“Ah, busyet ini pilihan yang sulit. Di penjara seumur hidup, bisa-bisa tua di penjara? Tidak kawin, mati sia-sia. Di pesantren? Duh, pakai kerudungan macam umi gerah, panas, nggak modis. Ini bokap ngasih pilihan zonk semua? Bagai makan buah si, si, si ... si apa aku lupa. Simpanse kali? Apa tidak ada, hukumannya jalan-jalan ke Catalunya nonton Marques berlaga gitu?” batin Diva. Dia tidak percaya dua opsi itu begitu sulit. “Cepat! Sebelum Abi berubah pikiran jadi dibuang ke pulau Papua sana biar di makan gorila sekalian.” Gertak Zafiq.***MEYYIS***“Abi jangan! Maafin Diva. Janji nggak akan lagi balapan.” Diva nyengir dan mengangkat dua jarinya. “Mau Abi maafkan? Pilih, penjara atau pesantren?” Diva menggaruk leher sampingnya yang tidak gatal. Dia memilih-milih berulang kali di dalam pikirannya. Akhirnya jatuh pada pilihan pesantren. Maka Zafiq segera mengucap syukur dalam ha
Terakhir Diperbarui : 2021-12-21 Baca selengkapnya