Satu bulan kemudian
Leona melihat gaun berukuran nol yang dibeli hampir tiga bulan yang lalu. Gaun berwarna tosca dan satu lagi berwarna maroon. Dia tertawa pelan menyadari West selalu membelikan warna baju serupa dengan gaun yang dikenakan saat pertama kali melihatnya di pesta dansa.
Selama satu bulan ini, dia masih belum percaya kalau laki-laki lajang itu mencintainya sejak lama. Leona benar-benar tidak menyangka bisa mendapatkan cinta sebesar itu dari West, pria yang lamarannya ditolak dulu.
“Aku harus kenakan yang mana?” gumamnya ragu memilih warna gaun yang akan dikenakan.
Dia menggigit bibir bawah seraya mengarahkan telunjuk bergantian kepada dua gaun tersebut. Leona memejamkan mata dengan tangan terus bergerak ke kiri dan kanan. Ketika jari telunjuknya berhenti, kelopak netra abu-abu itu langsung terbuka. Pilihannya jatuh kepada gaun berwarna maroon.
Leona menarik napas dalam-dalam, sebelum mengambil gaun itu. Di
Keesokan hariSeperti yang telah direncanakan, Leona dan Cassie akan pergi ke tempat klinik kecantikan untuk melakukan perawatan wajah. Leona harus mendapatkan treatment agar bintik halus di area pipi dan tulang hidung bisa dihilangkan.“Apa kau yakin freckless ini akan hilang dalam sekali perawatan?” tanya Leona ragu ketika dalam perjalanan menuju beauty clinic.Cassie menoleh sebentar sebelum fokus lagi mengemudi. Bahunya terangkat sebentar, kemudian turun.“Semoga. Setahuku klinik ini yang terbaik di Earth Ville.” Cassie menyalakan lampu sein kiri sebelum menyalip kendaraan di depan. “Berdasarkan testimoni yang kubaca, pasiennya puas dengan hasil yang didapatkan. Kita lihat saja hasilnya nanti.”Leona harap-harap cemas sekarang. Tentu saja bukan hanya karena bintik di wajahnya, tapi juga karena akan berjumpa dengan Mark besok. Belum lagi ia harus menjelma menjadi sos
Leona mengempaskan tubuh rampingnya di tempat tidur. Dia menghabiskan waktu seharian mempersiapkan semua kebutuhan untuk memulai aksi menipu Mark. Ada begitu banyak pakaian, tas dan sepatu branded yang mereka beli. Ditambah lagi dengan softlens berwarna violet.Awalnya Leona keberatan, karena tentu saja ini akan menghabiskan banyak uang. Namun, Cassie berdalih semua sesuai dengan perintah West. Benda-benda tersebut akan dibutuhkan ketika dia menyamar nanti.Wanita itu menarik napas berat saat melihat rambutnya yang sudah berubah warna. Tawa singkat keluar dari sela bibir ketika ingat bagaimana berdebat dengan Cassie sebelum mengganti warnanya.“Aku tidak mau mengubah rambut hitamku, Cas!!” tolak Leona keberatan.“Kau harus mengubahnya, Leona. Mark bisa mengenalimu nanti,” balas Cassie. Menurutnya mengubah warna rambut adalah bagian penting dari rencana. Leona harus tampil berbeda dan jauh dari image dirin
Sepasang mata biru kecil sedang memandang paras cantik yang masih tidur pulas. Senyuman tersungging di bibir tipis yang berwarna pink keunguan milik West. Tangannya menarik tubuh ramping itu ke depan, agar bisa merapatkan pelukan mereka.Sejak tadi malam, Leona selalu menempel. Katanya dengan begitu baru bisa tidur, karena terlalu banyak pikiran. Dia stres memikirkan persidangan hari ini.Jangan ditanyakan lagi bagaimana menderitanya West menahan diri selama berjam-jam. Haha!“Leona,” panggil West menepuk pelan lengannya, “kau harus bangun sekarang. Kita akan memasangkan silikon dan baju karet untuk tubuhmu.”“Ehmmm ….” gumam wanita itu dengan mata masih terpejam.“Bangun, Saya
