan malam. Tidak begitu ramai berisik. Jika penerbangan dimulai sekarang, maka tiga belas jam setengah kalau tidak ada kendala sudah sampai di Indonesia. Berarti pukul sepuluh waktu  dan  sekitar sore hari waktu Indonesia. Karena belahan bumi Indonesia selisih sekitar lima jam lebih cepat dari Mesir. Gus Fatih berdoa setelah seat belt mengencangkan tubuhnya, setelah itu memilih untuk tidur. Hanya sekejap, lelaki berpostur tegap itu sudah lel
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

Kesan Pertama 2

Gus Fatih tersenyum miris, cerita lelaki itu sama dengan dirinya yang ditinggal nikah, padahal sudah mencintai seseorang itu sangat lama. Diva meninggalkan tempat itu sehingga Gus Fatih juga mengikutinya. Ketika Diva akan memakai helem, Gus Fatih teriak dan mendekat. “Tunggu!” Diva berbalik menoleh ke arah Gus Fatih. ***MEYYIS*** “Iya, apakah kita pernah mengenal sebelumnya? Saya sepertinya belum pernah bertemu dengan Anda?” Diva meletakkan kembali helemnya. “Sudah sekitar satu jam yang lalu kamu hampir menabrakku.” Gus Fatih berdalih. “Saya minta maaf. Ada yang luka? Lebih baik Anda hubungi saya,  ini kartu nama saya.” Diva memberikan kartu namanya. Tentu saja, bukan asli namanya, melainkan julukannya sebagi SPEED Demon. “Kamu mau aku maafin? Temani saya makan!” Entah makan cemilan beruang atau cemilan
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

Tersinggung 1

Membuat gaun pengantin selama tiga hari? Untung saja, Hanafi sebenarnya sudah mempersiapkan gaun yang memang ingin dia berikan pada mempelai, jauh-jauh hari. Apakah mempelai itu yang diinginkan adalah Halimah? Tidak! Memang Gus Han menginginkan Halimah, tapi dia tetap percaya pada Allah yang mentakdirkan seseorang untuknya. Makanya, dia bisa menerima Diva ketika akhirnya Diva yang jadi pengantinnya. ***Meyyis***  Hari pernikahan sudah tiba. Suara hiruk-pikuk di pesantren tidak dapat dihindari. Para santri membantu persiapan banyak makanan dan lain sebagainya. Sedangkan Gus Fatih juga tidak kalah heboh. Dia membungkus perhiasan yang dia bawa memang untuk sang mempelai. “Han, ana beli perhiasan untuk calon adik ipar. Ini bisa kamu melihatnya? Ini hadiah dari Abang untuk kalian.” Gus Han memeluk kakak angkatnya tersebut. “Bang, jika terjadi sesuatu denganku, apa abang mau menggantikan tanggung
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Tersinggung 2

Api baru padam ketika ada petugas pemadam kebakaran datang dan menyemprot api tersebut. Fatih tidak kalah lunglainya. Dia mengingat kembali beberapa menit sebelum berangkat, Hanafi menyerahkan tanggung jawab padanya. Apa itu sebagai bentuk firasat? Gus Fatih memandang api yang mulai mengecil. Dia hanya berdoa semoga adiknya masih selamat.***MEYYIS*** Suara sirine ambulance terdengar, Hanafi di pindahkan ke mobil ambulance tersebut, tubuhnya sudah terkena luka bakar hampir seluruhnya, demikian juga dengan  sang sopir. Sepanjang jalan, Gus Fatih dan Abi berdoa tiada henti. Sedangkan Umi masih pingsan dari tadi. Mereka sudah sampai ke rumah sakit. Gus Fatih menelepon kembali kepada keluarga mempelai perempuan  bahwa Hanafi kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit.  Maka secara otomatis, nikahannya dibubarkan. “Diva ....” Umi Fitri memeluk Diva yang sangat cantik kali ini dibalut dengan baju pengantin yang Gu
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Melepasmu 1

“Menyusahkan saja! kemana dia?” Diva berjalan sampai ujung, kemudian berbelok menemukan kantin. Ternyata memang lelaki itu di sana sedang menyeruput cangkirnya. Mungkin segelas kopi. Gus Fatih tersenyum miring melihat kedatangan Diva. “Ck, malah enak-enakan minum kopi di sini.” Diva dengan kesal menghampirinya. ***Meyyis*** Melihat Diva yang menghampirinya Gus Fatih tersenyum miring. Diva terus berjalan ke arah Gus Fatih yang sepertinya meminum kopi. “Kamu tidak bisa jauh dariku, ya? Baru ditinggal sebentar sudah menyusul.” Diva mendelik.bisa-bisanya Gus Fatih bilang seperti itu, padahal dia tahu bahwa dirinya adalah calon adik iparnya. Memang sebenarnya Gus Fatih hanya menguji ketahanan Diva saja. Apakah wanita itu pantas untuk menajadi pendamping Han yang notabennya seorang pengusaha juga seorang pemimpin pesantren. “Nggak usah Geer kenapa? Itu Mas Han sudah siuman dan kamu yan
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Melepasmu 2

