Home / Romansa / Akhirnya Aku Kembali / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Akhirnya Aku Kembali: Chapter 161 - Chapter 170

255 Chapters

161. Membawa Gadis Itu ke Kamarnya!

...Di atas sebuah ranjang berukuran besar di rumah sakit itu, seorang gadis cantik dengan rambut panjang bergelombang nampak sedang terpaku pada sesuatu ditangannya.Selembar foto berwarna hitam putih dengan titik hitam kecil ditengahnya cukup mengidentifikasikan berita mengejutkan yang barusaja didengarnya."Tidak, ini tidak mungkin seperti itu," ucap Shen Yiyi bergumam dengan begitu lirihnya.Jari telunjuknya meraba foto itu. Dengan jemari bergetar gadis itu masih bertanya-tanya di dalam hatinya. Bagaimana dia bisa...? Dan sejak kapan? tanyanya dalam hati yang langsung terjawab oleh pernyataan Mu Shenan setelahnya."Ehem, apa kau ingat ketika kau menyuruh pengacara Su untuk menceraikanku?" tanya Mu Shenan dengan lembut.Shen Yiyi lantas menganggukkan kepalanya. Dia tentu masih ingat. Kala itu, pengacara Su meneleponnya untuk mengirimkan surat cerai dari Mu Shenan. Namun, karena Shen Yiyi ingin merubah nasibnya, maka dia berbalik arah dan mengatakan bahwa dialah yang akan mencerai
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

162. Merayu Kakek Shen

...Tepat pada saat jam makan siang, di kediaman Shen, Wei Yuna dan ayahnya terlihat duduk di depan meja makan sembari menunggu kehadiran sang Tuan rumah.Ada banyak menu yang mereka sudah siapkan dari rumah. Tidak lupa, mereka juga membawa beberapa teh ramuan herbal guna menyenangkan hati kakek Shen itu. Kebetulan, mereka juga mendengar bahwa kakek Shen akhir-akhir ini memang sedang kurang enak badan. "Yuna, apa kau yakin sudah membawa semua teh herbalnya?" tanya Wei Dong kepada putrinya.Wei Yuna menganggukkan kepalanya sementara kedua bola matanya masih tertuju pada ruang keluarga disana.Ya, disana, kakek Shen sedang diperiksa oleh dokter yang sudah disiapkan oleh Shen Ara. Rupanya, ibunya itu semalam tidak pulang karena menjaga kakek Shen setelah kepulangan ibunya itu dari Chang 'An."Dokter, bagaimana hasilnya?" tanya Shen Ara yang dapat didengar oleh Wei Yuna.Dokter itu nampak tersenyum sembari memasukkan peralatan medisnya. Meskipun, ucapan dokter itu kurang begitu keras,
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

163. Mencari Keberadaan Shen Yiyi

...Siang telah berganti malam di kota S. Perjumpaan keluarge Wei di kediaman Shen telah berakhir dan saat ini mereka telah pulang dengan kendaraan mereka masing-masing. Wei Yuna bersama dengan Wei Dong, sementara Shen Ara diantar oleh sopir sekaligus asisten pribadinya.Wei Dong dan putrinya telah tiba di rumah mereka terlebih dahulu. Sesampainya mereka di ruang tamu rumah itu, Wei Dong langsung menyalakan api rokoknya sementara bibi pelayan di rumah itu langsung membuka jendela disekitarnya dengan lebar."Hari ini, sepertinya kakekmu sangat senang," ucap Wei Dong sembari menyesap cerutunya.Wei Yuna menyambut perkataan itu dengan senyumannya. "Benar, Ayah. Untung saja ibu sangat pintar," sahut Wei Yuna ikut mengambil sebatang rokok dari kotak berwarna hitam dan ikut menyalakannya.Jujur saja, hari ini Wei Yuna merasa begitu lelah karena terlalu banyak berbicara manis. Tentu saja itu bukan dirinya. Sehingga, setelah kepura-puraannya yang membosankan itu, sudah saatnya dia menenangk
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

