Home / Romansa / Ajari Aku Salat / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Ajari Aku Salat: Chapter 211 - Chapter 220

222 Chapters

Fatih Marah 1

“Marah? Cemburu? Nggak apa-apa itu sangat wajar. Dengarkan Mas, marah, cemburu itu tandanya sayang. Mahasiswa memang banyak dan yang cantik juga banyak. Tapi yang Mas cintai, yang Mas inginkan hanya kamu.” Fatih mengeratkan genggaman tangannya. “Dunia milik berdua, yang lain ngontrak.” Halimat menutup wajahnya. ***Meyyis***  Fatih mengajak Diva pulang setelah mengambil beberapa baju dan ketemu dengan abi dan uminya. Hanya beberapa baju saja. Mungkin hanya untuk beberapa hari dia akan bekerja. Selebihnya dia akan berangkat ke Mesir. Fatih hanya diam membuat Diva sangat gelisah. Lelaki itu biasanya sangat cerewet sekali. Tapi kali ini hanya diam seribu bahasa. “Mas, hus ... kok diam? Lagi sariawan?” Diva mencoba membuat suaminya tersebut bicara. Yang ditanya hanya diam saja. Fatih memang sedang menguji istri kecilnya itu. Bagaimana cara dia menenangkan F
last updateLast Updated : 2022-01-07
Read more

Fatih Marah 2

“Tapi kenapa kau marah?” “Aku cemburu.” Diva mengernyitkan kepalanya. “Cemburu? Sama?” “WA itu” “WA yang mana?” “Siapa laki-laki itu?” Diva makin nggak mengerti. “Laki-laki? Siapa maksud mas? Yang ketemu aku di pondok? Bukannya murid Mas?” “Bukan dia!” “Lantas?” “Siapa Eros?” Diva menepuk kening. “Eros? Dia teknisiku. Kenapa? Emang dia sudah lama nggak menemui atau menghubungiku. Dia benar-benar hanya teman Mas.” Diva melepaskan tangan Fatih dan berbalik untuk memandang wajah dan mata lelaki itu. “Tapi dia chat tiap hari.” “Tiap hari? Bahkan kami tidak berhubungan apa pun semenjak kita me
last updateLast Updated : 2022-01-07
Read more

Minta Maaf 1

“Aku minta maaf, aku tidak tahu kalau Mas sesakit itu. Apakah orang setampan Mas pernah di tolak cewek? Aku tidak salah dengar?” Diva merasakan dadanya sudah sesak karena terlalu dekat dengan Fatih. “Tentu saja, mau dengar ceritaku?” Diva mengangguk dia bangkit dari pangkuan Fatih. “Kenapa bangun?” ucap Fatih. ***Meyyis*** “Aku minta maaf, aku tidak tahu kalau Mas sesakit itu. Apakah orang setampan Mas pernah di tolak cewek? Aku tidak salah dengar?” Diva merasakan dadanya sudah sesak karena terlalu dekat dengan Fatih. “Tentu saja, mau dengar ceritaku?” Diva mengangguk dia bangkit dari pangkuan Fatih. “Kenapa bangun?” ucap Fatih. “Aku pingin lihat wajahmu, bohong atau nggak?” Hahaha ... kekeh Fatih mendengar istrinya tersebut berceloteh. 
last updateLast Updated : 2022-01-07
Read more

Minta Maaf 2

“Mas,” ucap Diva. “Hem,” “Apa kamu kecewa, karena aku belum siap melakukan itu? Aku masih takut. Beri waktu aku sampai malam ini untuk meyakinkan diri.” Fatih membelai wajah Diva agar wanita itu lebih tennag bahwa lelakinya ini bisa menunggunya.***MEYYIS*** Malam ini Diva sudah tampil cantik. Tentu saja Umi Fitri yang mendandaninya. Dia tersenyum malu-malu pada Fatih yang kali ini berada di ranjang mereka sedang membaca entah kitab apa? Fatih menghentikan aktivitasnya setelah melihat istrinya datang. Fatih menepuk tempat di sebelahnya. “Kamu selalu cantik, terima kasih sudah berusaha.” Satu kecupan mesra mendarat di kening Diva. “Aku akan mencoba, Mas. Aku sudah menjadi istrimu.” Fatih menangkup wajah istrinya. setelah menunggu beberapa hari, kini di malam yang syahdu Diva menyerahkan diri. Sesungguhnya, Fatih juga sangat takut. Baga
last updateLast Updated : 2022-01-07
Read more

Narsis 1

Diva sudah tertidur. Puas Fatih memperhatikan sang istri. Dengkuran halus membuat dia mengangkat kepala sang istri kemudian tubuhnya untuk di baringkan ke atas ranjang dengan bantal sebagai pengganjal kepalanya. Lelaki itu kemudian tidur di sampingnya. “Selamat tidur, Bidadariku. Terima kasih kau sudah membuat aku menjadi suami seutuhnya. Semoga    ***Meyyis*** Pagi ini Diva merasakan nyeri di bagian bawah pusarnya. Padahal nanti sore harus terbang bersama suaminya menuju ke Mesir untuk mengikutinya. Dia masih tidur di ranjangnya ketika suaminya sudah selesai mandi untuk salat Subuh. “Sayang, bangun dulu, yuk salat Subuh. Nanti kesiangan.” Fatih membuat Diva mengulat. “Boleh nggak, sih aku libur salat? Capek banget dan sakit.” Bekas jejak-jejak cinta yang Fatih buat membuat kulitnya memerah dan masih terasa sakit. Tapi yang lebih sakit bagian alat vitalnya. 
last updateLast Updated : 2022-01-08
Read more

