16.05
Ruangan dekan tak terlalu luas. Temboknya berwarna putih tulang dan dilengkapi dengan beberapa furnitur, seperti: satu meja kayu yang dilengkapi dengan tiga kursi untuk dekan maupun pengunjung, satu meja kaca yang dilengkapi sofa panjang berwarna hitam, lemari berisikan beberapa dokumen penting, satu air conditioner, dan beberapa figura yang memajang foto sederet prestasi terbaik kampus.
Udara dari air conditioner menyebabkan suhu terasa begitu dingin.
Otomatis Biru yang sudah berusaha mengesampingkan sensasi sakit perut serta jantung berdebar akibat kecemasan, mulai kesulitan mengontrol tubuhnya sendiri. Biru rasanya mau pingsan ketika melihat Dekan Fakultas Desain Komunikasi Visual duduk di sofa dan terlihat santai saat membalas pesan melalui
trigger warning: mention of sexual abuse. *** 18.07 "Muka kamu kenapa gitu banget?" Biru merengut ketika Runalla menyambutnya dengan raut yang sedikit aneh. Istrinya itu tampak seperti ingin mengatakan sesuatu namun ditahan oleh keraguan luar biasa. Tak biasanya Runalla melipat kedua tangan di depan dada dan mengamati layaknya guru yang sedang memberi penilaian ujian praktek. Menyadari situasi sedikit canggung, Biru pun berdeham dan menggaruk kepala. Untung saja Issy dan Vivi muncul. Biru memilih mengikuti dua mahkluk kecil itu ke ruang tamu daripada mempedulikan tatapan Runalla.
15 November 2019Sidang pertama Mbak Mutia baru saja selesai.Mas Rey beserta keluarganya yang hadir menunjukkan tatapan menusuk dan tidak suka sebelum pergi meninggalkan kami. Rahangku mengeras. Ada perasaan marah bukan main, sebab ayah dan ibu mertuaku tak menghadiri persidangan ini. Mas Biru mengatakan, "Aku kayaknya belum cerita ke kamu, kalau orang tuaku menentang perceraian ini. Mereka nggak mau datang karena hal itu. Mereka bilang, nggak baik kalau perempuan jadi janda dan single-parent, apalagi kalau punya anak yang kekurangan."Ada gurat kesedihan luar biasa pada wajah Mas Biru yang berusaha keras dia sembunyikan dari orang sekitar. Begitu juga Mbak Mutia yang terlihat kelelahan. Untungnya, mama-papaku mau datang untuk memberi support. Mama memeluk Mbak Mutia erat-erat, mengusap punggungnya berulang kali—begitu pula dengan Papa.Mbak Mutia yang awalnya tida
15 November 2019"Runa, kamu ke mobil aja duluan. Nanti aku nyusul. Masih mau bicara sama temenku."Kini hanya tersisa Biru dan Ersa, yang berdiri berdampingan kala keheningan berusaha menyerbu masuk. Biru menggaruk tengkuk. Hari ini terasa berat sesudah melihat Mutia menangis dalam pelukan mertuanya. Biru tidak menyangka kalau hari sidang yang dinantikan sudah berlalu begitu saja."Lo nggak dekatin kakak gue?" tanya Biru basa-basi ketika melihat ke arah sepatunya. Ersa menatap Biru dari samping, merogoh sebungkus rokok dari saku celana, dan menjawab, "Nggak, nggak jadi. Gue sadar kalau gue hanya sekadar kagum sesudah mengenal kakak lo dan gue masih mencintai mendiang istri. Kakak lo emang cantik, tapi gue masih belum merelakan sosok istri."Mutia bekerja di tempat yang sama dengan teman Ersa, jadi terkadang saat waktu luang, Ersa sengaja berkunjung ke sana. Menemui, menanyakan kabar, dan
"Besok pas tahun baruan, aku harus ngomong apa ke keluarga kamu soal Ayah-Bunda? Mereka nggak akan mau datang buat kumpul."Runalla mengompres luka lebam Biru menggunakan es batu yang sudah dibalut oleh kain. Meskipun sudah sampai di rumah, keadaan masih belum membaik. Mereka tampak berantakan. Biru tidak bisa mengangkat kepala barang sedetik, karena Runalla menatap wajahnya lekat sekali. Perasaan percaya diri yang sudah susah payah dia bangun sejak awal pernikahan langsung runtuh begitu saja seusai kejadian tadi berlalu."Sudah, jangan bahas itu dulu," suara Runalla tidak bisa keluar dengan benar. Perempuan itu menarik napas sedalam mungkin guna mengusir tekanan besar yang terasa di dada. "Fokus ke kamu dulu. Mikirin lainnya nanti aja, ya?"Detik itu, semua seolah berhenti. Iris mereka bertemu ketika Biru menggenggam tangannya yang sedari tadi s