164. Seekor Itik Kecil yang Ingin Bermanja!

...Malam telah berlalu digantikan dengan pagi yang cukup dingin di rumah sakit terbesar di kota itu. Waktu telah menunjukkan pukul 08.00 pagi dan semua pasien sudah terbangun untuk melakukan aktifitas sarapan dan pemeriksaan mereka. Sayangnya, sepertinya hal itu tidak berlaku bagi sepasang suami isteri yang saat ini sedang dirawat di kamar VVIP di lantai paling atas. "Eh, bagaimana? Apa kau sudah kesana?" tanya seorang perawat kepada rekannya yang langsung kembali hanya dalam waktu beberapa menit."Belum. Para pengawal tidak mengijinkanku masuk karena CEO Mu belum bangun," terang perawat itu sambil meletakkan kembali nampannya di atas meja."Masih belum bangun ya? Sudahlah, kalau begitu kita tunggu dokter Ma saja." terang perawat pertama itu yang disahut oleh rekannya yang lainnya."Iya. Lebih baik kita menunggu. Mungkin CEO Mu sangat lelah sehingga beliau sampai tertidur pulas.""Iya, kau benar. Kalau begitu, mari kita menunggu sebentar lagi," terang yang lainnya.Para perawat it
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more

165. Ulah Isteri Kecilnya

...Ceklek!Pintu ruang perawatan itupun terbuka menampilkan dua sosok sekretaris dengan pakaian rapi mereka. "CEO Mu, Selamat pagi," sapa sekretaris Ji yang langsung disusul oleh sekretaris Gu dibelakangnya."Selamat pagi CEO," sapa sekretaris Gu."Hm," sahut sang bos besar yang baru saja bangun itu.Mu Shenan masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Sambil menyugar rambutnya dengan tangan kirinya, dia terlihat mencari-cari sesuatu disekitarnya. Tetapi sepertinya dia tidak menemukan apa yang dia cari."Em, Tuan Mu. Apa ada yang bisa kami bantu?" tanya sekretaris Ji menyela perhatian Mu Shenan.Di ranjang besar itu tidak ada apapun kecuali pria bertubuh besar yang mengenakan baju tidur rumah sakit itu. Para sekretaris berpikir, mungkin CEO Mu telah lupa menaruh suatu benda sehingga mereka hendak menolongnya."Tuan, kalau boleh tahu, anda sedang mencari apa?" tanya sekretaris Gu mencoba untuk mendekat.Mu Shenan menggelengkan kepalanya. "Sudahlah, tidak perlu," katanya pada akhirny
last updateLast Updated : 2022-09-15
Read more

166. Kau Masih Terlihat Tampan!

...Sementara itu, di depan kamar VVIP dimana pasangan itu berada, asisten Bai nampak berdiri dengan sangat santai sambil membawa setoples kacang mete yang dibawanya dari rumah.Entah mengapa, tebakan asisten Bai selalu benar. Asalkan tuan dan nyonyanya itu bersama, pasti akan selalu ada keributan kecil yang timbul! Tidak di kantor, tidak di rumah, di mobil, ataupun rumah sakit, semuanya sama saja!Asisten Bai yang sudah sangat sering menyaksikan drama percintaan itupun sudah tahu harus berbuat apa. Jadi, selama menunggu drama sejoli itu berakhir, dia memilih untuk membuka toples kacang itu dan memakannya sebagai camilan pagi hari."Eh, apa kalian mau?" tanya asisten itu kepada pengawal yang berjaga disana."Hm," jawab mereka.Sama seperti asisten Bai, nampaknya tim khusus itupun sudah terbiasa dengan adegan yang sangat sering mereka lihat itu. Bagi mereka, sebuah tim yang sudah diperlengkapi dengan keahlian membunuh, adegan percintaan itu sungguh terdengar sangat menggelikan!Sejuj
last updateLast Updated : 2022-09-16
Read more

167. Kalah Satu Langkah (1)

...Hari telah berlalu. Pagi-pagi betul, dokter Ma telah datang untuk memeriksa kondisi kesehatan Shen Yiyi ketika gadis itu baru saja terbangun dari tidurnya."Selamat pagi, Nona," sapa dokter Ma kepada Shen Yiyi yang sudah terduduk di atas ranjangnya."Selamat pagi, dokter," sahut Shen Yiyi. "Apakah hari ini aku bisa pulang?!" tambah gadis itu tidak sabar.Mendengar pertanyaan itu, dokter Ma langsung mengambil laporan kesehatan terakhir milik Shen Yiyi yang telah disodorkan oleh para perawat disampingnya. Pada laporan terakhir yang dilihatnya. kondisi Shen Yiyi memang dikatakan sudah sangat baik sehingga gadis itu sudah tidak memerlukan perawatan lanjutan lagi."Anda sudah boleh pulang, Nona," ucap dokter Ma."Wah, bagus sekali. Kalau Mu Shenan bagaimana? Apa dia sudah boleh pulang juga atau bagaimana?" tanya Shen Yiyi dengan penuh penasaran.Dokter Ma menaikkan kaca-matanya. Setelah dia memberikan resep vitamin kepada perawat disebelahnya, dia langsung menatap Shen Yiyi untuk men
last updateLast Updated : 2022-09-21
Read more