Narsis 2

Kenapa menatapku begitu? Baru nyadar kalau suamimu ganteng?” “Hem, narsis.” “Bukan narsis tapi percaya diri.” “Beda tipis.” “Kenapa? Emang aku nggak ganteng? Lebih ganteng mana aku dengan Marc marquez.” “Hem, gantengan kamu sedikit, banyakan dia.” “Oh, jadi gitu.” Fatih menggelitiki sang istri.***MEYYIS*** Sore ini sudah siap sedia Diva dan Fatih akan bernagkat ke Mesir. Entah mengapa ada rasa yang tak biasa ketika akan meninggalkan Abi dan Umi. Diva berkali-kali membalikkan badan merasa berat meninggalkan mereka. Rasaanya sesak dan nyeri. “Kita akan kembali, Sayang. Paling lama dalam satu bulan.” Fatih berbisik kepada sang istri agar Diva lebih merelakan kepergiannya kali ini. Diva hanya mengangguk dan mengikuti Fatih. Mereka akhirnya mengud
last updateLast Updated : 2022-01-08
Read more

Di Negeri Orang 1

Fatih membuka pintu rumahnya. Diva tersenyum malu. Suaminya bahkan lebih rapi dari pada dirinya. Dia menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal. Fatih ebrterima kasih pada seseorang kemudian memberikan lembaran uang. ***Meyyis*** Fatih membuka pintu rumahnya. Diva tersenyum malu. Suaminya bahkan lebih rapi dari pada dirinya. Dia menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal. Fatih ebrterima kasih pada seseorang kemudian memberikan lembaran uang. “Masih pusing?” Fatih membuka lemari es yang sempat dia bersihkan. Hanya ada mi instan di sana. Untuk mengganjal perut, mungkin mi isntan cukup menolong. Diva berbaring di sofa. Sedang Fatih langsung ke dapur. Bodo amat, pikir Diva. Dia merasakan pusing yang berkepanjangan. Wanita tomboy itu sudah pergi ek alam mimpi ketika Fatih menuang segelas susu untuknya. Fatih meletakkan susu tersebut kemudian menutup agar serangga kecil tidak mengotori. 
last updateLast Updated : 2022-01-08
Read more

Di Negeri Orang 2

“Kenapa? Laper, ya? Kita makan di luar saja.” Fatih menyuruh Diva mengenakan matel karena udara malam di sini dingin. Diva mengikuti arahan suaminya. Karena belum punya, dia memakai punya Fatih sehingga terlihat kedodoran.***MEYYIS*** Diva berjalan di atas pembatas jalan sambil sesekali melompat. Wanita itu memang pantas dijuluki bola bekel. Selalu saja tingkahnya begitu. “Sayang, hati-hati.” Diva melompati bangku panjang dan berputar kemudian mendarat di depan dua muda mudi yang sedang memadu kasih. Sang lelaki memberinya bunga dan berlutut. Diva mengambil bunga yang ada di tangan pria itu kemudian menyelipkan ke telinga kiri wanitanya, sehingga mereka melongo kemudian tertawa. “Success for you, don’t take too long to apply.” Diva memutar dan meninggalkan pemuda itu yang mematung. Fatih menepuk jidadnya. Dia setengah berlari mengejar sang istri. Wanita itu mende
last updateLast Updated : 2022-01-08
Read more

Sakit 1

“Tidak perlu minta maaf, kau selalu cantik apa pun kondisinya. Aku tetap mencintaimu, Bidadariku.” Ah, jantung Diva terasa lompat-lompat cari perhatian untuk di sentuh dadanya. Wajah Diva sudah serupa kepiting rebus yang baru diangkat dari dandang. Merah merona. “Ih, peres.” Diva menutup wajahnya yang sduah kepalang malu. “Bener, kamu sangat cantik.” Fatih mencolek dagu Diva. Wanita berkerudung navy itu semakin panas dingin dibuatnya.  ***Meyyis*** Diva berjalan di atas pembatas jalan sambil sesekali melompat. Wanita itu memang pantas dijuluki bola bekel. Selalu saja tingkahnya begitu. “Sayang, hati-hati.” Diva melompati bangku panjang dan berputar kemudian mendarat di depan dua muda mudi yang sedang memadu kasih. Sang lelaki memberinya bunga dan berlutut. Diva mengambil bunga yang ada di tangan pria itu kemudian menyelipkan ke
last updateLast Updated : 2022-01-12
Read more

Sakit 2

“Tidak perlu minta maaf, kau selalu cantik apa pun kondisinya. Aku tetap mencintaimu, Bidadariku.” Ah, jantung Diva terasa lompat-lompat cari perhatian untuk di sentuh dadanya. Wajah Diva sudah serupa kepiting rebus yang baru diangkat dari dandang. Merah merona. “Ih, peres.” Diva menutup wajahnya yang sduah kepalang malu. “Bener, kamu sangat cantik.” Fatih mencolek dagu Diva. Wanita berkerudung navy itu semakin panas dingin dibuatnya. ***MEYYIS*** Hari ini sudah hampir satu bulan Diva dan Fatih di negeri piramida itu. Malam ini Fatih sudah bilang akan pulang terlambat. Sebenarnya Diva diajak, tapi dia tidak mau karena merasa lelah. Sepertinya sering bercinta bukan hanya memberikan efek bahagia saja, lebih dari itu maka efek lelah membuatnya hari ini tidak semangat untuk ikut. “Ya sudah, nanti akan aku kirim makanan saja ke rumah. I Love you, Sayang.”&nb
last updateLast Updated : 2022-01-12
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status