Mobil berjenis van itu meluncur menuju pengadilan tempat sidang perceraian Leona dan Mark digelar. Wanita itu duduk dengan West di belakang, sedangkan Cassie dan Shaun di depan. Perjalanan diisi dengan berbagai percakapan seputar rencana yang akan mereka jalankan setelah sidang selesai.Leona menoleh ke bagian belakang van yang dibatasi kaca tebal. Di sana terlihat stelan blazer berwarna hitam bermerek dengan bahan kualitas terbaik. Pakaian itu akan dikenakan olehnya ketika bertemu dengan Mark nanti siang.“Kau yakin dia tidak akan mengenalku?” Entah berapa kali Leona mengajukan pertanyaan tersebut sejak tadi.“Yakin 100%. Dia tidak akan bisa mengenalimu nanti. Aku jamin.” West mengerling kepada Cassie. “Cassie sangat lihai untuk masalah make-u
Leona berusaha menahan diri untuk tidak memaki Mark dan selingkungannya di pengadilan. Sumpah demi apapun, darah wanita itu benar-benar mendidih ketika melihat mereka berlagak seperti pengacara dan klien profesional. Dia tidak pernah menyangka kalau Sherly adalah kuasa hukum yang selama ini bekerja untuk suaminya.“Kau harus bisa mengontrol emosi. Jangan sampai terpancing oleh mereka, jika citramu tidak ingin buruk di depan majelis hakim,” bisik Cassie menenangkan teman sekaligus kliennya beberapa menit yang lalu.Mereka sekarang sudah berada di dalam ruang sidang, menunggu majelis hakim tiba. Jangan ditanyakan lagi bagaimana raut muka Leona saat ini. Masam, tidak ada lagi senyuman yang kerap menghiasi wajah cantiknya.“Jangan terkejut dengan pembacaan materi gugatan nanti,” ujar Cassie kemba
Begitu sidang selesai, mereka kembali ke rumah. Proses sidang ternyata lebih cepat dari dugaan. Mereka masih memiliki waktu tiga jam untuk mempersiapkan diri dengan rencana berikutnya. Setelah makan siang, West dan Leona akan menemui Mark di perusahaan.Leona telah berganti pakaian sekarang. Dia mengenakan setelan blazer berwarna hitam yang tampak elegan membungkus tubuh rampingnya. Rambut dibiarkan terurai sedikit ikal di bagian ujung.Cassie membantu menyempurnakan riasan Leona, agar tampak berbeda dari biasanya. Alhasil, wanita itu seperti terlahir sebagai sosok berbeda. Tidak ada lagi yang bisa mengenalinya sebagai Leona Parker.“Almost perfect,” decak Cassie terpukau dengan penampilan Leona.
Mark memperhatikan Tatiana dengan lekat. Bukan berarti dia bisa mengenali Leona, tapi karena terpukau dengan kecantikan yang dimiliki wanita itu. Pria itu terlalu mudah untuk tertarik dengan perempuan cantik. Apalagi secantik Tatiana yang melampaui Sherly.Tatiana sosok wanita elegan dan terpelajar. Setidaknya itulah image yang dibangun Leona saat ini. Tentu saja semua berdasarkan kertas yang diberikan West ketika di mobil tadi.“Jadi apa yang bisa saya bantu untuk Anda, Nona Clark?” tanya Mark membuka percakapan bisnis mereka.“Apa kau belum menjelaskannya kepada Tuan Sinclair, Zack?” Leona mengalihkan paras dengan dagu masih tegak. Dia benar-benar menjalankan peran seorang pengusaha kelas atas yang baru m
West ternganga mendengar perkataan Leona barusan. Dia tak menyangka wanita itu mengajaknya bercinta. Padahal sebelumnya mereka sudah sepakat untuk tidak melakukan hal itu sebelum menikah.“Kau hanya terbawa perasaan sesaat, Leona,” kata West memandang netra violet satu per satu.Sebelumnya Leona juga seperti ini ketika mengetahui fakta menyakitkan tentang Mark. Kesedihan yang mendalam membuat wanita itu hilang kendali, sampai meminta West menciumnya hingga hal itu terjadi. Sekarang juga demikian. Setidaknya itulah yang West pikirkan.Leona menggeleng cepat. “Aku yakin ini bukan perasaan sesaat. Ada luapan yang tidak kumengerti di sini,” tuturnya mengusap pelan dada sendiri.West menurunkan tangan Leona ke bawah, kemudian menundukkan kepala. Senyum