Semua Bab Home: Bab 21 - Bab 30

60 Bab

20. Memori

14 Februari 2014 "Lo diam aja ya, anjing! Untung gue masih mau pacaran sama lo. Emang ada yang mau macarin atau bahkan nikahin cewek kayak lo? Menang cantik doang, tapi otak gak dipake! Gue butuh duit. Kalau lo punya, ya dikasih ke gue dong. Katanya sayang? Tukang bohong banget lo!" Runalla menangis sesegukan di dalam mobil ketika Septa baru melayangkan beberapa pukulan di daerah pelipis. Ada luka memar yang menghiasi wajah serta tangan. Runalla sudah memohon ampun; mengutarakan rasa sakit akibat pukulan yang diberi oleh sang kekasih siang ini. "Lo pikir, lulus tiga setengah tahun itu spesial? Banyak kali yang lulus cumlaude. Gitu aja dipamerin. Norak lo tolol!"
Baca selengkapnya

21. Penguat

7 November 2019 Biru tidak bisa tidur meski jarum jam mengarah pada angka satu. Sejak tadi matanya terbuka di saat Runalla sudah terlelap dan memeluk dari belakang. Napas perempuan itu terdengar tenang sampai pikiran Biru kacau. 'Kenapa saat itu aku ngajak kamu nikah, ya?' Biru tak memiliki pemandangan yang bisa ditatap selain tembok kamar serta lemari. Hatinya berkecamuk tak nyaman. 'Aku merasa egois, karena takut menyesal nggak menikahi kamu-takut kamu diambil cowok lain dan aku terpaksa menikah sama perempuan lain. Aku cowok brengsek yang penakut. Aku takut menyakiti tapi aku sudah melakukan itu berulang kali.' Brengsek memang. Biru tidak bicara lagi pada Runalla sejak kemarin sore. D
Baca selengkapnya

22. Gemetar

16.05Ruangan dekan tak terlalu luas. Temboknya berwarna putih tulang dan dilengkapi dengan beberapa furnitur, seperti: satu meja kayu yang dilengkapi dengan tiga kursi untuk dekan maupun pengunjung, satu meja kaca yang dilengkapi sofa panjang berwarna hitam, lemari berisikan beberapa dokumen penting, satu air conditioner, dan beberapa figura yang memajang foto sederet prestasi terbaik kampus.Udara dari air conditioner menyebabkan suhu terasa begitu dingin.Otomatis Biru yang sudah berusaha mengesampingkan sensasi sakit perut serta jantung berdebar akibat kecemasan, mulai kesulitan mengontrol tubuhnya sendiri. Biru rasanya mau pingsan ketika melihat Dekan Fakultas Desain Komunikasi Visual duduk di sofa dan terlihat santai saat membalas pesan melalui
Baca selengkapnya

23. Mendadak

trigger warning: mention of sexual abuse. *** 18.07 "Muka kamu kenapa gitu banget?" Biru merengut ketika Runalla menyambutnya dengan raut yang sedikit aneh. Istrinya itu tampak seperti ingin mengatakan sesuatu namun ditahan oleh keraguan luar biasa. Tak biasanya Runalla melipat kedua tangan di depan dada dan mengamati layaknya guru yang sedang memberi penilaian ujian praktek. Menyadari situasi sedikit canggung, Biru pun berdeham dan menggaruk kepala. Untung saja Issy dan Vivi muncul. Biru memilih mengikuti dua mahkluk kecil itu ke ruang tamu daripada mempedulikan tatapan Runalla.
Baca selengkapnya

24.

15 November 2019Sidang pertama Mbak Mutia baru saja selesai.Mas Rey beserta keluarganya yang hadir menunjukkan tatapan menusuk dan tidak suka sebelum pergi meninggalkan kami. Rahangku mengeras. Ada perasaan marah bukan main, sebab ayah dan ibu mertuaku tak menghadiri persidangan ini. Mas Biru mengatakan, "Aku kayaknya belum cerita ke kamu, kalau orang tuaku menentang perceraian ini. Mereka nggak mau datang karena hal itu. Mereka bilang, nggak baik kalau perempuan jadi janda dan single-parent, apalagi kalau punya anak yang kekurangan."Ada gurat kesedihan luar biasa pada wajah Mas Biru yang berusaha keras dia sembunyikan dari orang sekitar. Begitu juga Mbak Mutia yang terlihat kelelahan. Untungnya, mama-papaku mau datang untuk memberi support. Mama memeluk Mbak Mutia erat-erat, mengusap punggungnya berulang kali—begitu pula dengan Papa.Mbak Mutia yang awalnya tida
Baca selengkapnya

