15 November 2019"Runa, kamu ke mobil aja duluan. Nanti aku nyusul. Masih mau bicara sama temenku."Kini hanya tersisa Biru dan Ersa, yang berdiri berdampingan kala keheningan berusaha menyerbu masuk. Biru menggaruk tengkuk. Hari ini terasa berat sesudah melihat Mutia menangis dalam pelukan mertuanya. Biru tidak menyangka kalau hari sidang yang dinantikan sudah berlalu begitu saja."Lo nggak dekatin kakak gue?" tanya Biru basa-basi ketika melihat ke arah sepatunya. Ersa menatap Biru dari samping, merogoh sebungkus rokok dari saku celana, dan menjawab, "Nggak, nggak jadi. Gue sadar kalau gue hanya sekadar kagum sesudah mengenal kakak lo dan gue masih mencintai mendiang istri. Kakak lo emang cantik, tapi gue masih belum merelakan sosok istri."Mutia bekerja di tempat yang sama dengan teman Ersa, jadi terkadang saat waktu luang, Ersa sengaja berkunjung ke sana. Menemui, menanyakan kabar, dan
Baca selengkapnya