Beranda / Romansa / MENANTI KEPASTIAN / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab MENANTI KEPASTIAN: Bab 61 - Bab 70

92 Bab

Berbohong

Ditengah-tengah amukan mother yang sangat murka terhadap Dini. Tiba-tiba Candra datang lagi membawa kedua orang tuanya dan pak ustad yang paham agama untuk melamar Dini. Dini langsung keluar kamar dan menemui mereka. Dini berusaha menenangkan mother kalau Candra ingin berbicara. Mother langsung diam, dan pak ustad mulai menjadi penengah. Mereka menjelaskan pada mother Dini niat kedatangan mereka untuk melamar Dini. Jelas!!! Tanpa pikir panjang, mother langsung menolaknya. Kata mother, Dini harus jadi sarjana dulu dan akan menikah dengan sarjana juga. Yang sederajat. Mother menyarankan Candra untuk menjauhi Dini karena sampai kapanpun, mother dan fathernya Dini tidak akan merestui hubungan mereka berdua. Dini hanya bisa menangis menyaksikan drama ini. Merasa kesal terhadap mother dan kesal terhadap perasaannya sendiri.***Dini tidak mau makan, tidak mau keluar kamar, tidak mau bicara terhadap mother dan Dini berubah jadi pembangkang. Mother masuk ke kamar Dini dan memb
Baca selengkapnya

Ujian

Sambil menikmati makanannya, Candra bertanya pada Dini mengenai buku yang dia berikan bulan lalu yang berjudul "La tahzan" . " Apa kamu sudah membacanya?" Kalau kamu sedih cobalah baca buku itu. Dini menganggut dan sudah dibaca baru beberapa lembar.Candra bertanya lagi, "hal apa yang sudah dibaca?". Dini menceritakan, pengalamannya membaca buku La tahzan. Seperti kebetulan, dirinya tidak sengaja membaca sesudah kesulitan pasti akan ada kemudahan. Dini yakin, mungkin sekarang hubungan mereka sedang rumit. Tapi kalau niat kita baik dan untuk ibadah. Pasti Allah akan mempermudah. Dalam buku itu tertulis, setelah lapar pasti akan ada kenyang. Setelah haus pasti ada kepuasan. Setelah bergadang pasti ada tidur pulas. Setelah sakit pasti akan ada kesembuhan. Setiap hal yang hilang pasti akan ketemu. Dalam kesesaatan pasti akan datang petunjuk. Setiap kegelapan pasti akan datang terang benderang. Dan setiap kesulitan pasti akan ada kemudahan.Candra makin semangat dan meluruska
Baca selengkapnya

Good Bye

Malam kian larut, akhirnya ujian akhir di Ma'had berakhir. Dini sangat lega telah melewati ujian ini. Satu persatu beban perkuliahan terlewati. Semoga hasilnya memuaskan. Semua mahasantri kembali ke kamarnya masing-masing. Mereka menghabiskan malam dengan begadang. Menonton drama korea di laptop sampai subuh. Seperti merasa kebebasan yang luar biasa. Tidak akan ada ta'zir lagi. Tidak akan ada kegiatan sampai larut malam lagi. Mereka akan segera pulang ke rumahnya masing-masing. Berlibur dan meninggalkan Ma'had ini. Rasanya antara sedih dan senang. Sedih karena sebentar lagi Dini akan pulang kerumah dan tidak akan bisa bebas lagi. Senang karena tidak akan dituntut untuk hafalan, tidur malam dan bangun terlalu pagi untuk melaksanakan tadarus dan sholat tahajud lagi. Cherry bawel tidak tidur malam. Selain nonton drama korea. Mereka sibuk membahas tentang penampilan yang akan mereka bawakan, untuk perpisahan Ma'had besok malam. Kali ini, bukan musik tapi tarian. Mawar mengajari semua an
Baca selengkapnya