25. Kejadian yang Tidak diharapkan

15 November 2019"Runa, kamu ke mobil aja duluan. Nanti aku nyusul. Masih mau bicara sama temenku."Kini hanya tersisa Biru dan Ersa, yang berdiri berdampingan kala keheningan berusaha menyerbu masuk. Biru menggaruk tengkuk. Hari ini terasa berat sesudah melihat Mutia menangis dalam pelukan mertuanya. Biru tidak menyangka kalau hari sidang yang dinantikan sudah berlalu begitu saja."Lo nggak dekatin kakak gue?" tanya Biru basa-basi ketika melihat ke arah sepatunya. Ersa menatap Biru dari samping, merogoh sebungkus rokok dari saku celana, dan menjawab, "Nggak, nggak jadi. Gue sadar kalau gue hanya sekadar kagum sesudah mengenal kakak lo dan gue masih mencintai mendiang istri. Kakak lo emang cantik, tapi gue masih belum merelakan sosok istri."Mutia bekerja di tempat yang sama dengan teman Ersa, jadi terkadang saat waktu luang, Ersa sengaja berkunjung ke sana. Menemui, menanyakan kabar, dan
Baca selengkapnya

26. Bicara (1)

"Besok pas tahun baruan, aku harus ngomong apa ke keluarga kamu soal Ayah-Bunda? Mereka nggak akan mau datang buat kumpul."Runalla mengompres luka lebam Biru menggunakan es batu yang sudah dibalut oleh kain. Meskipun sudah sampai di rumah, keadaan masih belum membaik. Mereka tampak berantakan. Biru tidak bisa mengangkat kepala barang sedetik, karena Runalla menatap wajahnya lekat sekali. Perasaan percaya diri yang sudah susah payah dia bangun sejak awal pernikahan langsung runtuh begitu saja seusai kejadian tadi berlalu."Sudah, jangan bahas itu dulu," suara Runalla tidak bisa keluar dengan benar. Perempuan itu menarik napas sedalam mungkin guna mengusir tekanan besar yang terasa di dada. "Fokus ke kamu dulu. Mikirin lainnya nanti aja, ya?"Detik itu, semua seolah berhenti. Iris mereka bertemu ketika Biru menggenggam tangannya yang sedari tadi s
Baca selengkapnya

27. Bicara (2)

27 November 2019 Banyak individu tidak mengetahui bahwa toxic relationship memiliki tiga fase yang terus berulang layaknya lingkaran setan, yaitu: fase tension building, explosion, dan terakhir honeymoon*. Runalla sempat terjebak dalam hubungan itu dan telah berakhir sesudah pikirannya benar-benar terbuka. Tidak mudah menjadi orang 'pintar' saat memutuskan untuk mengakhiri hubungan, karena berbagai sikap dan kalimat jahat sungguh mengurung diri-tidak memperbolehkan seseorang melihat kebenaran dan selalu memihak jawaban yang salah. "Istri gue sering dipukulin sama mantannya, ya?" Biru bertanya guna memastikan, sebab minggu lalu seusai sidang pertama Mutia berakhir, Runalla bercerita bahwa Septa selalu memukul tiap merokok. Biru tidak tahu apapun dan sampai sekarang masih merasa bersalah—entahlah, Biru merasa sesak—tidak menyangka kalau R
Baca selengkapnya

28. Kesulitan Pertama

18 Desember 2019["Dengarkan gue,"] suara Ersa melalui sambungan telepon terdengar begitu menenangkan. Tanpa ada penekanan atau paksaan apapun saat mengucapkan kata demi kata agar Biru merasa lebih tenang.["That's okay kalau lo memang butuh waktu. Lo boleh maju, boleh melangkah lebih jauh. Lo sudah hebat, karena berani mengajak istri lo untuk honeymoon. Nggak semua orang bisa seperti lo. Lo memang mau menyenangkan istri lo, tapi di samping itu, jangan lupa pikirkan kondisi lo."]Jantung Biru berdetak kencang sekali. Biru beranggapan bahwa dirinya bisa pingsan kapan saja jika tak berhasil meredakan meledak-ledak di dada. Sudah dua puluh menit di hotel, tapi Biru masih enggan untuk masuk ke dalam kamar. Lelaki itu justru masih berada di tempat parkir, bersandar pada badan mobil, dan menatap ke arah langit yang sedikit mendung.Kepercayaan diri yang sulit-sulit dib
Baca selengkapnya

29. Satu Cara

19 Desember 2019 Salah satu cara Biru menyenangkan Runalla adalah dengan cara mengajaknya berlibur dan berbulan madu sejenak. Biru sempat membahas hal ini bersama Angkasa ketika datang ke studio lelaki itu. Biru bertanya apa ada hal-hal yang bisa membuat Runalla senang, dan Angkasa menjawab, "Coba ajak bini lo honeymoon aja." Biru terdiam cukup lama sesudah mendengar usul dari Angkasa. Biru tidak yakin bisa melakukannya. Ditambah lagi Angkasa membahas beberapa hal lain yang membuat Biru semakin canggung. Maksud Biru, bagaimana bisa para lelaki bisa begitu terbuka membahas urusan seks? Sepanjang Angkasa menjelaskan posisi-posisi dengan pilihan kata kelewat frontal, Biru tidak bisa menatap lelaki itu. "Lo dengerin gue atau nggak, sih?" Biru merasa tidak aman sekaligus nyaman. Sejak kejadian bertahun-tahun lalu di mana dirinya dilecehkan oleh beberapa orang, Biru tidak lagi memiliki pandangan yang sama terhadap sesama je
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status