Beranda / Romansa / Ajari Aku Salat / Bab 171 - Bab 180

Semua Bab Ajari Aku Salat: Bab 171 - Bab 180

222 Bab

Spin off Gus Fatih 2

Apakah dia tidak takut tertangkap polisi? Takut ada, tapi anak buah abinya selalu melepaskannya bahkan tanpa melaporkan ke abinya karena berbagai alasan. Diva selalu bisa membuat anak buah abinya itu luluh dalam mode memelasnya. Tapi sialnya kali ini yang menangani adalah omnya sendiri. Maka mungkin tamatlah riwayat seorang DIVA BALAP LIAR dengan julukan “Speed Demon” ya, itu julukan khas dari Diva. Kecuali temans atu tim, jarang yang tahu jika dia seorang wanita, karena jarangnya dia membuka helem.***MEYYIS*** Malam ini Diva benar-benar tidur di dalam penjara. Dia sedikit merasa kedinginan karena tidur tanpa alas. Untungnya, yang ada dalam penjara juga bukan penjahat kelazs kakap yang beringas. Sementara itu di rumah, abinya Diva baru saja pulang bertugas dari luar kota. Dia baru saja melepas sepatunya dan meletakkannya di rak yang berada di depan. Uminya membukakan pintu. Dia menerima tas yang diulurkan oleh suaminya. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-20
Baca selengkapnya

Penjara Apa Pesantren? 1

Sementara itu, Zafiq menyetir motor trailnya dengan sedikit mengantuk karena memang dia baru pulang. Dia berkali-kali menarik napas agar tidak kalap saat tiba di kantor polisi. Dia tahu, bahwa anaknya itu memang tidak bisa di kekang. Tetapi sungguh tidak menyangka jika anaknya akan seliar itu. Bahkan berani mencuri keluar rumah tanpa permisi. Zafiq merasa sudah gagal sebagai ayah dalam mendidiknya. Dia sduah melihat plang kantor polisi di wilayah otoritasnya. Dia melajukan motornya lebih lambat untuk kemudian berbelok memasuki area kantor tersebut. ***Meyyis*** Zafiq mnyetandarkan motornya kemudian melangkah jenjang ke dalam. Anak buahnya yang kebetulan papasan dengannya menghormat tanda takdim padanya. Lelaki itu balas menghormat seklejap. Dia langsung masuk ke ruangan Helmy. “Mas, maaf aku sengaja memasukkan dia ke sel. Menurut pengakuan Dedy, ini sudah yang ke tiga kalinya dia mendapati Diva balap liar den terjaring razia.” Zafiq memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-21
Baca selengkapnya

Penjara Apa Pesantren? 2

 “Ah, busyet ini pilihan yang sulit. Di penjara seumur hidup, bisa-bisa tua di penjara? Tidak kawin, mati sia-sia. Di pesantren? Duh, pakai kerudungan macam umi gerah, panas, nggak modis. Ini bokap ngasih pilihan zonk semua? Bagai makan buah si, si, si ... si apa aku lupa. Simpanse kali? Apa tidak ada, hukumannya jalan-jalan ke Catalunya nonton Marques berlaga gitu?” batin Diva. Dia tidak percaya dua opsi itu begitu sulit. “Cepat! Sebelum Abi berubah pikiran jadi dibuang ke pulau Papua sana biar di makan gorila sekalian.” Gertak Zafiq.***MEYYIS***“Abi jangan! Maafin Diva. Janji nggak akan lagi balapan.” Diva nyengir dan mengangkat dua jarinya. “Mau Abi maafkan? Pilih, penjara atau pesantren?” Diva menggaruk leher sampingnya yang tidak gatal. Dia memilih-milih berulang kali di dalam pikirannya. Akhirnya jatuh pada pilihan pesantren. Maka Zafiq segera mengucap syukur dalam ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-21
Baca selengkapnya