Membaik

Dewi sudah berhasil melewati semester satu. Sekarang dia ada dirumah, sudah tidak di mahad lagi. Dia mulai menikmati libur panjangnya selama satu bulan. Dewi akan mulai fokus untuk menulis. Mother masih menyita HP nya. Entah sampai kapan. Tapi Dewi tidak memperdulikan itu, diam-diam dia kan sudah memiliki HP baru dari Candra, pacarnya itu.Hubungan Mother dengan Dewi mulai membaik. Seperti tidak pernah terjadi pertengkaran masalah cintanya yang tidak mendapat restu. Dewi mencoba mengikuti saja alur ceritanya. Semua terserah sang maha pencipta. Mother mulai masak pindang tongkol kesukaannya. Dan Dewi sangat bahagia. Karena selama di mahad, tidak ada warteg yang memasak pindang tongkol, yang seenak masakan mothernya. Dia makan sangat lahap.Beberapa menit kemudian. Saat Dewi sedang asik melahap makanannya. Datanglah Mpep sodara perempuannya. Mpeb yang punya kisah cinta lebih prematur dibandingnya. Dewi jadi happy, dia penasaran dengan cerita selanjutnya. Setelah kemarin
Baca selengkapnya

Liburan

Masih di kampung Bali. Keluarga mother keliling ke semua spot. Jangan sampai ada yang terlewat. Mumpung masih ada di sini. Mereka selfy kesana kemari tidak merasa lelah sama sekali. Sementara Dewi sudah cape sekali. Kakinya seperti atlet yang habis lari maraton. Mrengkel, pegel-pegel tidak karuan rasanya.Hari sudah mulai sore. Sebentar lagi magrib. Dewi pikir sebentar lagi mereka akan pulang. Om, tante dan ketiga anaknya tampak santai sekali. Berbaring di panggung yang beralaskan kayu. Di atasnya seperti atap dengan design kuno ala Bali. Rebahan menikmati angin sawah yang sejuk semeliwir. Seperti betah dan tidak ingin pulang. Dan ternyata benar. Sampai hari mulai gelap. Lampu-lampu obor di kampung Bali mulai dinyalahkan pun, mereka masih betah berlama-lama.Dewi merengek ngajak pulang. Barulah mereka terbangun dari tidurnya. Om dan tante kaget karena hari tenyata sudah malam. Rupanya dari tadi mereka asyik tidur beneran. Bukan rebahan biasa. Om merasa haus setelah tid
Baca selengkapnya

Pasar

Dewi bosan kalau liburan kuliahnya harus makan tidur terus. Dia mulai mencari kesibukan yang menghasilkan uang selain menulis. Dia cari lowongan kerja di pasar deket rumahnya. Kebetulan temen rumahnya ada yang kerja di pasar. Jaga toko mas delima. Temennya ngajak Dewi untuk kerja di pasar. Tapi untuk jaga toko baju. Yang letak Ruko nya sebelahan dengan toko mas delima. Jadi Dewi bisa berangkat ke pasar bareng sama temennya.Tanpa surat lamaran kerja. Tanpa skck. Tanpa cv. Tanpa surat keterangan sehat. Dan tanpa pas foto empat kali enam. Dewi langsung diterima jadi pelayan toko baju raffa store di ruko pasar minggu. Bersyukurnya dia karena sudah ada kegiatan lain selain makan tidur yang menghasilkan uang. Setidaknya dengan keluar rumah. Dewi jadi bisa mainan HP dan bisa ngasih kabar ke Candra.Hari pertama kerja. Lumayan lelah. Karena banyak pengunjung. Dewi berdiri menyambut pelanggan datang. Kakak senior memberinya arahan sebelum toko dibuka. Kata kakak senior Dewi ha
Baca selengkapnya

Nyaman

Setelah menikmati libur panjangnya. Dini memiliki semangat yang tinggi untuk kuliah. selain sudah tidak sabar ingin berjumpa dengan kawan-kawannya. Dia juga sudah tidak sabar ingin belajar mata kuliah baru di semester dua. Ternyata dia mulai nyaman. Dan memutuskan untuk tetap lanjut di Jurusan Bahasa Inggris. Tidak akan DO ( drop out) dari kampus. Walau awalnya merasa seperti orang yang sedang NYASAR. (Setelah sampai di kampus) Seperti awal semester satu. Dini masih disambut dengan mesra oleh kawan-kawannya yang sudah tidak jumpa selama satu bulan. Sepertinya mereka sangat merindukan satu sama lain. Tentu saja. Dini pun merasakan hal yang sama. Tidak seperti awal semester satu. Kali ini dosennya tidak bolos ngajar. Malah terlihat killer alias galak. Pagi ini mata kuliah jam pertama yaitu pelajaran writing. Mata kuliah yang diampu oleh Mr. Lala Bumela, M.Pd. Beliau mulai mengabsen seluruh mahasiswa dan menjelaskan kontrak belajar untuk satu semester kedepan.
Baca selengkapnya

