"Kamu nggak salah bicara, Mas? Sejak kapan kamu peduli pada anak dalam kandunganku? Perasaan ... jangankan peduli, ingat kalau aku sedang hamil saja tidak," ucap Mia sambil tersenyum miris pada Azmi yang terlihat berjalan mendekat.Begitu tiba di depannya, laki-laki itu membuka tangannya, hendak memeluk tubuh Mia, tapi dengan cekatan, Mia menepis. "Nggak usah peluk-peluk, Mas. Kita bukan mahram!" tolaknya dengan tegas."Bukan mahram? Sembarangan kamu bicara. Kamu itu masih istriku, sejak kapan tak lagi jadi mahramku?" sahut Azmi lagi dengan nada tidak diterima.Ia memang tak pernah merasa jika sudah menceraikan Mia. Walaupun wanita itu pergi dari rumahnya karena kehendaknya dan juga kehendak ibunya, tapi selagi surat cerai belum jatuh di tangan, status Mia masihlah tetap istri sahnya. Kapan pun ia mengajak rujuk, Mia tak berhak menolak."Kamu dan ibumu terang-terangan mengusirku pergi dari rumahmu. Bukan itu saja, kalian bahkan sudah merencanakan akan menjadikan Mizka sebagai penggant
Baca selengkapnya