Ganteng Tapi Cupu 1

“Tidak bisa, Sayang. Kamu ‘kan tahu Abi bagaimana kalau sudah memutuskan? Bukankah kamu sendiri yang setuju? Harus tanggung jawab dengan pilihan itu. kalau Umi kangen, bisa menjengukmu.” Fitri bangkit dan melanjutkan mengelap perabotan. Walau ada pembantu, tidak semuanya dikerjakan pembantu. Dia masih ikut melakukan pekerjaan rumah. “Yah, gagal minta bantuan Umi. Sepertinya memang nasib ‘Speed Demon’ berakhir jadi anak pesantren,” batin Diva. ***Meyyis*** Malam ini sesuai kesepakatan Diva akan pegi ke pesantren Kyai Mustafa Syafi’i. Tidak ada lagi waktu untuk mengelak. Janjinya harus ditepati. Hanya tiga tahun mungkin akan selesai sangat cepat. Demikian pikir Diva. Anggap saja piknik jalan-jalan untuk mendapatkan suasana baru. Sepanjang perjalanan Diva hanya merengut saja. Dia masih merasa jengkel walau sebenarnya itu pilihannya sendiri. pilihan yang mungkin lebih baik dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-21
Baca selengkapnya

Ganteng Tapi Cupu 2

“Dasar bucin, ah masa bodoh mau bucin, mau apa yang penting aku akan cepat laksanakan hukuman ini dan kembali ke jalanan.” Diva masih melongo sehingga Halimah kembali lagi ke dalam. “Mari, Ukhti saya tunjukkan kamarnya.” Abinya Diva terlalu fokus pada cerita Kyai Mustofa sehingga tidak menyadari bahwa anaknya masih dibelakangnya. ***MEYYIS*** Hari berjalan demikian lambannya. Abinya sudah pamit pulang. tinggalah Diva seorang diri. dia hanya duduk manis di ranjangnya. Beberapa teman sedang hafalan, mungkin juga sedang sekedar bercanda. Diva tidak peduli. Wanita putih dengan tinggi badan seratus tujuh puluh itu hanya berdiam diri. Sore sudah menjelang. Untuk adaptasi, dia hanya ikut-ikutan saja. Kebetulan Halimah putri Kyai sendiri yang diutus menjadi pengawas Diva. Abinya mengatakan bahwa Diva sangat liar. “Ukhti, sudah bisa mengaji?” tanya Halimah. &ld
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-21
Baca selengkapnya

Mari Kita Menikah 1

“Memangnya kamu mau ke mana?” Gus Han memecah kebekuan, karena Diva diam saja dari tadi. Diva menoleh ke arah lelaki itu tajam. “Maksudku, apakah kamu akan pulang ke rumah? ini sudah malam dan tidak ada angkot jam segini.” Gus Han mencoba melunakkan hati Diva agar tetap tnggal di pesantren. ***Meyyis*** Diva menyorot tajam ke arah Gus Han. Dia sepertinya mengobarkan permusushan. “Lo itu ganteng-ganteng lemot, ya? Mana mungkin aku berani pulang? Gue mau ke rumah temen.” Gus Han memandnag ke arah Diva sekejap. “Aku antar.” Hanafi hanya memberikan solusi dari pada nanti wanita itu kabur, dia yang susah. Pasti abinya menyuruh dia yang bertanggung jawab dan mencarinya. “Kamu serius? Baiklah! Aku ambil tasnya dulu.” Diva mengubah panggilannya dari LO Gue menjadi AKU Kamu. Hanafi mengerutkan keningnya kemudian menggeleng. “Kenapa? Geleng-gele
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-23
Baca selengkapnya

Mari Kita Menikah 2

“Diva!” Gus Han mengangkat tubuh Diva. Remaja itu memandang lekat wajah panik Gus Han. Diva belum pernah merasa diperhatikan seperti itu. Biasanya teman-teman akan mengangkatnya dengan tandu. Tapi tidak dengan Gus Han. Dia langsung mengangkatnya. “Yah, cupu! Gitu aja sudah terjatuh.” Sebagai mantan pembalap, Gus Han merasa geram akan ledekan itu. “Karena ini duel antara gank kamu dan gank kami, aku mau tanding ulang.” Semua yang hadir terdiam. Tidak terkecuali Diva. “Dia bukan tandinganmu, hemm ... Gus Han.” Gus Han memancarkan mata elangnya ke arah Diva. “Dia sudah membuatmu seperti ini. Begini aja, Div. Aku akan balapan dnegan dia. Kalau aku menang, kau turuti aku. Jika aku kalah, kau berhak mendapatkan dukunganku untuk keluar dari pondok. Aku akan membantumu.” Diva terlihat berbinar. Dia yakin jika tidak akan Gus Han menang. Walau dia sud
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-23
Baca selengkapnya