Bisnis

Semester Dua.Masih minggu pertama di semseter dua. Mata kuliah pun tidak jauh berbeda dengan semester satu. Bedanya hanya ada tulisan angka dua di belakang mata kuliah. Misalnya mata kuliah writing. Jadi mata kuliah writing 2. Reading jadi reading 2. Listening jadi listening 2. Speaking jadi speaking 2. Seperti itu.Sudah semester dua tapi Dini masih juga belum jago speaking Bahasa Inggris. Kalau ada dosen atau temen-temen yang presentasi pake Bahasa Inggris. Anehnya dia paham. Tapi giliran dirinya sendiri yang speaking susahnya minta ampun. Lidahnya kaku sekali. Mungkin karena belum ada rasa percaya diri. Jadi sampai detik ini pun dia belum mampu speaking.Untungnya, dia jago hafalan. Jadi kalau presentasi, dia hafalin dulu kalimat-kalimat apa saja yang ingin dia ucapkan. Jadi terlihat keren. Aslinya, kalau ada orang bule ngajak ngomong pasti dia gelagapan. Memang banyak yang bilang juga sih. Kalau muka-mukanya tidak ada tipe-tipe dari anak jurusan Bahasa Inggri
Baca selengkapnya

Murka

Masih tentang propolis dan bisnis MLM. Dini merasa obat mungil ini benar-benar mujarab. Dia tertarik ikut gabung dengan bisnis MLM ini. Tanpa pikir panjang dia langsung menghubungi Ros."Halo, kamu dimana? Aku minat nih ikut bisnis ini. Caranya gimana?" tanya Dini pada Ros lewat telepon."Aku di kantin kampus. Sini aja!! Nanti aku ajarin deh."Beberapa menit kemudian. Dini sampai di hadapan Ros. Ternyata Ros juga sedang memprospek teman-teman kampus lainnya. Jadi mereka semua barengan mendapat informasi tentang bisnis ini. Bisnis yang katanya bisa dapat penghasilan sehari seratus ribu.Kata pembuka yang Ros sampaikan adalah "semangat pasti bisa closing!!!" Closing, closing dan closing. Dini masih bingung apa yang di maksud dengan closing di sini. "Closing the door or apa sih?" suara batinnya banyak pertanyaan. Bisnisnya simpel. Hanya perlu cari dua orang tumbal saja untuk membuat jaringan.Jaringan adalah anak buah yang akan mengisi posisi di
Baca selengkapnya

Komputer

Semester Tiga.Program wajib kampus lainnya di semester tiga adalah PUSDIKOM. Kepanjangan dari Pusat pendidikan dan pelatihan komputer. Program ini di selenggarakan selama satu semester. Dimana tiap satu bulan hanya empat kali pertemuan. Yaitu hari sabtu saja tiap minggunya. Jadi bisa kita hitung, dalam satu semester kurang lebih hanya dua belas kali pertemuan. Setelah itu akan diadakan ujian. Ujian praktik langsung dan secara online yang di kerjakan di rumah atau dimana pun boleh.Pertemuan awal. Pak Dosen membuka pelajaran dengan membaca bismilah. Setelah itu langsung latihan jari. Kenapa ini penting? Agar kita tidak mengetik hanya dengan kedua jari telunjuk. Idealnya mengetik menggunakan komputer harus menggunakan sepuluh jari. Dewi langsung merasa tersindir. Karena pikirnya ngetik menggunakan telunjuk justru lebih cepat.Latihan dimulai. Pak dosen memerintah seluruh mahasiswa untuk mengingat. Kalau jari kelingking sebelah kiri. Hanya boleh digunakan untuk me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status