“Aku tidak mau dia, aku mau kamu. Please! Jangan seperti ini, aku ... aku bukan barang yang bisa dilempar.” Jika mampu, Hanafi mengusap air mata Diva yang kini sudah membanjiri pipinya. Tapi mengangkat tangan saja, dia tidak mampu. “Jangan menangis, Diva! Abang ....” Han memanggil Fatih. Fatih yang sebelumnya berada agak jauh mendekat. “Iya, Abang di sini.” Fatih memegang lembut tangan Hanafi. “Maukah kau memenuhi permintaanku untuk menikahi Diva?” Fatih tidak tahu harus jawab apa. Dia hanya diam dan mengusap wajahnya kasar. Tiba-0tiba saja, napas Han tersengal, sehingga Diva teriak dan memanggil dokter. Tapi Fatih gerak cepat menekan tombol untuk memanggil dokter. Tidak lama, dokter datang dengan dua asistennya lengkap dengan alat pelindung diri. Dia terlihat memeriksa Han dengan seksama. Han mengucapkan kalimat syahadat sangat lirih, kemudian memejamkan mata dengan senyum
last updateLast Updated : 2021-12-29
Read more

Jalan Jodoh 1

Tapi, Han cenderung lembek dan tidak tegaan. Alhasil, dirinya yang selalu menjadi tameng untuk mengusir para gadis-gadis yang mengejar Hanafi. Tidak jarang Fatih yang dapat masalah. “Silakan, Tuan.” Fatih tergagap ketika petugas administrasi mempersilakannya. Fatih mengatakana tujuannya, kemudian petugas administrasi terlihat mengotak-atik komputernya dan mengatakan biayanya. ***Meyyis*** Ini sudah beberapa hari  dari Hanafi pergi. Fatih baru berani masuk ke kamar Hanari. Lelaki itu duduk di tepian ranjang. Dia mengingat kembali perkataan Hanafi. “Bang, aku akan memiliki anak banyak dari Diva. Abang tahu? Aku sudah membayangkan bulan madu ke Milan. Diva ingin ke sana.” Fatih tertawa setengah menangis. Dia membuka jendela. Teringat kembali di belakang kamar Hanafi tanah lapang yang dahulu sebagai ajang pertandingan bola. Dia mengingat kembali masa-,masa kecil bersama Hanafi. “Han, Abang sangat m
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

Jalan Jodoh 2

Fatih duduk di kamarnya, kemudian membuka ponselnya. Terlihat foto-foto Ziya di sana. Dia memandangi foto-foto itu dan matanya menjadi berembun. “Mungkin ini akhir penantianku, Ziya. Aku akan menguburmu dalam-dalam.”  Fatih mematikan layar ponselnya. Bibirnya boleh saja mengatakan seperti itu. tapi hatinya, siapa yang tahu. Lelaki itu memilih untuk masuk ke kamar mandi, karena sebentar lagi waktu Ashar tiba. Mungkin selepas Ashar mereka akan siap-siap, sebab letak rumah yang agak jauh. Lagi pula, mereka butuh membeli oleh-oleh setidaknya sebagai buah tangan.***MEYYIS*** Malam ini Fatih dan keluarga ke rumah Diva untuk melanjutkan perjodohan itu. Mereka sudah siap menyusuri jalan. Sudah ada oleh-oleh yang  dibeli oleh keluarga mereka. Jangan bertanya hati Fatih. Walau dia pria dewasa, pada dasarnya minus tentang percintaan. Satu-satunya wanita yang pernah mencuri hatinya adalah Ziya dan itu sudah kandas karena Ziya memilih menikah de
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

Senjata Makan Tuan 1

“Aku mendengarmu, Diva. Mau ikut nggak?” ucap Fatih. Diva dengan terpaksa ikut ke mana Fatih pergi. Dia mengekor di belakang Fatih. “Aku bukan bosmu, Div. Jalan di sampingku!” Lagi-lagi Diva memutar bola matanya dan ngedumel. Fatih sebelumnya menelepon Abinya, agar diberi waktu untuk menemani Diva jalan-jalan.***Meyyis*** “Assalamualaikum,” ucap Fatih sambil membuka pintu ruangan Raka. Terlihat lelaki berwajah indonesia asli dengan seorang lelaki kecil sekitar lima tahun. “Waalaikumsalam, Fatih!” Lelaki itu menjerit6 sehingga Diva mengucek telinganya karena merasakan sakit5 di bagian telinga dalam. “Zio ingat sama Om Fatih? Salim sekarang!” Zio bangkit tapi malah berteriak memanggil nama Diva. “Kak Diva! Kak Diva cantik banget.” Zio langsung menyingkirkan Fatih yang ada di depan pintu. 
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more

Senjata Makan Tuan 2

Sudah jangan manja. Sekarang lebih baik keringkan kepalamu. Nanti masuk angin.” Diva meraih handuk yang ada di gantungan. Kemudian dia keluar dari kamar mandi itu setelah melemparkannya kepada Fatih. Fatih mengeringkan rambutnya sendiri. “Sumpah lucu banget waktu kepala lobster itu loncat ke kepalamu. Hahaha ...” “Sialan, Lo. temen susah malah diketawain.” Fatih masih kesal dengan tingkah Diva tersebut.***MEYYIS*** Fatih dan Diva kembali ke meja makan. Mereka memakan kembali makan malamnya. Fatih tidak mau mengambil resiko lagi keplanya jadi masakan asam manis, maka dia mengupaskan lobster tersebut. “Udah aku pisahkan dagingnya, sekarang tinggal makan saja.” Diva makan dengan menggunakan tangannya. Tapi karena dia memang tidak pernah makan tanpa sendok atau peralatan makan lainnya, ngambil nasinya jatuh terus. “Ck, dasar bocah. Aku suapin!&rdquo
last updateLast Updated : 2021-12-31
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status