Mari Kita Menikah 3

“Apa yang kalian lakukan tadi?” Gus Han dan Diva hampir bersamaan ingin menjawab. akhirnya Gus Han angkat bicara dahulu setelah keduanya saling ingin menyuruh siapa yang duluan bicara. “Jadi, kami memang keluar, Bi.  Ana mengantar Diva karena memiliki urusan yang belum selesai. Tapi tadi Diva karena mungkin mengantuk jadi mau jatuh dan saat Ana tolong kita jatuh bersama.” Kyai Mustofa Syafi’i diam. “Saya yang salah, Pak Jenggot Putih. Saya yang meminta Gus Han menemani.” Kyai Mustofa Syafi’i menurun tensi kemarahannya. Dia ingin tertawa saat Diva memanggilnya Pak Jenggot Putih. Sedangkan Nyai sudah tertawa dengan tangan ditutup ke mulut agar tidak terlalu lepas. “Kenapa malam-malam, tidakkah bisa siang hari?” Mereka kompak menggeleng. Kyai mustofa menautkan alisnya kemudian meneruskan bertanya. “Tidak bisa? Emang urusannya apa, sih?” Kyai Mustof
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-23
Baca selengkapnya

Jangan Pergi 1

“Lebih dari yakin, Gus. Saya yang bersalah, kenapa Gus Han yang hanya menanggungnya. Saya juga harus bertanggung jawab.” Diva menunduk. Gus Han melihat sisi yang lain dari Diva. Dia yang arogan dan kekanak-kanakan penuh emosi, kini menjadi seorang wanita yang berpikir bijak dan sangat dewasa. Gus Han yang biasanya menunduk, kini sersi tatap dengan Diva. Dia mencari sebuah kebohongan lewat attap matanya. Semua natural, tidak ada indikasi kecurangan di sana. ***Meyyis*** Kyai Mustofa terlihat berbinar. Dia akan segera melamarkan Diva untuk sang putra angkatnya tersebut. sebagai abi, sepertinya Kyai Mustofa tidak peka bahwa antara putra angkatnya dan putrinya Halimah saling memendam rasa. Gus Han hanya diam saja. Dia tidak berani lagi membantah ketika Kyai Mustofa Syafi’i sudah memberikan dawuh. “Kau tidak bercanda, Diva? Besok Abi dan Umi akan melamar ke rumahmu untuk memeberi tahu abimu. Persiapkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-23
Baca selengkapnya

Jangan Pergi 2

“Tidak masalah, Diva. Untuk sesaat, aku terpengaruh dan menjadi sensitif. Aku sepertinya harus berguru padamu yang merasa ikhlas menerima hukuman itu.” Kedua sahabat yang baru bertemu dua hari itu, saling berpelukan. Hingga subuh tiba. Diva pamit ke kamar mandi, disusul Halimah yang menggunakan kamar mandi sebelah. Pelajaran hari ini, bahwa kita benar-benar tidak bisa menentukan takdir. Bagaimana pun Tuhan yang memegang kendali stir pada takdir kita.***MEYYIS*** Halimah sudah lebih baik sekarang. Dia ada di belakang memetik sayur. Diva yang semula cuek, bahkan diajak saja tidak mau, kini dia mau menemani Halimah. Walau saat memetik kangkung dia babat habis, hingga Halimat tertawa melihatnya. “Salah, ya?” Halimah menyelesikan tawanya, sedangkan Diva menggaruk keningnya. Hingga keningnya penuh dengan kotoran karena tangannya kotor terkena tanah. Selepas itu tanpa sengaja juga dia mengusap pipi sehingga wajahnya cemong. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1617181920
...
23
DMCA.com Protection Status