West masih menunggu Leona naik ke atas kursi kayu yang ditidurinya. Namun wanita itu sepertinya enggan, khawatir khilaf lagi dan mengulangi kesalahan yang sama. Saat ini saja, jantung yang berada di dalam tubuh berisi itu berdebar dengan cepat.Pria itu akhirnya mengalah, lalu turun ke bawah. Dia duduk berhadapan dengan Leona di lantai berbahan kayu.“Sepertinya kita butuh kopi,” kata Leona seraya berdiri.“Tidak perlu.” West menggeleng.Leona tetap melangkah menuju dapur, bersiap membuatkan kopi panas. Dia mengembuskan napas yang sejak tadi tertahan. Kalian tahu apa penyebabnya? Oh, tentu saja karena malam, dingin dan penerangan minim. Ditambah dengan paras tampan West yang benar-benar menarik perhatian setiap kaum hawa.“West,” panggil Leona.“Ya?” Pria itu mendongakkan kepala agar bisa melihat Leona dengan baik.“Bolehkah kali ini aku minum cappuccino?” tanya Leona dengan
Read more