168. Kalah Satu Langkah (2)

.. .Kegagalan adalah sesuatu yang saat ini dialami oleh seorang gadis muda dengan pakaian berwarna peach itu. Sedari tadi, gadis itu tampak merenung dan tidak ada apapun yang terpancar dari dua bola matanya selain sebuah tatapan kosong nan menyedihkan di dalamnya.Di dalam ruangan yang begitu sepi itu, Shen Yiyi terduduk di pinggiran ranjang sementara kedua tangannya memegang sebuah piring berwarna putih dengan salad buah di atasnya. Tanpa berbicara, dia terus menyuapkan potongan-potongan buah itu ke dalam mulut seorang pria yang hanya terdiam memandangnya.“Shen Yiyi, kau kenapa?” tanya pria tampan itu sembari mencoba mengambil alih piring yang dipegang oleh gadis itu.Shen Yiyi menolak. Dia bersikukuh memegang piring kecil itu dan terus menyuapi suaminya sementara pikirannya terus kemana-mana memikirkan sesuatu yang tidak dapat dimengerti oleh pria disampingnya.“Gadis bodoh, apa ada yang membulimu?” tanya Mu Shenan berh
last updateLast Updated : 2022-09-21
Read more

169. Menarik Imbalan atas Sebuah Bantuan (1)

. . . Siang itu suasana di lobi rumah sakit terlihat sedikit ramai. Para petugas administrasi terlihat begitu sibuk di depan meja administrasi panjang yang terbuat dari bahan marmer hitam, sementara para pengunjung menunggu di ruang tunggu dengan kursi-kursi besi panjang berwarna putih yang hampir penuh disana. Disepanjang perjalanan menuju ke depan pintu keluar lobi itu, Shen Yiyi melayangkan pandangannya untuk melihat mereka semua yang sedang berlalu-lalang. Ada yang sedang menangis, ada yang sedang menunggu dengan tatapan hampa, dan juga ada yang mengetuk-ngetukkan kakinya karena kekhawatiran yang mungkin dirasakannya. Mereka semua nampak putus asa, hampir sama dengan apa yang saat ini dialami oleh Shen Yiyi. Shen Yiyi mulai mendekati pintu keluar yang hanya berjarak beberapa meter darinya itu. Shen Yiyi sedikit menepi setelah ia melihat pintu itu penuh sesak dengan kehadiran sebuah keluarga besar yang baru saja datang kesana. Salah satu wanita tua yang berjalan di tengah kelu
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more

170. Dipermainkan oleh Pria Brengsek itu!

. . . Dalam 30 menit, ciuman panas itu akhirnya berakhir. Mu Shenan menarik paksa bibirnya sendiri karena ia tahu bahwa pasti akan sangat sulit untuk mengendalikan dirinya sendiri apabila dia tidak menghentikannya saat itu juga. Dengan nafas yang masih memburu, pria itu lantas melihat ke beberapa tanda merah pada leher isterinya. Dia cukup puas! Setidaknya, beberapa tanda kebiruan itu akan tetap berada disana selama beberapa hari ke depan. “Em, Yiyi. Pakailah jaketmu,” ucap Mu Shenan seraya melirik kebagian dada milik wanita itu. Kancing itu sudah lepas dua dengan untaian benang yang masih menjulai diujungnya. Entah kemana dua kancing berwarna biru itu terlempar, Mu Shenan tidak tahu. Tetapi yang jelas, dia sudah cukup puas menikmati sebagian kecil apa yang ada didalamnya tanpa perlawanan yang berarti dari isteri yang mengharapkan bantuannya itu. Mu Shenan melihat kedua pipi Shen Yiyi yang masih memerah. Meskipun gadis itu kesal, tapi pipi merona diwajahnya cukup menunjukkan bah
last updateLast Updated : 2022-09-23
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
26
DMCA.com Protection Status