27 November 2019 Banyak individu tidak mengetahui bahwa toxic relationship memiliki tiga fase yang terus berulang layaknya lingkaran setan, yaitu: fase tension building, explosion, dan terakhir honeymoon*. Runalla sempat terjebak dalam hubungan itu dan telah berakhir sesudah pikirannya benar-benar terbuka. Tidak mudah menjadi orang 'pintar' saat memutuskan untuk mengakhiri hubungan, karena berbagai sikap dan kalimat jahat sungguh mengurung diri-tidak memperbolehkan seseorang melihat kebenaran dan selalu memihak jawaban yang salah. "Istri gue sering dipukulin sama mantannya, ya?" Biru bertanya guna memastikan, sebab minggu lalu seusai sidang pertama Mutia berakhir, Runalla bercerita bahwa Septa selalu memukul tiap merokok. Biru tidak tahu apapun dan sampai sekarang masih merasa bersalah—entahlah, Biru merasa sesak—tidak menyangka kalau R
18 Desember 2019["Dengarkan gue,"] suara Ersa melalui sambungan telepon terdengar begitu menenangkan. Tanpa ada penekanan atau paksaan apapun saat mengucapkan kata demi kata agar Biru merasa lebih tenang.["That's okay kalau lo memang butuh waktu. Lo boleh maju, boleh melangkah lebih jauh. Lo sudah hebat, karena berani mengajak istri lo untuk honeymoon. Nggak semua orang bisa seperti lo. Lo memang mau menyenangkan istri lo, tapi di samping itu, jangan lupa pikirkan kondisi lo."]Jantung Biru berdetak kencang sekali. Biru beranggapan bahwa dirinya bisa pingsan kapan saja jika tak berhasil meredakan meledak-ledak di dada. Sudah dua puluh menit di hotel, tapi Biru masih enggan untuk masuk ke dalam kamar. Lelaki itu justru masih berada di tempat parkir, bersandar pada badan mobil, dan menatap ke arah langit yang sedikit mendung.Kepercayaan diri yang sulit-sulit dib
19 Desember 2019 Salah satu cara Biru menyenangkan Runalla adalah dengan cara mengajaknya berlibur dan berbulan madu sejenak. Biru sempat membahas hal ini bersama Angkasa ketika datang ke studio lelaki itu. Biru bertanya apa ada hal-hal yang bisa membuat Runalla senang, dan Angkasa menjawab, "Coba ajak bini lo honeymoon aja." Biru terdiam cukup lama sesudah mendengar usul dari Angkasa. Biru tidak yakin bisa melakukannya. Ditambah lagi Angkasa membahas beberapa hal lain yang membuat Biru semakin canggung. Maksud Biru, bagaimana bisa para lelaki bisa begitu terbuka membahas urusan seks? Sepanjang Angkasa menjelaskan posisi-posisi dengan pilihan kata kelewat frontal, Biru tidak bisa menatap lelaki itu. "Lo dengerin gue atau nggak, sih?" Biru merasa tidak aman sekaligus nyaman. Sejak kejadian bertahun-tahun lalu di mana dirinya dilecehkan oleh beberapa orang, Biru tidak lagi memiliki pandangan yang sama terhadap sesama je
«warning» *** 19.22 Dua jam lalu, kami baru selesai menikmati makan malam di hotel dan sekarang dalam perjalanan menuju ke alun-alun ibu kota Bali. Taman Kota Lumintang, kalau tidak salah. Kami sama sekali tidak memiliki rencana pergi ke sana, tapi Mas Biru mengatakan, "Nggak papa, sekalian isi ulang bensin sama nunggu makanan di perut turun." Sepanjang jalan ke sana, sisi jalan selalu menampakkan para wisatawan asing yang berpergian bersama kelompoknya. Aku menerka, apakah mereka tidak takut tersesat apabila berkunjung ke negara orang? Aku tidak terlalu suka berpergian semenjak putus dari Septa, karena sampai sekarang juga aku masih ingat saat dirinya mendorongku keluar dari mobil. Aku takut ditinggal